Part 2

Love Lesson

Chapter 2

 

“ Hey Lulu, ada apa dengan wajah kusutmu itu ?” Tanya Baek Hyun saat Lu Han menduduki bangkunya yang berada tepat di sebelah bangku Baek Hyun.

Penasaran dengan kebungkaman Lu Han, Baek Hyun pun menatap Lu Han. “ Hey, kau menangis ?!” Pekiknya.

“ Huaaaaaaaa Baek Hyun aku harus bagaimana ?!!!” Seru Lu Han yang akhirnya melimpahkan seluruh emosinya. Baek Hyun buru-buru memeluk Lu Han untuk menenangkan perasaan sahabatnya. Beberapa pasang mata memandangi mereka dengan tatapan menyelidik. Namun Baek Hyun memberikan isyarat bahwa Lu Han tidak apa-apa, pada teman-temannya.

“ Ada apa ?” Tanya sang ketua kelas, Jang Tae San.

“ Tidak apa-apa hanya masalah keluarga saja ,” Sahut Baek Hyun asal. “ Bukan masalah yang begitu besar juga. Kau sebaiknya kembali ke tempat duduk lagi. Kupikir Choi sonsaengnim akan segera datang ,”

“ Ah begitu, baiklah. Semoga masalahmu cepat selesai ya Lu Han ,” Ucap Jang Tae San sembari menepuk-nepuk bahu Lu Han.

“ Ah iya terimakasih ,” Lagi-lagi Baek Hyun yang menyahutnya. Gadis itu tersenyum kikuk, sementara sang ketua kelas kembali ke bangkunya.

“ Hey ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kau lama sekali kembali dari perpustakaan ? Untung saja Choi sonsaengnim sedikit terlambat hari ini ,”

“ Wu sonsaengnim—hiks—“ Ucap Lu Han di sela-sela tangisannya. “ Ia menambah hukumanku menjadi dua ratus lima puluh soal !”

“ Apa ?!” Pekik Baek Hyun. Dan lagi-lagi mendapat perhatian dari teman-teman sekelasnya. Baek Hyun hanya tersenyum kikuk, lalu menggumamkan kata ‘maaf’ pada teman-temannya.

“ Apa yang terjadi sampai-sampai ia sekejam itu memberimu tugas ? Kau membuat onar lagi dengannya ?” Tanyanya ketika Lu Han melepaskan pelukannya. “ Hey hapus air matamu, kalau kau menangis lagi, kecantikanmu akan luntur dan berpindah padaku ,”

Dan ucapan Baek Hyun pun sukses membuat Lu Han tersenyum. Hal itu selalu dikatakan Baek Hyun untuk menghibur Lu Han. Lu Han memang anak yang cengeng sejak kecil, terutama ia adalah anak perempuan satu-satunya, penerus keluarga Lu, tentunya ia sangat dimanja oleh kedua orang tuanya.

“ Kenapa tadi kau meninggalkanku sendirian di perpustakaan ?” Tanya Lu Han sembari menghapus jejak air mata di pipi mulusnya.

“ Maaf, aku tidak bermaksud begitu. Tapi aku lupa belum mengerjakan proposal yang ditugaskan Choi sonsaengnim padaku dan Chan Yeol. Aku tidak mungkin melimpahkan semua tugas pada Chan Yeol, sementara aku sendiri malah bersenang-senang—memangnya apa yang terjadi tadi ?”

“ Aku tidak sengaja menjatuhkan buku-buku itu tepat di kepala Wu sonsaengnim. Ku kira kau berada di bawah sana, dan akan menangkapnya. Ternyata aku salah—“

“ Ap—apa ?” Mata sipit Baek Hyun membulat tidak percaya. “ Apa yang baru saja kau lakukan ? Kau melukai kepala Wu sonsaengnim dengan buku setebal itu ? Kau gila ! Kalau sampai guru-guru wanita tahu, dan fangirls-nya Wu sonsaengnim tahu, kau pasti hanya tinggal nama ! Astaga kau melukai pangeran sekolah—“ Ucap Baek Hyun dalam satu nafas.

