Chapter 1

Let's Not Fall in Love

#Jieun Pov

 

"Jongin, terima kasih untuk makan malam hari ini. Aku senaaang sekali bisa menghabiskan malam berdua denganmu." Ucapku riang sambil bergelayut manja di lengan Jongin.

 

"Sama-sama Cinta. Anything for you." Jawabnya sambil mengusak pelan rambutku. Hal itu tentu saja membuat senyum merekah di wajahku.

 

Kami melanjutkan perjalanan menuju rumahku dengan berjalan kaki. Tangannya yang lebih besar dariku menggenggam erat tanganku sepanjang perjalanan. Senyum tak henti-hentinya mengembang di wajah kami. Perasaan hangat mengelilingi kami berdua. Perasaan saling mencintai dan saling memiliki.

 

Akhirnya kami sampai juga di depan rumahku. Jongin melepaskan genggamannya pada tanganku. Aku menolehkan pandanganku menatap wajahnya dan ia balik menatap wajahku. Tidak ada kata yang terucap dari bibir kami. Yang ada hanyalah saling menatap satu sama lain.

 

Hingga aku sadari wajah Jongin mulai mendekat ke wajahku. Dan kini kedua kelopak matanya telah terpejam. Sepertinya aku tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku ikut memejamkan kedua mataku menunggu bibir Jongin menyapaku.

 

Tiba-tiba sebuah suara pintu yang terbuka dengan kerasnya mengejutkanku. Aku menolehkan pandanganku kearah pintu rumahku yang tengah terbuka lebar dengan Jino berada di tengah sambil memegang knop pintu.

 

"Apa yang-"

"NUNA!!! IREONA!!!" Ucapanku terpotong karena teriakan melengking adik laki-lakiku ini.

 

"Apa maksud- Jongin? Jongin?! Kau dimana??" Aku memotong ucapanku sendiri setelah menyadari Jongin tiba-tiba menghilang.

 

"Jongin! Jongin!" Aku terus saja memanggil Jongin dengan paniknya.

 

"Nuna!!! Jika kau tidak bangun aku akan merobohkan tempat tidurmu!!!" Jino kembali berteriak dari depan pintu. Baru saja aku akan memarahinya tiba-tiba keadaan sekitar mulai bergetar. Apa ini? Apa ada Gempa bumi? Pikirku dalam hati.

 

Getaran yang kuat itu membuat tubuhku oleng dan terjengkang ke belakang.

 

Bbbuukkk

 

"Aaawwwhhh..." Ringisku saat merasakan seluruh tubuhku menyentuh lantai. Tak berapa lama terdengar suara tawa yang memenuhi indra pendengaranku.

 

"Hahaha Nuna haha rasakan itu hahaha." Aku membuka kedua mataku dan langsung mendapati Jino yang menertawakanku dengan puasnya. Huh dasar anak itu. Awas saja kau!

 

Aku bangkit dari posisiku saat ini lalu meraih bantal dan kulemparkan pada adik laki-lakiku yang tidak tau diri itu. Sialnya, ia berhasil menghindari lemparanku dan kini ia malahan mengejekku dengan menjulurkan lidahnya keluar.

 

"Tidak kena! Tidak kena! Weee!" Hal ini tentu semakin memancing amarahku. Anak ini harus diberi pelajaran!

 

Aku mulai berlari untuk menangkapnya namun ia bisa dengan mudah lolos dari kejaranku. "Lee Jino!!! Kemari kau! Jangan lari!!" Ia terus menghindariku sampai akhirnya ia berlari keluar dari kamarku.

 

Aku ingin mengejarnya namun aku urungkan niatku dan kembali memasuki kamarku. Oke untuk pagi ini kau masih selamat anak nakal. Awas saja nanti kau!

 

Aku menghela nafasku berat setelah melihat pemandangan kamarku yang mirip kapal pecah. Dengan malas aku mulai membereskan kamarku. Ku punguti bantal dan selimut yang berserakan di lantai kamar.

 

Setelah selesai aku mendudukkan diriku diatas kasurku. Pikiranku kembali menerawang mimpi indahku bersama Jongin. Aku merasakan kedua pipiku merona mengingat kami hampir saja berciuman jika Jino tidak tiba-tiba muncul dan mengacaukan mimpi indahku. Ugh! Aku kembali kesal mengingat anak itu!

 

Tak beberapa lama aku mendengar ponselku mulai berdering. Aku ambil ponselku dan sebuah pesan menyapaku. Ku buka pesan itu yang ternyata dari Suzy, sahabat baikku.

 

From : Suzy Bae

 

Jiji-ya hari ini aku berangkat diantar oleh Papaku jadi tidak usah menunggu ok? See ya at school Mate^^

 

06.54 a.m

 

Aku tidak perlu susah-susah membalas pesannya karena itu yang biasa aku lakukan. Bukannya bermaksud kasar tapi semua orang juga tau bahwa aku adalah orang yang malas menghadapi pagi hari. Jangankan untuk membalas pesan untuk bangun saja rasanya malas sekali.

 

Aku meletakkan ponselku lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum berangkat ke sekolah. Ada 3 alasan utama mengapa aku berangkat sekolah. Yang pertama adalah karena Mama memaksaku. Yang kedua adalah untuk bertemu sahabat terbaikku Bae Suzy. Dan yang terakhir tentu saja untuk sekedar mengagumi pesona seorang Kim Jongin. Ah gila! Aku benar-benar gila!

 

¤¤¤¤¤

 

Masih ada waktu sekitar 20 menit sebelum bel sekolahku berbunyi dan aku sudah menyelesaikan acara makan pagiku. Akupun berniat langsung berangkat sekolah saja.

 

"Jieun, mau Mama antar ke sekolah? Sekalian bersama Jino juga?" Kudengar Mama berucap saat aku tengah memakai tas sekolahku.

 

"Tidak perlu Ma, aku berangkat sendiri saja. Lagipula aku sedang tidak ingin melihat anak nakal itu." Jawabku kesal sembari mempoutkan bibirku.

 

"Baiklah kalau begitu. Hati-hati di jalan ok?" Aku hanya mengangguk sebelum berpamitan pada Mama dan mencium kedua pipinya.

 

Aku berjalan menuju Coco sepeda BMXku yang biasa kubawa ke sekolah dan mulai menaikinya. "Bye Ma!!!" Teriakku saat hendak keluar dari gerbang rumahku.

 

"Nuna!!!" Namun suara Jino menghentikanku. Aku menoleh kearahnya dan kulihat ia mempoutkan bibirnya meminta ciuman juga dariku. Namun Aku malahan menjulurkan lidahku keluar mengejeknya dan segera mengendarai Coco menuju sekolah.

 

¤¤¤¤¤

 

Selama perjalanan aku mengayuh Coco dengan santainya karena jarak rumahku ke sekolah hanya 10 menit lagipula masih ada cukup waktu untukku.

 

Saat berada di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba sebuah mobil sport dengan entah sengaja atau tidak menyerempet Coco yang tentu saja hal itu membuatku oleng dan jatuh ke atas jalanan aspal yang keras.

 

"Aaawwwhh..." Untuk kedua kalinya dalam pagi ini aku meringis kesakitan. Kulihat mobil sport itu berhenti beberapa meter di depanku. Aku melihatnya dan tak beberapa lama seorang laki-laki keluar dari mobil itu.

 

Dari sini dapat kulihat tubuh tinggi laki-laki itu mendekatiku. Rambut kecoklatannya tertata rapi dengan style bak boyband zaman sekarang. Belum lagi wajahnya, perpaduan antara cute dan tampan. Benar-benar keren.

 

Dalam pikiranku muncul bayangan seperti laki-laki itu akan menghampiriku lalu mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri sambil berkata 'maafkan aku, apa kau tidak apa-apa? Apa ada yang terluka? Sini biar aku membantumu' uuhh~ jika hal itu terjadi maka akan menambah nilai plus untuknya.

 

Namun rupanya kenyataan berbalik 180 derajat. Laki-laki itu malahan berdiri di hadapanku dengan angkuhnya. Kedua lengannya dilipat di depan dadanya. Sorot matanya yang tajam seolah mengintimidasiku.

 

"Hey kau! Bisa mengendarai benda aneh itu tidak?! Hampir saja mobilku lecet karenamu. Kau kira sanggup apa jika harus mengganti jika ada bagian mobilku yang rusak huh?!" Teriak laki-laki itu dengan sombongnya padaku.

 

Aku tidak percaya akan apa yang baru saja aku dengar? Bagaimana bisa aku menjadi yang bersalah? Padahal dialah satu-satunya yang bersalah dalam kejadian ini. Aku ini adalah korban.

 

"Hey!! Jelas-jelas disini kau yang bersalah. Kau menabrakku hingga aku jatuh begini. Jika kau tidak bisa mengendarai mobilmu itu sebaiknya suruh saja supirmu mengantarkan. Dasar laki-laki aneh." Ucapku lantang pada laki-laki itu.

 

Kulihat ekspresi laki-laki itu berubah dingin. Sepertinya aku membuatnya marah. Tapi siapa peduli lagipula dia yang bersalah.

 

"Kau! Kau kira kau ini siapa bicara padaku seperti itu! Awas saja kau! Aku tidak akan melepaskanmu! Urusan kita masih belum selesai!" Ucapnya terakhir kali sebelum kembali menuju mobilnya dan pergi meninggalkanku.

 

"Aku tidak takut padamu! Kau pikir kau itu siapa?! Dasar laki-laki aneh!!" Teriakku tak lama setelah mobilnya menjauh dari pandanganku.

 

Uhh! Menyebalkan! Pertama Jino sekarang laki-laki aneh itu! Nanti apa lagi??!!

 

Aku melihat jam di tangan kiriku dan betapa terkejutnya aku. Tinggal 5 menit lagi sebelum gerbang sekolahku ditutup. Gawat! Aku harus segera sampai kesana!

 

"Coco, aku tau kau mungkin sedang kesakitan saat ini tapi percayalah padaku kau harus membawaku ke sekolah saat ini juga. Maafkan aku Coco." Ucapku sembari mengelus Coco. Mungkin bagi kalian agak aneh melihatku berbicara sendiri pada benda mati. Tapi Coco tidak hanya sekedar benda mati tapi dia juga sahabatku yang selalu ada untukku setiap saat.

 

Aku menegakkan tubuhku mencoba untuk berdiri. Aku lalu membangkitkan Coco dan menaikinya. Aku mengayuh Coco dengan kuatnya. Tidak memperdulikan lututku yang terluka. Yang menjadi fokusku saat ini adalah bagaimana caranya agar sampai ke sekolah secepat mungkin.

 

Akhirnya 5 menit berlalu dan aku berhasil masuk ke dalam sekolah beberapa saat sebelum gerbang ditutup. Aku menghela nafas lega. Namun perjuanganku tidak berhenti disitu saja. Aku masih harus sampai ke kelasku sebelum Guru Jung datang untuk mengajar mapel pertama. Tidak beruntungnya aku, kelasku berada di lantai dua bangunan sekolahku.

 

Aku menuju halaman parkir sekolah dan meletakkan Coco asal. Aku lalu berlari secepat mungkin menuju kelasku. Semoga Guru Jung belum datang! Doaku tak henti-hentinya.

 

Akhirnya aku sampai juga di depan kelasku. Aku menghela nafas pelan dan sedikit merapikan seragam sekolahku. Aku mengetuk pintu kelas beberapa kali dan setelahnya samar-samar ku dengar jawaban 'masuk' menyapa telingaku. Sial Guru Jung sudah di dalam. Siap-siap untuk detensi Lee Jieun.

 

Aku membuka pintu kelasku dengan pelan. Aku masuk ke kelas masih dengan menundukkan kepalaku. Aku takut apapun kemungkinan yang akan menimpaku. Namun Setelah beberapa saat aku putuskan untuk mendongakkan wajahku mencoba menatap Guru Jung. Namun kedua mataku membulat sempurna ketika mengetahui bukan tatapan garang Guru Jung yang menyambutku. Melainkan.....

 

 

"Kau!!!"

 

To Be Continue

¤¤¤¤¤

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DewiDream
hari ini bakal update chap 3 dan 4. selamat baca^^

Comments

You must be logged in to comment
Tikakyu #1
Chapter 4: Ah, Chanyeol-a kenapa kau tidak mengantar jieun tadi?
Eummm, jongin memperhatikan jieun rupanya... Chukhahae jieun-a
Tikakyu #2
Chapter 3: Chanyeol sangat genit, tapi romantis juga. :-)
Salsal28 #3
Chapter 3: Aaah keren keren thor. Pokoknya paling suka deh ama pairing chanyeol-jieun ditambah ada jongin didalemnya :P.
Apalagi kalo hari ini double update, jadi makin cinta deh <3 :*
Lilyxxi #4
Chapter 2: Buruan apdet ya thor hihi cie chanyeol flirting2
Tikakyu #5
Chapter 2: Ya! Chanyeol-a. Kau sungguh genit.
Ditunggu chapter berikutnya Author-nim. :-)
Tikakyu #6
Woah...
Sungguh sial jieun hari ini (?)
semoga menjadi hari sial yg terakhir... Eoh!?
itawindi #7
Chapter 2: keren deh ceritanya tambah suka sama cerita ini , di tunggu kelanjutanya thor
nindyakesuma #8
Chapter 2: Cool, kaya tom & jerry ya mereka ?! Hehehe... Ditunggu part selanjutnya thor, Fighting !!
itawindi #9
aku suka tor next thor aku tunggu oh iya rival jieun itu chanyeol kan thor