Love is in the Air

1AM
Please Subscribe to read the full chapter

Anak laki-laki itu menghela napas panjang melihat adiknya sudah rapi berdiri di depan pintu kamarnya dengan kedua tangan bersedekap di depan dada. Matanya menatap tajam kakaknya dan wajahnya menunjukkan ketidaksabaran. “Kau lama sekali.” Kali ini ditambah dengan hentakan kaki. Ten mengabaikannya, sibuk mencari pakaian yang pantas dikenakan ke perayaan selamat datang untuk Taeyong.  Ya Taeyong yang itu, si anak aneh yang tanpa malu menggodanya di pasar tadi siang. Adiknya sudah berbicara banyak tentang anak itu setelahnya.

Ten tidak yakin bahwa adiknya pernah menganggapnya sebagai kakak.  Selama ini dia merasa selalu diperlakukan seperti pembantu oleh adiknya dan dia tidak bisa protes karena dia yang lebih tua. “Kau kan lebih tua, harusnya paham dengan kelakuan adikmu,” adalah jawaban kedua orang tuanya setiap kali Ten mengadukan tingkah laku adiknya yang menyebalkan itu.

Seperti sepuluh menit yang lalu, adiknya dengan tiba-tiba datang dan menyuruhnya untuk menemaninya ke pesta Taeyong.  

“Tapi aku belum mandi.” Tolak Ten yang saat itu masih bermalas-malasan di atas kasurnya.

“Yasudah mandi.”

“Tapi—”

“Tidak usah banyak alasan, lima belas menit belum siap aku seret ke rumah Hansol!” Jelas sekali Tern tidak menerima penolakan. Dan Ten, seperti yang disebutkan sebelumnya, tidak bisa protes.  Adiknya itu selalu memaksanya melakukan sesuatu dan terkadang bahkan tidak bertanya padanya terlebih dahulu.

“Lain kali tanyakan dulu padaku,” Ten mau tidak mau harus sabar. “Bagaimana kalau aku tidak mau?”

“Siapa peduli?”

Astaga.

“Ayo Ten nanti kita telat,” Tern yang semakin tidak sabar masuk ke kamar Ten dan mulai menarik-narik lengan kakaknya.

“Siapa peduli?” Savage as .

Tern tentu saja tidak suka diperlakukan seperti itu. Tidak peduli kalau kakaknya belum selesai mengancingkan bajunya, dia sudah menyeretnya keluar.  “Sudah lima belas menit. Aku tidak mau kita telat, aku mau memberikan kesan baik untuk Taeyong oppa.”

“Bagaimana dengan Hansol hyung?”

“I dropped him,” jawab Tern dengan enteng.    

Ten mendesah, masih kepayahan mengancingkan kemejanya dengan satu tangan karena tangan yang satu terperangkap dalam pelukan adiknya yang saat ini menyeretnya menuruni tangga.

“AAAH!!” Baik Ten dan Tern terperanjat mendengar teriakan itu. “TEN KAU TIDAK SOPAN SEKALI!” Ternyata teriakan itu adalah milik Lalisa, dia sedang berdiri di ruang keluarga dengan dua tangan menutupi matanya. Ten jadi salah tingkah dan segera menarik tangannya yang lain untuk mengancingkan kemejanya secepat dia bisa. Adiknya memutar bola matanya, terlihat tidak terhibur. Setelah  selesai Tern kembali menyeretnya keluar rumah.

Mereka berjalan beriringan di pinggir jalan. Di desa ini, kalau sudah malam tidak ada lagi kendaraan umum yang beroperasi. Ten heran kenapa sepi sekali padahal masih jam tujuh malam. Berbeda dengan Seoul yang bahkan jam dua belas malam saja masih ramai. Ten juga heran kenapa udara dingin sekali sampai dia sadar bahwa dia lupa memakai jaketnya.

Oh sialan.

Ten bukanlah anak yang tahan dengan dingin. “Tern,” panggilnya. Tern merespon dengan sebuah gumaman, “Aku lupa membawa jaket.” Padahal mereka sudah setengah jalan. Tern yang tadinya sibuk bermain game di handphonenya berhenti. Ten tahu adiknya tidak akan suka dengan beritanya karena itu berarti mereka harus kembali ke rumah.

