Baekhyun's Story

When Chanyeol Read 10080 [Indonesia Translation]
Please Subscribe to read the full chapter

Baekhyun merasa gemetar menjalar di tulang belakangnya saat boxernya – celana sepaha mengenai marmer dingin di meja dapur. Dia mengernyit saat ia menekan bungkusan es secara berulang-ulang pada luka memar yang mulai terbentuk di kepalanya.

Memperhatikan Kris melangkah bolak-balik di dapur kecil dengan tatapan tegas di wajahnya, dia tidak bisa selain menyadari Kris yang sedang marah terlihat setidaknya 10 cm lebih tinggi dari biasanya.

***

Dengan 12 laki-laki muda hidup bersama di bawah keadaan yang keras, mereka semua wajar ambil bagian dalam perdebatan dan pertengkaran. Setiap member setidaknya pernah sekali mengutuk sebagian dari EXO ke nereka dan kembali lagi.

Mendapat pukulan di perut biasanya sebagai ganti dari tepukan ringan di bahu, malam sering kali diakhiri dengan pertandingan adu gulat yang buruk, dan terkadang mereka membuat make-up artis mereka hampir menangis setelah bermain terlalu kasar dan berakhir dengan lebam yang sulit diatasi.

Tapi tidak ada yang pernah melanggar peraturan nomor satu : jangan melakukan kekerasan fisik jika kau benar-benar marah.

Manajemen mempunyai kebijakan yang tegas jika terjadi kekerasan. Itulah mengapa Joonmyeon dan Kris keduanya mengawasi seperti elang setiap kali perdebatan mulai di luar kendali.

Dulu hampir ada beberapa panggilan, tapi Joonmyeon terbukti menjadi juru runding yang sangat baik dan ketika Kris ambil bagian, tidak peduli siapa pun yang mengancam untuk melemparkan tinjunya, penyerang terserang tersebut biasanya mengaku kalah, secepatnya. Para leader merasa bangga pada kenyataan bahwa tidak ada diskusi yang pernah mengarah ke pertengkaran fisik. Para member tahu akan ada konsekuensi jika manajemen mengetahui segala bentuk tindakan agresif.

Kris sangat marah ini terjadi di bawah pengawasannya.

“Kau tahu aku harus memberitahu Sunghwan tentang ini.”

Kepala Baekhyun tersentak, seketika menyesali gerakan cepatnya saat rasa nyeri berdetak di tengkoraknya dengan kuat.

“Ouch.. Hyung, jangan. Jika perusahaan tahu tentang ini..”

“Kalau begitu aku yakin tindakan mereka tepat sekali. Kau bisa membenturkan kepadamu di toilet atau bak.” Suara Kris dingin dan tidak peduli, tapi Baekhyun melihat kekhawatiran dan panik di mata rapper tersebut, dan dia tahu Kris bisa saja bertindak tanpa belas kasihan jika dia merasa dia memiliki tanggung jawab.

Saat Kris mengambil telepon seluler di kantongnya, Baekhyun melingkarkan tangan bebasnya di sekeliling pergelangan tangan laki-laki yang lebih tua tersebut, menariknya sampai Kris menoleh ke arahnya.

“Telpon Joonmyeon dulu. Aku mohon,” mohon Baekhyun, memperkirakan Kris akan ragu untuk mengadukan Chanyeol tanpa dukungan dari leader lain.

Kris berhenti sejenak, kemudian menjauhkan ponselnya dan melingkarkan tangan bebasnya di sekeliling pinggang Baekhyun, dengan hati-hati  membantunya dari meja dan menuntunnya ke kamarnya. “Ayo pakai bajumu sebelum kau kedinginan. Aku akan berbicara dengan Joonmyeon nanti.”

“Terima kasih”

“Kenapa kau membela laki-laki itu?” tanya Kris saat dia menutup pintu kamar mandi di belakang mereka. “Dia hampir memecahkan tengkorakmu karena.. apa, harus mandi air dingin?”

Dia menunduk untuk membantu Baekhyun memakai pakaian yang telah ia pilih untuk hari ini.

Vokalis tersebut mengedikkan bahu. “Aku tidak tahu jika hanya itu. Dia bertingkah aneh selama makan malam kemarin juga, dan saat aku kembali ke dalam untuk berbicara dengannya, dia pura-pura tertidur.” Baekhyun menarik turun baju yang Kris bantu pakaikan. “Dia tidak pernah begitu sebelumnya. Aku yakin ada sesuatu yang terjadi.”

