Chapter 3

Someone Special

NO ONE POV

Keesokan harinya Minami bangun lebih pagi dari biasanya. Dia menyempatkan sarapan, berpamitan dengan ibunya dan meluncur menuju rumah Atsuko dengan menggunakan sepeda. Sesampainya disana ia menunggu dirinya di depan pintu gerbang dan tak butuh waktu lama Atsuko muncul dari balik pintu dengan sedikit terperanjat kaget.

“Ohayou Acchan!”

“T-takamian! Ohayou. Sejak kapan kau ada disini?”

“Baru saja. Mari berangkat bersama.”

“Dengan naik sepeda? Sudah lama aku tidak naik sepeda.” Hendak naik sebuah mobil hitam berhenti di sebelah mereka.

“Good morning!” Melihat orang itu wajah Minami berubah suram.

“J-jurina, ada apa?”

“Seperti biasa, mengajakmu berangkat bersama. Apa yang sedang kalian lakukan?”

Lagi?! Apa aku harus membiarkannya lagi? Sudah pasti sepeda ini kalah dengan mobil besar itu.

Minami sedikit medesah.

“Gomen ne, mungkin lain kali. Aku ingin berangkat bersama Takamina.”

YES!!!

Wajah Minami berubah menjadi ceria.

“Oh, oke! Jaga gadisku Takamina, aku duluan!” Jurina memberi wink dan meninggalkan mereka berdua.

“YOUR GIRL?! DIA TIDAK MENCINTAIMU, SHE’S MY GIRL!!!” Teriaknya yang kemudian menutup mulutnya atas apa yang baru saja dia ucapkan.

“Apa aku tidak salah dengar? Coba kau ulangi, aku ingin mendengarnya lagi?!”

“A-ahahahaha... Yada, itu hanya leluconku!”

“Aku rasa itu bukan lelucon, itu terdengar nyata tanpa disengaja. Aku ingin mendengarnya lagi!”

“NO!”

“HORA!”

“Oke oke... KABUR!!!” Minami melesat dengan sepedanya.

“YAAAH... BERANINYA KAU MENINGGALKANKU!!!” Minami menekan remnya kemudian berputar balik kebelakang.

“Kau idiot!”

“Gomen ne, salahmu menggodaku. Cepat naik!”

“Hai.” Minami mulai mengayuh sepedanya dengan perlahan.

 

Di sepanjng perjalanan keduanya menikmati angin pagi dengan pikiran masing-masing. Mengingat teriakan Minami tadi membuat Atsuko tersenyum idiot tanpa menghilangkannya sampai akhirnya mereka memasuki gerbang universitas.

“Ya, sampai!” Atsuko melompat.

“Keringatmu cukup banyak. Pasti kau lelah membawaku!”

“Itu karena kau cukup berat, jadi aku harus mengeluarkan tenaga ekstra hehe” Atsuko memukulnya kemudian mengeluarkan sapu tangan dan membersihkan keringat yang membasahi pelipis Minami.

“A-acchan, aku bisa membersihkannya sendiri.”

“Sssssssssttt... Anggap ini bayaranku.” Minami pasrah dengan sedikit ketegangannya.

“Selsai... Kita harus berpisah. Terimakasih atas tumpangannya!”

“Hmm, terimakasih juga untukmu!”

“Bye!”

“Chotto matte?!”

“Nani?”

“S-siang nanti jika ada waktu aku ingin mengajakmu makan dirumahku.”

“Dengan senang hati!” Minami tersenyum puas.

“Oke siang nanti aku akan menunggumu disini. Ja ne!” Keduanya berpisah. Tanpa mereka sadari, Jurina memperhatikan mereka dibalik jendela kelas hingga seorang gadis berkacamata menepuk bahunya.

“What are you doing here?”

“I saw her with Takamina.”

“Your jealous?”

“Jelas terlihat bukan?! Semakin lama aku merasa Takamina seperti mencintai Acchan. Aku bisa melihatnya dari sikap dan matanya.”

“Lalu apa yang akan kau lakukan jika dia mencintai Acchan?”

“Menurutmu apa yang harus aku lakukan?”

“Baka! Pikirkan sendiri kau ini seorang pria. Jika aku menjadi dirimu aku akan menyatakan perasaanku sebelum orang lain mendahuluinya.”

“Your right! Masalahnya aku masih belum berani.”

“Kau sering berkencan dengannya, pulang pergi bersamanya dan kau bilang kau belum berani? Dasar pria payah! Sangat tidak sesuai dengan tampangmu dari luar.”

“I know that! Kau benar, aku harus mencobanya sebelum dia mendahuluiku.”

“Itu baru pria!” Jurina menepuk bahu gadis itu lalu pergi meninggalkannya di kelas.

“Baka baka baka! Sama saja aku menyerahkan dirinya ke pelukan gadis itu, arrrrrrghhhh! Kau memang bodoh Rena... Aku belum siap kehilangnya.” Gadis bernama Rena itu menggigit jemarinya dengan frustasi. Dia merupakan teman terdekat Jurina dan selama ini dia diam-diam menyukainya.

