ONE

UNCLE YUNNIE

“Jaejoongie, hari ini pulang sekolah kamu langsung ke boutique ya, ada koleksi baru yang harus kamu coba.”

“Ok samchon,” ujar pemuda ‘cantik’ berusia 17 tahun itu, sambil meraih sarapannya, berupa roti berlapis selai yang disiapkan sang paman.

“Sudah berkali-kali aku bilang panggil aku hyung,” gerutu pria ‘cantik’ berusia 25 tahun itu yang memang paman kandung Jaejoong, Kim Heechul.

“Kan samchon memang samchon-ku, nanti aku dimarahi orang lain kalau panggil samchon dengan panggilan hyung,” ujar Jaejoong, yang sejak usia 2 tahun sampai 3 tahun lalu tinggal di Jepang itu terkekeh.

“Dasar!” Meski menggerutu, Heechul tak bisa benar-benar marah pada keponakan kesayangannya itu.

Melihat pemuda tampan cenderung cantik itu bisa tertawa ceria seperti ini saja sudah membuatnya tenang dan bahagia.

Tiga tahun lalu, orang tua Jaejoong memutuskan bercerai. Kim Jong Kook, kakak sulung Heechul yang tahun ini berusia 40 tahun memutuskan bercerai dengan istrinya Yoon Eun Hye. 

Kedua orang tua Jaejoong menikah karena perjodohan. Saat itu usia Jong Kook masih 21 tahun dan EunHye 18 tahun. Mereka memang akhirnya bisa saling menyukai dan menghormati keputusan orang tua mereka, maka lahirlah Jaejoong.

Tetapi sekitar 5 tahun lalu takdir mempermainkan karena mereka dipertemukan kembali dengan cinta pertama masing-masing yang terpaksa mereka tinggalkan karena perjodohan itu. Mereka dengan kekasih-kekasih mereka itu putus secara baik-baik, dan tidak bertemu lagi setelah pernikahan bukan karena saling benci, tetapi karena mereka sudah sibuk dengan pekerjaan dan juga Jihoon, mantan kekasih EunHye harus mengurus perusahaan keluarganya di China dan Jihyo, mantan kekasih Jong Kook sibuk dengan kegiatannya sebagai actress papan atas negeri ginseng ini.

Akhirnya dengan kesepakatan bersama, keduanya memutuskan bercerai. Eun Hye dua tahun lalu menikah dengan JiHoon dan ikut tinggal di China, sementara Jong Kook baru tahun lalu menikah dengan Jihyo dan mereka tinggal di Busan.

Jaejoong sendiri sebenarnya sangat terluka dengan perceraian kedua orang tuanya. Dia jadi pendiam dan tak mau tersenyum. Dia memutuskan untuk ikut bersama pamannya saja, tidak memilih ikut ayah atau ibunya. Heechul sendiri adik Jong Kook yang berbeda ibu. Ayah Jong Kook sudah menduda selama 5 tahun sebelum akhirnya dia menjalin hubungan dengan sekretarisnya. Ketika Jong Kook berusia 13 tahun ayahnya menikah lagi. Sang ibu tiri sangat baik dan memperlakukan Jong Kook seperti anak kandung sendiri, makanya ketika kemudian dia punya adik dari ibu tirinya itu, dia bisa menerima dengan senang hati dan sangat memanjakan sang adik.

Kalau melihat mereka berdua jarang yang bisa menduga kalau mereka bersaudara. Jong Kook lebih banyak mirip ibu kandungnya di banding sang ayah, sementara Heechul juga lebih banyak mirip ibu kandungnya.

Heechul yang sangat menyayangi sang keponakan berusaha menghibur dan juga jadi sangat memanjakannya, dan akhirnya berhasil membuat Jaejoong bisa ceria lagi. Sekarang, siswa kelas 3 SMA itu sudah bisa tertawa riang dan menerima kenyataan kalau dia punya dua pasang orang tua. Pada dasarnya ayah tiri dan ibu tiri Jaejoong sebenarnya sangat sayang juga pada pemuda kesayangan keluarga itu. Jaejoong memiliki seorang adik dari ibunya yang sekarang berusia 2 tahun, sementara istri ayahnya sekarang ini sedang hamil 9 bulan dan bisa melahirkan kapan saja dalam waktu beberapa hari ini.

***

Heechul memiliki sebuah boutique dan sudah terkenal juga. Pelanggannya para artis dan juga orang umum. Pelanggan pertamanya tentu saja kedua kakak iparnya yang memang sangat cocok dengan hasil desain dan jahitan boutiquenya. Untuk pakaian pria, model kesayangannya ya keponakannya itu. Bahkan kadang-kadang. Pakaian pria di tempat Heechul lebih eksklusif karena memang dia lebih banyak menerima pelanggan wanita.

***

Seperti biasa, Heechul akan mengantar Jaejoong sampai sekolah dan di gerbang sudah ada dua orang yang menunggu Jaejoong, para sahabatnya.

Kim Junsu, pemuda dengan ciri khas pada bokongnya yang cukup besar itu sebenarnya teman Jaejoong sejak di Jepang, hanya saja dia lebih dulu kembali ke Seoul dan tetap bersahabat dengan Jaejoong yang saat itu masih di Jepang. Semantara Cho KyuHyun, sahabat mereka sejak masuk SMA ini. KyuHyun tetangga sebelah rumah Junsu. Mereka saling membantu ketika Jaejoong dibully beberapa gadis yang iri karena para siswa pria idaman sekolah banyak yang tertarik pada Jaejoong. Jaejoong sendiri tak pernah menanggapi mereka dan dia bukan pria cengeng yang akan menangis bila dibully, dia akan melawan, hanya saja karena lawannya itu perempuan dia tak terlalu berani pakai kekerasan. Kalau pada para fansnya yang nekat dan kasar, maka Jaejoong akan melawan dengan keras, dengan ilmu beladiri yang dipelajarinya sejak kecil itu atas saran ayahnya. Jangan anggap remeh penampilan luarnya yang halus, dengan kulit yang sangat putih mulus, mata doe eyes yang indah, bibir plump berwarna pink yang senantiasa terihat segar dan tubuh rampingnya itu. Secara penampilan fisik luar Jaejoong memang nampak mirip perempuan tanpa buah dada atau bokong montok, tetapi kalau kita memegang tubuhnya maka akan terasa kalau tubuhnya itu berotot.

*Kembali ke posisi cerita – ehm…*

Junsu nampak tersenyum sumringah melihat kehadiran Jaejoong, sementara KyuHyun dengan gaya super cool-nya hanya menganggukkan kepala. KyuHyun itu paling cerdas diantara mereka, usianya saat ini masih 16 tahun, lidahnya tajam dan mulutnya pedas, dia terkenal dengan ide-ide –evilnya, tapi dia sangat menyayangi kedua sahabatnya itu. Sementara Junsu terkenal cerewet dengan suara agak melengking dan pandai bernyanyi sama seperti Jaejoong sebenarnya, hanya berbeda jenis suaranya saja. Junsu juga terkenal agak gampang panik, tetapi bila diperlukan pemuda yang memiliki saudara kembar itu bisa dewasa juga. Ketiganya terkenal berwajah tampan cenderung ke manis dan cantik, tetapi yang tercantik adalah Jaejoong, meski dia juga terlihat paling lemah, padahal diantara bertiga justru Jaejoong yang paling kuat. Hahaha…

“Jae hyung, pulang sekolah nanti temani beli game baru ya,” ujar Junsu, yang lebih muda 9 bulan dari Jaejoong.

Meski bersahabat, Junsu dan KyuHyun juga menganggap Jaejoong kakak mereka, makanya mereka selalu memanggilnya dengan hyung. Jaejoong senang saja karena merasa dia punya adik lain yang bisa menjadi teman bicaranya sementara adik kandungnya masih batita.

