tiga

SEOULmate

Hari masih terbilang pagi di kota Seoul. Matahari belum terlalu menampakkan keangkuhannya. Udara masih terasa sejuk. Jadi Sehun dan Luhan memutuskan untuk berjalan kaki memulai menelusuri kota itu. Pertemuan ini jujur mengejutkan bagi Luhan, namun tidak bagi Sehun.

“j-jadi, kau yang jadi tourguide ku?” tanya Luhan kikuk.

“yups.. itulah sebabnya aku berada di sampingmu sekarang”

“tapi kau tidak nampak kaget tadi. Justru aku sangat kaget ternyata itu kau”

“aku sudah tahu kalau kau akan jadi klienku”

“eh? Tahu dari mana? Sejak kapan?”

“sejak hari pertama kita bertemu. Jadi waktu itu aku dalam perjalanan ke kantor SM News karena mereka memintaku datang untuk menawariku job. Waktu mereka memberikan data-data calon klienku aku agak kaget sih melihat foto dan namamu. Haha.. kebetulan sekali kan? Mungkin kita ini jodoh”

DEG!

“aah.. jadi ternyata pekerjaanmu jadi tourguide? kau bisa bahasa China ya? Kenapa tidak bilang waktu di subway? K-kau.. mengerti apa yang aku bicarakan dengan temanku di telpon?” tanya Luhan ragu-ragu.

“hmm.. cukup mengerti bahwa aku ini ramah, punya senyuman manis daaan.. tampan” jawab Sehun dengan nada menggoda.

Wajah Luhan memerah. Malu.

“ah! Dan satu lagi! Penculik!”

Wajah Luhan semakin memerah. Semakin malu. ‘Baekhyun ini gara-gara kau’ umpatnya dalam hati.

“uhm.. aissh.. bukan seperti itu maksud kami. Aduh maaf ya.. aku tidak bermaksud berburuk sangka padamu. Hanya saja..” jelas Luhan panik.

“hey.. tenang Luhan. Aku tidak marah kok. Haha.. kau ini lucu”

“t-tapi.. tetap saja aku minta maaf. Temanku itu memang agak berlebihan”

“mmmh...” Sehun meletakkan telunjuk dan ibu jari nya di dagu, seolah memikirkan sesuatu “okay, kau akan aku maafkan tapi dengan satu syarat”

“eh? Pakai syarat segala? Apa itu?”

“kau harus pergi ke Namsan Tower”

“NO!! Aku tidak bisa!!”

“oke, kalau begitu aku tidak akan memaafkanmu”

“aduh.. bagaimana ini.. uhm..”

“jadi.. bagaimana? Mau tidak?”

Luhan berfikir keras. Penyakit acrophobicnya ini sudah akut. Dia benar-benar takut akan ketinggian. Tapi itu cara satu-satunya agar Sehun mau memaafkannya. Bagaimanapun Sehun yang akan menemaninya selama di Seoul. Masa iya mereka saling diam saat jalan-jalan berkeliling Seoul.

“uhm.. o-okay”

“nah..”

“tapi tidak sekarang! Nanti.. kalau aku sudah siap. Okay? Tidak apa-apa kan? Kau tetap akan memaafkanku kan, Sehun.. nie?”

“it’s okay. Eh, tadi kau memanggilku apa?”

“oh, tidak apa-apa. Jadi, sekarang kita mau kemana?”

“tapi sepertinya tadi kau memanggilku.. ah sudahlah. Sekarang kita ke Istana Gyeongbok. Jam segini waktunya pergantian penjaga istana. Pertunjukannya keren” Sehun mengangkat kedua ibu jarinya.

“baik, terserah kau saja. Kau tourguidenya” jawab Luhan dengan senyuman manisnya.

“perfect! Let’s go!” dengan santai nya Sehun menyambar tangan Luhan, menggenggamnya dan menariknya berjalan menuju istana Gyeongbok. Luhan terkejut dengan skinship yang tiba-tiba itu.