“Bodo amat, yuk lanjut jalan!” Harusnya Ten tidak kaget dengan respon adiknya, “Kau tidak akan mati kedinginan.” Ten hanya bisa menghela napas lagi ketika Tern mulai menyeretnya kembali.

Siapapun yang menerima perlakuan Tern terhadapnya pasti akan marah tapi tidak dengan Ten. Jengkel memang iya, tapi kalau marah dia tidak bisa. Walaupun begitu Tern tetaplah adik serta anak perempuan satu-satunya di keluarganya. Tern juga satu-satunya orang yang akan mendengarkan curhatannya ketika dia terlalu malu bercerita kepada sahabat-sahabatnya. Itu membuat Tern otomatis jadi tahu rahasia-rahasianya dan Ten tidak mau adiknya membeberkan aib miliknya jika suatu hari Ten membuat adiknya jengkel. Lagipula jika Ten berani memarahi adiknya yang ada Tern malah akan berbalik memarahinya dengan lebih ganas.

“Hai Ten! Tern! Kalian datang!” Seru Hansol ketika melihat dua sosok yang dinantikannya. Sudah sepuluh menit dia berdiri di depan pagar rumahnya menanti kakak beradik itu datang. Hansol dengan semangat lekas menggenggam tangan Tern kemudian menuntunnya masuk. Ten terkekeh melihat muka adiknya yang memerah. Cih move on apanya.

Rumah itu dihuni oleh keluarga Hansol yang terdiri dari nenek serta kedua orang tuanya dengan tambahan satu anak lagi yang menghabiskan liburannya di sana. Lee Taeyong. Semuanya menyambut kedatangan Ten dan Tern dengan hangat dan mempersilahkan mereka duduk. Kecuali Taeyong, yang sedari tadi sibuk memainkan makanan yang ada di piringnya dengan wajah bosan tanpa peduli apa yang sedang terjadi.

“Taeyong,” bibinya menyenggol lembut lengannya. “Sambut tamu undangan kita.”

Tamu undangan apa, ini kan pestanya, kenapa mengundang orang yang tidak dia kenal. Taeyong ingin sekali menyeruakan apa yang ada di pikirannya sampai dia menoleh dan matanya bertatapan langsung dengan mata anak laki-laki itu.

“Ten,” nama itu keluar dari mulutnya sebagai bisikan. Dia tahu nama anak itu setelah menggali informasi dari sepupunya. Sepanjang hari dia tidak bisa melupakan kejadian yang terjadi siang tadi di pasar. Awalnya dia ingin se

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
glennrodho #1
Ayeye ♥.♥ TaeTen ♥.♥
azxka_ #2
Sukaaa
intandm97 #3
Ayeye ♥.♥ TaeTen ♥.♥
arscy8 #4
Chapter 3: Akhirnya ketemu fanfic taeten yg seru yeayy. Fighting
mimimini #5
Chapter 9: senyum senyum sendiri..
apalagi pas yg di sungai...
oke.. berharap epilognya lebih greget..

hahaha.... ty menderita banget ya???
mimimini #6
Chapter 9: senyum senyum sendiri..
apalagi pas yg di sungai...
oke.. berharap epilognya lebih greget..

hahaha.... ty menderita banget ya???
sohee2303 #7
Chapter 8: epilog must go on!#maksa^^
TT71227 #8
Chapter 8: Sequel plisssss!!! Wajib sequel authornim!! >< pengen liat perjuangan taeyong di seoul nyari ten!! Jgn biarkan taeten berakhir ganjel kaya gini ?
Sngat sangat ditunggu! ^^ fighting!
TT71227 #9
Chapter 8: Sequel plisssss!!! Wajib sequel authornim!! >< pengen liat perjuangan taeyong di seoul nyari ten!! Jgn biarkan taeten berakhir ganjel kaya gini ?
Sngat sangat ditunggu! ^^ figting!
KiyoKiyoHi #10
Chapter 8: Lubang sialan yg malah bikin kisah mereka lebih berwarnaaaa~ ahay good job lubang di jalan! wkwkwk #plak
dan plissss pertemukan Taeyong n Ten di seoul xD pasti bakal menarik xD
Sequelnya ditunggu ya Authornim. Hehe Fighting.