“Bisa saja Su-ie, tapi harus ke boutique dulu, kamu gak keberatan? Samchon menyuruhku langsung ke boutique sepulang sekolah,” ujar Jaejoong.

“No problem!”

“Kyu?”

“Aku ikut, aku juga mau beli game baru itu.”

“Dasar sama maniak games!” ujar Jaejoong seraya menjitak lembut kedua kepala sahabatnya itu.

Junsu dan KyuHyun memang maniak game, bila sudah ada game baru mereka akan sangat heboh untuk segera memilikinya. Mereka tahu Jaejoong tak terlalu suka game, tapi mereka selalu meminta Jaejoong menemani mereka membelinya atau menjadikan Jaejoong sebagai juri kalau mereka bermain bersama dan bersaing.

“Hyuuung!” rengek keduanya bersamaan. Jaejoong hanya memeletkan lidah lucu dan berlari meninggalkan mereka menuju kelasnya.

Mereka bertiga kebetulan memang sekelas juga. Junsu dan KyuHyun segera mengejar kakak mereka yang kadang bertingkah childish itu sambil tertawa. Mereka tak pernah bisa marah pada Jaejoong, karena Jaejoong sangat baik dan menyayangi mereka.

Saking semangatnya berlari menghindar dari kedua adiknya, Jaejoong tak sempat me-rem larinya saat ada sesosok tubuh muncul dari belokkan.

“Huwaa!”

Jaejoong berteriak kaget ketika tubuhnya agak terpental dan jatuh terduduk. Junsu dan KyuHyun segera menghampiri dengan wajah cemas.

Jaejoong mengaduh, kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat sosok tinggi menjulang dihadapannya. Jaejoong menjulurkan tangannya dengan maksud meminta bantuan orang itu untuk mengangkatnya berdiri karena dia merasa mata kakinya agak sakit, mungkin agak keseleo barusan.

Alih-alih membantunya, sosok itu malah menatap aneh dan dingin. Sementara Junsu dan KyuHyun segera membantu Jaejoong berdiri.

“Ahjussi tega sekali! Aku kan jatuh setelah tabrakan sam ahjussi, kenapa ga mau bantu aku sih?!” gerutu Jaejoong tepat pada sosok tampan yang lebih tinggi sekitar 10 cm darinya itu.

“Ah..ju…ssi…” desis pria tampan itu dengan nada heran campur kesal.

Dua orang yang mendampinginya menatap kejadian itu dengan ekspresi berbeda. Yang pria, guru bahasa Inggris dan wali kelas Jaejoong, Park Yoochun, menatap dengan senyuman geli, sementara yang lain miss Kwon Boa, guru tari di sekolah ini yang juga penari professional itu menatap Jaejoong tak suka.

“Iya, ahjussi, memang sih aku yang salah karena lari-lari, tapi kan bukan berarti ahjussi ga bisa bantuin aku berdiri,” ujar Jaejoong, cepat.

“Kim Jaejoong! Kamu jangan kurang ajar ya! Apa kamu tahu kamu sedang berhadapan dengan siapa!” bentak BoA, geram.

“Aku sedang berhadapan dengan ahjussi yang tega gak mau bantuin aku bangun,” ujar Jaejoong tenang, membuat Junsu dan KyuHyun serta Mr.Park harus menahan senyum sementara BoA tambah geram, dan pria tampan yang dipanggil ahjussi itu agak bingung.

“Yunho oppa, maafkan dia, murid ini memang terlalu manja, sering bikin onar disini,” ujar BoA, yang memang menjadi salah satu yang merasa iri dengan penampilan Jaejoong.

“Miss Kwon, bukan aku yang bikin onar, aku tak pernah berniat bikin onar kok, tapi mereka yang membuat aku harus mempertahankan diri,” ujar Jaejoong, tak terima dirinya dikatakan pembuat onar.

“Diam kamu!” ujar BoA.

