T W O

UNCLE YUNNIE

Jaejoong dan kedua temannya sudah duduk tenang di dalam mobil yang dikendarai salah satu pengawal Jaejoong, Ok Taecyeon. Keluarga Ok adalah keluarga karyawan setia keluarga Kim. Taecyeon disekolahkan oleh kakek Jaejoong dan setelah lulus diberi kebebasan hendak berkarir dimana, tetapi Taecyeon memilih menjadi pengawal Jaejoong. Ketika Jaejoong ikut tinggal dengan Heechul karena perceraian kedua orang tuanya, pria berusia 28 tahun itu memutuskan ikut serta ke Seoul. Sekarang ini Taecyeon bekerja sama dengan Chansung, pengawal Heechul, dan partner hidupnya Nichkhun, pria blasteran yang sejak 5 tahun lalu menjadi pengawal Heechul.

Kenapa Jaejoong dan Heechul sampai harus memakai pengawal? Karena keduanya termasuk pria berwajah cantik yang menarik perhatian banyak pria dari yang mendekati mereka dengan cara halus sampai dengan cara ekstrim. Mereka berdua sebenarnya jago beladiri juga, keluarga mereka tetap mengharuskan mereka memakai pengawal, yang kadang merangkap peran menjadi sopir atau asisten sebenarnya.

Nichkhun sendiri merupakan orang kepercayaan HanKyung, tunangan Heechul. Mereka berdua berpacaran sejak usia Heechul 19 tahun dan sejak 5 tahun lalu HanKyung memutuskan menjadikan Nichkhun sebagai pengawal tunangannya itu.

“Taec hyung, nanti habis dari boutique, antar kami membeli games baru ya, tuh dua monster games itu pengen beli yang terbaru katanya,” ujar Jaejoong, menunjuk kedua temannya yang duduk di belakang.

Jaejoong memang lebih suka duduk didepan di samping Taecyeon, karena dia tak mau memperlakukan hyung yang sangat sayang padanya itu sebagai sopir.

“Ok, Jaejoongie,” ujar Taecyeon, tersenyum tulus.

Jaejoong tak mau dipanggil tuan muda oleh para pengawalnya, makanya mereka memanggilnya dengan nama saja. Kecuali kalau para pengawal itu sedang bicara pada orang tua Jaejoong atau kakek neneknya, mereka akan menyebut tuan muda.

Akhirnya mobil sampai di boutique. Mereka bertiga segera menuju lantai dua boutique dimana kantor Heechul berada.

“Hwang Bo noona, samchonku ada kan?” tanya Jaejoong, pada sekretaris pamannya itu.

“Ada, tapi sedang ada tamu,” ujar wanita berusia 35 tahun yang nampak tetap segar dan awet muda itu.

“Ooh, ok, aku tunggu disini,” ujar Jaejoong.

“Tak apa-apa, tadi tuan muda bilang kalau kamu datang langsung masuk saja,” ujar Hwang Bo.

“Tapi kan lagi ada tamu?” tanya Jaejoong, heran.

“Katanya bukan hal yang penting, hanya teman kuliahnya dulu,” ujar Hwang Bo.

“Ooh, ok, ayo kita masuk,” ujar Jaejoong seraya mengajak kedua sahabatnya yang mengikutinya dengan ringan.

Mereka berdua memang sudah cukup sering menemani Jaejoong kesini, makanya mereka sudah tak ragu lagi.

“Samchooon,” panggil Jaejoong dengan nada manja ketika dia membuka pintu ruangan pamannya itu.

Tetapi kemudian langkahnya terhenti saat melihat siapa yang sedang duduk di sofa putih disana.

Karena Jaejoong berhenti mendadak, Junsu yang berjalan dibelakangnya menumbuk tubuhnya, sementara KyuHyun berhasil menahan langkahnya sambil bergegas menahan agar tubuh Jaejoong yang lebih ramping dibanding Junsu tidak jatuh.

