Part XX

The Tale of Fairytale

Chapter 20:The Past and A Little Trip

Sudah hari ketiga sejak Toki marah-marah terhadap Louis dan Totto dan hari ini adalah hari comeback-nya Super Junior. Toki memberikan selamat kepada teman-teman noraknya itu. Mereka sama-sama melakukan comeback, Super Junior dengan lagu ‘Sorry Sorry’ dan Toki dengan ‘Caravan’s Sky’ versi bahasa Inggris. Sebenarnya Toki sudah melakukan comeback dari dua minggu yang lalu dan menempati urutan pertama selama enam minggu sejak dirilis dua versinya di Korea. Hari ini hari promosi terakhir di Korea dan minggu depan Toki harus menyiapkan lagu untuk menyambut liburan musim semi dan juga pembukaan semester baru. Kali ini Toki akan pergi ke New York dan akan bekerja sama dengan komposer-komposer terkenal di sana.

Karena itu seminggu sebelum berangkat ia menikmati waktunya bersama dengan member Super Junior terutama Hankyung. Masa bodoh dengan Louis dan Totto, keduanya telah kembali ke Jepang karena pekerjaan dari kantor LME di sana. Toki tidak bisa lebih senang dari sekarang saat tidak ada dua orang pengganggu itu. Ia benar-benar menikmati waktunya di Korea.

“Yaa, Toki-ah. Jangan lupa oleh-olehnya dari New York, ya,” kata Kangin kepada Toki yang sedang bermain adu panco dengan Ryeowook. Tidak disangka-sangka kekuatan mereka seimbang.

“Hm, itu kalau aku sempat ya, Kangin oppa. Nanti aku akan kembali dikarantina sih,” sahut Toki mengalahkan Ryeowook dalam adu panco. Dasar tenaga gorila.

“D, dikarantina?” ucap Leeteuk dengan mata melebar selebar piring.

“Yup, itu hal biasa untuk artis-artis LME. Apalagi waktunya singkat sekali,” jelas Toki kali ini malah memperebutkan snack cokelat terakhir dengan Heechul yang juga mengincarnya. “Chulie oppa, ini punyaku!!”

“Tidak, aku yang mendapatkannya duluan!” seru Heechul.

“Kalian ini seperti anak kecil saja,” desah Hankyung sweatdropped. “Toki, aku masih punya satu bungkus lagi.”

“Mau!” seru Toki menyingkarkan Heechul jauh-jauh dengan satu snack terakhir tersebut. Ia duduk di dekat Hankyung dan memakan snack cokelat yang diberikan oleh Hankyung. Tiba-tiba Toki teringat sesuatu. Ia lalu memanggil Eunhyuk yang sedang asyik bermain dengan soulmate-nya, si Donghae.

Eunhyuk berhenti bermain dan menghampiri Toki sambil rangkulan dengan Donghae. “Wae?” sahutnya.

Toki memberikan sebuah CD Album ‘St. Valentine’s Day’ dari N.O.S. yang dirilis terbatas itu. “Ini, kau harus mendengarkannya.”

“Apa ini? N.O.S.?” tanya Eunhyuk.

“Neutral of Soul, grup barunya LME. Yongso juga ikut bagian dalam beberapa lagu. Yongso juga membuat satu lagu lho,” jawab Toki tersenyum nyengir. “Kalau kau mendengarkannya kau pasti akan mengerti.”

“Oh, gomawo,” ucap Eunhyuk menyimpan CD tersebut ke dalam tasnya. Ia akan mendengarkannya nanti.

Lalu Hankyung bertanya, “Toki, kau sama sekali belum baikan dengan Louis dan Totto?”

Toki menggeram sedikit lalu menjawabnya, “Like hell they’ll be forgiven…

“Toki, kasihan mereka…” kata Hankyung. “Louis sudah mengaku salah, tapi kau masih tidak menghiraukannya…”

If you say so…” kata Toki menutup matanya dan mengingat masa kecil mereka si tiga serangkai.

“Oh ya, tumben Yongso tidak menemanimu kemari?” tanya Yesung merasa janggal kalau Yongso tidak menemani Toki sebelum naik panggung.

“Dia ke Belgia dengan Uncle Lorry,” jawab Toki bersandar di pundaknya Hankyung. Makin lama mereka semakin terlihat seperti sepasang kekasih saja. Belum tahu dia kalau nanti terkena skandal. “Aku menunggu oleh-oleh cokelat darinya…” Dasar maniak cokelat…

 

+             +             +

 

Sementara itu ternyata Yongso sudah kembali dari Belgia tanpa memberitahu Toki dan saat ini sedang menunggu seorang ‘teman’ di sebuah café. Ia sengaja tidak memberitahu sepupunya itu karena ia yakin Toki pasti tidak akan membiarkannya menemui teman janjiannya ini.

“Yongso-ya, kau sudah lama menunggu, ya?” sapa ‘teman’ janjiannya Yongso yang tidak lain adalah Jeong Jihoonalias Rain(Bi).

“Oh, Jihoon oppa, annyeong,” sahut Yongso.

Setelah Rain duduk ia menanyakan maksud Yongso memanggilnya kemari, “Tumben sekali kau mengundangku untuk makan siang, apakah ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?”

“Uh, sebenarnya iya. Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan,” jawab Yongso gugup. Apakah ia yakin ingin mengetahui jawabannya?

“Oke, apa yang ingin kau tanyakan?” tanya Rain setelah memesan secangkir expresso.

Yongso memberanikan diri untuk berbicara, “Ceritakan padaku, semua detail tentang kecelakaan yang melibatkan Toki di dalamnya. Apakah ada orang lain yang terlibat?”

“Kenapa kau ingin mengetahuinya? Toki saja masih belum ingat sama sekali,” tanya Rain.

“A-aku sedikit penasaran. Lagipula waktu itu Jihoon oppa yang pertama kali diberitahu oleh polisi ‘kan?”

“Um, memang benar karena waktu itu aku yang terakhir menelepon Toki jadi polisi menghubungiku. Tidakkah Totto ataupun Louis menceritakannya padamu, Yongso-ya?”

“Tidak, mereka tidak pernah mengatakan apapun selain memberitahukan kalau Toki kehilangan ingatannya…”

“Lalu dari mana kau tahu ada orang lain yang terlibat? Sepertinya kau sudah mengetahui jawabannya tapi kenapa kau malah menanyakannya padaku?”

“A-aku lihat dari sebuah artikel…” jawab Yongso.

“Aneh, berita tentang Toki mendapat kecelakaan itukan tidak pernah dibahas. Atau kau melihat sebuah berita lain yang sama?”

Geez, just to the point,” perintah Yongso.

Alright, alright. Memang benar kalau ada beberapa orang yang terlibat dalam kecelakaan itu. Toki waktu itu memang menyetir sendiri, tapi mobil di depannya berisi enam orang. Kau tahu, Toki menyelamatkan mereka , memberi pertolongan medis. Bahkan katanya ketika di rumah sakit dia juga melakukan operasi dan mendonorkan darahnya untuk mereka. Kalau tidak salah ada dua orang yangmenerima darahnya. Aku tidak tahu siapa, tapi salah satunya yang mendapat operasi besar dari Toki. Dan kudengar karena Toki melakukan operasi tersebut sebelum izin prakteknya keluar, sehingga ia mendapat penalti dan izin prakteknya diundur. Begitu aku tiba di sana Toki sudah terbaring koma dengan wajah yang pucat seakan-akan dia sudah meninggal.”

“Empat orang di antaranya itu member Super Junior ‘kan?” tanya Yongso.

“Ya, dan orang yang dioperasi oleh Toki itu mungkin magnae mereka yang katanya terluka parah. Setelah dia keluar dari rumah sakit Toki baru ditransfer ke rumah sakit di Jepang dan kau baru tahu kalau Toki kecekaan dan koma,” jelas Rain.

“Apakah mereka tahu?” tanya Yongso lagi.

“Hm, kurasa tidak. Tapi mungkin orang tua si magnae ingat dengan wajah Toki. Sebab waktu itu aku pernah melihat mereka berada di ruang ICU-nya Toki. Mereka pernah sempat mengobrol denganku waktu aku datang menjenguk Toki. Kata mereka gadis itu telah menyelamatkan mimpi putera mereka. Yah, Toki mungkin tidak mengingatnya tapi dia sudah melakukan perbuatan baik dengan pengorbanan mimpinya sendiri.”

Kepala Yongso tertunduk. “Kau benar, karena hal itu Toki harus mundur selangkah untuk menjadi dokter seperti mimpinya yang selalu dia ceritakan padaku,” ucap Yongso.

“Tidak perlu sedih, Yongso-ah. Bukankah sekarang dia bisa menyelamatkan banyak orang secara jiwa dan raga? Seperti yang ia inginkan untuk menyelamatkan banyak orang dari kesedihan dan penderitaan. Sekarang kau harus membantunya untuk mendapatkan semua ingatannya kembali dan Toki yang kita kenal dulu akan kembali lagi…” kata Rain dengan mata sayu.

“Omongan Oppa terdengar seperti kakek-kakek,” sindir Yongso tertawa kecil.

“Mwo ya? Masih 28 tahun begini kau sebut kakek-kakek?” sahut Rain berlagak sedih. “Oppa inikan masih muda dan ganteng begini masa kau sebut kakek-kakek sih, Yongso-ya?” sambungnya sekarang malah berpose seperti orang narsis.

Tawa Yongso semakin menjadi. Aktor Hollywood pendatang baru itu ternyata masih tidak berubah. Pantas saja Rain dan Toki bisa menjadi teman akrab karena keduanya sama-sama aneh dan gila bahkan kalau bikin lelucon itu suka sampai mengocok perut walau kadang-kadang menjijikan. Tiba-tiba Yongso jadi kangen dengan Toki. Yongso paling sayang dengan Toki di antara seluruh sepupunya yang ada segudang dan berada di seluruh belahan dunia dan ia paling takut kalau harus kehilangan sepupunya itu.

 

+             +             +

 

Sehari sebelum keberangkatan Toki—Hankyung mengajak gadis itu untuk pergi jalan-jalan kemanapun tempat yang disukainya. Toki agak bingung karena jarang-jarang ia pergi main karena jadwal padatnya terus menumpuk. Kalau bisa pergi pun pasti itupun ketika di sela-sela syuting atau promosi lagu baru. Tapi dengan senang hati Toki menerimanya.

Keduanya mengunjungi beberapa tempat wisata yang biasa didatangi oleh turis asing. Yah, mereka memang turis asing kok. Karena kesibukan masing-masing mereka tidak pernah berwisata sebagai turis dan menjelajahi kawasan-kawasan wisata di Korea Selatan. Hari ini mereka berubah total menjadi backpacker(dari artis jadi turis?).

Pertamanya mereka naik kereta ke Tapgol Park, Jongno-gu untuk melihat Wongaksa Pagoda(baru dengar author ‘Orang Aksa’=Wong Aksa, hehehe).  Toki paling serius memperhatikan dan meneliti tiap struktur harta negara Korea itu. Ia mencatat beberapa hal di buku catatan tua yang kertasnya pun sudah menguning. Hankyung memotret beberapa monumen di taman pagoda itu. Asia Timur memang juga terkenal denga seni ukir pada porselen. Dan tujuan mereka berikutnya adalah National Museum of Korea, Namdaemun, Bukhansan Monument, dan Gansong Art Museum.

Begitu banyak tempat-tempat yang meninggalkan sejarah Korea dikunjungi mereka. Dan terakhir adalah tempat yang umum didatangi oleh wisatawan, N Seoul Tower di Gunung Namsan.

Hehe, thanks to you I got so much knowledge,” kata Toki sambil menggenggam tangan Hankyung saat di kereta kabel.

“Sama-sama. Tapi untuk apa kau mencatat begitu banyak?” tanya Hankyung melirik ke arah buku catatan tua yang sedang ditenteng oleh Toki.

