Chanyeol's Story

When Chanyeol Read 10080 [Indonesia Translation]
Please Subscribe to read the full chapter

“Tidak bisa menahannya lagi, Chanyeol melemparkan buku tersebut ke kasurnya kemudian dia mengambil jaketnya dan meninggalkan apartemen. Dan tanpa sepengetahuannya, ketika buku tersebut mendarat, buku tersebut terbuka ke halaman terakhir dimana Baekhyun telah menulis pesan terakhirnya.” (From 10080 by EXObubz)

Chanyeol menatap layar, sebuah kode binari aneh memusingkan matanya.

Terdengar ketukan di pintu, dan dia hampir tidak mengetahui Sehun memanggilnya. “Chanyeol?”

Dia segera menghapus air matanya dengan lengan bajunya, berharap air matanya berhenti mengalir di pipinya. Hal itu tidak membantu. Sehun melangkah masuk, terkejut melihat rapper yang selalu ceria dengan mata bengkak dan pipi merah terang.

“Hyung, ada apa?”

Ketika maknae mendekati meja, Chanyeol dengan kuat memhempaskan laptopnya tertutup. “Bukan apa-apa. Aku.. hanya membaca laporan berita mengerikan tentang penganiayaan hewan.”

Sehun segera menutup telinga dengan kedua tangannya dan mulai berjalan mundur keluar dari kamar. “Oh, jangan ceritakan padaku, jangan ceritakan padaku, aku tidak mau mendengarnya.”

“Aku tidak akan.”

Ketika dia mencapai pintu, Sehun berbalik. “Makan malam sudah siap. Mau bergabung dengan kami?”

“Iya, tunggu sebentar.”

“Baiklah.”

Pintu kembali tertutup. Chanyeol mendengar gesekan kursi yang ditarik dan ocehan bersemangat member band di dapur. Perutnya berputar memikirkan Baekhyun hanya berjarak beberapa langkah darinya.

Chanyeol bukan jenis laki-laki yang menangis dengan mudah. Dia menganggap dirinya sebagai orang yang stabil, dibandingkan beberapa teman membernya. Itu membuatnya bingung kalau cerita tersebut memberikan semacam dampak besar kepadanya.

Itu adalah cerita dari dunia yang berbeda, dengan orang yang berbeda. Tentang seorang laki-laki yang mirip dengannya, dengan nama yang sama, dan hanya itu. Tidak ada alasan untuknya merasa bersalah atas pilihan Chanyeol-10080. Tidak ada alasan untuknya merasa terdorong untuk melangkah ke Baekhyun di ruang lain dan mengatakan padanya bahwa dia tidak akan meninggalkan Baekhyun. Bahwa dia tidak akan pernah mengkhianati pertemanan mereka, atau meninggalkan dia ketika hal buruk terjadi padanya.

Tidak ada alasan yang tepat untuk Chanyeol memikirkan hubungannya dengan Baekhyun, khawatir jika perasaannya pada sang vokalis tiba-tiba berubah, atau jika dia bisa kembali bersikap normal di sekitarnya, seperti kalau ini tidak pernah terjadi, seperti jika dia tidak pernah mendengar tentang 10080.

Tapi dia melakukannya.

***

“Kau terlihat mengerikan.”

Jongin adalah orang yang selalu jujur. Chanyeol terbatuk saat dia duduk di samping dancer tan tersebut, bergumam bahwa dia baru saja bangun dari tidur siang. Dia melihat Sehun menatapnya dari ujung lain meja, dan Chanyeol bersyukur dia tidak bereaksi terhadap kebohongan kecilnya. Dia yakin telah menggunakan tetes mata sebelum bergabung dengan member lainnya. Matanya bengkak tapi tidak semerah beberapa menit yang lalu.

Makan malam menyiksa.

Dia tidak berbicara, berpura-pura seperti tidak biasanya lebih tertarik pada makanan di piringnya. Jongdae dan Baekhyun, dua mood makers lainnya di grup, terlihat tidak menyadari pasangan cekcok mereka tidak bercanda malam itu. Ketika Tao mengosongkan botol air, Chanyeol dengan suka rela segera mengisi ulang. Berbagai alasan untuk menjauh dari teman bandnya yang riang dan terutama Baekhyun, ia sambut dengan senang.

Ketika dia menekan kran, dia menutup matanya, dan membiarkan air dingin mengalir di pergelangan tangannya.

Tarik napas – buang napas.

Akan ada pertanyaan canggung jika seseorang menyadari perilaku anehnya; dia harus menyadarkan dirinya. Dia berdiri dengan punggung menghadap ke grup ketika suara Baekhyun mengejutkannya dari lamunannya.

“Chanyeol! Ambil saus Tabasco saat kau di situ, aku tidak bisa mengambilnya. Itu ada di lemari di atasmu.” Dia berharap temannya tidak akan menyadari tangan bergetarnya saat dia memegang botol di bawah air yang mengalir, mengisinya sampai penuh. Dia mengambil saus pedas  dan menarik napas dalam-dalam sebelum berbalik, menghadap laki-laki yang membuatnya bingung.

Dia meletakkan botol air di tengah meja dan menggeser botol kecil Tabasco ke arah Baekhyun. “Terima kasih, giant.” Chanyeol membeku, dan merasakan warna merembes dari wajahnya. Baekhyun tidak menyadari reaksi aneh dari temannya, tapi Chanyeol tahu dia harus pergi dari sini. Dia harus menyendiri.

Saat dia langsung menuju ke kamarnya, Jongin memanggilnya. “Hei, kau tidak menghabiskan makan malammu!”

“Aku sudah selesai!”

Minseok dengan cepat menarik piring Chanyeol ke arahnya, mengambil bagian dari daging yang tidak di sentuh oleh sang rapper. Kyungsoo memberikan tatapan muram ke pintu tertutup kamar Chanyeol yang telah melarikan diri. “Dia bahkan tidak repot-repot mem

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Teddy_Bear_22 #1
Gracias por traducirla aunque tampoco se indones ???
flynnitha #2
Chapter 4: Ini lucu wkwkwk
Semalem karna lagi galau dan gak tau harus gimana, aku teringat 10080 dan mulai nyari terjemahannya di google buat dibaca lagi untuk yang ke sekian kalinya.

Trus aku nemu ini di hasil pencarian.

Aku suka persahabatan mereka : )
AnaHsnh
#3
Chapter 4: Wkwkw,, endingnya sangat lucu. Tida kebayang mereka bikin fanfic
aiwataru1
#4
Huaaa keren ceritanya! >.<