Chapter 2

Someone Special

NO ONE POV

Suara teriakan bergemuruh disekitar lapangan. Hari ini pertandingan bola basket antar bidang bahasa inggris dan bahasa jepang sedang berlangsung. Di pinggir lapangan, Minami sibuk memandang sinis Jurina karena panas melihat semua gadis berteriak padanya,  termasuk Atsuko. Tak lama satu dari kawannya meminta pergantian pemain dan dia masuk ke lapangan dengan gayanya yang cool. Dengan masuknya Minami permainan menjadi lebih seru dan panas. Minami begitu gagah menghadapi Jurina yang mulanya bermain bagus kini kewalahan ketika menghadapinya dan hal itu mendapat perhatian lebih dari Atsuko.

“Acchan kau tau? Saat duduk di bangku SMA dia atlit basket terbaik di sekolahnya.”

“Takamina? Pantas dia terlihat gagah, Jurina bahkan terlihat kewalahan menghadapinya.”

“Hmm... Lihatlah, dia yang ku kenal imut seketika berubah menjadi cool ketika berada di lapangan, sangat berbeda dengan yang ku lihat dari kesehariannya.”

“Hmm kau benar. Selain itu dia juga lucu dan menggemaskan. Terkadang setiap bertemu dengannya aku sangat gemas ingin menerkamnya hahaha”

“Awww... Chotto, apa kau...?”

“Menyukainya? That’s right!”

“Woahahaaaaa... Jadi kau menyukai seorang... berondong hahahaha”

“Shut up! Jarak dua tahun bukan masalah Yui dan itu sudah seleraku menyukai pria imut.”

“I know that. Lalu bagaimana dengan Jurina? Bukankah kalian sering berkencan? Hampir semua orang mengira kalian berpacaran.”

“Dia, jujur aku memang menyukainya juga but... Aku merasa biasa saja ketika bersamanya. Mengenai itu kami memang sering berkencan tapi kami tidak ada hubungan apa pun selain dari teman.”

“Souka. Tapi ngomong-ngomong jika memilih di antara mereka kau lebih memilih siapa?”

“Mmmmm... Aku bilang aku suka yang imut!”

“Woaaaaaaa... Berita besar untuk ku ceritakan padanya, lihatlah nanti bagaimana reaksinya hahaha”

“Aku akan membunuhmu jika kau memberitahunya.”

“Yui!” Mendengar suara serak lembut keduanya menoleh.

“Hei babe!”

“Babe?” Atsuko mengerutkan keningnya.

“Ahhh... She’s my girlfriend.”

“Shimazaki Haruka!”

“Maeda Atsuko!” Keduanya saling berjabat tangan.

“Seleramu memang bagus, kau manis dan dia terlihat asin. Kalian sangat cocok!”

“I’m sugar not salt!” Yui dan Atsuko hanya tertawa.

“Hai... Dimataku kau gula. Kemari!” Haruka duduk ditengah-tengah mereka dan kembali fokus menonton. Selama pertandingan Minami berhasil memasukan sembilan bola dan sampai di menit-menit terakhir, ia mencoba mengelabui Jurina dan ia berhasil memasukan bola kesepuluhnya hingga peluit berbunyi.

“KYAAAAAAAAAA!!!” Kini semua gadis berteriak padanya termasuk Atsuko.

“See, mereka berteriak untukmu termasuk dia!” Yuko memberi wink sebelum pergi. Merasa bangga Minami menoleh ke arah Atsuko dan mendapat dua jempol darinya. Saat itu, Jurina menghampirinya dengan menepuk bahunya.

“Tidak ku sangka kau hebat! Aku bahkan kewalahan menghadapimu. Aku punya tim basket di luar sana dan aku mau kau bergabung bersama timku, apa kau berminat?”

“Mmmm itu... Dulu aku memang menyukai olahraga ini, tapi kali ini aku tidak begitu menyukainya. Terimakasih atas tawarannya, aku hanya ingin fokus dengan kuliahku.”