Kris menggerutu saat dia mengikat sneakers Baekhyun, “Sebaiknya ada penjelasan yang bagus untuk itu.” Dia berdiri, sekali lagi memberikan tatapan ke arah Baekhyun sebelum melihat jam tangannya. “Sunghwan akan datang dalam lima menit. Sekarang, apa kau yakin kau baik-baik saja?”

“Aku akan baik-baik saja.”

***

“Bukan di sini. Pergi duduk di depan.” Kris meletakkan tangannya dengan kuat di dada Chanyeol, mendorong dia kembali saat dia mencoba untuk mengambil tempat duduk biasanya di van luas tersebut, di samping Baekhyun. Yang terakhir merasakan mata Chanyeol menatapnya, dan ketika Baekhyun menoleh, berharap melihat kemarahan atau rasa bersalah, dia terkejut melihat sekilas ketakutan dan kesedihan di mata cokelat gelap rapper tersebut sebelum Chanyeol menundukkan kepalanya dan berbalik, duduk di kursi penumpang.

Baekhyun memperhatikan bahu membungkuk Chanyeol, dan walaupun rasa sakit yang memukul kepalanya memberinya banyak alasan untuk marah padanya, dia khawatir, jika saja, dia yang menyebabkan Chanyeol melakukan itu. Baekhyun menyusun dalam kepalanya, mencoba mengingat beberapa minggu belakangan ini, mencari apa yang dia telah lakukan atau katakan yang membuat Chanyeol menatapnya seperti itu.

Mereka sudah hampir sampai, sangat cepat. Chanyeol adalah satu-satunya trainer senior yang benar-benar menyambut dengan baik saat Baekhyun masuk SM, dan dia akan selamanya berterima kasih padanya untuk menerima semua kelakuan ganjil dan anehnya. Ada sesuatu tentang sang rapper, perasaan akrab yang membuat Baekhyun merasa menurunkan pertahanannya di lingkungan dimana semua orang berkompetisi dengan kejam. Masa training-nya sendiri lumayan singkat, dibandingkan dengan member EXO yang lain, dan Baekhyun sering mendapati dirinya merasa jika dia bisa saja berlangsung selama itu, dia masuk perusahaan dengan cepat. Dia hanya pernah mengatakan pemikiran tersebut pada Chanyeol.

*

Bau keringat dan kayu anehnya sudah menjadi biasa dalam lima bulan sejak dia berada dalam program traine SM.

Baekhyun menempelkan pipinya pada lantai, tetap menutup matanya dan berharap badannya menjadi rileks, berharap dia bisa tenggelam ke dalam kayu, menghilang dari pandangan, tidak bangun kembali sampai –

“Hei, apa kau baik-baik saja?”

Suara bariton Chanyeol membuatnya tetap terjaga dari hanyut menjauh.

“Aku baik-baik saja, lanjutkan,” Baekhyun menolak membuka matanya; dia ingin sendiri, untuk istirahat. Ada suara berdentum dan tiba-tiba dia merasakan napas seseorang mengenai wajahnya. “Kau tahu choreography ini tidak mengharuskanmu terjatuh dan bercumbu dengan lantai, huh,” goda Chanyeol.

Baekhyun menoleh ke pria tersebut, yang tersenyum lebar dengan bimbang saat ia melihat tatapan di mata si penyanyi tersebut. Baekhyun mencoba menelan gumpalan yang ada di lehernya, tapi ia tidak bisa menghentikan air matanya dan hal selanjutnya yang ia tahu, ia diangkat oleh Chanyeol, yang mengangkatnya dengan gaya tuan putri keluar dari ruang latihan dan menuju ruang ganti menuruni koridor.

“Apa kau terluka, secara fisik?” Chanyeol berlutut di

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Teddy_Bear_22 #1
Gracias por traducirla aunque tampoco se indones ???
flynnitha #2
Chapter 4: Ini lucu wkwkwk
Semalem karna lagi galau dan gak tau harus gimana, aku teringat 10080 dan mulai nyari terjemahannya di google buat dibaca lagi untuk yang ke sekian kalinya.

Trus aku nemu ini di hasil pencarian.

Aku suka persahabatan mereka : )
AnaHsnh
#3
Chapter 4: Wkwkw,, endingnya sangat lucu. Tida kebayang mereka bikin fanfic
aiwataru1
#4
Huaaa keren ceritanya! >.<