‘tangan Sehun.. menggenggamku? Tangan Sehun.. kekar tapi lembut. Tangan Sehun.. nyaman dan hangat’ batin Luhan. Entah disadari atau tidak, mulutnya tersenyum tipis. Dan tangannya menggenggam balik tangan Sehun.

 

*****

 

CLICK!

CLICK!

CLICK!

Luhan membidikkan kameranya disetiap pergerakan para penjaga-penjaga istana yang amat teratur, rapi, tegas dan indah. Mereka terlihat gagah dan kharismatik dibalut baju adat Korea Selatan. Luhan terkagum-kagum melihatnya.

“woaaah.. ini keren sekali!”

CLICK!

“apa aku bilang”

“haha.. iya, kau benar”

“tapi bukankah di China juga ada yang seperti ini?”

“ada sih, tapi ini berbeda dengan yang ada di China”

“aaah.. begitu ya?” Sehun mengangguk-angguk “eh, mau coba pakai Hanbok tidak? Disebelah sana ada tempat pakai Hanbok. Gratis lho”

“hah? Serius gratis?”

“serius lah.. terus nanti bisa foto-foto sama para penjaga istana juga”

“mau wawancara juga bisa? Aku butuh narasumber juga untuk melengkapi artikelku”

“bisa ko.. nanti aku bantu terjemahin bahasanya”

“uwaaah.. gomawo Sehun” Luhan tersenyum lebar.

“eih, aku memang dibayar untuk itu kan? Haha.. ayo..” Luhan mengangguk dan berjalan mengikuti Sehun dengan sumringah. It’s going to be fun. Ucapnya dalam hati.

Tempat pakai Hanbok yang dimaksud nampak ramai. Banyak yang mengantri untuk mengganti bajunya dengan baju adat Korea yang terkenal itu. Kebanyakan turis asing baik yang berkulit putih, kulit hitam, maupun orang Asia di luar Korea seperti Luhan. Setelah beberapa saat mengantri sampailah giliran mereka berdua. Namun...

“APA?!! Hanbok untuk perempuan?!!”

“iya Lu, tinggal ini kata petugasnya. Pakai sajalah. Kalo dipikir-pikir wajahmu feminin, pasti cocok ko” ucap Sehun geli menahan tawa.

“kau gila? Tidak ah.. aku ini kan laki-laki”

“Hanbok laki-laki dan perempuan beda tipis ko. Orang China mungkin tidak akan tahu. Jadi tidak apa pakai ini. Ya?”

“beda tipis apanya Sehuuun? Ini..? ini jelas-jelas baju perempuan. Pokoknya tidak mau!”

“yaah.. percuma dong kau kesini kalau tidak berfoto memakai Hanbok khas Korea” ucap Sehun dengan cemberut yang dibuat-buat. Mencoba mengompor-ngompori Luhan.

“iya tapi tidak pakai Hanbok perempuan juga kali Hun..”

“mau bagaimana lagi, adanya tinggal ini. Ayolah.. pakai saja. Demi artikelmu nih”

“kau pakai juga kan?”

“a-aku? Haha.. tidak lah. Aku sudah sering pakai Hanbok. Lagian yang perlu difoto kan kau, aku sih tidak perlu”

“curang” ucap Luhan cemberut.

“haha.. jangan marah dong Lu. Ayo ah, jangan terlalu lama mikir” sehun menyeretnya paksa ke ruang ganti. Luhan akhirnya menyerah dan mau memakainya. Awalnya Sehun menunggunya diluar kamar pas, namun Luhan yang baru pertama memakai hanbok jelas kesulitan. Jadilah sekarang mereka berdua didalam kamar pas. Dua pria bersama didalam satu ruangan sempit dan berganti baju itu biasa bukan? Tapi.. ini tidak biasa. Karena seperti yang kita ketahui bersama, Luhan gay.

“uhm.. Sehun”

“hmm?”

“jangan berbalik dulu ya, awas kalau kau berbalik!”

“iya, ini juga sudah menghadap sana kan? Lagian kenapa sih Lu? Kenapa tidak boleh lihat? Kita kan sama-sama pria. Kau sendiri juga yang memintaku masuk. Kau ini aneh Luhan. Haha..”

“uh uhm.. aku.. aku tidak terbiasa saja ganti baju dilihat orang” elak Luhan dengan rona pipinya memerah.

“ah masa? Ya sudah terserah kau saja. Sudah belum?”

“sebentar..” Luhan nampak kesulitan memakai hanbok yang lumayan ribet itu. Setelah dirasa tubuhnya sudah lumayan aman tertutup akhirnya dia meminta Sehun berbalik. “ okay, berbaliklah. Ugh! Ini bagaimana sih memakainya?”

“woaah.. kau benar-benar cocok memakai ini!” Sehun mencoba menahan tawa. Antara pujian dan hinaan beda tipis.

“yah! Aku tahu dalam hati kau mengejekku kan?”

“jangan berburuk sangka. Itu pujian ko. Serius!” ^^V

“whatever. Ini bagaimana Sehun? Yang ini dipakai disebelah mana?”

“sini aku bantu. Yang ini diikatkan dada. Seperti ini” Sehun mengikatkan kain semacam pita ke tubuh Luhan di bagian  dada sehingga ia perlu mendekat ke Luhan. Sangat dekat. Tubuh mereka hampir menempel. Wajah Sehun hanya berjarak beberapa senti saja dari wajah Luhan. Bahkan bibir Sehun beberapa kali tak sengaja mendarat dipelipis Luhan. Ya karena postur tubuh Sehun lebih tinggi dari Luhan. Luhan bisa merasakan hembusan nafas Sehun dikeningnya. Dia juga bisa dengan jelas mencium aroma tubuh Sehun. Wanginya segar dan maskulin. Untuk sepersekian detik ia terbuai dengan aroma tubuh Sehun.

DAG DIG DUG

Jantung Luhan berdetak lebih cepat dari biasanya. Wajahnya panas dan memerah. Tiba-tiba dia merasa udara menipis, susah bernafas.

‘jantungku kenapa? Kenapa berdetak keras sekali? Kenapa rasanya seperti saat berada dalam pelukan Kris? Kris...’

“nah.. beres!” Sehun mengamati hasil kerjanya. Di pandangnya Luhan dari atas kebawah. Ke atas lagi. Ke bawah lagi.

“beautiful” ucap Sehun spontan.

“a-apa katamu?”

“kau cantik Lu. Baru sekarang aku melihat pria secantik dirimu. Kau.. cantik alami”

BLUSH

“y-yah!! Aku tahu kau bercanda. Dalam hati kau menertawakanku kan?”

“apa aku terlihat bercanda? Aku serius Luhan. Dirimu indah” dari suara dan raut wajahnya, Sehun memang sama sekali tidak bercanda. Matanya teduh memandang Luhan dengan pancaran kekaguman. Luhan yang awalnya sempat beradu mata dengan Sehun kini membuang pandangan, salah tingkah.

“uh, uhm.. aku rasa kita sudah terlalu lama disini. Masih ada yang mengantri. A-aku mau keluar dulu” ucap Luhan kikuk. Luhan pun menyelonong begitu saja keluar kamar pas sambil mengipasi wajahnya dengan telapak tangannya. Tidak tahu bahwa sang tourguide tersenyum penuh arti mengikuti dibelakangnya.

 

 

“Satu.. dua.. tiga..”

CLICK!

“oke” Sehun mengangkat ibu jarinya.

“ghamsahamnida ahjussi” ucap Luhan pada salah satu penjaga istana yang baru saja ia ajak berfoto sambil membungkuk. Sebelumnya Luhan telah lebih dulu melakukan interview pada sang penjaga istana ini mengenai sejarah istana dan adat istiadat didalamnya, dengan bantuan Sehun tentunya. Dan diakhiri dengan sesi foto-foto. Sehun juga yg membantunya mengambil foto memakai kamera Luhan.

“sama-sama gadis manis” (bahasa Korea) ucap sang penjaga istana dengan ramah lalu pergi kembali bertugas. Sehun hampir meledak menahan tawa. Sementara Luhan dengan wajah polos dan kebingungan tidak tahu apa yang dikatan ahjussi barusan.

“hey! Apa yang kau tertawakan? Memangnya apa yang dikatan ahjussi tadi?”

“bwahahaha.. katanya kau ini gadis manis. Bwahahahaha..”

“A-APA?!!H-Hey ahjussi!! Aku ini laki-laki bukan perempuan!! Hey!!” teriak Luhan namun sia-sia karena sang penjaga istana terlanjur pergi menjauh. “ugh! Menyebalkan” ucap Luhan kesal.

“hey kau Sehun, berhenti tertawa. Ini semua salahmu”

“haha.. oke oke.. maaf. Tapi seharusnya kau berterima kasih padaku. Lihatlah.. orang-orang kagum memandangmu” Luhan memandang sekitar dan benar saja, semua orang memandang ke arahnya.

“kagum apanya? Ini memalukan Sehun. Haduuuh..” Luhan menundukkan kepalanya. Malu.

“hey, percaya diri saja. Kau cantik ko. Seperti putri Korea. Sungguh!” Sehun mengangkat ibu jarinya.

“kau mengada-ada”

“aku serius!”

“ah sudahlah. Eh ngomong-ngomong bagaimana fotonya? bagus tidak hasilnya? Coba lihat” Luhan mendekatkan wajahnya untuk melihat pada kamera yang dipengang Sehun. Sekali lagi wajah keduanya sangat dekat. Pipi mereka hampir menempel. Dan Oh! Benar-benar menempel! Luhan kaget dan dengan spontan menoleh. Alhasil,

CHU!

bibirnya mendarat cantik dipipi Sehun.

BLUSH

EFEK ASAP KELUAR DARI UBUN-UBUN LUHAN

“hempf!” Luhan menutup mulutnya dengan tangannya sendiri.

‘aduh! Bagaimana ini? Bagaimana kalau Sehun marah? Aduh kenapa jadi begini sih? Bodoh.. bodoh’

“ah.. uh.. oh.. uhm.. Sehun maaf, aku tidak sengaja. Aku..” Luhan panik sendiri.

“hey.. tidak apa-apa ko. Aku tahu itu tidak sengaja. Santai saja denganku. Haha.. kau harus bercermin. Wajahmu memerah” Sehun tertawa geli melihat reaksi Luhan.

“itu.. aku.. yah! Jangan menertawakanku begitu. Aishh.. aku mau pulang” Luhan  berlalu sambil menghentak-hentakkan kakinya antara kesal dan malu.

‘ya Tuhan, kenapa aku sial sekali hari ini? Ini hari pertama berkeliling dengan Sehun dan aku sudah mempermalukan diri sendiri. Bagaimana besok-besok? Dan kenapa jantung ini berdebar tidak normal? Kenapa tubuhku bereaksi seperti ini pada Sehun?’

“Luhan!”

“iya?!” Luhan spontan menengok dan..

CLICK!

Bukan suara kamera Luhan. Itu kamera ponsel Sehun.

“aku akan menyimpan ini” Sehun tersenyum manis sambil memperlihatkan layar ponselnya ke Luhan.

 

*****

 

“bwahahahahaha...” suara tawa Baekhyun pecah di kamar Luhan saat ia melihat dilayar laptop Luhan, nampak Luhan dengan hanbok nya.

“reaksimu sudah bisa kutebak. Pasti kau tertawa” Luhan mendengus kesal.

“oops! Maaf. Tapi.. aku benar-benar tidak bisa menahannya Luhannie. Ahahaha..”

“Baeeeek...” rengek Luhan.

“oke.. oke.. aku berhenti tertawa” Baekhyun menarik nafas dalam berusaha menghilangkan hasrat ingin tertawanya.

“kau tahu betapa malunya aku tadi? Ugh! Rasanya ingin hilang saja ditelan bumi”

“kalau menurutku sih kamu cocok-cocok aja pakai hanbok perempuan. Kenapa harus malu?”

“cocok apanya? Kau sendiri menertawaiku tadi. Hah, kau ini”

“hehe memang sedikit lucu sih, auch!” cubitan mendarat di lengan Baekhyun “ hey, tapi maksudku lucu yang positif Luhannie sayang. Cute begitu.. sungguh aku tidak bohong. Kau terlihat cute memakai hanbok perempuan. Ah, dan Hunnie benar! Kau seperti putri Korea” Baehyun memasang aegyo mautnya.

“kalian sama saja”

“eh ngomong-ngomong tentang si Hunnie, oh my gosh!! Dia benar-benar tampan! Seperti karakter manga yang hidup! Woaah.. beruntungnya jadi dirimu. Ah aku iri. Kapan-kapan ajak ke kantor ya? Kenalkan padaku”

“hey, Chanyeol mau kau taruh dimana?”

“ssst.. jangan keras-keras nanti dia dengar”

“Baekhyun.. baekhyun..” Luhan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan kembali menatap layar laptop yang sudah berganti dengan barisan-barisan untaian kalimat rapi yang diketik Luhan, artikelnya. Dia melanjutkan pekerjannya meskipun Baekhyun terus saja mengganggu.

“tapi.. jangan-jangan kau cemburu ya tadi aku bilang mau kenalan sama Sehunnie?”

“h-hah? A-apa? Aku? Cemburu? hah, tidak lah. Lagipula aku ini siapanya? Kenal Sehun juga baru beberapa hari kan?”

“aissh.. cemburu juga tidak apa-apa ko.. haha..”

“yah!”

“hehe.. sorry. Tapi aku yakin dalam hatimu pasti kau ingin tahu lebih jauh tentang dia. Iya kan? Mengaku sajalah..”

“tidak, biasa aja ko” jawab Luhan datar. Andai saja Baekhyun tahu apa yang terjadi dengan hatinya saat di dekat Sehun. Reaksi jantung dan tubuhnya saat Sehun hanya berjarak beberapa inci darinya. Saat Sehun menggenggam tangannya. Saat Sehun tersenyum padanya. Andai saja Baekhyun tahu kalau bibirnya telah merasakan manis dan lembutnya kulit Sehun meskipun hanya sepersekian detik. Ah, haruskah ia menceritakannya pada Baekhyun? Ah, mungkin jangan sekarang. Ia takut kalau reaksi Baekhyun akan berlebihan.

“bohong. Aku sahabatmu Luhannie.. aku mengenalmu lebih dari yang kau kira. Aku tahu semua tentangmu bahkan apa isi hatimu”

“eh? Benarkah?” tanya Luhan keheranan.

“emm..” Baekhyun mengangguk “daaan... kalau boleh aku tebak. Pasti telah terjadi sesuatu antara kau dengan Sehunnie”

“hah???!!! Bagaimana kau bisa tahu???!!!” Luhan makin keheranan.

Baekhyun menjentikkan jarinya.

“tuh kan apa ku bilang. Kau tidak bisa menyembunyikan sesuatu dariku. Jadi.. ceritakanlah apa yang terjadi antara kau dan Sehunnie”

“uhmm...” Luhan ingin bercerita tapi nampak ragu-ragu. Tapi kenapa ia harus ragu? Baekhyun sahabat terbaiknya. Bahkan sudah seperti saudara. Hampir semua detil kehidupan yang mereka alami dibagi bersama. Saling memberi solusi ketika malasah melanda. Namun, yang ia ragukan adalah perasaannya. Ia ragu atas apa yang terjadi padanya mengenai Sehun. Mungkin semua rasa gemuruh didada itu hanya ilusi. Karena mereka baru saja kenal. Bahkan Luhan hanya tahu nama dan pekerjaan Sehun. Itu saja tidak ada lagi.

Akan tetapi perasaan itu terus mengganggu pikirannya. Dan mungin dia tidak akan fokus bekerja kalau harus memendamnya sendiri. Dia perlu pendapat orang lain. Dia butuh masukan dari sahabatnya. Luhan butuh Baekhyun. Jadilah akhirnya Luhan memutuskan untuk menceritakan semuanya pada Baekhyun. Tentang debaran jantungya saat ia dapat merasakan nafas Sehun sampai tentang accidental kiss yang dia anggap hal yang paling memalukan.

“Luhan, kau sedang jatuh cinta”

“kau bercanda. Aku kan...”

“ssst.. jodoh itu tidak bisa di tebak Luhannie. Belum tentu pasangan kita sekarang adalah jodoh kita”

“eh? Apa maksudmu Baek?”

“Tuhan memang telah menentukan siapa jodoh kita. Namun tidak hanya satu orang, ada banyak pilihan. Bagaimana kita bisa menemukan orang yang benar-benar menjadi jodoh kita adalah dengan bagaimana kita memilih arah hidup kita sendiri. Apakah kita menjadi orang baik, atau orang jahat. Dan seberapa tinggi kualitas diri kita. Jika kita memilih arah yang baik, meningkatkan kualitas diri, maka jodoh yang akan kita temukan juga yang sepadan. Begitu pula sebaliknya jika kita memilih arah yang salah dan menjadi manusia yang tidak berkualitas maka jodoh kita pasti orang yang tidak baik. Maka dari itu, kita lihat saja bagaimana perasaanmu pada Sehun akan berkembang. Mungkin dia jodoh yang tepat untukmu. Aku tahu Kris mencintaimu. Tapi entah kenapa aku sedikit ragu padanya”

“Baehyuuun.. tapi..”

“hey, tidak ada salahnya kau mencoba mencari kebahagiaanmu di Seoul”

“aku sudah bahagia ko”

“nah, kau mau berbohong lagi padaku? Sudah kubilang tidak akan bisa. Jadi percayalah padaku. Nikmati saja perasaanmu sambil kau menikmati kota Seoul. Okay?”

“tapi aku...”

“tidak ada tapi-tapian. Kau harus bahagia. Bersenang-senanglah selagi kau masih bisa Luhannie” Baekhyun tersenyum dan menambahkan kedipan manja menyemangati sahabatnya.

“uhmm.. baiklah kalau itu saranmu. Aku akan mencoba menikmatinya”

“naaah.. begitu dong. Sekarang senyum dong jangan galau terus. Senyum..” Baekhyun menyenggol Luhan menggodanya agar tersenyum. Luhan tidak tahan dengan kelakuan sahabatnya dan akhirnya tersenyum pula. Tersenyum lega. Setidaknya dia tidak menanggung beban pikirannya sendirian. Selalu ada Baekhyun untuk tempat berbagi. Dan itu lebih dari cukup. Tapi apa benar cukup? Baekhyun juga bukan milik Luhan sepenuhnya. Dia punya Chanyeol dan tidak mungkin Luhan selalu membebani Baekhyun. Luhan butuh orang lain. Luhan butuh kekasihnya ada untuknya.

“eh ngomong-ngomong apa kau sudah bertanya padanya tentaaang.... preferensi seksualnya? Jangan-jangan dia straight? Atau yang lebih parah kalau dia homophobic? Ya ampun aku tidak bisa membayangkan itu”

“ah, iya aku lupa tentang itu. Tapi... hal itu kan terlalu pribadi. Aku tidak enak ah kalau tiba-tiba bertanya tentang hal itu padanya”

“ya pake strategi dong Luhannie.. ya gimana caranya pas kalian lagi ngobrol masukkan  topik itu”

“hmmm.. seperti itu? Oke, akan ku coba. Tapi bagaimana kalau dia benar-benar straight dan homophobic seperti yang kau bilang? Mungkin.. aku sudah salah arah dan harus mengambil arah yang lain ya?”

“aisshh.. itu gampang. Meskipun kalau benar dia straight, kau akan tetap bisa mendapatkannya. Dia akan belok demi kamu”

“eh? Mana mungkin semudah itu”

“mudah ko. Kau mau tahu caranya?”

“memangnya bagaimana caranya?” tanya Luhan penasaran.

“sini aku bisikin” Luhan mendekatkan telinganya pada Baekhyun “menari striptease didepannya tanpa memakai sehelai benangpun”

“YAH!!!!! BYUN BAEHYUN!!! DASAR KAU CABUL!!!” Baekhyun seketika lari tunggang langgang meninggalkan kamar Luhan sambil tertawa puas. Luhan hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum karena ulah Baekhyun. Tanpa sadar ia memikirkan ide gila Baekhyun. Menari erotis di bawah lampu remang-remang tanpa busana dan ada Sehun didepannya. Dan membayangkan reaksi Sehun. Aaaah... hanya memikirkannya saja membuat dirinya malu dan seketika wajahnya memerah. Digosokkannya kedua telapak tanggannya pada wajahnya, berharap bayangan adegan itu hilang. Ia menarik nafas dalam mencoba menenangkan diri. Sampai akhirnya poselnya berbunyi.

DING DONG

Nampak dilayar ada pesan Line dari ‘Lu’s Dragon’

“Kris..??” dibukanya pesan dari Kris.

Hey babe, maaf baru bisa menghubungimu sekarang. Apa kau belum tidur?

Tidak apa-apa, aku mengerti J iya aku belum tidur

Tak lama kemudian ponsel Luhan berbunyi lagi. Kris menelfon. Luhan tersenyum, gembira. Kris masih peduli padanya.

“hey”

“hey”

“kenapa belum tidur sayang? Ini sudah larut kan?”

“mmmh.. anggap saja aku tahu kau akan menelpon jam segini” senyum itu masih melekat diwajah Luhan.

“ah, kalau begitu ini salahku. Maaf ya my baby deer, aku baru bisa menelfonmu sekarang. Akhir-akhir ini banyak meeting yang harus dihadiri”

“ya, aku tahu. Dan maafmu selalu di terima you giant dragon”

“haha.. thank you babe” terdengar gelak tawa Kris diseberang sana membuat hati Luhan sejuk “bagaimana keadaanmu disana? Kau makan dengan baik kan? Kau istirahat cukup kan?”

“aku baik-baik saja Kris, tidak perlu khawatir”

“tentu saja aku khawatir sayang, kau jauh dariku. Bagaimana aku tidak khawatir. Terlebih lagi kau tinggal dengan Baekhyun. Semua orang juga tahu betapa gilanya dia”

“haha kau ini, dia sahabatku Kris”

“iya tapi aku takut dia mengajakmu berbuat hal gila. Aku takut kau kenapa-kenapa Luhan sayang”

“tenanglah, aku bisa jaga diri ko”

“Luhan”

“hmm”

“i miss you”

“i miss you more”

“i miss your scent, i miss your smile, i miss your warmth, i miss to see your face, i miss to hug you, i miss to kiss you, i miss to make love to you. I miss you Luhan. I miss you so much”

“Kris, aku juga merindukanmu. Dan semua yang kamu ucapkan barusan membuat rasa rinduku semakin bertambah. Aku sangat merindukanmu. Tapi kita harus kuat melalui ini”

“kau tahu? Kadang aku merasa sangat bersalah karena terlalu sibuk dengan pekerjaanku sampai aku mengabaikanmu. Haruskah aku resign dan mencari pekerjaan lain?”

“hey, tidak perlu Kris. Lagipula perusahaanmu sangat membutuhkanmu”

“bagaimana denganmu? Apa kau tidak membutuhkanku?”

“tentu saja iya. Siapa yang tidak membutuhkan kekasihnya ada untuknya. Tapi aku bisa mengerti, sungguh”

“Luhan, kenapa kau selalu seperti ini?”

“seperti bagaimana maksudmu?”

“selalu penuh pengertian, selalu sabar, selalu baik, selalu sempurna. Bahkan terlalu sempurna untukku. Kadang aku berfikir hal baik apa yang aku lakukan dikehidupan sebelumnya hingga Tuhan memberikanku hadiah terindah yaitu dirimu” perkataan Kris selalu membuat hati Luhan bergetar. Sisi lembut Kris yang selalu Luhan suka. Kadang memang terdengar gombal. Tapi Luhan menyukai itu.