“ Aku tidak tahu !” Bela Lu Han. “ Ini juga salahmu karena meninggalkanku begitu saja di sana ,”

“ I—iya-iya, aku kan sudah minta maaf. Lalu apa hanya karena itu Wu sonsaengnim marah dan menambah hukumanmu ?”

“ Selain itu, aku juga tidak sengaja menduduki perutnya—“

“ Huh ?!!! Kau—apa ?!!” Baek Hyun kembali  membelalak tak percaya.

“ Pelankan suaramu Baek Hyun…”

“ Iya maaf ,” Baek Hyun menggembungkan pipinya, “ Kenapa kau bisa menduduki perutnya seperti itu ?”

“ Aku kaget, dan tidak sengaja jatuh. Kukira aku akan mendarat di lantai perpustakaan, ternyata aku salah besar—“

“ Beruntung sekali ,” Ucap Baek Hyun tiba-tiba.

“ Huh ? Beruntung apanya ?” Lu Han memiringkan kepalanya tidak mengerti. “ Tugasku bertambah dan deadline-nya adalah minggu depan. Aku tidak mengerti mengapa kau bilang aku beruntung ,”

“ Kalau aku jadi kau, aku pasti akan mengambil kesempatan untuk menciumnya atau—“

TAK

Lu Han menyentil kening Baek Hyun dengan kesal. “ Kau gila apa ?! Aku bukan orang mesum sepertimu !”

“ Ouch—“ Baek Hyun mengusap-usap keningnya yang malang. “ Kau seharusnya tahu berapa ribu wanita yang mengemis-ngemis untuknya, dan berkhayal berada di posisimu—menindih Wu sonsaengnim—“

Lu Han memutar bola matanya kesal, “ Kau memang sudah gila !” Umpatnya seraya mengeluarkan alat tulisnnya, saat Choi sonsaengnim memasuki kelas, dan menyapa mereka.

“ Cinta itu memang gila Lulu ,” Ucap Baek Hyun yang kemudian bertopang dagu. Membayangkan betapa manly-nya seorang Wu Yi Fan. “ Aku yakin tubuhnya yang tinggi itu sudah terbentuk dengan sempurna. Hanya membayangkan abs-nya saja, aku sudah tidak kuat ,”

“ Astaga Baek ! Kau mimisan !” Seru Lu Han setengah berbisik, tak ingin mendapat detensi dari guru lain. Ia buru-buru menyerahkan sapu tangannya pada Baek Hyun.

“ A—apa ? Ah, iya… Terimakasih Wu sonsaengnim ,” Ucap Baek Hyun melantur.

“ Lu Han disini ,” desis Lu Han. Seandainya saja Choi sonsaengnim tidak berada disini, Lu Han pasti sudah menyiksa Baek Hyun habis-habisan.

Walaupun menyebalkan, tapi Lu Han beruntung memiliki sahabat seperti Byun Baek Hyun.

 

-Love Lesson-

 

“ Aku pulang ,” Seru Nickhun yang langsung disambut hangat oleh istrinya—Fei.

“ Ah kau sudah pulang ,” Ucapnya seraya mengamit tas kerja dan jas suaminya. “ Kenapa pulang lebih awal hari ini ?”

Nichkun menghela nafas panjangnya, kemudian mendudukkan dirinya di sofa. “ Kau lupa ? Kau yang memintaku pulang lebih awal kan ?”

“ Astaga aku lupa !” Fei memukul keningnya pelan—sedikit tertawa. “ Aku punya kabar gembira hari ini ,”

“ Apa itu ?”

“ Kau tahu kan Song Qian ? Sahabat lamaku yang selalu kuceritakan padamu ?” Tanya Fei seraya duduk di samping suaminya.

Nickhun mengangguk, “ Ya. Memangnya ada apa ?”

“ Hari ini dia datang ke rumah ,”

“ Oh ya ? Bagaimana dia bisa tahu rumah kita ? Bukankah kau bilang terakhir kali bertemu dengannya adalah saat reuni SMA enam belas tahun yang lalu ?”

“ Iya memang. Tapi Qian bilang, ia mendapatkan nomor ponselku dan alamat rumah kita dari Park Jun Sae ,”

“ Qian mengenalnya ?”

“ Iya dia bilang Jun Sae adalah temannya juga. Sangat tidak disangka ya—“

“ Jadi kau menyuruhku pulang cepat hanya untuk memberitahuku kabar ini, hm ?” Nickhun menaikkan sebelah alisnya.

“ Aish, tentu saja tidak—“ Ucap Fei, “ Aku ingin Han kita, menikah dengan anaknya Qian ,”

Mata Nickhun pun membulat sempurna, “ Apa ?!!!!!”

“ Tenang dulu sayang—“ Fei menepuk bahu suaminya. “—aku kenal Qian sangat baik, dia orang yang menyenangkan dan baik hati, tentu saja hal itu akan menurun pada anaknya. Lagi pula anaknya sudah punya pekerjaan kok. Kau tidak usah kha—“

“ Apaaaaaaa ?!!!!!!” Seru Nickhun untuk yang kesekian kalinya. “ Kau mau menikahkan anak kita dengan pria tua ?!”

Fei memutar bola matanya kesal, “ Tentu saja tidak ! Namanya Yi Fan, umurnya 24 tahun dan dia adalah seorang guru. Setelah kulihat fotonya, dia bahkan sangat tampan. Yi Fan adalah pria dewasa, ia pasti bisa mendewasakan Hanhan jika ia menjadi suaminya kelak ,”

Nickhun berpikir sejenak. Apa yang dikatakan istrinya memang benar. Lu Han sangatlah kekanak-kanakkan. Ia akan merengek meminta sesuatu, jika hal itu tidak dikabulkan oleh kedua orang tuanya.

“ Tapi Hanhan masih terlalu muda untuk menikah, sayang. Dia juga masih harus sekolah ,”

“ Apa masalahnya ? Dia kan sudah kelas 3 sekarang ? Sebentar lagi juga anak itu lulus ,”

“ Tap—“

“ Ayolah sayang, ini juga demi kebaikan Hanhan kita. Aku ingin ia bisa belajar menjadi seorang istri yang baik ,”

“ Baiklah kalau itu memang untuk kebaikan Han. Kapan kira-kira pernikahan ini akan dilaksanakan ?”

“ Jadi kau setuju ?” Fei bertanya dengan mata berbinar. “ Yaaaaaaaaaaayyy !!!”

“ Apa boleh buat ,” Nickhun bergumam pelan.

“ Baiknya kapan ya ? Apa bulan depan saja ?”

“ Apa itu tidak terlalu cepat ?”

“ Kalau begitu dua minggu lagi—“

“ He—hey, bukan begit—“

“ Ah, bagaimana kalau minggu depan ?! Iya benar ! Aku akan mengabari Qian secepatnya !” Seru Fei riang, meninggalkan suaminya yang hanya bisa menepuk keningnya sendiri.

 

-Love Lesson-

 

Sebuah mobil sedan berwarna hitam metalik baru saja berhenti tepat di dalam garasi kediaman Wu. Dengan tergesa-gesa Qian berlari keluar untuk menjemput suaminya yang baru saja pulang bekerja, dan menyambutnya dengan senyum sejuta watt miliknya.

“ Kau pulang lebih awal rupanya ,” Ucap Qian sembari mengambil alih tas kerja Zhou Mi.

“ Hn. Tidak banyak laporan yang harus kuperiksa. Lagipula klien membatalkan rapat hari ini ,” Ucap Zhou Mi yang melangkahkan kakinya memasuki rumah megahnya, disusul dengan Qian yang berjalan di belakangnya. “ Ngomong-ngomong, kenapa kau meneleponku beberapa kali hari ini ? Maaf aku tidak sempat mengangkat teleponnya, saat itu sedang jam kerja. Kau tahu kan aku harus bersikap professional—“

“ Tapi bagaimana kalau itu adalah panggilan penting, atau bahkan dari klien ? Kau ini terlalu idealis. Sama saja seperti Fanfan—“

Zhou Mi terkekeh pelan mendengar penuturan istri cantiknya itu. “ Bukan aku yang sama seperti Yi Fan, tapi ia yang sepertiku. Aku ini kan ayahnya ,”

Qian menggembungkan pipinya seperti anak kecil, hal itu mengundang tawa lain dari Zhou Mi. Zhou Mi mengacak-acak rambut hitam Qian sayang. “ Baiklah baik, lain kali aku akan menjawab panggilan teleponmu. Memangnya hal sepenting apa yang mengundangmu sampai-sampai meneleponku begitu ? Itu kan benar-benar tidak seperti biasanya ,”

“ Oh itu—“ Qian bercuap, mendadak merasa dirinya kembali bersemangat. “ Aku ingin menjodohkan Fanfan kita dengan anaknya temanku, Fei. Kau tahu kan ?”

“ Hm ,” Zhou Mi bergumam tidak jelas. Tetapi raut wajahnya yang tenang, tidak tampak seperti menunjukkan ekspresi apapun.

“ Bagaimana menurutmu, sayang ? Bukankah itu ide bagus ? Aku tidak tahan lagi melihat Yi Fan terlalu lama sendiri dan asik dengan pekerjaannya. Aku takut dia keburu tua—“

“ Apapun keputusanmu, asalkan itu demi kebahagiaanmu dan Yi Fan pun setuju, aku tidak masalah ,” Ucap Zhou Mi yang terdengar begitu keayahan.

“ Benarkah ?” Qian bertanya dengan mata berbinar.

“ Hm ,” Zhou Mi bergumam kembali, sebelum akhirnya beranjak menuju ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

“ Wooohoooooooooo !!!!!!” Qian berseru kegirangan ketika suaminya sudah benar-benar hilang dari pandangannya. “ Kukira suamiku tidak akan setuju dengan keputusan ini, sebaiknya aku segera memberitahukan Fei !”

 

-Love Lesson-

 

“ Han !! Waktunya makan malam !” Seru Fei sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Lu Han, karena anak itu belum memunculkan batang hidungnya lagi di depan ibunya—sepulang sekolahnya tadi.

Tidak sabar karena sang empunya kamar sama sekali tidak menyahutnya, apalagi membukakan pintu. Fei buru-buru membuka pintu kamar anak perempuannya yang ternyata sama sekali tidak terkunci.

BLAM

Gelap. Ruangan itu begitu gelap, hanya diberikan penerangan oleh cahaya rembulan yang menyeruak masuk melalui pintu kaca menuju balkon—yang bahkan sama sekali tidak tertutup. Sementara puterinya masih tertidur nyenyak dengan menggunakan seragam sekolahnya.

“ Hanhan bangun nak ,” Fei mengguncang-guncang tubuh Lu Han yang masih tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan.

Fei mendengus pelan mendengar dengkuran Lu Han seperti kerbau, “ Han ganti dulu bajumu !”

“ Mmh—“ Lu Han bergumam pelan, tubuhnya bergerak sembari mengusap-usap matanya.

.

“ Han duduklah, ada yang ingin ibu bicarakan denganmu ,” Ucap Fei yang secara tidak sadar membuat degup jantung anaknya bertambah cepat. Fei sama sekali tidak tahu bahwa kalimat itu sering kali disalah artikan sebagai sesuatu yang berbau negative dan tidak menyenangkan. Dan begitulah pemikiran Lu Han saat ini.

Lu Han melirik ke arahnya—yang sama sekali tidak terlihat tertarik dengan pembicaraan antara ibunya dan dirinya. (walaupun sebenarnya Nickhun pun mencuri dengar, dan sesekali melirik ke arah dua wanita terpenting di hidupnya).

“ Ada apa bu ?” Tanya Lu Han pada akhirnya, setelah sepersekian detik tidak memberikan respon yang berarti.

“ Kau tahu kan, kau sudah dewasa. Kau sudah tahu mana yang baik dan mana yang tidak untukmu. Dan kau pasti tahu betul tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya—“

Lu Han mengernyit mendengar kalimat yang tidak biasanya ibunya berikan padanya. “ Tunggu dulu. Ada apa ini ? Kenapa firasatku buruk—“

“ Dengar Hanhan. Keputusan yang kubuat untukmu, ini semua demi kebaikan dirimu sendiri ,”

“ Tu—tunggu, sebenarnya ada apa ini ?”

“ Aku berniat menjodohkanmu dengan anak temanku—“

Seketika dunia terasa berhenti berputar. Nafas Lu Han tercekat di tenggorokannya. Ia merasa telinganya berdengung, sampai-sampai ia hanya melihat pergerakan bibir miliki ibunya, namun ia seolah tidak bisa mendengarkan apa yang dikatakan ibunya.

“ Hanhan ?” Fei melambaikan tangannya di hadapan wajah anaknya.

1 detik…

2 detik…

3 detik…

“ Tidaaaaaaaaaaaakkkk !!!!” Lengkingan suara Lu Han terdengar memecahkan keheningan malam.

“ Han jangan terlalu berisik, orang-orang mungkin saja sudah tidur sekarang ,” Fei memandang anak perempuan satu-satunya dengan mata yang nyaris keluar.

“ Kenapa ibu tega menyuruhku menikah diusia dini ?! Lagipula masa depanku masih panjang dan aku masih harus melanjutkan sekolah. Aku bahkan sudah memikirkan dimana aku akan meneruskan ke perguruan tinggi.

“ Ini semua demi kebaikanmu, ibu juga tidak asal memilih lelaki mana yang akan menikah denganmu, kan ? Yang akan menikah denganmu kan anak sulung bibi Qian, kami sudah berteman baik sejak lama. Anaknya juga baik. Sudah bekerja pula—“

“ Apa ?!!!” Seru Lu Han yang lagi-lagi membuat ibunya menutup kedua telinganya. Sementara Nickhun—ayahnya hanya memutar bola matanya—mendengar ibu dan anak yang sama bisingnya—dan kembali membaca koran pagi yang tak sempat ia baca sepenuhnya tadi pagi.

“ Ibu akan menikahkanku dengan pria tua ?!!!” Pekik Lu Han lagi.

“ Jaga bicaramu Han ! Dia hanya berbeda lima tahun denganmu ! Ia adalah lulusan terbaik di universitasnya dan mengambil program semester pendek, itulah alasannya mengapa ia cepat mendapatkan kerja ,” Jelas Fei.

“ Tapi tetap saja bu—“

“ Ibu sudah berjanji dengan Qian, sejak SMA. Bila kami menikah dan punya anak nanti, kami akan menikahkan anak kami—“

“ Perjanjian macam apa itu ? Sangat tidak masuk akal ! Bagaimana kalau ibu dulu mendapatkan anak laki-laki, uh ?”

“ Nyatanya kau lahir dengan jenis kelamin perempuan kan ?” Elak Fei, dan Lu Han pun tidak berkutik untuk membantahnya lagi. “ Bagaimana ?”

“ Ibuuu… Aku ingin menikah dengan lelaki pilihanku sendiri, lelaki yang kukenal dengan baik. Bukannya dengan pria tua yang aku bahkan tidak mengenalnya sama sekali ,” Rengek Lu Han.

“ Baiklah—“ Fei menghela nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya, “ Ibu akan menawarkan sebuah penawaran padamu ,”

Lu Han mengernyit, “ Apa itu ?”

“ Tidak masalah jika kau tidak mau dijodohkan, dengan beberapa syarat. Kau harus menyerahkan semua fasilitasmu. Tidak ada mobil pribadi, kau harus pergi ke sekolah menggunakan angkutan umum. Tidak ada kartu kredit, ataupun tabungan. Kau juga harus mengikuti kelas tambahan—“

 “ I—ibu—“ Lu Han membulatkan mata rusanya. Ia buru-buru menengok ayahnya yang terlihat acuh tak acuh, sembari membaca koran. “ Ayah katakan sesuatu !!”

Nickhun menyeruput teh hijauhnya dengan tenang. “ Itu kemauan ibumu Han. Turuti saja, apa buruknya menikah ? Daripada hidup selamanya menjadi perawan tua ,”

Lu Han menatap ayahnya ngeri. Bahkan disaat seperti ini, ayahnya pun tidak berpihak kepadanya ?

“ Dan yang terpenting ,” Fei menyunggingkan sebuah senyuman yang manis, namun sangat mengerikan di mata Lu Han. “ Ibu akan memindahkanmu ke Asrama ,”

“ A—apa ? Apa yang baru saja ibu katakan ? Asrama ?” Pekik Lu Han, membayangkannya hidup di asrama, tinggal satu kamar dengan orang yang tidak ia kenal sama sekali, ia bahkan tidak sanggup. Menggunakan ranjang tingkat yang tidak nyaman, jauh berbeda dengan ranjang queen size di kamarnya. Atau bahkan ia harus melakukan segala sesuatu sendiri, ia sungguh tidak mampu.

“ Ibu pikir ibu dan ayahmu sudah terlalu memanjakanmu. Kami bahkan tidak menyadari bahwa kami sudah membesarkan seorang gadis pembangkang ,” Fei memijat kepalanya—yang sebenarnya sama sekali tidak sakit. Ia sangat yakin metodenya kali ini akan berhasil untuk membujuk anaknya yang sungguh berkepala batu itu. Ia melirik Lu Han yang tingkahnya terlihat mulai gelagapan itu, ia tersenyum kecil.

“ Tapi kalau kau mau menikah, ibu akan menimbang-nimbang lagi soal asrama, mengingat kau harus tinggal bersama dengan suamimu ,”

Lu Han menelan ludahnya, itu adalah dua pilihan sulit. “ Ba—baiklah ,”

“ Hm ?” Fei menaikkan sebelah alisnya, berpura-pura tidak mengerti.

“ Apa boleh buat ,” Desah Lu Han. “ Aku setuju ,”

“ Baguslah kalau begitu. Ibu akan menyampaikan kabar gembira ini pada Qian ,” Ucap Fei terdengar tenang memang, walaupun sebenarnya ia sedang menahan diri untuk tidak berteriak kegirangan di depan anaknya.

“ Aku ke kamar sekarang ,” Lu Han berucap dengan lesu. Gadis berambut bergelombang itu membalikkan tubuhnya, kemudian menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Fei terus tersenyum sembari memperhatikan anaknya, setelah dirasa Lu Han telah memasuki kamarnya, ia segera berlari menuju ke suaminya yang sudah memperhatikannya dalam diam.

“ Suamikuuuu !!!!!” Seru Fei kegirangan sembari memeluk suaminya yang masih duduk di kursinya dengan tenang.

“ Apa itu tidak keterlaluan, sayang ?” Tanya Nickhun—yang sebenarnya sudah sejak awal tidak tega pada anaknya. “ Tidak baik memaksakan kehendak—“

“ Tapi pada akhirnya dia mau juga kan ?!! Haha aku memang hebat !” Seru Fei tertawa sinting, sementara Nickhun hanya menggelengkan kepalannya melihat tingkah istrinya yang ternyata masih kekanak-kanakkan.

“ Aku harus buru-buru menelepon Qian !” Ucap Fei yang kemudian menyambar ponselnya penuh semangat.

 

-Love Lesson-

 

Keheningan mengisi makan malam di kediaman Wu, namun mereka menikmatinya. Qian sesekali melirik ke arah Yi Fan yang menikmati makan malamnya dalam diam. Ia berdehem pelan.

“ Yi Fan ,” Panggil Qian, memecahkan keheningan makan malam sebuah keluarga kecil.

Yang dipanggil pun buru-buru menelan makanannya kemudian menoleh dengan tenang, “ Ya, bu ?”

“ Ibu ingin menanyakan sesuatu ,”

“ Hm, katakanlah ,”

“ Bagaimana pendapatmu tentang perjodohan ?” Sebuah pertanyaan yang lolos di bibir wanita cantik itu, sukses menarik perhatian ketiga lelaki di meja makan itu.

Sedikit kaget, namun sama sekali tidak Yi Fan tunjukkan. “ Kupikir itu sesuatu yang kolot. Seharusnya di zaman sekarang sudah tidak perlu perjodohan seperti itu. Setiap orang memiliki hak untuk menikah dengan orang yang mereka cintai ,” Jelasnya. “ Memangnya ada apa ? Kenapa ibu tiba-tiba bertanya seperti itu ?”

“ Bagaimana mengatakannya yah ?” Qian tersenyum kikuk.

“ Katakan saja bu, apa ada sesuatu yang mengganggumu ?”

“ Sebenarnya, ibu akan menjodohkanmu dengan anaknya bibi Fei—“

“ Uhuk !!” Yi Fan buru-buru meneguk habis air yang ada di dalam gelasnya.

“ Kau tidak apa-apa Yi Fan/ge ?” Tanya Ibu-ayah-dan adiknya secara bersamaan.

“ Ehem ,” Yi Fan berdehem pelan. “ Ibu—“

“ Mungkin kau sedikit terkejut, tapi biar ibu jelaskan. Kau tahu bibi Fei kan ? Ibu selalu menceritakannya padamu, ia adalah temanku sejak SMP. Dan SMA, kami berjanji akan menikahkan anak kami kelak—“

“ Maaf bu ,” Potong Yi Fan cepat, “ Tapi kau sendiri tahu aku belum mau menikah. Aku masih senang dengan profesiku sebagai seorang guru. Aku belum ingin disibukkan dengan hal-hal seperti itu, dan aku juga belum siap memiliki istri dan anak ,”

“ Yi Fan kau sendiri menyadarinya bukan ? Ayah dan ibu tidak pernah melarang semua keinginanmu. Kau lebih memilih menjadi seorang sarjana pendidikan daripada meneruskan perusahaan ayahmu, kami tidak menolaknya. Bahkan Zi Tao yang sekarang harus meneruskan perusahaan ayahmu. Kami tidak pernah keberatan. Dan sekarang kami hanya memintamu untuk menyetujui perjodohan ini. Anggap saja ini permintaan terakhir dari ibumu—“

“ Ibu ! Kenapa ibu berkata seperti itu ?!” Potong Yi Fan.

“ Kau sendiri tahu kan ibu sudah mulai sakit-sakitan, dan ayahmu masih sibuk mengajarkan Zitao banyak hal. Kami tidak bisa terus menerus memperhatikanmu, dan terus menerus menunggumu untuk mendapatkan istri. Lagipula apa salahnya berkeluarga ? Ibu jadi sedikit lebih tenang, akan ada seorang gadis yang nanti merawat anakku, ketika aku sudah tiada—“

“ Ibu jangan berbicara seperti itu !” Potong Yi Fan lagi. “ Seperti orang yang akan mati besok. Aku tidak ingin mendengar hal seperti itu lagi dari ibu !”

“ Sudahlah Yi Fan turuti saja apa mau ibumu ,” Ucap Zhoumi—ayahnya, yang akhirnya buka suara juga.

Yi Fan membiarkan sebuah desahan pelan lolos dari bibirnya, “ Baiklah kalau begitu ,”

“ Uwaaaaah gege akan menikah !” Ucap Zi Tao sembari menepuk kedua tangannya, sementara Yi Fan melirik adiknya sinis.

“ Terimakasih Yi Fan. Ibu tahu kau memang anak baik ,” Ucap Qian sembari menyunggingkan senyuman lemah lembutnya.

Yi Fan hanya mengangguk pelan, kemudian menaruh sumpitnya. “ Aku selesai ,” Ucapnya kemudian berdiri dari duduknya. “ Bila ibu perlu sesuatu, aku berada di kamarku ,”

“ Hm. Selamat beristirahat ,” Ucap ibunya, kemudian lelaki jangkung itu pun berjalan menghilang dari pandangannya.

“ Bagaimana sayang ? Aktingku bagus bukan ?” Tanya Qian sembari menaik-turunkan kedua alisnya.

“ Bagus bu !” Zi Tao mengacungkan kedua jempolnya. “ Aku belum pernah melihat Yi Fan ge sepucat itu !”