“Ah i see.” Keduanya saling menepuk bahu dan meninggalkan lapangan.

 

14:00PM

Cuaca yang mulanya cerah kini menjadi mendung dan tak lama hujan turun mengguyuri tanah. Karena hujan yang cukup deras, Atsuko yang baru saja keluar dari kelasnya harus menunggu hujan reda dengan berdiri di depan kampus bersama anak-anak lainnya.

“Payungku cukup besar untuk berdua. Aku akan mengajak gadis disampingku pulang bersama. Apa dia akan menolaknya?” Atsuko tersenyum manis tanpa melihatnya.

“Jika aku mau apa kau tidak keberatan Takamina?”

“Untuk gadis secantik dirimu tidak sama sekali hehe” Kini Atsuko menoleh padanya.

“Mari kita pulang!” Minami mengangguk senang dengan membukakan payungnya dan keduanya mulai berjalan.

Di sepanjang perjalanan keduanya mengobrol hal acak dengan gelak tawa mereka. Sikap Minami yang biasanya selalu kaku di hadapan Atsuko kini mulai berani bersikap lepas seperti teman akrab dan hal itu membuat Atsuko mulai nyaman berada di dekatnya. Bahkan karena keasikan mengobrol Atsuko baru sadar dengan air hujan yang membasahi bajunya.

“Bajuku! Kau bilang payung ini cukup besar.”

“Ku pikir payungku ini cukup besar. Bergeser lebih dekat denganku, kau akan aman.” Tanpa basa basi Atsuko langsung mendekat dengan merangkul pingganya.

“Apa kau tidak kebertan jika kita berjalan dengan seperti ini?”

“Oooo... T-tentu!” Tubuh Takamina seketika menegang seperti tersengat listrik. Di dalam hatinya ia ingin berteriak sekencang-kencangnya dengan apa yang terjadi sekarang. Sama halnya dengan Atsuko, dia tersenyum senang karena ini pertama kalinya ia berani merangkul seorang pria imut ini.

***

 

Sampai di depan rumah, Minami langsung berpamitan pulang namun Atsuko memaksanya untuk masuk dan makan bersamanya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang langka ini Minami menyetujuinya dan sekarang ia sedang duduk memandang Atsuko yang sibuk mengambil bahan makanan dari lemari es.

Bahkan dilihat dari belakang kau tetap terlihat cantik! Errrrrrr... Jika aku pria nakal aku akan langsung memelukmu dari belakang hehe

Dia tersenyum idiot hingga matanya menangkap sesuatu yang ia lupakan.

“Aku rasa kau harus mandi dan mengganti pakaian terlebih dahulu.”

“Oh, tapi aku harus menyelsaikan ini.” Minami berdiri menghampirinya.

“Biar aku yang memasaknya dan kau pergi ke kamarmu sana!”

“Memangnya kau bisa?”

“Kau belum tau aku ya? Walau aku seorang pria aku sangat senang memasak. Ku pastikan kau ingin terus menerus memakan masakanku setelah mencobanya.”

“Hontou? Aku akan memanggangmu jika kau berbohong!”

“Hahahaha sudah cepat pergi ke kamarmu.” Atsuko mengangguk dan pergi menuju kamarnya sementara Minami mulai mempersiapkan menu yang akan ia masak tanpa menghilanagkan senyuman idiotnya.

 

Satu jam kemudian, Atsuko keluar dari kamarnya dan menghentikan langkahnya di ujung tangga. Dia tersenyum dan matanya terpaku memandang Minami yang sedang sibuk memasak.

Aku pikir-pikir di banding di lapangan tadi kau lebih terlihat keren saat memasak! Ini baru pria idaman!

Dia terus memandangnya sampai akhirnya Minami menoleh padanya.

“Kau sudah selsai? Apa yang kau lakukan dengan berdiri disitu?”