“no Kris, kau lah hadiah terindah dari Tuhan untukku”

“Luhan”

“hmm”

“i love you”

Luhan terkekeh.

“hey babe, kenapa? Kau tidak mencintaiku?”

“tentu aku juga mencintaimu. Kalau tidak, mana mungkin aku memakai cincin naga yang selalu mengingatkanku padamu ini?”

“kalau begitu berjanjilah kau tidak akan meninggalkanku”

“serius, Kris? kau ini kenapa? Kenapa tiba-tiba melankolis seperti ini? Chh..”

“hemm.. aku juga tidak tahu babe. Hanya saja... aku merasa kau akan berpaling dariku dan meninggalkanku”

DEG!

Suasana mendadak hening. Tidak ada jawaban dari Luhan.

‘Kris.. kenapa dia berkata seperti itu? Apa.. apa Kris tahu tentang dia dan Sehun? Ah, tidak mungkin. Apaa.. ini yang namanya instinc? Apa Kris benar-benar bisa merasakannya? Jadi apakah benar-benar Kris lah jodohnya? Belahan jiwanya? Tapi debaran jantung itu.. Sehun..’

“Lu.. Luhan.. baby.. Luhan sayang.. kau tertidur?”

“uh? Ohh? Uhmm.. aku.. ah iya.. aku tadi mengantuk. Maaf”

“hemm.. iyalah kau mengantuk. Ini sudah sangat larut disana. Yasudah cepatlah tidur”

“ehmm.. kau juga. Istirahatlah. Jangan terlalu capek. Jaga kesehatan”

“kau juga Luhanku sayang. Lekaslah tidur dan tunggu aku di mimpimu”

“dalam bentuk naga?”

“mungkin. Lalu aku akan menerkammu hidup-hidup dan membawamu ke kayangan, ke istana naga”

“hahaha.. i would love to. Good night Kris”

“good night baby”

SMOOCH

Terdengar suara kecupan dari seberang sana. Kris.. maaf..

Belum sampai Luhan terlelap, ponselnya kembali berbunyi.

“eh? Ada yang menambahkan teman di Line? Siapa?”

Karena Luhan penasaran, dia pun menambahkan si stranger itu sebagai temannya. Tidak sampai satu menit, pesan datang dari stranger tersebut.

FOTO

good night Korean Princess ;)

*****

supposed to be Luhan in women hanbok. And Sehun is bonus ^^

Sehun and Luhan wearing hanbok. http://t.co/NJUdlJ3bmZ

credit to the rightful owner on http://twicsy.com/i/t7zFge

 

thank you for those who subscribed this story ^^

and special thanx to DeerLove eonni who always give me her comments ^^

and for my very first upvoter! none other then my beloved senpai jamesthepirates thank you so much..

do leave comment pleaseeee... *puppy eyes*

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chachalulu #1
Chapter 3: Authornim ini kapan lanjutnyaa...penasaran.....please..
DeerLove
#2
Chapter 3: Cieeeee.. Blm apa2 cium pipi.. Aduuhh, jdi g tega sama Kris.
Jngan sampe aja kris yg selingkuh.
hilarious, waktu ngbayangin luhan pake hanbok. Hahha
jamesthepirates #3
Chapter 3: Ayy.. Your AN..
Your story deserves upvote y'knoowww
DeerLove
#4
Chapter 2: Jujur.. Workloads, jdi blm liat LMR sama sekali, bahkan dengerin lagunya jg blm *facepalming*
Duuuuh.. Kris tega bgt, msa terakhir kontak cma wktu d kereta. Ow, Sehunnie tour guide.a. *wink
DeerLove
#5
Wanna give this a try.. ^^
Fighting!
Luhan.a cute, baek as sassy as ever. Duuuhhh, nyesek klo krishan harus pisah