Chapter 14

RAIN
Please Subscribe to read the full chapter

Pagi mulai beranjak. Kicauan burung dan suara angin menyambut pagi cerah di sebuah bukit tak jauh dari Seoul. Tempat yang biasa digunakan untuk siapa saja yang ingin bercamping. Seorang pria baru saja tiba di atas tepatnya di tenda yang sudah ia ketahui keberadaannya.

 

.

“Yul, irreowa”

.

Ia mengguncangkan tubuh Yuri sesaat sebelum sang idol terbangun dari tidurnya. “Oppa?”, Yuri menatap bingung salah satu manajer dari agensinya.

.

“Kemaskan barang-barang kalian. Kita harus pergi sekarang. Keadaan sedang gawat”, ucap sang manajer.

.

Yuri segera membangunkan Yoong, dan mereka mulai berkemas. Karena dalam keadaan genting, mereka mengambil jalur penggunaan cable car untuk segera sampai di parkiran bawah.

.

Yuri dan Yoong terkejut karena beberapa bodyguard sudah disiapkan. Mereka masih clueless dengan apa yang terjadi. Yoong dipersilahkan naik ke mobil yang berbeda dengan Yuri untuk kembali ke apartemen. Sedangkan Yuri bersama salah satu manajer, naik ke mobil lain dan menuju suatu tempat yang belum Yuri ketahui.

.

Begitu mobil mulai meninggalkan lokasi, sang manajer memberikan Yuri ponselnya dan menunjukkan berita yang membuat Yuri sangat terkejut. Berita yang Yuri takutkan akan semakin merusak hubungan Taeyeon dan Jessica.

.

“Saham agensi mulai merosot. Masing-masing member sudah berada di tempat persembunyian masing-masing. Meskipun ini bukan masalahmu, tapi semua jadwalmu sudah Oppa batalkan karena wartawan sedang mengincar kalian” jelas sang manajer.

.

“Apa Oppa tahu dimana Sica?”, Yuri mulai mengkhawatirkan leadernya. Terlalu banyak Jessica menghadapi masalah.

.

“Oppa belum mendapat kabar dimana mereka bersembunyi. Yang jelas, dia bersama Juyeon, asisten pribadinya. Dan yang kudengar dia bersama Tiffany juga”

.

Yuri mengangguk mendengar jawaban manajernya. Dia merasa lega, setidaknya Jessica berada bersama orang yang tepat.

.

“Kau akan kuantar pulang ke rumah, Yul. Anggap saja ini sebagai liburan. Tidak ada yang mengetahui keberadaan rumahmu yang baru. Itu sudah cukup aman untuk bersembunyi”

.

“Bagaimana dengan latihan kita Oppa? Tur sebentar lagi akan dimulai”

.

“Manajemen sedang memikirkan itu. Yang terpenting sekarang kau focus dengan bagianmu Yul. Kalian akan memulai latihan lagi saat situasi mulai terkendali”

.

“Ne Oppa, aku mengerti”

.

Yuri terdiam. Ia memandang keluar jendela dan kembali memikirkan berita yang sudah tersebar. Dia juga tak lupa dengan Taeyeon, meskipun Taeyeon dingin tapi Yuri bisa menebak bahwa berita ini membuat Taeyeon tak nyaman.

.

.

.

.

-----------------------

.

Yang paling marah oleh berita ini tentu saja presdir Han. Karena berita Taeyeon dan Jessica, membuat saham agensi merosot. Belum reda keterkejutan publik seminggu lalu atas berita Hyoyeon, sekarang dua idol ternama dari BCEnt kembali tersorot publik oleh kisah masa lalu mereka.

.

Jessica terlihat serius mendengar semua ucapan yang ia dengar melalui ponselnya. Siapa lagi jika bukan Presdir Han. Dari raut wajahnya, Jessica tampak lelah. Ia tak tidur semalaman karena terus memikirkan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. Ia bahkan sudah menghubungi Jaejoong untuk datang ke Seoul dan bertemu dengannya.

.

“Baik Presdir. Saya akan bertanggung jawab dan melakukan yang terbaik”, ucapnya lalu mengakhiri sambungan telpon.

.

Gadis itu menghela nafasnya yang berat. Namun tak lama, sepasang tangan memeluknya dari samping. “Istirahatlah. Kau semalam belum tidur Jessi”, ucapnya dengan nada cemas.

.

Jessica tersenyum melihat Tiffany yang baru saja bangun. Rambutnya terlihat cukup berantakan dan Jessica berinisiatif merapikannya. Ia membenarkan rambut hitam Tiffany. “Do you wanna have a breakfast right now?”, tanyanya.

.

Tiffany menggeleng dan memegang tangan Jessica yang berada di rambutnya. “Don’t change the topic. You need a sleep, and don’t argue with me”, Tiffany menarik pergelangan tangannya dan membawa Jessica naik ke tempat tidur.

.

Melihat tatapan serius dari Tiffany, membuat Jessica menyerah. Ia tak ingin mengajak tunangannya itu berdebat. Setelah menuruti kemauan Tiffany, ia membenarkan selimutnya dan membawa Tiffany mendekat hingga tak ada jarak. “Lets sleep. I need you”, ujar Jessica dan itu membuat Tiffany tersenyum.

