Chapter 3

Let's Not Fall in Love

"Ok. Cukup. Ayo kita pergi. Sampai jumpa manis." Chanyeol tanpa izin langsung saja memotong kalimat Jieun dan menarik lengan Jieun membawanya menjauh dari kelas. Tidak lupa sebelum pergi ia sempat memberikan wink-nya pada Suzy. Hal itu cukup membuat Suzy speechless di tempat. Hari pertama sekolah dan Chanyeol sudah membuat dua gadis berblushing ria karena wink menawannya. Setelah ini entah berapa banyak lagi gadis-gadis yang akan jatuh ke dalam pesona seorang Park Chanyeol.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

#Jieun Pov

 

"Yak! Apa-apaan kau ini! Lepaskan aku!!!" Aku mencoba melepaskan lenganku yang ditarik paksa oleh Chanyeol. Namun dengan keras kepalanya Chanyeol tidak mendengarkan ucapanku.

 

"Kau ini tuli ya?! Kubilang lepaskan aku!" Lagi-lagi Chanyeol tidak menanggapiku dan terus berjalan dengan langkah lebarnya.

 

"Hei, pelan-pelan kakiku terluka bodoh!" Kali ini ucapanku sukses membuatnya berhenti. Ia membalikkan tubuhnya menghadapku lalu menurunkan pandangannya kearah lututku.

 

Terdapat bekas darah yang mengering di lutut kananku. Menurutku itu bukanlah luka yang serius. Namun sepertinya Chanyeol berfikiran lain.

 

"Disebelah mana ruang UKSnya?" Tanyanya sambil menatapku dengan kedua mata hazelnya. Untuk sesaat aku merasa terhipnotis oleh tatapannya itu. Namun aku segera menyadarkan diriku kembali.

 

"A-apa?" Tanyaku kembali. Fikiranku benar-benar blank sekarang.

 

"Ck, kubilang dimana UKSnya?" Ucapnya dengan nada kesal.

 

"Oh itu, ada di ujung koridor ini." Tanpa basa-basi ia kembali menarik lenganku dan berjalan atau lebih tepatnya ia menyeretku menuju UKS.

 

"Tunggu! Kau tidak perlu melakukan ini. Lagipula lukanya tidak serius kok." Namun kembali Chanyeol tidak mendengarkan ucapanku. Anak ini benar-benar batu.

 

Akhirnya aku dan Chanyeol sampai juga di depan Ruang UKS. Ia segera menarikku untuk memasuki ruangan itu. Namun di dalam tidak ada seorangpun. Bahkan guru yang biasanya menjaga ruangan ini juga tidak ada.

 

"Duduklah." Aku menolehkan kepalaku ke arah Chanyeol dan menatapnya heran.

 

"Untuk apa? Tidak ada guru penjaganya disini. Jadi sebaiknya kita pergi saja aku bisa mengobati kakiku dirumah nanti."

 

"Duduk!"

 

"Kau ini-"

 

"Ku bilang duduk." Aku langsung saja meloncat ke atas tempat tidur UKS dan duduk sambil melipat tanganku didepan dada. Saat ini aku benar-benar kesal pada anak ini. Namun aku memilih untuk mengalah daripada memulai perkelahian lagi dengannya.

 

Kulihat ia berjalan menuju almari kecil di depan tempatku duduk saat ini. Ia terlihat sedang mencari-cari sesuatu dengan telitinya. Aku tidak memperdulikannya dan malahan asik mengayun-ayunkan kakiku yang menggantung karena tempat tidur yang cukup tinggi ini.

 

Sampai akhirnya ia menemukanya, sebuah kotak putih dengan tanda plus (+) berwarna merah di bagian depannya. Ia berjalan ke arahku lalu mengambil kursi di dekat tempat tidur dan duduk di hadapanku. Oke hal ini membuat kami agak canggung.

 

Aku berdehem pelan lalu mengedarkan pandanganku kemana saja selain wajah Chanyeol. Aku mencoba menghindari kontak mata dengannya karena entah mengapa setiap kali pandangan kami bertemu ada perasaan aneh yang menyelimutiku.

 

Seperti ada percikan-percikan aneh di dalam diriku yang membuat kerja otakku melamban namun membuat jantungku berdetak dengan sangat cepat. Apa ini sebuah gejala dari suatu penyakit? Jika iya, maka aku harus sesegera mungkin memeriksakan diri ke dokter sebelum bertambah parah.

 

"Baiklah aku akan membersihkan lukamu sekarang." Ucap Chanyeol dengan nada canggungnya.

 

Aku tidak meresponnya karena aku tidak tau harus berkata apa. Sebenarnya aku ingin menolaknya tapi entahlah aku bingung pada diriku sendiri.

 

Kulihat ia kini membuka kotak yang kuyakini adalah kotak P3K itu lalu mengeluarkan sebuah botol berwarna kuning dan beberapa lembar kapas. Ia menuangkan beberapa tetes cairan dari botol itu ke atas kapas. Setelahnya ia menatapku dengan pandangan seperti meminta ijin dariku.

 

Aku mengangguk pelan sambil kembali mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan yang serba putih ini. Tak beberapa lama kurasakan sesuatu yang dingin menyentuh lututku yang terdapat luka.

 

"Ah!" Erangku saat cairan itu mengenai lukaku bagian dalam. Ia berhenti sejenak dan menatapku khawatir namun segera melanjutkan membersihkan lukaku dan darah yang mengering di sekitarnya.

 

Setelah lukaku bersih, ia kini mengambil kasa dan menempelkan plester di sisi kanan dan kirinya. Ia lalu mengambil botol obat merah dan menuangkannya sedikit di kasa tersebut.

 

"Ini mungkin agak sakit tapi tahanlah sebentar." Aku menggigit bibir bawahku mendengar ucapannya. Setelah mengatakan itu ia menempelkan kasa itu ke bagian lukaku.

 

Astaga! Rasanya perih sangat perih! Aku tidak menyangka luka kecil seperti ini bisa sangat menyiksaku.

 

"Nah sudah sudah selesai." Ucapnya -senang?? Ia membereskan kotak P3K itu lalu mengembalikannya ke tempat semula. Setelahnya Ia berjalan menghampiriku.

 

"Apa tidak ada yang ingin kau ucapkan padaku?" Tanyanya dengan senyum atau lebih tepatnya seringai di wajahnya.

 

"Apa?" Ucapku tak mengerti.

 

"Hm.. terima kasih mungkin?" Jawabnya sambil mengendikkan bahunya.

 

"Terima kasih???" Tanyaku tidak percaya.

 

"Sama-sama." Ucapnya dengan senyum mengembang di wajahnya. Crap! Dia menjebakkuu!!! Ugh... Sialan!!!

 

Aku segera turun dari tempatku duduk dan berjalan menuju pintu ruangan ini. Aku kesal! Kesal! Sangat kesal pada Park Chanyeol!

 

Kudengar suara derap kaki di belakangku. Namun aku terus berjalan menjauhinya.

"Hey Lee Jieun tunggu!"

 

Akhirnya Chanyeol berhasil mengejarku dan menarik lenganku menghadapnya.

"Kau fikir kemana kau akan pergi? Kau masih lupa pada tugasmu?"

 

Aku menghembuskan nafasku kesal.

"Aku tidak lupa. Ayo cepat. Aku malas berlama-lama denganmu."

 

¤¤¤¤¤

 

"Apa kau hanya diam saja begitu? Sangat tidak bertanggung jawab." Ucap Chanyeol setelah 10 menit berkeliling sekolah kita.

 

"Kau ingin aku melakukan apa? Kau bisa membaca kan? Diatas setiap pintu ruangan disini ada papan nama. Jadi tinggal baca saja kan." Jawabku ketus. Inilah yang terjadi jika aku sedang merasa lapar.

 

"Tidak perlu kasar seperti itu juga kan. Aku hanya bertanya." Aku tidak mendengarkan ocehan Chanyeol lagi perutku sudah kelaparan. Aku butuh makan!