“Aigoo, hyung! Kenapa berhenti mendadak?” ujar Junsu.

“Itu, ahjussi yang tadi kenapa ada disini?” ujar Jaejoong, tak memperdulikan pertanyaan Junsu.

Jaejoong kemudian menghampiri Heechul dan duduk sambil memeluknya manja.

“Samchooon…kenapa ahjussi ini ada disini?” tanya Jaejoong, menunjuk Yunho yang duduk di hadapan mereka.

Junsu dan KyuHyun duduk di kursi lain, bersisian, ikut memperhatikan Yunho dengan tatapan berbeda. Junsu dengan tatapan bingung dan polos, sementara KyuHyun dengan tatapan curiga.

“Haha…panggilanmu pas sekali Jaejoongie, ahjussi ini teman kuliahku, sebenarnya teman sejak SMA sih, tapi sejak dulu dia itu rivalku,” ujar Heechul, pedas.

“Aku gak pernah tertarik Hankyung hyung lho,” ujar Yunho, cepat.

“Haish, diam saja Jung!” gerutu Heechul.

“Ooh… aku gak pernah tahu,” ujar Jaejoong.

“Soalnya dia gak bagus buat kamu kenal, baby,” ujar Heechul, membuat Yunho merengut, mengejutkan tak hanya Heechul, tapi juga KyuHyun.

“Gak ada imut-imutnya kamu merengut kayak gitu, Jung!” ujar Heechul.

“Ahjussi ini, Jung ahjussi?” tanya Jaejoong.

“Jung ahjussi, putra sulung keluarga Jung, yang punya sekolahmu,” ujar Heechul.

“Hai Jaejoongie, nama hyung Jung Yunho,” ujar Yunho, ramah, sekali lagi membuat Heechul dan KyuHyun terkejut.

“Ah! Ahjussi ini kakaknya Changminnie hyung? Kyu, kok gak bilang ahjussi arogan ini calon kakak iparmu?” ujar Jaejoong, dengan nada tak terima.

KyuHyun memang sudah memiliki kekasih sejak kelas 1 SMA. Kekasihnya itu lebih tua 5 tahun darinya, dan merupakan anak bungsu keluarga Jung yang sedang kuliah di fakultas kedokteran, Jung Changmin. Jaejoong sudah mengenal Changmin, dan bungsu Jung itu merupakan penggemar berat masakan buatan Jaejoong dan menyayangi Jaejoong seperti adik sendiri akhirnya. Malah kadang-kadang dia lebih memanjakan Jaejoong. Untung KyuHyun bisa mengerti dan tidak cemburu, lagipula Jaejoong jelas-jelas membuat batas jelas dan tak pernah menunjukkan ketertarikan pada Changmin selain sebagai kakak.

“Kamu mengenal Changmin?” tanya Yunho, dengan nada penasaran.

“Iyalah, kan Changmin hyung sering ke rumah makan masakanku bersama KyuHyun, tapi Changmin hyung tidak arogan seperti ahjussi, kalau aku tersandung atau jatuh karena kecerobohanku, dia akan langsung bantu aku berdiri,” ujar Jaejoong, polos.

“Baby, kamu jatuh? Dimana? Kamu ga apa-apa?” tanya Heechul, langsung panik.

“Ga apa-apa samchon, hanya sedikit terkilir,” ujar Jaejoong.

“Jae hyung terjatuh setelah bertabrakan sama Yunho ahjussi, soalnya badan ahjussi kan besar, jadi Jae hyung agak terpental dan kakinya terkilir,” ujar Junsu, tak kalah polosnya dengan Jaejoong, membuat KyuHyun menahan senyum, dan wajah Yunho memucat, sementara wajah Heechul memerah dan menatap Yunho tajam.

“Jadiii…kamu bikin baby Joongie terkilir tapi tak mau membantunya? KAMU MAU MATI JUNG!!!”

Heechul berteriak lalu meraih penggaris kayu yang dipakainya untuk membuat pola dan menghampiri Yunho dan mulai memukulinya dengan penggaris kayu itu.

“Waah!! Hee…Hee!!! Dengarkan dulu aku! YAH!!”

Yunho berhasil bangkit dan mulai berlari menghindar. Heechul mengejarnya, sementara ketiga anak SMA yang ada disana menatap mereka bingung.

Dua orang pria dewasa kejar-kejaran seperti anak kecil tentu saja jadi bahan tontonan.

Sampai akhirnya mereka berdua berhenti sendiri karena sama-sama kelelahan.

Jaejoong memberi pamannya air minum, sementara KyuHyun memberi calon kakak iparnya air minum sambil tersenyum miring.

“Awas kamu Jung!” ujar Heechul masih kesal.

“Kamu dengarkan aku dulu!”

Yunho lalu menceritakan kejadian itu dan bagaimana dia merasa bingung bereaksi. Heechul menatap pewaris Jung itu tajam. Dia tak mau mengakui, tapi baru kali ini dia melihat seorang Jung Yunho bingung menghadapi seseorang. Meski terkesan seperti musuh dan rival, keduanya sebenarnya bersahabat. KyuHyun membenarkan cerita Yunho itu.

“Baiklah, yang ini aku lupakan, tapi awas kalau terjadi lagi!”

“Samchon, ahjussi ini bukan orang jahat sih, cuma sedikit arogan aja,” ujar Jaejoong polos.

Yunho, Heechul dan KyuHyun mau tak mau tersenyum mendengarnya, tapi kemudian Yunho mengerutkan kening.

“Jaejoongie, kenapa panggil aku ahjussi, aku kan seumur Heechullie,” ujar Yunho.

“Aku juga panggil samchon dengan samchon kok, kan ahjussi temannya samchon, jadi ya harus aku panggil ahjussi,” ujar Jaejoong.

“Ya kalau Hee kan memang pamanmu, wajar kalau kamu panggil samchon, kenapa kamu panggil Changmin hyung dan panggil aku ahjussi?”

“Kan sudah kubilang, ahjussi itu temannya samchon, kalau Changminnie hyung kan temannya Kyu, umurnya juga gak jauh dari kami, ahjussi ini aneh deh, pintar tapi kok gak ngerti kayak gitu sih?” ujar Jaejoong, memiringkan wajahnya seperti sedang berpikir dengan bibir mengerucut imut, membuat Yunho terpana seketika.

Heechul yang melihat semua itu segera melempar Yunho dengan bantal sofa untuk mengembalikan pria itu ke kesadarannya. KyuHyun menyengir melihatnya.

“Ahjussi jadi arogan soalnya deket sama Kwon BoA ssi, guru sok cantik itu,” ujar Junsu, menggerutu.

“Kwon BoA? Kenapa dia?” tanya Heechul.

“Dia selalu sentiment sama Jae hyung, mungkin karena tahu kalau dia kalah cantik,” ujar Junsu, gemas.

“Aku tampan!” celetuk Jaejoong.

Yang lain menatapnya sekilas kemudian kembali memperhatikan Junsu, membuat Jaejoong mempoutkan bibirnya lagi imut.

“Pernah waktu itu Jae hyung salah gerakan jadi terkilir, Kwon BoA itu malah mencerca habis-habisan di depan yang lain, anak-anak perempuan yang juga iri pada Jae hyung mentertawakannya, sementara para pengagum Jae hyung membelanya,” ujar Junsu.

Heechul nampak geram. Mata Yunho menyala tajam. KyuHyun yang tak ikut kelas tari ikut geram lagi, padahal dia sudah tahu kejadian itu.

“Kurang ajar artis kacangan itu! Awas saja!!” ujar Heechul

“Kamu mencari masalah rupanya nona Kwon,” ujar Yunho dalam hati.

Jaejoong yang melihat wajah yang lain nampak kesal agak bingung. Dia juga kesal pada wanita bermarga Kwon itu, tapi dia memang anak baik, jadi dia tak mau terlalu memikirkannya.

“Samchon, katanya aku harus mencoba baju barumu, mana? Su dan Kyu habis ini mau beli game katanya,” ujar Jaejoong, memecahkan keheningan sejenak itu.

“Aah, iya, gara-gara Jung satu itu! Ayo, kita coba, kalian semua harus beri pendapat ya,” ujar Heechul, yang segera mengajak Jaejoong ke kamar ganti pribadinya yang berada dalam ruangan kantor ini juga.

Ketika keluar lagi dengan Jaejoong memakai suit perpaduan warna off white dan burgundy itu, ketiga pria lain ternganga dibuatnya.

Junsu dan KyuHyun tentu saja sudah hafal benar bagaimana tampan/cantiknya sahabat mereka itu, tetapi mereka selalu kagum melihatnya bila sudah memakai pakaian buatan pamannya itu.

Yunho sendiri terpana dan seperti kehilangan kata-kata. Dia belum pernah merasakan ini sebelumnya. Dia merasa ingin memiliki dan melindungi sosok dihadapannya sekuat tenaga dan seumur hidupnya.

Heechul memperhatikan ketiga pria itu dengan puas. Dia mengerti sekali apa yang ada di benak ketiganya. Dia sangat bangga dengan sang keponakan.

Heechul lalu memotret Jaejoong dan segera mengirimkan fotonya pada kedua orang tua Jaejoong seperti kebiasaannya.

*Busan*

Jong Kook sedang sibuk dengan pekerjaannya ketika sebuah handphone-nya berbunyi. Handphone yang dipakai untuk keluarganya saja yang selalu dia nyalakan sepanjang waktu.

Jong Kook meraihnya dan melihat nama Heechul mengirimkan foto. Dia segera membukanya dan tersenyum melihat wajah tampan sang anak. Mungkin dia menikah tanpa cinta dengan Eun Hye dulu, tapi dia benar-benar sangat mencintai anak mereka itu.

“Lovely Baby Jaejoongie” itu yang dia tambahkan pada foto itu.

*China*

Eun Hye sedang sibuk menyuapi adik Jaejoong ketika handphone di nakas berbunyi. Dia meraihnya dan tersenyum melihat nama Heechul yang mengirim foto, karena dia tahu foto siapa yang ada disana.

Eun Hye segera membukanya dan mencium layar HP, mencurahkan rasa rindunya pada sang anak sulung, padahal mereka baru berbicara lewat telepon semalam.

“My baby Joongie”

*Back to Seoul*

Heechul mengirimkan foto juga pada kakek nenek Jaejoong dan Hankyung.

“Kirimkan fotonya padaku,” ujar Yunho, yang sudah sadar kembali.

“Foto saja sendiri, tuh mereka juga memotret sendiri,” ujar Heechul, menunjuk Junsu dan KyuHyun yang memang sudah asyik memotret Jaejoong.

Yunho tersadar dan meraih smartphonenya untuk memotret keponakan sahabatnya itu.

Jaejoong sendiri mempoutkan bibirnya. Lalu bergegas menuju sofa untuk duduk. Selalu seperti ini, pikirnya dalam hati.

“Hee, buatkan aku yang seperti ini,” ujar Yunho, setelah puas memotret Jaejoong.

“Maksudmu?”

“Jahitkan aku setelan seperti yang Jaejoongie pakai,” ujar Yunho.

“Jaejoongie? Kenapa kamu ikut-ikut panggil dia Jaejoongie?” tanya Heechul, kesal.

“Karena dia pantas dipanggil Jaejoongie! Sudahlah, cepat ukur lagi aku,” ujar Yunho.