“Aaaaa... N-nothing!”

“Kemarilah, semuanya sudah siap.”

“Woaaaa... Wanginya cukup enak!” Atsuko menarik kursi dan duduk disebelah Minami.

“Nani kore?”

“Menu ini rahasia dan hanya aku yang bisa membuatnya hehehe”

“Eeeeee... Aku akan mencobanya.” Dia mengambil sendok dan mulai melahap hidangannya, sementara Minami menunggu bagaimana responnya.

“Bagaimana, enak?” Atsuko mengabaikannya dengan terus memakannya dengan lahap.

“Hei kau tidak menjawab pertanyaanku. Apa rasanya enak?” Atsuko hanya terus memakannya sampai habis. Dia menoleh padanya lalu mengelus kepalanya dengan gemas.

“HONTOUNI OISHII!!!” Minami tersenyum bangga sekaligus gemetar dengan apa yang terjadi barusan.

“Ku bilang apa, masakanku enak!”

“Hai, ini kali pertamanya aku menemukan masakan seenak ini dan dibuat dari tangan seorang pria hehe”

“Hehehe jika kurang kau bisa memakan bagianku.”

“No thanks, kau sendiri belum makan.”

“Daijoubu, aku sudah sering memakan masakan ini, kau bisa ambil jika kau mau.”

“Okay tapi aku tidak akan membiarkanmu pulang tanpa perut terisi.” Atsuko meraih hidangannya kemudian menyodokan sendok ke mulut Minami.

“Nani kore?!”

“Aku hanya ingin menyuapimu.”

“A-aku bukan anak kecil!”

“Ayolah... Hanya sekali!”

“Yada!”

“Horaaaa!” Atsuko mencoba memaksanya tetapi Minami menahan tangannya hingga tubuh Atsuko sedikit terdorong kedepan.

DEK!

Keduanya saling bertatapan langsung dengan jarak yang begitu dekat.

1...

2...

3...

Minami mendekat, mendekat, mendekat hingga ia berhasil melahap makanan yang ada di tangan Atsuko.

“Sudah, selanjutnya aku bisa makan sendiri.”

“A-aaa h-hai.” Keduanya memisahkan jarak dengan tersipu.

“Dozo, kau saja yang makan aku sudah kenyang.”

“Kau tidak akan menyuapiku lagi?”

“NO!” Minami menahan tawanya melihat sikap Atsuko yang terlihat gugup.

“Oke.” Dia mulai memakan makanannya.

Sehabis makan keduanya duduk di sofa sembari menonton televisi.

“Atsuko-san, ngomong-ngomong dimana orang tuamu?”

“Mereka tinggal di luar kota, aku hanya tinggal sendiri disini.”

“Kau tidak takut tinggal sendirian?”

“Takut apa? Aku sudah terbisa sendiri, lagi pula mereka sering mengunjungiku jika ada waktu.”

“Oh... Aku ingin bertanya sesuatu, tapi jika kau tidak mau menjawab tidak apa-apa.”

“What is that?”

“Mmmm bagaimana kau menganggap Jurina? Hubungan kalian saat ini, apa kalian hanya sebatas teman atau mungkin... menjalin h-hubungan?”

“Pertanyaan yang hapir sama dengan Yui. Langsung saja, kami hanya berteman dan tidak lebih dari itu.”

“Hontou? Lalu apa kau memiliki perasaan padanya?”

“Soal itu, aku memang menyukainya. Dia baik padaku, selalu memperlakukanku seperti pasangannya tapi, aku belum memiliki perasaan untuk mencintainya.” Minami sedikit mendesah kecewa.

“Oh! Mengenai jawabanmu, menyukai dan mencintai bukankah itu sama?” Atsuko memukul kepalanya dengan bantal.