 

"Ya ya ya. Baiklah urusan kita sudah selesai. Aku pergi!" Ucapku dan segera menuju my favorite place in this school. Kantin!!!

 

"Hey tunggu. Aku ikut." Kudengar suara Chanyeol berteriak di belakangku. Apa-apaan anak itu. Aku mempercepat lariku namun ia tetap mengejarku. Aku jadi berfikir yang kita lakukan sekarang mirip adegan di film bollywood.

 

Akhirnya aku sampai juga di kantin disusul oleh Chanyeol tak beberapa lama setelahnya. Nafasnya terengah-engah efek mengejarku kurasa. Namun ia terlihat sangat y sekarang. Apa!! Dasar otak apa yang kau fikirkan. Bodoh! Bodoh!

 

Aku beralih menatap seisi kantin. Suasananya agak lenggang kali ini. Aku mencoba mencari-cari sosok sahabatku dan Aha! Itu dia! Aku berjalan mendekatinya dengan Chanyeol mengikutiku dari belakang.

 

Dapat kurasakan semua tatapan di kantin mengarah ke arahku atau lebih tepatnya Chanyeol. Yah sudah biasa anak baru biasanya memang menjadi pusat perhatian.

 

"Suzy-ya!!!" Kulihat ia menoleh dan melambaikan tangannya ke arahku.

 

"Jiji-ya!! Kukira kau tidak akan kesini." Aku hanya tertawa pelan menanggapinya dan segera duduk di seberang Suzy.

 

Kurasakan seseorang menduduki kursi disebelahku setelah kulihat ternyata dia tidak lain adalah Chanyeol.

 

"Siapa yang menyuruhmu duduk disini? Pergi kau!" Namun ia tidak menanggapiku dan malahan tebar pesona pada para gadis yang menatapnya.

 

"Park Chanyeol!! Jika kau tidak segera pergi dari sini aku akan menendangmu keluar!" Dia kembali tidak mendengarkanku. Oke jika itu maumu.

 

"Aku sudah memperingatkanmu. Kuhitung sampai tiga jika kau masih belum pergi di hitungan ketiga, rasakan sendiri akibatnya. Satu!" Ancamku tidak main-main. Kesabaranku sudah habis menghadapi anak ini.

 

"Dua!" Dia masih belum beranjak dari duduknya. Baiklah siap-siap mendapatkan tendanganku.

 

"Tig-"

 

"Suzy sweety bolehkan aku duduk disini bersama kalian?" Glek!! Apa-apaan dia ini.

 

Suzy terlihat kaget dengan ucapan Chanyeol barusan. Kenapa tiba-tiba ia dilibatkan dalam hal ini? Suzy bingung harus menjawab apa. Belum lagi Chanyeol kini mengeluarkan Puppy eyesnya. Oh My God!!

 

"Em-itu.. y-ya kau bisa duduk disini." Suzy berkata dengan gugup. Ia kini menundukkan kepalanya meskipun begitu aku bisa melihat semburat merah tercetak di pipinya.

 

"Suzy!! Kenapa kau membiarkannya?" Ucapku kesal.

 

"M-maaf aku bingung harus bilang apa." Aku melipat tanganku di depan dada. Aku kesal!! Aku kesal pada Chanyeol. Pada Suzy. Pada Guru Jung. Pada Jino. Pada- aku kesal pada semua yang terjadi hari ini!

 

"Sudahlah begini saja kau permasalahkan. Lagipula yang dilakukan Suzy itu benar. Iyakan?" Chanyeol memainkan alisnya saat mengucapkan hal itu. Dan Suzy kembali ber-blushing dibuatnya.

 

Aku menatap tidak suka pada Chanyeol. Berani-beraninya ia merayu Suzy di hadapanku. Baru beberapa menit yang lalu ia berbuat baik padaku sekarang ia sudah merayu sahabatku. Sungguh!

 

"Jiji-ya aku minta maaf ya, ya ya ya??!" Suzy berkata sambil mengeluarkan aegyonya padaku.

 

"Kau tau itu tidak akan berpengaruh padaku. Tapi karena kau adalah sahabatku aku memaafkanmu. Sekali ini saja. Jangan kau ulangi lagi." Ia mengangguk-angguk seperti puppy yang akan diberi makan.

 

"Ok. Dan oh ya tadi aku sudah membelikanmu makanan tapi yang ada hanya sandwich tidak apa-apa kan?"

 

Yah padahal aku ingin makan ayam goreng tapi ya sudahlah daripada aku mati kelaparan.

 

"Hm.. terima kasih ya." Suzy lalu menyodorkan sandwich itu kearahku. Aku menerimanya lalu mulai memakan sandwichnya.

 

"Ehm.. ehm..." Aku menoleh kearah Chanyeol yang berdehem pelan beberapa detik yang lalu. Aku menatapnya dengan tatapan bertanya.

 

"Tidak. Lanjutkan saja." Aneh. Aku tidak menghiraukannya dan melanjutkan acara makanku.

 

Saat sedang asik-asik makan tak beberapa lama kudengar teriakan tertahan dan beberapa pujian terlontar dari murid perempuan di sekitarku. Hal itu cukup membuatku tertarik. Akupun mengikuti arah pandang anak-anak itu. Dan saat itu pula di depan pintu kantin yang lebar segerombol laki-laki dengan baju basket berjalan memasuki kantin.

 

Sandwich yang tadi kupegang jatuh begitu saja diatas meja. Kedua tanganku aku gunakan untuk menutup mulutku. Aku benar-benar terkejut melihatnya. Dia ada disana. Di tengah diantara para murid laki-laki itu. Aku ingin berteriak sekencang mungkin memanggil namanya. Dia.. astaga. Kelakuanku saat ini sudah seperti fans yang melihat artis idolanya berjalan di depannya. Dan itu memang benar namun bedanya ia bukan artis idolaku melainkan seseorang yang aku taksir sejak lama. Siapa lagi kalau bukan

 

"Kim Jongin!"

 

 

To Be Continue

 

 

 

Annyeong Chingu^^ aku udah update nih. Maaf ya nungguin lama soalnya idenya lagi macet. Kkkk~

 

Saya mau berterima kasih buat yang sudah mau baca, ngasih sub dan comment. Makasih ya semua. Ini sangat berarti buat saya.

 

Dan hari ini saya ceritanya bakal post 2 chap. Chap ini sama Chap 4. Don't miss it yeah. See ya^^

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DewiDream
hari ini bakal update chap 3 dan 4. selamat baca^^

Comments

You must be logged in to comment
Tikakyu #1
Chapter 4: Ah, Chanyeol-a kenapa kau tidak mengantar jieun tadi?
Eummm, jongin memperhatikan jieun rupanya... Chukhahae jieun-a
Tikakyu #2
Chapter 3: Chanyeol sangat genit, tapi romantis juga. :-)
Salsal28 #3
Chapter 3: Aaah keren keren thor. Pokoknya paling suka deh ama pairing chanyeol-jieun ditambah ada jongin didalemnya :P.
Apalagi kalo hari ini double update, jadi makin cinta deh <3 :*
Lilyxxi #4
Chapter 2: Buruan apdet ya thor hihi cie chanyeol flirting2
Tikakyu #5
Chapter 2: Ya! Chanyeol-a. Kau sungguh genit.
Ditunggu chapter berikutnya Author-nim. :-)
Tikakyu #6
Woah...
Sungguh sial jieun hari ini (?)
semoga menjadi hari sial yg terakhir... Eoh!?
itawindi #7
Chapter 2: keren deh ceritanya tambah suka sama cerita ini , di tunggu kelanjutanya thor
nindyakesuma #8
Chapter 2: Cool, kaya tom & jerry ya mereka ?! Hehehe... Ditunggu part selanjutnya thor, Fighting !!
itawindi #9
aku suka tor next thor aku tunggu oh iya rival jieun itu chanyeol kan thor