Chapter 4

RAIN
Please Subscribe to read the full chapter

PAAK....

.

“Awww”

.

Namja itu mempoutkan bibirnya saat mengetahui bahwa kakak kembarnya baru saja memukul kepalanya. Walaupun tidak sakit, dia terkejut karena lamunannya menjadi buyar akibat pukulan kakaknya itu.

.

Sang kakak menunjukkan wajah gelinya “Aku tidak menyangka Taeyeon mau menjadi kekasihmu. Andai saja dia tahu betapa buruknya aegyomu itu, Jinwoon-ah”, ledek kakak kembarnya.

.

“Yang penting aku punya pacar sedangkan nuna tidak”

.

“YAAAH”

.

 Jinwoon segera melarikan diri sebelum kakaknya memukul kepalanya lagi. Si kembar itupun saling berkejaran di dalam rumah mereka.

.

.

.

.

.

.

“Taeyeon-ah”, Jinwoon melambaikan tangannya dan mendekati sang kekasih. Hari ini mereka akan berkencan di Lotte World dan untuk merayakan hari jadi mereka yang baru 6 bulan ini.

.

Yeoja imut itu hanya tersenyum menanggapi panggilan kekasihnya, mereka pun akhirnya bermain seharian penuh di Lotte World. Saat malam tiba, keduanya duduk bersantai di dekat mobil Jinwoon.

.

“Hari ini menyenangkan ya, chagi”, ucap Jinwoon dengan bahagia sedangkan Taeyeon hanya menanggapinya dengan biasa saja.

.

Gumpalan asap kecil keluar dari mulut Taeyeon karena cuaca cukup dingin. Ia terlihat menghela nafasnya sejenak sebelum memandang ke arah Jinwoon yang sedang menatap ke langit.

.

“Jinwoon-ah........”

.

“Ya??”

.

“Lets break up”

.

Taeyeon mengucapkan kalimat itu dengan tenang. Di sisi lain, Jinwoon terkejut dan masih diam karena tidak tahu harus berkata apa. “Maafkan aku, 6 bulan ini sudah kucoba untuk mencintaimu tapi perasaanku padamu hanya sebagai sahabat”

.

“Apa kau tidak nyaman selama ini bersamaku?”, tanya pemuda itu lagi.

.

Taeyeon menggeleng cepat “Bukan seperti itu, aku lebih menikmati bersamamu sebagai seorang sahabat daripada kekasih. Aku sudah mencoba tapi sepertinya tak bisa. Maafkan aku”, Taeyeon mengepalkan kedua tangannya yang berada di atas pahanya menutup mata. Ia sudah siap menerima kemarahan namja yang duduk di sebelahnya ini, namun sepasang tangan memegang pundaknya lembut.

.

Saat Taeyeon membuka mata, ia melihat Jinwoon tersenyum. “Kau tak perlu merasa bersalah, aku tahu cinta tak bisa dipaksakan. Tapi kuharap kau selalu tahu jika aku sangat mencintaimu”, Jinwoon mengangkat tangannya untuk mengusap pipi Taeyeon lalu mengecup kening Taeyeon sebagai tanda berakhirnya hubungan mereka.

.

“Apa kita bisa bersahabat lagi?”, tanya Taeyeon dan Jinwoon mengangguk disertai lesung pipi yang mulai terlihat karena ia tersenyum.

.

“Tentu. Sekarang ayo kuantar pulang, malam semakin larut”, ajaknya

.

Dalam perjalanan pulang, keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing. Taeyeon hanya menatap keluar jendela dan mencoba menenangkan rasa bersalahnya karena memutuskan Jinwoon, namun ia akan lebih bersalah jika membohongi perasaannya.

.

Setelah Jinwoon mengantarnya pulang ke rumah, keesokan paginya Taeyeon mendapatkan kabar bahwa Jinwoon semalam mengalami sebuah kecelakaan mobil dan kondisinya kritis.

.

.

.

-------------------------------------

.

“Jadi, kau dan Taeyeon mengenal satu sama lain sebelum kita debut?”, Jessica mengangguk mengiyakan pertanyaan Yuri.

.

“Saat pertama kali bertemu Taeyeon, aku senang karena kehadirannya membuat adik kembarku tersenyum setiap hari. Alasan kami pindah ke Seoul karena Jinwoon selalu di bully oleh teman sekolahnya karena dia terlalu pendiam. Akhirnya orangtuaku memutuskan untuk memindahkan kami ke Seoul dan mereka tetap di US untuk bisnisnya”

.

Yuri tersenyum. “Aku senang kau menceritakan hal ini padaku Sica”, ucapnya sambil merangkul Jessica.

.

“Cukup kau yang mendengarnya Yul”, pintanya.

.

“Heem, aku mengerti. Apa karena hal ini kalian tak pernah dekat lagi? Atau kau membencinya?” selidik Yuri.

.

Jessica menggeleng. “Aku sudah berjanji pada Jinwoon untuk tidak membenci Taeyeon dan menyalahkan dirinya atas kecelakaan malam itu. Mungkin benar, jika keputusan Taeyeon membuat Jinwoon sedih dan tak fokus selama menyetir tapi Jinwoon bilang itu takdirnya tidak bisa bersama dengan Taeyeon. Sejak kepergian Jinwoon, Taeyeon seakan menghilang dan kami baru bertemu lagi saat audisi BCEnt lalu sama-sama terpilih mengikuti pelatihan idol. Disana Taeyeon seolah-olah tak mengenalku, maka aku pun bersikap seperti dirinya”

.

“Taeyeon benar-benar susah ditebak”, Yuri menanggapi hal tersebut.

.

“Tidak Yul, jika kau memahaminya. Dia hanya berusaha kuat di depan kita dan menutupi semua itu dengan sikap dinginnya. Aku dapat melihat ke dalam matanya bahwa sampai sekarang Taeyeon masih menyalahkan dirinya atas kepergian Jinwoon”

.

“Adikmu pasti tidak menginginkan Taeyeon seperti itu, menyalahkan dirinya terus menerus”

.

Jessica mengangguk setuju dengan ucapan Yuri. “Kau benar Yul, tapi setidaknya ada bagian kecil kebahagiaan Taeyeon yang ia pertaahankan”

.

“Apa itu?”

.

“Semenjak aku bertemu Taeyeon lagi, sebuah gelang persahabatan antara mereka tak pernah lepas dari pergelangan tangan Taeyeon”, ucap Jessica disertai senyumannya dan Yuri juga ikut tersenyum. “Tolong rahasiakan ini dari yang lain Yul”, sambungnya lagi.

.

“Tentu” ucap Yuri. “Kau peduli pada Taeyeon begitu sebaliknya, hanya saja kalian tidak pernah mau mengakui hal itu”, lanjut Yuri dalam hati.

.

.

----------------------------------

.

Setelah 1 jam berlalu, akhirnya lampu operasi berwarna hijau dan dokter yang menangani Taeyeon segera keluar. “Bagaimana keadaannya dok?”, Jessica dan Yuri berdiri mendekatinya.

.

“Kepalanya mengalami benturan dan cukup banyak banyak kehilangan darah namun tidak membahayakan, hanya saja pundak kanannya harus memakai penahan karena ada keretakan di tulang. Dia akan pulih dengan istirahat total dan kalian bisa melihatnya setelah ia dipindahkan ke ruang inap. Saya permisi dulu”

.

Baik Yuri dan Jessica membungkuk saat sang dokter undur diri. Sambil menunggu Taeyeon dipindahkan, Yuri dan Jessica segera menuju ruangan Sunny. Disana Sooyoung terlihat berbincang serius dengan Sunny dan Hyoyeon.

.

“Ada apa Unni?”, heran Jessica, begitu pula dengan Yuri.

.

Sooyoung menunjukkan tablet miliknya, baik Yuri maupun Jessica dapat melihat foto-foto kecelakaan Taeyeon bersama Tiffany sudah diunggah di media sosial. “Media dan Fans sudah mulai tahu dengan kecelakaan yang menimpa Taeyeon. Gedung agency sudah mulai dipenuhi orang-orang tapi disini masih aman karena pihak Rumah Sakit memperketat penjagaan”, jelas Sooyoung kepada keduanya.

.

Jessica masih belum mengeluarkan kata-katanya karena ia tidak menyangka bahwa Tiffany juga ikut dalam kecelakaan ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa Jessica mulai cemas dengan keadaan Tiffany.

.

 “Tapi aku masih tidak mengerti, kenapa Taeyeon dan Tiffany mengalami kecelakan di lokasi yang sama. Apa mereka saling mengenal?”, Yuri membuka suaranya yang cukup mewakili pertanyaan Jessica sedari tadi dibenaknya.

.

Semuanya menggeleng, kecuali Jessica karena ia masih sibuk dengan pikirannya. Tak lama, ponsel Sooyoung berdering dan manajer RAIN itu terlihat serius menjawab telponnya. Sooyoung menghela nafasnya pelan setelah mengakhiri sambungan tersebut.

.

“Kalian tetap disini, aku dan Sica akan menemui presdir. Oh iya Yul, sebaiknya kau menemani Taeyeon. Ia sudah dalam proses pemindahan ke ruang inap. Beberapa staff akan segera datang untuk menemani kalian, berhati-hati dan jaga diri kalian”

.

“Ne Unnie”, ucap semuanya dengan kompak. Setelah itu, Jessica dan Sooyoung pergi meninggalkan Rumah Sakit.

.

.

.

***

.

Yoona dan Seohyun yang baru saja memasuki gedung agency dikejutkan dengan kesibukan orang-orang yang tak biasa. Yoona menatap Seohyun untuk sebuah penjelasan, tapi Seohyun mengangkat bahunya tanda tak mengerti juga.

.

“Oppa!!”, teriak Seohyun saat melihat salah satu staff yang ia kenal. “Apa yang terjadi disini?”, tanyanya.

.

“Tiffany mengalami kecelakaan bersama Taeyeon, salah satu member RAIN”, Yoona dan Seohyun membulatkan matanya mendengar penjelasan pria itu.

.

“Di Rumah Sakit mana Oppa?”, kini giliran Yoona bertanya.

.

“Aku tidak tahu soal itu karena dirahasiakan, jangan sampai media tahu. Namun yang kudengar, manajer Tiffany mengatakan bahwa Tiffany hanya mengalami lecet kecil saja sedangkan yang me

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Baegodyeon #1
Chapter 1: I was so curious but I can’t understand :(
alexacell #2
Chapter 10: Duhh keren banget ceritanya penuh dg teka-teki
Selirjung27 #3
Thor ijin baca ,,,,
MaoMao_96
#4
Chapter 7: JeTi please
rosiesolo
#5
Please makes a English ver of this story terima kasih ^^~!