“Miss Kwon, anda hanya pelatih tari lho disini, bukan guru tetap, kenapa segalak itu?” ujar KyuHyun, dingin.

Mata pria tampan itu nampak berkilat aneh menatap pemuda berambut agak ikal itu, sementara KyuHyun nampak tenang saja.

“Ah, sudahlah, capek berurusan sama ahjussi arogan ini, Miss Kwon, Mr. Park, kami ke kelas dulu,” ujar Jaejoong, yang lalu mengajak kedua temannya untuk beranjak pergi setelah menganggukkan kepala tanda hormat. Meski dia tak suka BoA, dia masih berusaha menghormati wanita itu di depan umum.

“Hyung! Kakimu…” jerit tertahan Junsu terdengar oleh pria tampan yang juga memutuskan berjalan pergi.

Pria tampan itu membalik diikuti Yoochun dan BoA, melihat Jaejoong berjalan tertarih.

“Tak apa, keseleo sedikit sepertinya, badan ahjussi itu keras, aku agak terpental tadi,” ujar Jaejoong dengan nada biasa.

KyuHyun segera meraih tas Jaejoong sementara Junsu memapah temannya itu.

“Hyung, kita ke ruang kesehatan dulu, tidak ada penolakkan, aku tak mau Heechul ahjussi dan Changminnie marahi aku,” ujar KyuHyun tegas.

Jaejoong hanya bisa menelan kembali bantahannya. Mereka berjalan bertiga menuju ruang kesehatan.

“Dia itu ramping dan mungil, wajar dia terpental seperti itu, kamu harusnya bantu dia tadi Yun,” ujar Yoochun pada pria tampan bernama Yunho itu.

“Ck…dia hanya over acting, anak manja!” gerutu BoA.

Sementara itu Yunho hanya diam memperhatikan ketiga siswa itu berjaan menjauh dengan tatapan yang sulit dimengerti. Tetapi kemudian dia seperti tersadar sesuatu.

“Kim Heechul?” tanyanya pada Yoochun.

“Apa?”

“Tadi satu anak itu menyebut Kim Heechul, apa The Kim Heechul?” tanya Yunho pada Yoochun, sahabatnya sejak anak-anak itu.

“Yup! Jaejoong itu keponakan tersayang the diva,” ujar Yoochun.

BoA menatap bingung dua pria dihadapannya itu tanpa mengerti arti pembicaraan mereka. Wanita itu heran melihat Yunho mengusap wajahnya seperti bingung dan agak panik.

“Haha…tenang saja, Jaejoong bukan pengadu,” ujar Yoochun, yang mengerti arti sikap Yunho.

“Kamu tak tahu, Hankyung hyung saja sering ngeri berhadapan sama the diva,” ujar Yunho, membuat Yoohun tertawa.

Hankyung adalah senior mereka saat kuliah dan jadi sahabat mereka juga akhirnya.

“Tenang saja, Jaejoong anak yang baik dan tahu kapan dia harus bicara pada samchonnya atau tidak, kalau tentang kejadian tadi dia pasti tak akan mengatakan apa-apa pada the diva, lagipula dia kan tak tahu hubunganmu dengan samchonnya itu,” ujar Yoochun.

“Benar juga ya, tapi, kenapa Hee tak pernah mengenalkan keponakannya itu padaku ya?”

“Dia adalah samchon yang over protective pada keponakan tersayangnya, jadi bisa kamu tebaklah kenapa,” ujar Yoochun.

“Hei! Kan gak mungkin aku mempermainkan hati anak-anak, lagipula aku sudah tak ingin main-main lagi, sudah cukup saat muda dulu,” ujar Yunho.

“Hahaha! Iya, aku percaya, tapi kurasa Hee punya alasan kuat tentang itu.”

“Eh, tapi kok kamu tahu dia keponakan Hee?”

“Kan aku wali kelasnya, dan yang mengurus dia di Seoul ini ya samchonnya itu,” ujar Yoochun.

“Ooh.”

“Yunho oppa, kita jadi pergi ketemu Jung eomma kan?” tanya BoA dengan manja dan agak kesal sebenarnya karena dia tak mengerti pembicaraan sang pria idaman.

“Aku mau ke kantor, aku kan sudah bilang, lagipula eomma tak bisa menerima kedatanganmu hari ini, ada urusan penting,” ujar Yunho, dingin.

Keluarga BoA berteman dengan keluarga Yunho, dan orang tua BoA sangat ingin menjodohkan putrinya ini dengan Yunho, karena BoA memang mencintai Yunho sejak SMP.

Orang tua Yunho tak pernah mau memaksakan kehendak mereka dengan menjodohkan anak-anak untuk kepentingan bisnis. Mereka juga tahu persis kalau Yunho tak pernah tertarik pada BoA, makanya mereka tak pernah menyambut ajakan berbesan keluarga Kwon. Eomma Yunho malah terus terang bilang sudah merasa terganggu dengan tingkah BoA dan ibunya yang sangat rajin bertandang baik ke rumah maupun ke kantornya. Kedua adik Yunho pun sudah bosan dengan tingkah keluarga Kwon itu, hanya mereka tak bisa bersikap kasar juga, selama keluarga Kwon tidak membahayakan nyawa Yunho dan keluarganya mereka tak bisa melakukan apapun selain bersikap agak menjauh sedikit.

Tetapi keluarga Kwon itu memang tak tahu malu dan mereka memutuskan sebelum Yunho benar-benar menikah mereka akan tetap berusaha menjadi besan. Seperti saat ini, betapa tak tahu malunya BoA karena menganggap dia sudah berjanji ingin bertemu dengan eomma Yunho padahal mereka sama sekali tak pernah membuat janji. BoA mengajak Yunho karena tahu kalau Yunho bisa menemui orang tuanya kapan saja. BoA berusaha untuk menunjukkan pada orang-orang bahwa hubungan kedua keluarga dekat tentunya.

Yunho melepaskan tangan BoA agak kasar dan bergegas menuju mobilnya yang sudah menunggu di depan. Ketika BoA dengan tidak tahu malu hendak ikut masuk mobilnya, Seunghyun, sopir dan salah satu pengawal Yunho menahannya.

“Yah!! Lepaskan tangan kotormu pengawal rendahan!!” hardik BoA, yang terdengar oleh Yunho.

Setelah Yunho masuk dan mengunci pintunya, Seunghyun segera masuk ke bagian kemudi. Sebelum mobil itu jalan Yunho membuka jendela kacanya dan berucap dingin dan tegas pada BoA.

“Sekali lagi kamu menghina pengawalku, kucabut investasi keluarga Jung di hotel eomma-mu!”

Yunho kemudian menutup kaca lagi dan mobil melaju meninggalkan tempat itu, meninggalkan BoA yang mematung khawatir dan Yoochun dan tersenyum sinis.

“Dan kamu tahu Jung Yunho bukan orang yang berkata tanpa arti. BoA ssi, kamu tahu sendiri bagaimana keluarga Jung memandang para pengawal dan pegawai setia mereka sebagai keluarga, kamu benar-benar tak tahu diri,” ujar Yoochun, yang lalu ikut meninggalkan BoA, untuk kembali ke ruangannya.

BoA tentu saja tahu apa maksud Yoochun. Dia tahu, dia harus semakin hati-hati menjalankan rencananya mendekati Yunho. Meski dia merasa dia harus cepat kali ini. Entah mengapa dia merasa dia akan kalah cepat, entah oleh siapa dan entah dengan cara apa.

“Aaah!! Lelah sekali mencoba meraih hatimu oppa!” rengek BoA lirih.

***

Sementara itu, diperjalanan Yunho nampak seperti memikirkan sesuatu. Dia kemudian memutuskan menelepon seseorang dalam pikirannya.

“Hankyung hyung?”

“Ne, Yunho yah, ada apa?”

“Dimanakah boutique Heechul hyung?”