***

 

Kelas bubar, Minami buru-buru melesat pergi menuju tempat dimana ia harus bertemu Atsuko. Setelah keduanya bertemu di depan pintu gerbang, Jurina muncul dengan kembali menghalangi Minami untuk membawa Atsuko bersamanya. Tidak mau terus mengalah dia menggenggam tangan Atsuko dengan kuat.

“Sorry, hari ini kami memiliki janji dan dia harus pulang bersamaku.” Merasa situasi tidak enak Jurina akhirnya membiarkan mereka berdua dan di sepanjang jalan Minami gembira dengan kemenangannya.

“Kita sampai!” Atsuko mengerutkan keningnya melihat rumah yang cukup besar di hadapannya.

“Ini rumahmu?”

“Hai, hora kita masuk!” Minami menarik tangannya dengan lembut dan membawanya masuk.

“Duduklah disini, aku akan mengambilkan air minum.” Selagi Minami pergi ke dapur, Atsuko melihat-lihat sekeliling rumahnya yang besar itu.

“Jadi dia orang kaya?!”

“Apa yang kau lihat?” Minami muncul dengan mebawa segelas air dan cemilan.

“Aku hanya melihat sekeliling rumahmu. Aku tidak habis pikir kau ini orang kaya! Selama aku mengenalmu kau tidak menunjukannya.”

“Hahahaha aku hanya tidak suka menunjukan sesuatu yang tidak semestinya aku pamerkan, aku ini orang sederhana.”

“Waaaaah... Pemikiran yang bagus! Kau benar-benar berbeda dari kebanyakan orang kaya.”

“Yaaa itu mereka. Silahkan diminum, aku akan memasak makan siang untukmu.”

“Hai, arigatou!” Atsuko meneguk airnya.

“Onii-chan, kau sudah pulang?”

“Hai.” Dari atas tangga seorang gadis muncul dan mencuri perhatian Atsuko.

“Onii bagaimana cara memainkan game poke- ehhhhhh!” Gadis itu menatap Atsuko dengan menunjuknya.

“Haruka-chan!”

“Maeda-san!”

“Chotto, kalian berdua saling mengenal?” Keduanya mengangguk.

“Takamina, kau dan dia?”

“Paruru adalah adikku!”

“Eeeeeeeeehhhhh! Bagaimana bisa kau dan Yui tidak memberitahuku?!”

“Aku rasa itu bukan hal penting untuk diketahui orang.”

“Benar-benar tertutup, padahal kalian satu universitas!”

“Dia benar itu tidak begitu penting. Senangnya bisa bertemu denganmu lagi disini!” Haruka duduk disampingnya dengan merangkul tangannya.

“Apa kakaku yang pertama mengajakmu kemari?”

“Hmm.”

“Ini pertama kalinya si cebol itu membawa seorang gadis cantik sepertimu kerumah ini hehe”

“Shut up!”

“Kau yang diam, aku sedang bicara dengannya.”

“Pergilah ke kamarmu, kau mengganggu kencan kami!”

“Kencan? Jadi kalian berpacaran?” Keduanya saling memandang.

“A-aaaaaa iie, kami hanya berteman Paru-chan dan kakakmu mengundangku untuk makan siang.”

“Oh... Dengar baik-baik Maeda-san, selama ini kakakku belum pernah berpacaran dan kau satu-satunya gadis yang dia bawa kemari.”

“SHIMAZAKI!!!”

“Sebentar! Aku harap kau menyukainya dan menjadikan dia sebagai pasanganmu, aku bosan melihatnya sendirian.”

“HARUKA!!!”

“Calm calm! Satu lagi, hati-hati dengannya, dia suka menggigit!”

“SALT!!!”

“I’M SUGAR NOT SALT!!!” Atsuko tertawa lalu Haruka berlari menuju kamarnya.

“Maafkan adikku, dia masih polos!”

“Daijoubu, dia lucu.”

“Hmm, oke aku harus memasak sekarang. Jika bosan kau bisa menonton televisi.” Atsuko memberi anggukan. Sekitar satu jam lebih menunggu akhirnya semua hidangan sudah tersaji dan Minami memanggil adiknya untuk bergabung dengan mereka.

“Tadaima!” Semuanya menoleh ke arah pintu.

“M-mom!” Minami menelan ludahnya.

“Wangi masakan yang enak.” Wanita dengan rambut pendek itu berjalan menghampiri mereka dan sedikit mengerutkan kening melihat orang lain di antara kedua anaknya.

“Siapa ini? Your girlfriend my son?”

“D-dia...”

“Yes!” Minami menatap Atsuko dengan tidak percaya.

“Hontou ni?!”

“Hehe nanttene! Aku temannya.”

“Sangat di sayangkan kalian hanya berteman, ini pertama kalinya melihat anakku membawa seorang gadis cantik kemari. Aku ibunya, Shinoda Mariko. Whats your name?”

“Maeda Atsuko. Nice to meet you!” Keduanya saling mencium pipi kiri kanan dan ibu Minami tidak segan memeluk Atsuko dengan gemasnya.

“Your so pretty! Your face, eyes, lips, perfect!” Kali ini ibunya membelai rambutnya seperti anak sendiri.

“Mom, dia akan takut jika kau menyentuhnya dengan seperti itu.”

“Habis dia menggemaskan. Maaf aku memang seperti ini orangnya!”

“Its ok, aku merasa nyaman dengan hal ini.”

“Good girl! Sayang aku tidak bisa bergabung karena aku harus kembali lagi ke kantor. Sering-seringlah datang kemari dan ajak anakku berkencan, dia masih sendiri.”

“Mom!”

“Hmm, bukankah gadis ini sesuai dengan tipemu?”

“MOM!!!”

“Gomen. Silahkan lanjutkan!” Ibu Minami pamit mengambil berkas dan kembali lagi ke kantornya.

“Ibumu orang sibuk?”

“Begitulah. Mari kita makan!”

***

 

Jam menunjukan pukul sembilan malam. Sepulang mengantar Atsuko seperti biasanya, Minami sibuk berbincang dengan teman chattingnya tanpa henti hingga sebuah pesan menghentikannya.

From Yuuchan: Pemberitahuan dadakan... Besok hari ulang tahun dosen kita. Dia sudah menyewa cafe dan mengundang kita semua termasuk gadismu untuk mengisi acara panggung, kau harus ikut!

To Yuuchan: You mean Atsuko? Pasti, kesempatan untuk pergi bersamanya lagi hahaha

From Yuuchan: Kesempatan juga untuk menembak dia secepatnya hahahaha bye!

“Idiot!”

Drrrrrttt... Drrrrtttt...

Sebuah telepon dengan nomor baru masuk.

“Siapa ini. Moshi-moshi?”

“Takamina... Ini aku!”

“Acchan! Jadi ini nomormu?”

“Hmm, aku ingin meminta sesuatu?”

“What is that?”

“Aku ingin makan masakanmu lagi, bisa datang ke rumahku right now?!”

“Wait, aku akan ke sana sekarang!”

“Hahahaha dame dame, aku hanya bercanda!”

“Aish menyebalkan!”

“Aku hanya mencoba mengujimu.” Seseorang masuk ke dalam kamarnya.

“Waaaaaa... Akhirnya aku menemukan pokemonnya!”

“Suara siapa itu? Apa itu Haruka?!”

“Hai, gomen.”

“Aish menyebalkan! Keluarlah dari kamarku, aku sedang menerima telepon!” Haruka menyipikan matanya.

“Is that Maeda-san?”

“Calon kakak iparmu, go away!”

“MOMMY... ONII-CHAN AKAN MELEPAS MASA LAJANGNYA!!!” Teriakan Haruka cukup terdengar di telinga Atsuko. Tanpa ia sadari jawaban Minami membuat pipinya memerah padam.

“I’m really sorry, perkataanku barusan hanya untuk mengusirnya dari kamarku hehe”

“Daijoubu, menyenangkan jika aku memiliki adik ipar seperti Haruka hehehe” Kali ini wajah Minami yang merona merah.

“Kau pasti bercanda, dia asin dan menyebalkan!”

“Dia bilang dia Sugar! Dia terlihat menyenangkan hehe”

“Terserah kau!”

“Mmmm aku lupa ingin mengatakan ini. Aku mendapat undangan dadakan dari dosenmu, apa kau akan hadir besok malam?”

“Asal ada dirimu aku akan hadir hehe”

“Modusmu! Jangan terpesona melihat penampilanku besok!”

“Memangya kau akan tampil sebagai apa?”

“Penyanyi. Ini pertama kalinya aku akan menyanyikan lagu pemberian kakekku dan aku harap berjalan dengan lancar.”

“Maji?! Ini tidak boleh dilewatkan. Besok aku akan menjemputmu!”

“Tidak usah, aku akan berangkat dengan Tomochin.”

“Ahhh... Ok!”

“Aku akan menutup teleponku, sampai bertemu besok!”

“Hai.” Minami mematikan ponselnya.

“Akhirnya aku memiliki nomornya hihaaaaa!”

TING!

Potts_100: Kemana kau? Kau tidak membalas balasanku :x

“Astaga, aku lupa!”

Midge148: Aku baru saja mengangkat telepon, gomen. Jadi intinya sekarang kau mendapat dukungan dari adik dan ibunya? Benar-benar beruntung dan kau hanya tinggal menunggu pria imut itu menembakmu :v

Potts_100: Aku bisa mati jika dia menembakku hahaha aku harus tidur lebih awal, besok ada acara :D

Midget148: Idiot! Hai, oyasumi ^_^

Minami menyimpan ponselnya lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

TBC

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet