Umbrella by Yoshioka Yui

Pitter-pat, actually we had a fight

So I want to leave you be…

But you’ve forgotten your black umbrella

Kedua tangan lelaki itu terangkat dengan napas memburu. Ia merundukkan kepala sejenak, kemudian kembali mempertemukan manik mereka, mendapati genangan bening pada pelupuk mata Jaehee. Rahang Kyungsoo mengokoh. Tak dapat dipungkiri bahwa ia benci mendapati air mata sang Kekasih. Ia merasa bersalah, namun juga tak ada hal lain yang mampu ia lakukan untuk mencegah pertikaian. Perkara datang silih berganti dan kepercayaan mulai menyurut.

Pekan ini adalah kali kedua mereka bertikai. Pemicunya bukanlah hal sepele. Kyungsoo benci mengakui ini, namun seiring dengan berjalannya waktu ia mulai berpikir bahwa berpisah mungkin akan membawa kebebasan. Ia tak perlu menghadapi air mata itu lagi. Mereka tak perlu saling berteriak di depan wajah masing-masing dan menyakiti perasaan satu sama lain. Tetapi bagaimana mungkin ia menyeka seluruh kenangan yang kini terpendam rapi dalam ingatan? Pasti akan sulit untuk melalui segalanya setelah mereka berpisah.

“Baiklah, aku pergi. Aku tak peduli lagi, kau bisa melakukan apapun yang kaumau.” Ujarnya, mengambil langkah mundur.

Kening Jaehee mengernyit. “Apa kau akan menghindar lagi?”

“Terserah, Lee Jaehee.”

“Dasar pengecut.” Cetusnya dengan dengusan keras. Ia melipat tangan di depan dada, mengamati setiap pergerakan yang diciptakan Kyungsoo. Bagaimana raut terluka itu tergurat jelas pada parasnya dan bagaimana setiap langkah yang ia ambil tampak tak memiliki keraguan. Seakan-akan ia siap meninggalkan Jaehee kapan saja tanpa penyesalan.

“Aku pergi.”

Itu adalah kalimat terakhir yang ia ucapkan sebelum akhrinya berbalik dan meninggalkan sosok kurusnya sendirian di sana. Suara bedebam dari daun pintu menyentak gadis itu. Lututnya lantas tertekuk dan ia pun tersungkur di atas lantai. Kini ratapan kencang terlontar dari mulutnya. Ratapan pilu yang bahkan membuat telinganya berdengung. Ia tahu bahwa hubungan mereka sama sekali tak memiliki harapan. Namun bisakah ia tetap berharap bahwa Kyungsoo takkan mengakhiri segalanya? Setelah sekian tahun mereka bersama, setidaknya ia bersedia mempertimbangkan semua ini dengan lebih matang lagi.

Gemuruh hebat mulai terdengar dari atas langit. Kilatan cahaya datang silih berganti dan hantaman air pun membentur permukaan tanah serta genting rumah. Pandangan Jaehee jauh menerawang ke l