“Eh? Bukannya kamu suka bikin jas disana?”

“Iya, tapi selalu karyawannya yang datang mengukur ukuran bajuku ke kantor, aku tak pernah kesana,” ujar Yunho.

“Eomma dan adik-adikmu kan pelanggan dia juga, mereka pasti pernah kesana,” ujar Hankyung, terdengar heran.

“Iya, tapi aku memang belum sempat kesana.”

“Ok, aku mengerti, sekarang kamu mau apa kesana?’

“Aku mau minta buatkan warna yang lain sekalian aku sedang diluar ini,” ujar Yunho.

“Baiklah, nanti aku kirimkan alamatnya.”

“Thank you hyung.”

Tak lama kemudian Yunho menerima alamat boutique salah satu teman kuliahnya itu. Yunho pun tersenyum penuh arti.

“Hee, kamu tak akan bisa menyembunyikan mutiaramu selamanya,” ujar Yunho, tersenyum puas.

Yunho membayangkan kembali wajah imut yang merengut kesal karena tak dibantu bangkit dari jatuhnya itu. Yunho belum pernah merasakan ini sebelumnya, tetapi Yunho tahu perasaan apa ini. Yunho sudah menunggu lama untuk menemukan rasa ini dan dia tak akan melepaskan begitu saja kesempatan ini.

“Jung Yunho hwaiting! Yoshh!” ujarnya dalam hati dan matanya berbinar menandakan kebulatan tekad.

Seunghyun yang sempat melihat dari spion tersenyum sendiri melihat tuan mudanya terlihat tiba-tiba bersemangat. Dia selalu senang bila melihat tuannya itu bersemangat dan nampak senang. Untuknya kebahagiaan keluarga Jung merupakan kebahagiannya juga. Sudah sejak ayahnya menjadi pegawai setia keluarga Jung dan Seunghyun sangat menghormati keluarga billionaire itu, karena mereka memperlakukan semua karyawan dengan hati.

***

Jaejoong bersin dan merasa agak merinding, membuat dia bengong. Junsu dan KyuHyun menatapnya bingung. Mereka masih ada di ruang kesehatan.

“Ada apa, hyung?” tanya Junsu.

“Entahlah, ah biar saja, mau flu mungkin, cuacanya cukup dingin belakangan ini,” ujar Jaejoong, tak mau memikirkannya.

“Iya ya, ya sudah jaga kesehatanmu hyung, jangan sampai Heechul ahjussi panik,” ujar Junsu, yang ingat bagaimana paniknya Heechul saat Jaejoong demam beberapa waktu lalu padahal hanya karena masuk angin biasa.

Jaejoong mengangguk tersenyum. Mereka bertiga kemudian memutuskan segera masuk kelas karena jam kedua sudah akan dimulai.

###

a/n : beberapa cerita berbahasa Inggris agak sulit aku update krn kesibukkanku dgn tugasku sebagai istri dan ibu... maaf untuk para subscriber...semoga masih bisa sabar menunggu... karena untuk menulis dalam bahas Inggris membutuhkan waktu lebih banyak, karena bahasa Inggrisku masih sangat terbatas...

anyway, ini akan jadi cerita dengan chapter pendek dan tak janji cepat update...semoga tidak membosankan...terima kasih ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
EvaKim2804 #1
Chapter 3: ? please...continue please
Yasmin1 #2
Chapter 1: Is there is an English translation for this story?
autumn_desire
#3
ini lucu hehehe
sammy1006
#4
Chapter 3: Thanks for the update.
Khab71 #5
Chapter 3: TQ for the update.
sammy1006
#6
Chapter 2: Waiting for the next chapter. So in love with this. Thanks for the update
YunJaeLuv
#7
Chapter 2: Great! Waiting for the next chapter.. Ngak sabar nihhh..
Khab71 #8
Chapter 1: This is soooo good. I'm looking forward to the next update!
rinonori #9
Chapter 1: iiihh... bagus :) ditunggu apdetannya, authornim