“Gak perlu! Kurasa ukuranmu belum berubah, asistenku baru ke tempatmu minggu lalu, memangnya kamu gak jaga makanan sampai sudah berubah ukuran?” ujar Heechul

“Ya sudah, pokoknya aku mau pakai jas itu di pesta ulang tahun Nicole bulan depan,” ujar Yunho.

“Bulan depan itu dua minggu lagi!”

“Aku yakin kamu bisa!” ujar Yunho, menatap Heechul lurus.

Heechul memang menakutkan kalau lagi marah, tetapi Heechul juga tahu ada saatnya dia benar-benar tak bisa menentang Yunho.

“Aish! Ya sudah, kita lihat nanti!”

Sementara mereka berdebat, Jaejoong sudah menghilang kembali untuk mengganti pakaiannya lagi.

“Kemana Jaejoongie?” tanya Heechul.

“Ganti baju, kan kami mau pergi habis ini,” ujar Junsu.

“Kalian mau beli game dimana?” tanya Yunho.

Junsu menyebutkan tempat tujuannya. Yunho langsung menawarkan untuk mengantar mereka.

“Tidak perlu, Taecyeon yang akan mengantar mereka,” ujar Heechul, cepat.

“Aku ada waktu dan kamu tahu pasti aku bisa melindungi Jaejoongie juga,” ujar Yunho, yang memang sangat mahir bela diri dan sangat kuat itu.

“Aku tahu, tapi aku tak mau ert kayak kamu deket Jaejoongie terus menerus!”

Belum sempat Yunho membalas ucapan Heechul, Jaejoong sudah keluar kamar dengan memakai pakaiannya tadi. Mereka bertiga memang sudah mengganti pakaian seragam mereka dengan pakaian santai yang selalu mereka bawa setiap hari untuk mengantisipasi kondisi dimana mereka perlu pergi ke tempat lain sepulang sekolah.

“Jae hyung, Yunho hyung katanya mau antar kita, gimana?” tanya Junsu.

“Kita sama Taecyeon hyung saja, kan tadi sudah janji sama dia,” ujar Jaejoong.

“Ya sudah, sana, jangan terlalu lama diluar,” ujar Heechul.

“Kenapa ahjussi cemberut?” tanya Jaejoong, melihat si dingin Jung Yunho nampak cemberut, membuat KyuHyun dan Heechul merasa mual, sementara Junsu ikut heran bersama Jaejoong.

“Ga pantas banget kamu cemberut gitu Jung!” ujar Heechul.

“Dia kesal karena dia pengen ikut kita beli game,” ujar KyuHyun.

“Ahjussi maniak games juga?Aneh ih, ga pantas!” ujar Jaejoong, polos, membuat Yunho mau tak mau jadi tersenyum.

Heechul dan KyuHyun tak kuat menahan tawa akhirnya. Jaejoong sendiri tak ambil pusing, dia segera meraih tasnya dan mendekati Heechul untuk mendapatkan ciuman di pipi dari pamannya itu.

“Ahjussi, aku pergi dulu ya!” ujar Jaejoong, diikuti oleh KyuHyun dan Junsu, segera menuju pintu untuk keluar dari ruangan itu.

Yunho hanya bisa tersenyum dan melambaikan tangan. Heechul menatap temannya itu dengan tatapan nakal.

“So…the great Jung Yunho bertekuk lutut pada anak remaja? Siapa yang akan percaya!” ujar Heechul.

“Haish!” Yunho tak bisa membantah ucapan Heechul itu. Dia sendiri tak tahu kenapa dia bisa merasa seperti itu pada Jaejoong.

“Tapi asal kamu tahu ya, aku tak akan membiarkanmu mendapatkannya dengan mudah! Lihat saja nanti! Kamu harus menunjukkan kesungguhanmu, dan ingat, aku tak akan membiarkanmu menjadikan dia sekedar your partner in bed!” ujar Heechul, tegas dan dingin.

“Deal!” ujar Yunho, tak kalah tegas.

Mereka berdua bertatapan tajam, kemudian tersenyum ketika mereka merasa bahwa mereka sudah menyepakati sesuatu.

“Kita lihat setangguh apa dirimu,” ujar Heechul dalam hati.

“Aku akan tunjukkan setangguh apa diriku!” ujar Yunho dalam hati.

***

“Kyu, memang calon kakak iparmu itu maniak games juga ya?” tanya Junsu, sesaat sesudah mobil yang mereka tumpangi meninggalkan parkiran boutique.

“Nope! Changminnie yang maniak games, Yunho hyung tak terlalu suka games,” ujar KyuHyun.

“Terus, kenapa dia mau ikutan kita beli games?” tanya Jaejoong.

“Dia bukan mau ikut beli games, dia hanya mau mengantar kita,” uajr KyuHyun.

“Ngapain dia mengantar kita? Memang dia gak harus kerja? Aneh ahjussi itu,” ujar Jaejoong, polos.

KyuHyun hanya tersenyum. Taecyeon yang mendengarkan pembicaraan itu dan sempat bertukar pandang dengan KyuHyun lewat spion depan ikut tersenyum. Tanpa harus melihat langsung, dia tahu, ada seorang pria yang sudah terjatuh dalam pesona pria muda cantik yang menjadi tanggung jawabnya ini. Taecyeon, seperti Heechul, tak akan membiarkan pria itu mendapatkan tuan mudanya dengan mudah. Like master, like bodyguard…

***

Yunho langsung menuju kantornya setelah Jaejoong dan teman-temannya meninggalkan boutique. Dia ingin cepat pulang ke rumah untuk bertemu adiknya, merencanakan sesuatu. Untungnya hari ini pekerjaannya tidak terlalu padat, dan dia bisa mendelegasikan pekerjaannya pada tangan kanannya.

Yunho pulang ke rumah menjelang makan malam. Sesampainya di mansion keluarga Jung yang dilakukannya pertama kali adalah mencari Nicole, adik perempuannya yang akan bertunangan tepat saat ulang tahunnya bulan depan itu.

“Nicole, boleh aku masuk?” tanya Yunho, setelah mengetuk kamar sang adik.

“Masuk saja oppa, ada apa?”

Yunho segera masuk dan tersenyum melihat sang adik asyik di depan laptopnya di tempat tidur. Melihat wanita mungil yang ceria itu tak akan ada yang menyangka kalau Nicole sudah berusia 23 tahun dan ikut mengurus jaringan hotel milik keluarga Jung.

“Apa kamu sudah memastikan siapa yang akan diundang di pesta-mu?”

“Sudah, kan untuk menentukan jumlah kursi dan makanan, kenapa?”

“Apa kamu mengundang Heechul ssi?”

“Aku mengundangnya, aku juga mengundang Jaejoongie, soalnya aku suka sekali sama keponakannya Heechul oppa yang imut itu,” ujar Nicole ceria.

“Kamu mengenal Jaejoongie?”

“Ya kenal lah, aku kan sering ketemu kalau ke boutique,” ujar Nicole.

Yunho terlihat senang mendengar perkataan sang adik. Semoga saja Nicole mau membantunya berjuang mendapatkan hati pemuda imut itu.

“Kenapa wajah oppa terlihat sangat senang? Eits! Jangan bilang oppa jadi tertarik sama Heechul oppa!” ujar Nicole, mengerutkan kening.

Bukannya dia tak suka kalau Heechul jadi partner sang kakak, tapi dia tahu kalau Heechul sudah bertunangan dan mana mau dia kalau sang kakak jadi perusak hubungan orang.

“Ya gak mungkinlah, persahabatanku dengan HanKyung hyung terlalu berharga,” ujar Yunho, cepat.

Nicole terlihat termenung sesaat, lalu matanya membulat besar dan dia langsung duduk dan menatap mata sang kakak.

“Jaejoongie?” ujarnya.

“100! Dan kamu harus menolongku mendekatinya, soalnya Heechul sudah mengisyaratkan kalau dia tidak akan membuat segalanya jadi mudah! Haish,the diva!”

“No! No! No!”

“Apa maksudmu?”

“Oppa, Jaejoongie itu sangat polos, jangan dijadikan korban petualanganmu dong!”

“Aku heran, kenapa sih kalian menganggap aku petualang cinta? Kalau aku pernah one night stand, rasanya kalian juga pernah, lalu kenapa hanya aku yang dianggap begitu?”

“Karena oppa suka terlalu baik sama orang yang menyukai oppa, dan terkesan memberi mereka harapan, dan akhirnya mereka patah hati, Seulgi, Ahra, Bomi, Yoo Jin, dan entah siapa lagi, bahkan pada BoA pun oppa tak bisa tegas,” ujar Nicole.

“Memang aku harus kejam sama mereka?”

“Bukan kejam, tapi tegas!”

“Ok, aku akan belajar lebih tegas, tapi kamu benar-benar harus menolongku tentang Jaejoongie,” ujar Yunho.

Nicole menatap sang kakak tak percaya. Dia belum pernah melihat Yunho sebersemangat dan sepanik ini. Rupanya sang kakak sudah benar-benar terhipnotis pemuda imut itu.

“Kalau oppa sudah bisa bersikap tegas pada BoA, aku janji aku akan bantu oppa, karena aku gak mau BoA mengganggu Jaejoongie nanti!” akhirnya Nicole mau juga membantu meski dengan syarat.

“Deal!” ujar Yunho, tegas.

Yunho lalu segera keluar kamar Nicole, tapi dia tidak menuju kamarnya sendiri yang ada di sayap lain lantai dua ini, melainkan berjalan menuju arah kamar adik bungsunya.

“Oppa cari Changminnie? Dia pasti sudah menunggu makanan dibawah,” ujar Nicole.

“Ah, ne, aku lupa! Awas saja anak itu, berani menyembunyikan Jaejoongie!” ujar Yunho, menggerutu sambil berbalik arah menuju kamarnya sendiri.

Nicole bengong mendengar gerutuannya. Tetapi kemudian wanita muda itu tersenyum.

“Haha, the great Jung Yunho kalang kabut karena anak remaja? Hmm…Jaejoongie memang hebat!” ujar Nicole terkekeh sendiri.

Dia bergegas menutup dulu laptopnya dan menuju ruang makan. Dia ingin menonton adegan menarik disana.

***

Sementara itu si bungsu Changmin sudah duduk tenang di depan meja makan, memperhatikan beberapa makanan mulai dihidangkan disana. Ketika tiba-tiba dia merasa agak merinding, agak bingung juga dia, tapi kemudian tak diperdulikannya karena aroma masakan dihadapannya sudah sangat menggoda pikirannya hingga tak mau lagi memikirkan hal lain yang menurutnya tak penting. Aigooo…Changminnie…tunggu saja hukuman dari kakak tercinta, ne!

###

a/n : chapter dua... chapter tiganya baru mau dibikin yaa...mohon sabar...rebutan sama anak soalnya ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
EvaKim2804 #1
Chapter 3: ? please...continue please
Yasmin1 #2
Chapter 1: Is there is an English translation for this story?
autumn_desire
#3
ini lucu hehehe
sammy1006
#4
Chapter 3: Thanks for the update.
Khab71 #5
Chapter 3: TQ for the update.
sammy1006
#6
Chapter 2: Waiting for the next chapter. So in love with this. Thanks for the update
YunJaeLuv
#7
Chapter 2: Great! Waiting for the next chapter.. Ngak sabar nihhh..
Khab71 #8
Chapter 1: This is soooo good. I'm looking forward to the next update!
rinonori #9
Chapter 1: iiihh... bagus :) ditunggu apdetannya, authornim