“Baka! Mencintai itu berarti kita memiliki perasaan lebih dan ingin memilikinya, berbeda dengan menyukai. Itu hanya sekedar perasaan kagum dan terkadang hanya kita rasakan sesaat.”

“Oh... Jadi, kau hanya sekedar menyukainya?”

“Hmm.” Kini dia tersenyum senang.

“Kenapa memang? Tumben kau bertanya mengenai ini.”

“Iie, aku hanya penasaran apa seorang Maeda Atsuko-san masih sendiri atau tidak hehe” Kini bantal melayang ke wajahnya.

“Lalu bagaimana denganmu, kau masih sendiri atau tidak?”

“Pertanyaan yang bagus! Aku masih sendiri.”

“Bohong!”

“Berbohong itu dosa, aku mengatakan yang sebenarnya.” Keduanya tertawa.

“Mmm Atsuko-san, apa boleh aku meminjam ponselmu?”

“Kore!” Minami membuka layar kuncinya lalu memasukan nomor ponselnya.

“Ini nomorku, jika kau ingin memakan masakanku lagi kau bisa menghubungiku.”

“Eeeeeee! Jika aku menghubungimu tengah malam hanya untuk sekedar memasak mie instan kau akan datang?”

“Untuk gadis secantik Atsuko-san why not!” Atsuko tersipu.

“Oke... Tapi ngomong-ngomong, bisa panggil aku Acchan seperti yang lainnya?”

“Apa yang salah?”

“Tidak ada yang salah, aku hanya merasa tua ketika kau memanggilku Atsuko-san.”

“Kau memang sudah tua, Acchan!”

“I hate you!”

“Hahahaha gomen. Aku harus pulang, ini hampir malam. Terimakasih untuk semuanya, lain kali aku akan mengundangmu untuk makan malam dirumahku bersama adik dan ibukku.”

“Secepat itu? Huhuhu aku akan tagih janjimu nanti hehehe”

“Hmm, aku pamit. See you tomorrow!” Minami melambaikan tangannya lalu keluar dari rumahnya dengan berlari sembari berteriak. Atsuko yang menyaksikannya menggaruk kepalanya dengan bingung.

“Dasar aneh dan tunggu, dia bilang dia masih sendiri?!” Atsuko membanting pintu dan kini giliran dirinya yang berlari menuju kamar dan melompat ke atas tempat tidur.

“Dia masih sendiri... Dia masih sendiri... Kyaaaaaaaaaaa!”

TING!

Sebuah pesan line masuk dan buru-buru dia membukanya.

Midget148: POTTS!!! AKU MEMILIKI HARAPAN DENGANNYA >_<

Potts_100: Really?

Midget148: Hmm, dia tidak mencintai pria itu dan kau tau? Aku berkencan bersamanya dan itu dirumahnya >_<

Potts_100: Woaaaaaa... Congratulations to you! Itu berita bagus, jangan kau sia-siakan kesempatanmu. Kau pasti bahagia sekarang dan aku sedang merasakan hal yang sama dengan pria yang pernah aku ceritakan padamu ^_^

Midget148: Arigatou, aku tidak akan menyia-nyiakannya. Pria imutmu itu? Apa yang terjadi?

Potts_100: Hai, aku mengajaknya makan dirumahku lalu dia memasak makanan untukku. Kau tau? Rasa masakannya sangat enak, dia memang pria idamaku! Hal lainnya, sekarang aku sudah tau dia masih sendiri >_<

Midget148: Woahahahaaaa... Omedetou! Chotto, mengapa ceritamu mirip seperti yang aku alami hari ini?!

Potts_100: Waaah! Mungkin hanya kebetulan, kita bernasib baik dengan hal yang mirip hehehe

Midget148: Hahaha... Aku akan pergi mandi, semoga pria itu segera menjadi pacarmu!

Potts_100: You too ^_^

Atsuko melempar ponselnya dan menutup matanya tanpa melepas senyuman termanisnya.

 

TBC

 

 

 

 

.

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet