Part 4 – Reconciliation

When Story Comes Alive
Please Subscribe to read the full chapter

Apa yang akan kau lakukan jika semua yang terjadi padamu adalah kenyataan?

 

When Story Comes Alive ( Part 4 – Reconciliation)

 

Sunyi menyelimuti kamar Hyeri, ia mengedarkan pandangannya. Kamar yang sekarang ia tempati, memang kamar idamannya. Sebuah tempat tidur king size, glow in the dark berbentuk tatasurya yang tertempel di langit-langit kamarnya. Selimut hangat berwarna hitam bercorak polkadot putih yang wangi, dan sebuah boneka teddy bear berwarna hitam yang selama ini selalu ia inginkan.

Boneka yang terpajang di salah satu display toko yang ukurannya sebesar Chanyeol. Dan selalu ia pandangi setiap kali ia pulang sekolah.

‘ tapi ini bukan kamarku..’

Hyeri mendesah panjang, semua yang berada disini, semua khayalannya yang tertulis di fanfic nya tentang Chanyeol. Semua yang terjadi.. semua mimpi ini…

‘ kenapa mimpi ini terasa panjang sekali?’

Hyeri menghentak-hentakkan kakinya di kasur, meski semua yang ada disekelilingnya adalah semua hal yang ia inginkan, tapi ia mulai jenuh dengan semua ini. ia merindukan kamarnya yang sebenernya. Kamarnya yang sempit dan tempatnya melakukan hal-hal gila bersama ‘Park Chanyeol’.

Hyeri terdiam. ia memang mengidolakan namja itu sejak pertama kali matanya bertemu dengan ‘poster’ namja itu di depan sebuah toko musik. Dan seakan terhipnotis, Hyeri mulai mengupdate semua hal dan kegiatan yang namja itu lakukan.

Apa kalian mengerti love at first sight? Hyeri merasakan itu terhadap Park Chanyeol. Tanpa mengetahui siapa namanya, dari mana asalnya, atau seperti apa kepribadiannya, Hyeri terus mengikuti setiap langkah yang ditinggalkan Chanyeol.

Tidak peduli apakah Chanyeol mengetahuinya atau tidak, perasaan Hyeri tulus terhadap namja itu. meski ia hanya bisa melihatnya dari balik layar televisi, atau layar komputernya, atau sekedar mendengar suaranya berulang-ulang di setiap rekaman yang ia download. Hyeri hanya tahu, bahwa Park Chanyeol adalah namja impiannya.

Hyeri memejamkan matanya, menghela nafas , perasaan itu, perasaan saat ia mencintai Park Chanyeol, tanpa mengharapkan apapun dan tak memperdulikan apapun mengisi dadanya. Ia sangat bodoh.

Terlalu bodoh.

Mencintai seseorang, tanpa memikirkan dirinya sendiri, itu adalah hal terbodoh yang ia lakukan.

‘Tes’

Setetes air mata mengalir dari sudur mata Hyeri, dadanya terasa sakit, mengingat perasaannya kepada Chanyeol, dan perlakuan Chanyeol kepadanya kemarin, sesungguhnya, hatinya terasa sakit.

Ia berbohong jika ia membenci Park Chanyeol, karena jujur saja, wajah namja itu masih terbayang di setiap kali ia melangkah. Kedua mata namja itu , yang sering ia bayangkan sedang menatapnya, suara namja itu yang selalu ia bayangkan tengah menyapanya. Dan perlakuan lembut dan manis yang Chanyeol lakuan dalam setiap bayangannya.

Ia menginginkan hal itu terjadi.

Tapi, toh kenyataan tak seindah bayangannya kan? Pertemuan impiannya dengan Chanyeol hancur seketika saat namja itu membentaknya dan bersikap kasar kepadanya. Saat itu, Hyeri yang sebenarnya tengah shock, hanya bisa marah dan mengingat laptop tersayangnya hancur berkeping-keping.

Laptop itu, benda berharga satu-satunya, yang diberikan oleh appanya, sebelum appanya pergi meninggalkannya menuju surga.

Ia mencintai laptop itu lebih dari apapun.

‘TOK TOK’

Suara ketukan pintu membuat Hyeri terdiam, reflek, kedua tangannya menyeka air matanya.

“Nuguya ?”

 

xXx

 

Park Chanyeol menyodorkan sebuah mug berisi teh hangat, ia bisa melihat yeoja di hadapannya menatapnya sejenak, sebelum meraih mug tersebut.

Kedua mata yeoja itu, terlihat memerah, jelas sekali yeoja itu habis menangis. Dan entah mengapa, kini dada Chanyeol terasa perih. Ia menghela nafas, berusaha mengabaikan rasa perih di dadanya.

Tubuhnya, memang agak sedikit aneh jika berada di dekat yeoja ini. entah ada magnet apa, kakinya seakan tak bisa melangkah menjauhi yeoja ini. yang ada, tanpa sadar kaki dan tubuhnya selalu bergerak mendekati yeoja ini.

Chanyeol menghempaskan tubuhnya, di sebuah ayunan, tepat di sebelah yeoja bernama Hyeri. Melirik sekilas, ke arah Hyeri, yang terlihat menundukkan kepalanya, seraya mengayun-ayunkan kakinya sedikit, membuat ayunan yang tengah Hyeri duduki bergerak pelan. Sesekali ia meniup mug berisi teh panas yang diberikan Chanyeol kepadanya.

Chanyeol menghela nafas. Ia merasa bersalah, karena perlakuan kasarnya terhadap Hyeri. Tak biasanya ia berlaku kasar terhadap seorang yeoja.

“Jogi..” ( anu..)

“Mianhae..”

 

xXx

 

Song Hyeri menundukkan kepalanya, kedua matanya menatap lurus ke arah air teh di dalam mug yang tengah ia pegang.

“Mianhaeyo..”

Ia bisa merasakan, namja bernama Chanyeol itu kini tengah menatapnya, terdiam, seakan menunggu perkataan apa yang akan terlontar dari bibir Hyeri.

“Mian, karena telah mendamprat dan berteriak kepadamu saat itu.. karena jujur saja, aku tak tahu bahwa orang yang menabrakku dan merusakkan laptopku saat itu adalah kau.. “

Hyeri menghela nafas, melirik namja disampingnya yang masih terdiam menatapnya.

“Seandainya aku tahu bahwa itu dirimu, aku takkan sekasar itu, bahkan aku sempat meninju dan mengigit mu , maafkan aku .. “

 

xXx

 

LI FLASHBACK LI

 

“Siapa yang kau suka ?”

 

Oh Ri Jin terlihat tersentak, membalikkan tubuhnya, dan menatap namja di hadapannya horror.

“C-Chanyeol?”

Chanyeol tertawa kecil, ia mendekati yeoja itu yang kini terlihat gugup. Ia menikmati nya. Mengingat yeoja dihadapannya kini adalah yeoja yang disukai oleh D.O, ia tak tahan menggoda yeoja di hadapannya.

“Wae? Kenapa kau terlihat gugup? Bukan aku kan? Namja yang kau sukai itu?”

Oh Ri Jin terdiam beberapa detik, sebelum tertawa kecil.

“ Neo micheseo? Kau adalah orang yang dicintai sahabatku, apa aku segila itu untuk merebutmu dari sahabatku? Aigo~ ia bahkan menangis setiap hari hanya untuk menunggu hari ini, kenapa aku tega untuk merebutmu darinya ?”

Chanyeol terdiam.

‘Menangis?’

Chanyeol hendak bertanya, ketika Ri Jin berjalan mendekatinya dan menatapnya tajam.

“Kuperingatkan ya, jangan pernah menyakiti Song Hyeri, sudah cukup banyak luka yang kau tinggalkan saat kau memilih untuk pergi mencapai mimpimu dan melupakannya, ia memang berkata untuk menunggumu, tapi kau tahu? Menunggu itu bukan hal yang mudah. Apalagi menunggu untuk namja yang bahkan tidak memiliki waktu untuk memberinya kabar”

Park Chanyeol hanya bisa terdiam, saat Ri Jin melangkah meninggalkannya, sebuah perasaan aneh, yang ia sendiri tak mengetahuinya muncul di dalam dirinya.

‘ Hyeri.. menangis untukku ?’

 

LI End Of Flashback LI

 

Dan setelah itu, Chanyeol berusaha mengingat kenangan-kenangannya dengan Hyeri, meski beberapa kenangan terlihat samar, bahkan blank, tetapi Chanyeol cukup menyadari bahwa Hyeri, memiliki arti dalam hidupnya.

Dan yeoja itu merupakan alasan kenapa ia terus berjuang dan berjuang dan akhirnya kini ia bisa melakukan debut dibawah nama EXO.

Sejujurnya, untuk sekedar mimpi, hal tersebut terasa tak masuk akal karena Chanyeol tahu jelas bukan Hyeri alasannya melakukan debut di dunia nyata, tapi..

‘ Mengapa disini terasa hangat ?’

Park Chanyeol, hanya bisa terdiam, ia mengenal perasaan itu, perasaan saat pertama kali ia melakukan debut dan melihat beberapa yeoja yang meneriakkan namanya. Perasaan hangat karena dicintai dan disukai.

Perasaan yang mungkin sudah lama tak ia rasakan, karena terlalu padatnya scedhulenya, hingga hanya untuk bernafas saja sulit.

Dan ia menyukai perasaan itu.

Meski ini hanya mimpi, dan semua yang terjadi disini tidak nyata, tapi perasaan yang ia rasakan begitu nyata dan ia tidak peduli lagi apakah itu mimpi atau tidak. Ia hanya tahu ia harus menemui Hyeri dan mengucapkan terimakasih.

Oleh karena itu, tadi, ia membuang segala egonya dan mengetuk pintu kamar Hyeri, mengajak yeoja itu duduk di halaman rumah yeoja itu, bahkan Chanyeol membuat kan teh hangat untuk Hyeri.

Dan semua itu dilakukannya dengan kesadaran penuh, tanpa gerakan tiba-tiba seperti yang ia lakukan sebelumnya.

Dan kini, ia duduk bersamping-sampingan dengan yeoja itu, ia memperhatikan segala hal pada yeoja itu, tubuh yeoja itu begitu kecil, dengan rambut ikal yang terjuntai sepanjang bahu nya, bibirnya terlihat sedikit pucat, mungkin karena dinginnya malam, hidungnya tidak terlalu mancung tapi tidak juga pesek.

Semua yang ada pada diri Hyeri, begitu biasa, yang bisa ia temukan pada semua yeoja yang pernah ia kenal.

Tapi.. perasaan hangat itu, perasaan dicintai dan disukai itu hanya bisa ia temukan pada Hyeri..

Kenapa?

Chanyeol sendiri tak mengerti, tapi perkataan yang meluncur dari bibir Hyeri dengan tulus, kembali memberinya perasaan hangat yang selama ini ia rindukan.

Dan kini Chanyeol hanya bisa terdiam, menatap Hyeri yang terlihat menatapnya seraya tersenyum kecil. Penuh penyesalan.

“Kau mau kan memaafkanku?”

 

xXx

 

Lee Min Hyung, menyikat kasar noda lipgloss di bajunya, sebelum mendesah kesal. Karena inilah ia membenci yeoja. Meski berkali-kali ia diperingatkan oleh hyung-hyungnya di agensinya bahwa ia harus memperlakukan yeoja secara baik, tetapi mengingat dirinya yang lahir dan besar di luar korea, membuat nya berpandangan namja dan yeoja adalah sama.

“Aish! Kenapa tidak bersih –bersih”

Min Hyung menghela nafas panjang, sebelum kembali menyikat baju nya, ia baru saja pulang dari latihannya, beberapa bulan lagi ia akan melakukan debut. Dan kini sejujurnya, ia tak mau memikirkan apapun kecuali debutnya.

Biasanya para trainee akan di karantina sebelum mereka debut, tetapi berbeda dengan Min Hyung, karena sebentar lagi menjelang ujian sekolahnya, agensinya memberikan dirinya keringanan, lagipula, ia sudah menghapal seluruh gerakan yang akan ia lakukan untuk debutnya, dan toh bagiannya dalam lagu debutnya tak banyak.

Ia menghela nafas, meletakkan dengan kasar bajunya , ia menyerah membersihkan noda lipgloss di bajunya. Nampaknya ia harus membeli seragam baru.

Min Hyung berdiri dari tempatnya, meninggalkan begitu saja pakaiannya terendam di dalam ember di dalam kamar mandinya. Ia memang tinggal sendiri, seminggu sekali ia pulang ke apartment yang dibelikan kedua orang tuanya ini, dan di hari lain ia menginap di drom tempatnya dan membernya berada.

Kakinya melangkah menuju jendela apartmentnya yang terletak di lantai 14 sebuah resident yang cukup terbilang elit. Matanya menatap kosong cahay-cahaya yang tercipta dari kerlap-kerlip lampu perkotaan.

Cahaya itu terliha begitu indah, seperti bintang yang kini jarang sekali ia lihat di langit malam. Ia menghela nafas.

Perjalanannya untuk menjadi bintang masih jauh, bahkan untuk sekedar menyaingi gemerlap lampu perkotaan dirinya pun tak bisa. Masih jauh baginya untuk bisa bersinar indah seperti itu.

 

LI Flashback LI

 

“ Apa yang sedang kalian lakukan ?”

Suara ini, Min Hyung mengenalnya, salah satu member yang berada  1 grup dengan idolanya, Xiumin, dan 1 agency dengannya.

‘ KyungSoo hyung ?’

Min Hyung tanpa sadar memutar tubuhnya menghadap KyungSoo dan membungkuk dalam. Seakan menyapa senior dalam agency nya.

“A-Anyeong_”

“ KyungSoo??? Do KyungSoo???”

‘eh’

Min Hyung terdiam, sebelum mengangkat tubuhnya hanya untuk melihat yeoja yang menyebabkan noda di bajunya sudah berlari ke arah KyungSoo dan memutari KyungSoo seraya berteriak ‘ohh, wuah, ahh’ tak henti-henti, sementara KyungSoo hanya terkekeh malu-malu.

“Ya, jika ku lihat dari dekat kau sangat tampan!”

Yeoja itu memuji KyungSoo, sementara KyungSoo hanya membungkuk dan mengucapkan gamsahamnida berkali-kali.

Min Hyung menatap pemandangan di hadapannya beberapa saat, sebelum akhirnya memilih berbalik dan meninggalkan yeoja berisik itu dengan seniornya, ia masih bisa merasakan dadanya berdegup cepat.

Pertemuannya dengan hyung di agensinya, untuk pertama kali, ia tak mau membuat kesan tak ramah, dan meski sedikit kesal, ia mengucapkan terimakasih dengan yeoja brisik yang ia bahkan tak tahu namanya

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet