dua

SEOULmate

Luhan akan tinggal dirumah Baekhyun selama di Seoul. Sudah pasti karena permintaan Baekhyun yang tak kuasa ia tolak. Sebenarnya Luhan bukannya enggan tinggal dengan Baekhyun, hanya saja dia agak tidak enak dengan Chanyeol, kekasih Baekhyun – lebih tepatnya suami, mmmh .. pasangan hidup, atau apalah kalian menyebutnya, karena mereka sudah mengucapkan janji untuk menerima satu sama lain sampai maut memisahkan – yang tinggal bersama dengannya. Takutnya kalau Chanyeol terganggu dengan kehadirannya.

“Baek, tapi aku tidak enak dengan Chanyeol” Luhan kini duduk di sofa ruang tengah rumah Baekhyun.

“kenapa merasa tidak enak? Seperti kau belum kenal dengannya saja” jawab Baekhyun dari dapur yang hanya disekat oleh tembok setinggi pinggang dari ruang tengah. Sehingga Luhan masih bisa melihat sosoknya dari tempat ia duduk.

“iya sih, tapi kan kalian sudah menikah. Bukankah itu mengganggu kalau ada orang ketiga dirumah kalian? Mungkin aku menganggu ‘aktifitas’ kalian?” Luhan mengangkat kedua pasang telunjuk dan jari tengahnya setinggi kepala dan melengkungkan keduanya saat mengucap kata ‘aktifitas’. Seolah mengapit kata tersebut dengan tanda petik. Menyiratkan makna lain dari kata tersebut.

“ahaha.. mungkin memang akan sedikit mengganggu” Baekhyun tertawa geli menangkap maksud Luhan.

“tuh kan..” Luhan mempoutkan bibirnya dan menunduk lesu.

“tapi aku yakin kau yang akan lebih terganggu”

“hah? Ko bisa?”

“karena Chanyeol biasanya mendesah sangat keras saat klimaks” bisik Baekhyun yang kini sudah memposisikan diri duduk disamping Luhan. “ini minumlah”

“euwh.. haruskah kau menceritakan hal itu pada orang lain?” Luhan menerima segelas americano dingin dari Bekhyun dan segera meminumnya. Baekhyun tahu kesukaan Luhan.

“kau bukan orang lain”

“tetap saja Chanyeol akan marah kau memberitahuku hal itu”

“dia tak akan berani marah padaku”

“bagaimana kalau dia tidak suka aku tinggal disini?”

“dia yang akan kusuruh pergi dari sini”

“yah! Aku serius”

“aku juga serius”

“tch.. kau tidak berubah sama sekali Byun Baekhyun”

“em.. em..” Baekhyun menggoyangkan telunjuknya kekiri dan kekanan bolak balik “PARK Baekhyun”

“aaah.. aku lupa. Maaf Park Baekhyun ssi”

“dan kau tahu Luhan ssi, maafmu selalu diterima”

Keduanya kemudian tertawa renyah bersama. Dan setelah meneguk tehnya, Baekhyun kembali berbincang dengan Luhan.

“dan kau kapan akan mengganti margamu menjadi Wu?”

Raut wajah Luhan berubah. Raut kepasrahan kini memenuhi wajah rupawannya. Ditambah sedikit raut kecewa dan lelah. Namun segera ia buang semua itu dan digantinya dengan senyum tulus yang menambah indah wajah Luhan yang sudah indah.

“aku terserah Kris saja. Kapanpun ia siap aku bersedia”

“kau tidak pernah menanyakan tentang hal ini kepadanya?”

“dia sibuk, aku tidak mau menambah beban pikirannya”

“tapi kau kekasihnya, seharusnya dia menempatkanmu sebagai yang pertama”

“tapi pekerjaannya yang memberinya kehidupan layak”

“tapi kau yang memberinya cinta. Dia harusnya sadar betapa beruntungnya dia memilikimu. Kau memiliki wajah seperti malaikat. Semua orang jatuh cinta padamu”

“aku yang beruntung memilikinya”

“tapi dia tidak berhak membuatmu menunggu selama ini”

“apa bedanya sekarang atau nanti? Dia sudah jadi milikku. Menikah atau tidak bukankan dia sudah bersamaku?”

“aaah, kau benar. Tapi percayalah, meskipun kalian sudah bersama bertahun-tahun, kau akan tahu banyak hal tentangnya yang selama ini tidak pernah kau tahu, saat kalian menikah. Kebanyakan tentang kebiasaan buruknya”

“kau baru saja menceritakan pengalaman pribadimu?”

“ehehe.. apa itu terlihat jelas? Jujur, kadang aku menyesal menikahi Chanyeol. Tidurnya seperti monyet. Dia sungguh menyebalkan”

“eh? Aku pikir kalian biasa tidur bersama bahkan sebelum menikah”

“iya sih, tapi itu beda. Ah sudahlah, kenapa jadi membicarakan tentang yoda raksasa itu? Tapi tetap saja, kau harus segera menikah dengan Kris. Kalian pasti akan terlihat sangat tampan dengan tuxedo. Hmmm... kalian berdua pasangan yang sempurna”

“tidak juga, kami bahkan jarang bertemu. Aku merindukannya” Luhan memandangi layar ponselnya berharap Kris menelpon atau sekedar mengirim pesan. Namun hasilnya nihil. Dia ingat janjinya untuk mengabari Kris ketika sampai di Seoul.

“ya sudah telepon saja dia”

“emm.. aku akan meneleponnya” ditekannya tombol berwarna hijau ketika menemukan kontak Kris. Satu detik.. lima detik.. sepuluh detik.. satu menit.. dua menit.. sepuluh menit..  ponsel Kris tidak bisa dihubungi. “tidak tersambung, Baek”

“oh? Mmm.. mungkin ponselnya mati? Atau tidak ada sinyal? Atau dia menjatuhkannya di closet?”

“ehmm.. kau ini.. ini bukan pertama kalinya hal seperti ini terjadi. Aku bisa mengerti ko” ucap Luhan dengan senyum getir.

“ah kau terlalu baik..” Baekhyun mengelus punggung sahabatnya lembut. Berusaha sebisa mungkin untuk menghibur Luhan. “oh iya, katanya kau bertemu orang tampan di subway? Ceritakan padaku”

“aah itu? Mmm.. aku sempat memotretnya. Sebentar..” Luhan menyalakan kameranya mencari foto Sehun. “nah, ini dia”

“eh? Diaaa.. memang tampan”

“darimana kau tahu? Wajahnya kan tidak kelihatan?”

“dariiii... punggungnya”

“kau bercanda”

“aku serius. Aku bisa mengenali orang dari punggungnya. Kau tahu? Bahkan di antara kerumunan ribuan orang, aku akan mengenali Chanyeol dari punggungnya”

“iya, dengan tingginya yang tidak seperti orang normal itu dia pasti akan terlihat dimanapun”

“aisssh.. kau ini.. eh, ngomong-ngomong siapa namanya?”

“Sehun”

“Sehun? Mmm.. Sehun.. Sehun.. Hun.. Hunnie.. Hunnie!!”

“ewh.. itu kekanak-kanakan”

“tapi nama seperti itu sedang trend disini. Baekki, Chanyeolie, Luhanie.. Sehunnie.. Hunnie! Ah, itu sangat cute kan?”

“terserah kau sajalah”

“oke! Eh terus kau akan bertemu lagi dengannya tidak?”

“entah, aku tidak punya kontaknya. Jadi aku pikir tidak ada jalan bagi kami untuk bertemu lagi. Ah sayang sekali, padahal dia sangat baik. Aku ingin mengenalnya lebih jauh”

“eeh kau tidak boleh putus asa. Kalau kalian berjodoh kalian pasti bertemu lagi. Dan kalau kalian bertemu lagi pastikan kau mendapat kontaknya. Aku pikir kalian akan cocok. Uhmm.. so sweet” Baekhyun mengeluarkan aegyonya.

“baru saja kau menyeruhku menikah dengan Kris. Sekarang tiba-tiba kau menginginkan aku berjodoh dengan Sehun. Kau ini plin plan sekali”

“aissh.. Kris kan di China. Dia tidak akan tahu. Selama di Seoul biarkan dirimu bersenang-senang sedikit. Tidak apa-apa kok”

“aku disini untuk bekerja Baek..”

“ayolaaah.. jangan jadi kakek-kakek yang terlalu serius menjalani hidup. Kau juga perlu bersenang-senang. Oke? Oke?” goda Baekhyun.

“tch.. whatever”

Tak berapa lama terdengar pintu rumah Baekyhun terbuka. Mengingat tidak ada suara bel pintu terlebih dahulu, sudah pasti yang datang adalah sang pemilik rumah.

“Baekki.. honey.. aku pulang!!”

“yah! Park Chanyeol! Kenapa lama sekali? Memangnya kau ini membeli makanan di luar angkasa? Seharusnya kau sampai rumah sejam yang lalu” teriak Baekhyun sambil berkacak pinggang.

“maaf honey, tapi jalanan benar-benar sangat ramai. Kedai makanannya juga antri sangat panjang. Hmm.. entah apa yang terjadi hari ini? Dunia terasa penuh sesak”

“kau ini pandai sekali mencari al...” belum selesai Baekhyun bicara, Chanyeol tiba-tiba kegirangan.

“wooaaah... LUHAN???!! Kau sudah sampai rupanya? Hei, kau makin keren sekarang? Apa kabar?” Chanyeol berlari menuju Luhan. Dia benar-benar tidak menghiraukan Baekhyun. Dia ingin memberi pelukan pada Luhan sebelum akhirnya Baekhyun datang menghadang.

“YA YA YA!! Kau mau cari-cari kesempatan? Dasar yoda raksasa! Kau pikir aku lupa kau dulu pernah naksir dengan Luhan?”

“Baekki.. ayolah.. kenapa kau ungkit lagi hal itu? Itu kan masa lalu?”

“tapi kalau Luhan belum bersama Kris kau pasti lebih memilih dia kan daripada aku? Iya kan? Ayo jawab!”

“tentu aku akan tetap memilihmu”

“tch.. bohong”

“sungguh.. tapi kenapa kau..? hey, kau cemburu ya honey?” Chanyeol memasang smirknya, menggoda Baekhyun.

“ti.. tidak.. mana mungkin aku cemburu”

“hmm.. benarkah?” suara bass Chanyeol berhasil meredam ego Baekhyun. Dia sedikit demi sedikit mendekatkan diri pada Baekhyun.

“te.. tentu saja” Baekhyun luluh dan kini wajahnya memerah karena Chanyeol makin mendekat dan memeluk pinggangnya.

“kau sangat cute saat cemburu. Aku suka” dahi keduanya kini saling beradu.

“kau ini.. dasar gombal” Baekhyun memukul dada Chanyeol dengan manja.

“tapi pria gombal ini sangat mencintaimu dengan segenap hatinya. Hanya kaulah belahan jiwanya..” ucap Chanyeol lirih tepat didepan wajah Baekhyun.

“sungguh??” wajah Baekhyun makin memerah.

“sungguh.. hanya kau yang aku inginkan..” Chanyeol perlahan-lahan mengarahkan bibirnya ke bibir tipis Baekhyun. Baekhyun paham betul situasi ini. Maka ia pun reflek menutup mata. Saat kedua pasang bibir itu akan menyatu. Tiba-tiba....

“ehem.. ehem.. maaf aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan. (Chanyeol dan Baekhyun berbicara dalam bahasa Korea) Dan bolehkah aku masuk ke kamarku sekarang?”

Chanyeol dan Baekhyun jadi salah tingkah. Mereka lupa kalau disitu masih ada Luhan. Keduanya jadi kikuk sendiri didepan Luhan.

“ahaha.. iya aku sampai lupa. Tentu saja Lulu.. kamarmu ada diatas.. ayo aku antar” ucap Baekhyun kaku. Sementara Chanyeol hanya senyam senyum malu-malu sambil menggaruk tengkuknya..

“tidak usah. Aku bisa sendiri ko. Diatas kan?”

“hey, biar Baekhyun mengantarmu Luhan. Kau kan tamu istimewa. Jadi kami harus memperlakukanmu dengan baik”

“ah tidak perlu memperlakukanku terlalu berlebihan, aku jadi makin tidak enak nantinya. Kalian sudah sangat baik padaku. Ya sudah, aku ke atas ya? Lanjutkan ‘kegiatan’ kalian yang terpotong tadi” Luhan berkedip pada Baekhyun sebelum beranjak menuju kamarnya.

“a.. apa? Yah! Luhanie!” Baekhyun tersipu malu mencoba protes pada Luhan. Namun Luhan hanya tertawa pada Baekhyun sebagai respon.

“anggap rumah sendiri Luhan aah.. selamat istirahat..” Chanyeol agak sedikit berteriak karena Luhan sudah hampir masuk ke kamarnya. Sambil mengeluarkan senyum lebarnya ia melambaikan tangan pada Luhan.

Malam pun datang, Luhan berada di balkon kamarnya. Dia diam memandang malam. Dari sana dia bisa melihat angkasa dan hiasan-hiasannya. Dia juga bisa memandang jalanan yang hanya dilewati beberapa kendaraan, mengingat ini sudah larut malam. Luhan memejamkan mata merasakan hembusan dingin angin malam. Senyum terukir diwajahnya. Hari ini dia menyadari satu hal. Bahwa tinggal jauh dari kampung halaman tidaklah seburuk yang ia kira. Berada di negeri orang tidak sesulit yang ia pikirkan. Luhan merasa dia mulai menyukai kota ini. Dia seperti merasa berada dirumah sendiri. Berada di antara orang-orang yang peduli padanya membuatnya sangat nyaman. Takdir yang membawa Luhan ke Seoul. Namun setelah sampai di Seoul, hati yang mengambil alih tugas takdir. Hati yang akan menuntunnya menemukan kebahagian sejati di Seoul. Hatinya pula yang akan menuntunnya pada belahan jiwanya di Seoul.

 

*****

 

Keesokan paginya Luhan dan Baekhyun mulai masuk kerja. Keduanya adalah jurnalis di SM News, sebuah kantor surat kabar multinasional yang beroperasi di China dan Korsel.

“nah, ini ruangan manajer kita. Kau tahu siapa dia?”

“tidak, memangnya siapa? Apa aku mengenalnya?”

“Zhang Yixing”

“apa? Maksudmu Lay?”

“yup, memangnya siapa lagi Zhang Yixing yang kau kenal?”

“oh my God! Dia manajer sekarang? Whoaa.. hebat!”

“ya sudah, masuklah dan sapa dia. Dia juga akan memberitahu tugas-tugasmu selama di Seoul”

“oke, gomawo Baek”

“cieh, yang sudah bisa bahasa korea..”

“haha.. kan baru belajar. Biar tidak tersesat kalau mau pergi keliling kota”

“good.. hwaiting Luhanie!”

“hwaiting!”

Begitu masuk keruangan Lay, Luhan langsung disambut hangat oleh sang penghuni ruangan.

“Luhan! Long time no see” Lay menghampiri Luhan dan memberikan pelukan selamat datang.

“oh God! Lay! Ini benar-benar kau! I miss you buddy” Luhan dengan senang hati menerima pelukan Lay.

“ya, ini aku. Zhang Yixing. Kenapa memangnya? Apa aku banyak berubah? Oh, and i miss you too of course” tanya Lay ketika melepas pelukannya dari Luhan.

“banyak sekali. Kau makin keren dan hebat. Whoaaah.. apa kau rajin fitnes? Tubuhmu sekarang lebih kekar. Kau dulu sangat kurus kau ingat?”

“haha.. tentu. Dan sebenarnya aku tidak sering fitnes. Hanya masih suka berlatih dance. Ya.. kau tahu itu hobiku sejak dulu”

“aaah... i see. Dan yang paling aku takjub adalah kau sekarang seorang manajer! Man, seingatku kau dulu sangat pemalu. Oh, maaf Pak manajer. Saya sudah tidak sopan” Luhan membungkuk pada Lay.

“hey, kau ini.. tidak perlu bersikap formal padaku. Aku ini masih temanmu yang dulu. Santai saja lah” Lay tersenyum manis memperlihatkan lesung pipitnya. Menghilangkan atmosfer atasan-bawahan dan menggantinya dengan atmosfer antar teman.

“tetap saja, aku harus menghormatimu sebagai atasan. Dan oh, apa tugas pertamaku Pak Manajer?”

“aisssh.. kau ini keras kepala”

“hehehe..”

“ah, tentu kau sudah paham bahwa kau dikirim kesini untuk mengisi kolom surat kabar kita tentang kota Seoul.” Luhan mengangguk “jadi hari ini kau akan mulai bekerja mengelilingi kota Seoul untuk mendapatkan bahas tulisan”

“oke, jadi aku harus kemana hari ini?”

“mmm.. pergilah ke lapangan Gwanghwamun. Tempatnya tidak jauh dari sini, kau hanya perlu berjalan kaki. Nanti akan ada tour guide yang akan menemuimu disana”

“oke Pak Manajer. Siap laksanakan” jawab Luhan tegas memperagakan seorang tentara.

“ugh, kau sama sekali tidak cocok jadi tentara kau tahu? Kau ini terlalu cute”

“hey, aku ini manly asal kau tahu saja”

“pffft.. ya ya ya”

“aku serius..” ucap Luhan sambil merengek. Yang justru menambah ketidakpercayaan Lay bahwa dia manly. Karena ia justru terlihat sangat cute.

“oke oke, kau manly. Sekarang kau akan berangkat tidak?”

“ups! Oke, aku berangkat sekarang. Bye Lay!”

“bye Luhan! Good luck!”

Hanya butuh waktu 10 menit dari kantor SM News untuk sampai ke lapangan Gwanghwamun. Sesampainya disana Luhan tidak menemukan siapa-siapa, mungkin sang tourguide belum datang, pikirnya. Jadi ia memutuskan untuk memotret objek-objek disekitarnya. Patung raja Seojeong yang megah jadi target utamanya. Saat asyik memotret seseorang menyapanya dari belakang.

“Luhan ssi.. maaf aku terlambat” Luhan berbalik badan.

“oh, tidak apa-ap... eh? S.. Sehun?”

*****

chapter 2 is  out!! hope you like it ^^

ide lapangan Gwanghwamun itu terinspirasi dr Showtime. Ugh i miss ot12 T__T

Sehun jadi tour guide nya Luhan!!. nah lho.. So, what will happen next? subscribe if you want to know :P

dan author bakalan seneng banget kalo ada yang mau komentar :)

oh and i just want to remind you fellow EXO-Ls, jangan lupa streaming trus MV Love Me Right di Youtube --> LOVE ME RIGHT MV let's pay back all members hard work by voting and and streaming LMR MV and song. We are one!!!!

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chachalulu #1
Chapter 3: Authornim ini kapan lanjutnyaa...penasaran.....please..
DeerLove
#2
Chapter 3: Cieeeee.. Blm apa2 cium pipi.. Aduuhh, jdi g tega sama Kris.
Jngan sampe aja kris yg selingkuh.
hilarious, waktu ngbayangin luhan pake hanbok. Hahha
jamesthepirates #3
Chapter 3: Ayy.. Your AN..
Your story deserves upvote y'knoowww
DeerLove
#4
Chapter 2: Jujur.. Workloads, jdi blm liat LMR sama sekali, bahkan dengerin lagunya jg blm *facepalming*
Duuuuh.. Kris tega bgt, msa terakhir kontak cma wktu d kereta. Ow, Sehunnie tour guide.a. *wink
DeerLove
#5
Wanna give this a try.. ^^
Fighting!
Luhan.a cute, baek as sassy as ever. Duuuhhh, nyesek klo krishan harus pisah