.

Ia memeluk Jessica dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jessica. Menghirup vanilla mint yang membuatnya selalu terbuai.

.

“Apa kita akan baik-baik saja?” ucap Tiffany dengan pelan.

.

Jessica semakin mengeratkan pelukannya dan mengistirahatkan dagunya di puncak kepala Tiffany. “Everything will be alright. I promise you”, ucapnya menenangkan.

.

Tiffany mengangguk dalam pelukan itu. “I Love you, Jessi” lanjut Tiffany. Ia tak dapat melihat Jessica yang tersenyum karena posisi mereka.

.

“Hmmm I love you more”, Jessica tersenyum sebelum terlelap.

.

.

Setelah cukup tidur, Jessica membuka matanya dan mendapati Tiffany yang masih berada di pelukannya. Gadis itu sudah bangun lebih dulu dan hanya diam menunggu Jessica sambil memandangi wajah tidurnya.

.

“Good afternoon, Jessie~~”, ucapnya dengan ceria dan membuat Jessica tertawa kecil.

.

Jessica memandang jam dinding. Waktu menunjukkan pukul 1 siang. Sesaat, ia lalu memandang sekeliling kamar dan terlihat puas. Tiffany ikut menegakkan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya di pundak Jessica.

.

“Semuanya terlihat sama”, ujar Tiffany dengan masih melihat ke isi kamar yang mereka tempati.

.

Di kamar ini, semuanya bermula. Kisah mereka beserta masa lalunya. Kamar yang terlihat simple namun elegance menjadi tempat tinggal keduanya saat menjalin hubungan dulu. Tempat yang kemudian menjadi kenangan kisah mereka dan sekarang mereka kembali ke tempat ini.

.

Sejak Jessica meninggalkannya, Tiffany memutuskan untuk menjual apartemen ini. Namun diam-diam Juyeon membelinya atas permintaan Jessica. Tak ada satupun yang berubah karena Jessica meminta seseorang untuk menjaganya.

.

“Hmmm, apa kau suka?”, Tanya Jessica.

.

Tiffany mengangguk namun detik selanjutnya wajahnya terlihat kesal. “Kau terlalu banyak merahasiakan sesuatu dariku. Dan sekarang juga, tentang apartemen ini. Urrghh”, Tiffany kehabisan kata-kata dan lagi-lagi itu membuat Jessica tertawa.

.

“Sorry Tiffy, I don’t meant it”, ia mengecup pipi Tiffany dan tersenyum.

.

Tok…tok….

.

“Come in”

.

Keduanya menoleh ke arah pintu dan melihat Juyeon yang baru saja kembali ke apartemen. Juyeon masuk dan duduk di kursi yang tak jauh dari tempat tidur. “Sica, Ayahmu akan datang besok”

.

“Apa Daddy sudah tahu?”

.

Juyeon mengangguk dan membuat Jessica menghela nafasnya. “Atur pertemuanku dengan Jaejoong Oppa sebelum aku bertemu Daddy. Dan jangan lupa untuk menghubungi Taeyeon”, jelas Jessica.

.

“Baik. Akan aku siapkan” balas Juyeon.

.

Jessica kemudian memandang Tiffany. “Ada yang ingin kubicarakan dengan Juyeon. Pergilah mandi, dan aku akan menunggu di ruang makan”, Tiffany mengerti. Ia pun segera bangun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi.

.

Di ruang makan, Jessica mulai membicarakan rencananya. “Sudah kau hubungi pihak yang kuminta?”, tanyanya pada Juyeon.

.

“Mereka sedang memprosesnya. Kita hanya tinggal menunggu kesepakatan. Apa kau yakin dengan ini?”

.

“Aku yakin. Ini akan sedikit sulit dan butuh proses”, Jessica kembali fokus pada ponselnya. “Bagaimana dengan Daddy?”

.

“Beliau terdengar cemas saat pemberitaan ini tersebar. Tapi Sica, jika kau bertemu beliau artinya dia akan tahu tentang hubunganmu dan—” Juyeon menghentikan kata-katanya. Ia tak berniat melanjutkan itu.

.

Jessica mengalihkan pandangannya dan kini memandang Juyeon. Ia menghela nafasnya lagi. “Bantu aku mencari sponsor pengganti. Aku tidak akan memaafkan diriku jika karir Tiffany terancam setelah rencana ini”, Jessica memandanganya dengan tatapan memohon.

.

“Akan aku usahakan”

.

Jessica tersenyum padanya. “Gomawo Juyeon-ah”

.

.

.

***

.

.

Praang….

.

Gelas wine itu kembali pecah. Ini sudah kesekian kalinya ia minum, lalu marah dan membanting gelas ke lantai. Krystal yang berada disitu memilih tak menghentikannya. Ia hanya melihat Taeyeon dari sofa yang tak jauh dari mini bar yang ada di apartemennya.

.

“F ck this !! Mereka membuatku terlihat seperti kriminal”, makinya lagi saat menatap layar televisi dimana menayangkan berita yang melibatkan dirinya.

.

“Apa Juyeon sudah menghubungimu?” Tanya Krystal.

.

“Eoh. Jaejoong Oppa akan datang ke Seoul. Juyeon sudah menceritakan rencananya”

.

“Apa agensi mengetahuinya?”

.

Taeyeon menggeleng. “Lagi-lagi Jessica akan melakukan hal gila untuk menyelesaikan masalah ini”, jelasnya.

.

“Lalu?? Kau setuju dengan idenya?”

.

Keheningan melanda keduanya. Taeyeon belum menjawab pertanyaan Krystal. Ia masih sibuk dengan pemikirannya lalu memainkan gelas wine dan meminumnya lagi.

.

“Kau tahu, jika menurut agensi cara yang ditempuh Jessica tidak memuaskan mereka, kupikir ini kehancuran RAIN. Kau mengerti maksudku, Taeng?”, jelas Krystal.

.

“Yeah I know it. Karir Tiffany juga terancam jika rencana tidak berjalan”, sambung Taeyeon.

.

Krystal menghembuskan nafasnya kasar. “Lebih dari itu, cepat atau lambat Uncle Jung akan mengetahui fakta bahwa Jessica kembali bersama Tiffany” ucap Krystal. Tak lama, ia memicingkan mata ke arah Taeyeon. “Kau tahu Taeng? Aku tidak ingin berpikir bahwa kau yang menyebarkan berita ini. Bukan begitu?”

.

Taeyeon tertawa mendengarnya. “Aku ingin mengalahkan Jessica secara fair, tidak dengan ini”, ucapnya sambil tertawa.

.

“Aku tahu itu. Aku hanya menduga saja. Ku pikir orang yang menyebarkan ini sudah mencari tahu tentang masa lalu kalian. Do you have any ideas?”

.

“No but i will find that person”

.

Taeyeon dan Krystal kembali terdiam. Keduanya terlihat berpikir. Taeyeon meneguk winenya lagi. Baru saja ia ingin menuang wine untuk kesekian kali, tiba-tiba ia teringat sesuatu.

.

“Impossible”, Ia berdiri dari tempatnya dan mengambil ponselnya. Krystal mengikuti Taeyeon ke kamar dan melihat gadis itu sedang menghubungi seseorang.

.

Taeyeon memaki kesal karena nomor yang dihubungi tidak aktif. “Ada apa?”, Krystal mulai bertanya.

.

“Aku mengerti sekarang, kenapa Jessica membuat rencana yang berbahaya untuk menyelamatkan RAIN. Aku harus bertemu dengannya segera”, Taeyeon langsung menuju lemari dan memakai jaket kulitnya.

.

“Kau gila! Media sedang mencarimu”, Kali ini Krystal terlihat tidak setuju. Bagaimana bisa Taeyeon berkeliaran sedangkan dia dan Jessica sedang mencari incaran semua orang di Seoul.

.

“Aku tidak bisa tinggal diam. Kali ini resiko yang Jessica ambil membahayakan dirinya. Apa kau mengerti itu?!!!!”, Taeyeon refleks berteriak di hadapan Krystal dan membuat gadis itu lalu tersadar akan perbuatannya.

.

“Krys…..” Taeyeon menggenggam kedua tangannya. “Maaf, aku tidak bermaksud membentakmu”, ia merasa bersalah.

.

Krystal belum menjawab, ia terlihat shock dengan sikap Taeyeon barusan. Sedangkan Taeyeon, ia sudah siap menerima makian dari Krystal namun yang dia dapat adalah sebuah senyuman.

.

“Tunggulah hingga besok pagi. Aku akan menelpon orang kepercayaanku untuk mengantarmu menemui Jessica. Keadaan sekarang masih sangat berbahaya untukmu. Bersabarlah”, Krystal tersenyum lagi lalu meletakkan kedua tangannya di pipi Taeyeon.

.

Ternyata kau masih peduli pada Jessica. Batin Krystal

.

Taeyeon langsung memeluk Krystal begitu tahu gadis itu tak marah padanya. “Gomawo sayang dan maaf, aku tidak bisa mengontrol emosiku”

.

“Its okay. I know you so well”

.

.

.

.

------------------------

.

Sudah satu hari sejak berita yang menggemparkan publik Korea itu dirilis. Semua media terus bekerja keras menemukan setidaknya satu member RAIN. Namun mereka terlalu pandai untuk bersembunyi.

.

Hyoyeon pergi ke Hongkong bersama Nichole untuk bertemu dengan teman-teman mereka sesama dancer. Ia memilih menjauh dari Seoul dan fokus pada kegiatan individunya sebelum bertem

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Baegodyeon #1
Chapter 1: I was so curious but I can’t understand :(
alexacell #2
Chapter 10: Duhh keren banget ceritanya penuh dg teka-teki
Selirjung27 #3
Thor ijin baca ,,,,
MaoMao_96
#4
Chapter 7: JeTi please
rosiesolo
#5
Please makes a English ver of this story terima kasih ^^~!