“Oh, ini? Aku bermaksud untuk mendiskusikannya dengan kakek saat pulang ke Jepang nanti. Beliau seorang ahli seni jadi mungkin aku bisa mempelajari sesuatu dari penjelasan beliau dari tiap monumen yang kulihat hari ini,” jawab Toki, “Aku bermaksud untuk membuat perhiasan dari emas lagi jadi aku butuh referensi...”

“Ternyata hobimu banyak juga...” kata Hankyung.

“Dari pada hobi mungkin ini lebih tepat disebut sebagai kewajiban...” ujar Toki dengan kepala tertunduk.

“Oh, kita sudah sampai. Ayo!” kata Hankyung sambil menarik tangan Toki.

Mereka pertamanya mengunjungi restoran di sana untuk makan malam. Sedikit obrolan menyelingi makan malam mereka. Memang tidak romantis-romantis amat sih, tapi apa yang bisa diharapkan dari pasangan yang berlaku hanya sebagai teman saja? Tidak ada yang mau bergerak maju duluan. Akan tetapi Toki masih tidak mengerti dengan perasaannya saat ini. Siapa Hankyung di hatinya?

Ketika mereka menikmati pemandangan dari atas menara observasi tiba-tiba Toki menanyakan sesuatu kepada Hankyung, “Kalau kita bertemu lebih cepat apakah kita dapat bersama seperti ini?”

“Apa yang kau bicarakan? Tentu saja kita akan seperti ini, bersenang-senang bersama yang lain juga,” jawab Hankyung.

“Mungkin,” ujar Toki tersenyum sedih, “mungkin aku tidak akan menyesali waktu yang pendek ini. Tidak terasa sudah musim semi lagi...”

“Toki...” tutur Hankyung memandang gadis itu dengan tatapan khawatir.

“Tapi ini bukan apa-apa...” lanjut Toki, “sebelum aku pulang ke Jepang, bagaimana kalau kita semua—aku, kau, Yongso-ya, Chulie oppa, Teukie oppa, Kangin oppa, Dongie oppa, Yesung oppa, Sungmin, Eunhyukkie, Donghae, Siwon, Ryeowookkie, Kibummie, Kyuhyunnie, MiMi, dan Henry pergi piknik melihat bunga Sakura? Aku ingin sekali main dengan kalian semua.”

“Kau kedengarannya seperti tidak akan kembali saja,” kata Hankyung menyentil jidatnya Toki.

“Mungkin saja, kakek ingin aku tetap di Jepang,” sahut Toki memandang ke arah langit.

“Yaa, kalau kau tidak kembali lagi siapa yang akan menjadi rivalnya Heechul dan yang bisa mengalahkan Kyuhyun saat bermain itukan hanya kau saja. Kau harus kembali atau aku akan menyeretmu agar kau kembali,” kata Hankyung.

“Iya, iya, aku akan kembali. Asalkan ada orang yang mau menerimaku,” kata Toki mencubit kedua pipi Hankyung lalu memeluknya. “Aku pasti akan kembali kalau kau ada di sini.”

Setelah itu entah karena terbawa perasaan atau apa Toki berjinjit dan mengecup bibir Hankyung secara kilat. Lalu gadis itu tersenyum lembut dengan mata berkaca-kaca, ia bertanya, “Apakah kau membenciku?”

Hankyung terkejut dengan pertanyaan Toki. Apakah ia membenci Toki? Jawabannya tentu saja tidak. Dia sangat menyukai Toki walaupun tidak berani mengatakannya secara langsung. “Tidak, aku tidak membencimu,” jawab Hankyung memeluk Toki erat.

“Arigatou, itu saja sudah cukup untukku...”

 

+             +             +

 

Louis terheran-heran ketika berjalan di koridor dalam gedung LME di Tokyo, Jepang. Ia baru saja mendapat e-mail dari Toki. Apakah gadis itu telah memaafkannya?

 

Lou, kali ini aku memaafkanmu. Tapi awas saja kalau kau menghalangiku untuk berbicara dan bertemu dengan Hankyung lagi!—Toki

 

Pemuda itu melompat kegirangan. Akhirnya sahabat baiknya itu memaafkannya. Ia bersenandung ketika masuk ke dalam meeting room membuat Totto, , dan Hiroaki aneh melihatnya. Louis menyalakan laptopnya dan membuka sebuah folder berisi foto-foto lama, tidak menghiraukan rekan-rekannya yang sedang membicarakan masalah penting.

Ia kembali bernostalgia dengan masa kuliahnya di Beijing, Cina sekitar 8-9 tahun yang lalu. Waktu itu adalah masa remaja yang menyenangkan untuknya. Waktu pertama kali ia bertemu dan berkenalan dengan Hankyung lewat sohib soulmate-nya yang mengenalkan pemuda itu kepadanya. Kenangan yang indah tapi ingin ia kubur dalam-dalam juga karena hal lain.

 

+             +             +

+             +             +

 

Beijing, People Republic of China 9years ago

Musim semi yang hangat mengawali masa transfer dari Paris de Conservatoire untuk LouisSaint Lair Veiniebel. Ia menikmati musim itu dengan tiduran di bangku kampus sambil mendengarkan musik dari MiDi. Tapi sahabatnya sejak kecil yang juga merupakan mahasiswi transfer mengganggunya.

“Lou! Lou~!”

Sambil membuka sebelah matanya yang tadi tertutup Louis menyahut, “Ada apa, Toki-chan? Bukankah kau ada kuliah?”

Gadis berusia 11 tahun itu tertawa kecil. “Hihi, kau ini... apakah kau lupa kalau kau akan menemaniku seharian?” tanyanya.

“Oh, aku lupa...” jawab Louis.

“Lou~!” protes Toki merajuk. Bibirnya manyun dan kedua tangannya menyilang di dada.

“Haha, gomen, gomen. Sepertinya kau sedang senang sekali, Toki-chan?”

“Eh? Terlihatkah?”

Louis menganggukan kepalanya. “Mm, di mukamu tertulis begitu,” kata Louis sambil menyentrung kepala Toki, “tell me about it!

Yongso-chan called me?” kata Toki melihat ke arah lain selain Louis.

“Usotsuki(pembohong),” sahut Louis bisa membaca jelas kebohongan Toki.

Toki mendesah pelan, “Okay~, I’ll tell you.” Gadis itu tersenyum nyengir dan menjelaskannya, “Teeheehee, hari ini aku bertemu lagi dengan pemuda yang pernah kutemui di ruang musik dua hari yang lalu! Ternyata dia adalah teman sekelasku~.”

“Hee? Pemuda yang mendengarkanmu bernyanyi lalu menangis yang pernah kau ceritakan itu?” tanya Louis tidak percaya.

“Yup! Ternyata Alex telah berteman dengannya, jadi dia mengenalkannya padaku,” jawab Toki dengan cerianya.

Really?” kata Louis sambil mengajak Toki untuk duduk di sebelahnya, “seperti apa orangnya, Toki-chan?”

He is a kind and shy guy. You’ll like him, Lou!” jawab Toki tersenyum.

Hee? I want to meet this guy. Finally, you got a good friend from here, Ki-chan,” ujar Louis menimbang-nimbang apakah lebih baik ia menemui orang ini atau tidak.

“Aku akan mempertemukanmu dengannya! Sebenarnya hari ini aku mengajaknya pergi juga karena aku ingin mengenalkannya kepadamu,” kata Toki tersenyum nyengir.

Tiba-tiba Louis langsung memeluk Toki dan memutar-mutarkannya di udara. “You are so sweet, Toki-chan! Okay, let’s go!” serunya sambil menggendong Toki.

Lou~! Put me down! Kyaaaa~!” jerit Toki yang digendong oleh Louis.

Louis dan Toki sampai di depan pintu masuk kampus. Toki mencari-cari orang yang ingin ia kenalkan kepada Louis. Kadang-kadang Louis suka ribut kalau tidak dikenalkan dengan teman barunya. Dengan penglihatan jarak jauhnya akhirnya Toki menemukan pemuda yang dicarinya. Gadis itu langsung menghampirinya dengan Louis mengikutinya di belakang. Setelah gadis itu berbicara lama dengan teman barunya Louis merasa cemburu karena biasanya Toki paling banyak bicara dengannya saja.

“Oi, Ki-chan~, jangan keterusan. Kau berniat melupakanku ya?” sela Louis.

Nah~ sorry, Lou,” sahut Toki memutar bola matanya. “Lou, meet my new friend. His name is Han Geng,” kata Toki, “Geng, kenalkan ini Louis temanku sejak kecil.”

Keduanya saling bersalaman memperkenalkan diri masing-masing.

“Aku Louis Saint Lair Veiniebel. Kau bisa memanggilku Louis saja kok,” kata Louis tersenyum nyengir.

“Aku Han Geng. Senang berkenalan denganmu,” sahut Hankyung muda.

“Louis dari jurusan seni musik dan composing. Jadi kau mungkin jarang melihatnya,” jelas Toki.

“Lalu bagaimana kalian berkenalan?” tanya Hankyung heran.

“Dasar, tadi sudah kubilang bukan? Dia temanku sejak kecil,” jawab Toki mendengus kesal.

“Oh, benar. Kau tadi mengatakannya...” sahut Hankyung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Louis melihat interaksi antara Toki dan ‘Hankyung muda’ yang baru dikenalnya hari ini. Dalam hatinya ia merasa kalau tidak salah bukan kalau ia membiarkan Toki bersama dengan pemuda Cina yang baru dikenalnya? Ia rasa dia bukan orang yang jahat dan Toki tampak nyaman ketika mengobrol dengannya. Jadi kenapa tidak?

Tiba-tiba Louis merangkul Hankyung yang lebih pendek darinya beberapa centimeter dan berkata padanya, “Kurasa tidak masalah kalau aku menyerahkannya padamu...”

“Apa yang sedang kau bicarakan?” tanya Hankyung tidak mengerti, sama sekali belum terbiasa dengan sifat anehnya Louis.

“Jaga dia, Geng,” ujar Louis menepuk pundak Hankyung lalu tersenyum seperti malaikat. (Author mau muntah...) “Oke, aku akan mentraktir kalian makan siang. Apa yang ingin kalian makan?”

“Bakpau daging!” seru Hankyung dan Toki bersamaan.

What?” respon Louis terkejut dengan kekompakan mereka.

Meat bun, pork bun~ what else?” tanya Toki.

“Oi, kau ini baru saja keluar dari rumah sakit setelah ambruk hanya karena alergi daging babi, sekarang kau mau masuk rumah sakit lagi!?” seru Louis sambil menilik kepala Toki. Dari dulu kepala gadis itu memang selalu menjadi target tilikan.

“Ittai, Lou-baka!!”

“Kalau begitu jangan, lebih baik makan yang lain,” kata Hankyung mengalah.

Louis mendesah, “Aku akan mentraktir kalian steamboat...”

“Hehehe, kita berhasil, Geng!” seru Toki merangkul tangan Hankyung dan menariknya pergi. “Ayo, Lou! Bukankah kau bilang akan mentraktir kami?”

“Iya, iya, Ohime-sama!!”

 

+             +             +

 

Beberapa minggu setelah pertemuan pertamanya dengan Hankyung—Louis tahu kalau kedua sahabatnya sama-sama saling suka. Ia tahu dari cara Hankyung melindungi Toki yang digencet oleh beberapa orang dari kelas yang berbeda dengannya. Tidak ada yang pernah mau membela gadis itu selama mereka masih berbaur dengan orang-orang normal lainnya.

Yah, bisa dibilang Louis dan Toki bukan anak-anak biasa, orang-orang menyebut mereka jenius dengan IQ mereka yang tinggi dan mereka memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh anak-anak biasa, terutama Toki yang sering disebut-sebut sebagai anak ‘Indigo’. Louis masih bisa bersosial, tapi Toki sama sekali tidak sama dengan sahabatnya itu. Toki lebih tertutup karena masa lalunya membuatnya bersikap begitu. Sifatnya yang seperti itu membuat gadis itu sering digencet selama masa sekolahnya sampai ia dipindahkan ke kelas khusus. Biasanya Louis, Totto, dan Faye akan menghajar siapa saja yang berani membuat Toki menangis. Hubungan yang indah...

Sekarang Louis bisa berlega hati karena kini sudah ada yang berada di samping Toki. Ia berpikir kalau semua akan tetap seperti ini, tetap tenang dan menyenangkan sampai suatu hari sebelum kelulusan Louis dan Toki tiba...

Sudah setahun lebih sejak hari itu dan sekarang mereka harus berpisah. Mereka bertiga membuat janji kalau suatu hari nanti di masa depan mereka akan bertemu lagi. Mereka akan saling mengingat, menyimpan semua memori kenangan bersama dan tidak akan pernah melupakannya. Toki memberikan sesuatu kepada Hankyung waktu itu sambil berkata,

“Kalau hari itu tiba dan aku tidak mengingatmu, kau bisa menyimpan ini dan menunjukkannya kepadaku kalau aku mempunyai janji denganmu. Walaupun waktu berlalu dan semua ingin dilupakan saja, aku ingin terus mengingat kebersamaan ini dalam hatiku. Semoga kita dapat bertemu lagi, Han Geng.”

“Kenapa namamu harus ‘sigan’?” tanya Hankyung.

“Hm, kalau di Jepang aku bukan dipanggil ‘sigan’, tapi masih memiliki arti yang sama. Orang yang telah memberiku nama ini bilang kalau aku pasti mampu melewati waktu seberat apapun itu. Di kala senang dan susah beliau yakin aku mampu terus melanjutkan ‘waktuku’. Saat kita bertemu lagi aku ingin kau memanggilku dengan nama asliku...”

 

+             +             +

 

Saat upacara kelulusan hanya Louis dan Toki yang tidak hadir. Mereka tiba-tiba saja menghilang seperti badai. Sebenarnya saat itu ada orang-orang yang menculik Toki dan membawanya ke laboratorium penelitian di London. Orang-orang itu melakukan beberapa penelitian terhadap Toki. Semua penelitian itu pernah Toki alami waktu kecil tapi kali ini lebih menyakitkan dari pada dahulu. Semua penelitian itu menyiksa Toki hingga akhirnya kakek buyutnya membawanya kembali ke Jepang. Kejadian itu telah menorehkan luka trauma kepada Toki. Beberapa minggu setelah Toki dibawa kembali gadis itu sering berupaya untuk mengakhiri hidupnya tapi selalu dihentikan oleh orang-orang di sekitarnya. Setelah beberapa kali melakukan terapi hal itu berhenti dan Toki kembali menjalani hidup normal. Toki menjalani hidupnya dengan harapan kalau ia dapat bertemu dengan cinta pertamanya lagi. Dia terus berpikir seperti itu sampai kecelakaan di Korea mengunci seluruh ingatannya selama gadis itu kuliah di Cina dan juga mengunci kejadian penculikan tersebut. Toki yang berubah karena memiliki seseorang yang sangat perduli padanya langsung terkubur dalam ingatan gadis itu.

 

+             +             +

+             +             +

 

“Oi, Louis!” panggil Totto.

Louis terkejut, ia tersadar dari lamunan nostalgianya. “Hm? What?

“Dari tadi kami memanggilmu, baka,” kata Totto.

What is it?” tanya Louis dengan tampang se-innocent mungkin.

“Um, kami ingin menanyakan pendapatmu untuk drama yang akan kubuat untuk musim panas nanti,” jawab Hiroaki tetap gugup dan senyum malu-malu. Dia bagaikan ‘Angel Boy’.

“Shoot,” sahut Louis mendengarkan.

“Drama itu, Toki sudah setuju akan memerankan pemeran utamanya karena episodenya lebih sedikit dari drama terakhirnya, yaitu sebelas episode. Tapi aku masih belum menemukan pemeran utama prianya...” jelas Hiroaki.

Louis menoleh ke arah , “Drama apa sih yang sedang kalian bicarakan?” tanyanya dengan polosnya.

“Drama ‘Sprout’, baka. Hiroaki-san ingin mengangkat manga Sprout menjadi drama. Yah, tentang masa muda~, anak sekolah~,” jawab sambil membayangkan siswi-siswi memakai baju seragam sailor.

“Aku ingin mencari aktor yang tinggi badannya tidak jauh beda dengan Toki tapi tetap lebih tinggi darinya. Aktor-aktor Lost Children kebanyakan jauh lebih jangkung dari Toki walaupun mereka mempunyai image yang fresh karena kalian lulusan muda... Tapi tidak ada chemistry...” jelas Hiroaki.

“Duh, Hiro-chan~ pakai bahasa yang mudah dimengerti dong apa yang kau inginkan~,” gerutu Louis sambil memikirkan calon yang cocok. “Bukan orang Jepang tidak apa-apa nih?”

“Yang penting masih orang Asia, Louis-kun,” sahut Hiroaki tersenyum.

Beberapa saat kemudian Louis mendapatkan seseorang yang mungkin cocok untuk drama tersebut, “Talking about chemistry, maybe he can do it... He has youth, smile like sunlight, and his height not very tall from Toki-chan~.

“Siapa?” tanya Totto menunggu jawaban paling buruk dari Louis.

“Han Geng,” jawab Louis sambil tersenyum nyengir.

“YOU’VE GOT TO BE KIDDING ME!!”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
teukchulshipper #1
Chapter 29: hey... new reader disini...
sebenernya ga new2 bgt si.. cz aq dah baca cerita kamu yang ini di situs lain.. tp ga bisa coment cz aq ga buat akun di sana...
sekedar ngasi tahu aja si... aq bisa ketagian baca ff ma suju cz baca ff kamu :) so, q harao kmu bakal lanjutin cerita ini...
fighting!!!!!!!!
eagle09
#2
wah thanx ya author-ssi, akhir'a updet juga! :)
yah itu bner" ga da cara lain ya buat nyembuhin toki? ada keajaiban dong yah.. yah.. author baik deh, bikin happy ending ya! ku tunggu lanjutan'a.. :))
eagle09
#3
hi, new reader here.. ceritanya seruuuu... :)
cepet update ya! oia toki bakal baik-baik ja kan ?!
gabpie #4
wwwwwwaaaaaaa update lagi....
itu seru banget tau...
toki, gws ya..
junior #5
wa~ kyraLv-san kenapa nggak ngasih cerita unikmu ke KKPK? atau k pink berry club? klau umurmu nggak melebihi.. aku janji deh kalau di muat dan di bukukan watashi janji bakal beli...!pokoknya your story is the best!!! (setiap hari aku baca sekitar 3 chapter loo) arigato gonzaimas! (kalau grammarku jelek gomen ne)
junior #6
waaa~ very good story..~
update trus ya~ seru beud...
si eunhyuk sama yongso di tambahin ya romantisnya? maaf kalau kamu dan yang lain tersinggung aku nggak ada maksud kok!

pokoknya, maybe your story you are the best!
gabpie #7
update dong ! lagi seru nih !! <br />
aku suka ceritanya ! <br />
hangeng sama toki unyu-unyu bgt deh ! <br />
mudah-mudahan eunhyuk sama yongso langgeng trs gak berantem ! AMIN<br />
update ya !
FannyHan #8
Hi KyraLv!<br />
Aku bru nemu ff ini beberapa hr yg lalu,<br />
and this is a GREAT story i ever read!<br />
Seriously, u'r a good writer, hehe.<br />
<br />
Jangan berhenti update ceritanya ya, karena aku ini fans berat'a Hankyung/Hangeng. susah banget nyari ffnya, dan jgn lama2 ya...<br />
Keep fighting okay! ^^
Primardya #9
Keren.Lucu.Cerita&gaya; penulisanx beda dgn ff lain.pdhl aq reader bru.tp lgsg suka.jgn lama2 y next part.x.lam kenal.annyeong...