“ Zi Tao, jangan begitu. Dia itu kakakmu ,” Ucap Zhoumi, kemudian meneruskan acara makannya.

“ Apa aku keterlaluan ya ?” Gumam Qian, kedua alisnya bertautan. Mengangkat bahunya, ia tersenyum manis, “ Sudahlah, yang penting Yi Fan sudah menyetujuinya. Aku harus segera memberitahukan kabar baik ini pada Fei !”

.

“ Yoboseo ?” Qian membuka suara setelah sepersekian detik menunggu panggilan teleponnya dijawab.

“ Yoboseo ? Ah, Qian !”

“ Aku punya berita bagus ! Ini tentang perjodohan anak-anak kita !”

“ Aku juga !”

“ Kalau begitu kau duluan yang katakan ,”

“ Kau saja…”

“ Luhan/Yi Fan setuju dengan perjodohan ini !!” Seru Qian dan Fei bersamaan.

Hening beberapa saat mengisi, sebelum akhirnya mereka tertawa keras.

“ Sungguh kabar yang baik !” Sambut Qian. “ Kukira Han-mu tidak akan menerima perjodohan ini ,”

“ Yah begitulah—aku juga berekspektasi seperti itu. Hanya dengan ‘sedikit’ pemaksaan, lalu ia setuju ,”

“ Syukurlah. Lalu kapan kita akan mempertemukan mereka ?”

“ Mmm—bagaimana kalau besok ? Kita makan malam di restaurant suamiku, lalu mempertemukan mereka ! Bagaimana ?”

“ Ide bagus ! Kalau begitu aku akan katakan pada suamiku ,”

“ Hm, aku juga. Rasanya aku sangat tidak sabar, sebentar lagi kita akan menjadi besan !”

“ Ya, aku juga ! Aku bahkan sudah membayangkan memiliki cucu yang lucu dari mereka berdua ,”

“ Apalagi Yi Fan tampan, dan Han-ku manis. Pasti cucuku akan sangat menggemaskan !”

“ Yah begitulah—“ Qian tertawa pelan. “ Kalau begitu sudah dulu ya, aku akan katakan pada Zhou Mi tentang jamuan makan malam besok. Sampai jumpa ,”

“ Ya, sampai jumpa ,”

PIP

Sambungan pun akhirnya terputus.

 

-Love Lesson-

 

Pagi harinya, Lu Han lagi-lagi bangun terlambat. Dengan tergesa ia mandi, sarapan, dan membereskan buku-bukunya, setelah semalaman ia menangis mengingat masa depannya yang kelabu karena harus menikah pada saat umurnya masih muda seperti ini. Ia tidak bisa lagi bersenang-senang dengan teman-temannya, dan menghabiskan waktunya untuk bermain.

Bahkan tangisannya semakin parah saat Baek Hyun menanyakan apa yang terjadi padanya, sehingga matanya terlihat begitu sembab pagi ini. Ia menceritakan semuanya pada Baek Hyun sembari menangis. Sementara Baek Hyun sendiri merasa terkejut, karena tidak lama lagi sahabatnya itu akan menikah. Tapi tangisan Lu Han tidak berlangsung lama, karena Baek Hyun menceritakannya banyak lelucon yang bisa menghiburnya.

Jam pulang sekolah pun tiba, Lu Han sudah dihubungi oleh wali kelasnya untuk kelas tambahan kimia. Lu Han berjalan terburu-buru menuju ke kelas kosong di ujung lorong ini, wali kelasnya berkata bahwa guru kimianya telah berada di kelasnya.

SREEEEEEKKK

“ Sonsaengnim maaf aku terla—“ Lu Han mendongakkan kepalanya saat mendapati seorang lelaki jangkung sedang berdiri menghadap ke arah jendela. Seketika nafasnya tercekat saat melihat sosok familiar itu membalikkan tubuhnya ke arah Lu Han.

“ Mengapa kau senang sekali terlambat di kelasku nona Lu ?” Tanya suara baritone yang mampu membuat bulu kuduk Lu Han seketika berdiri.

“ Wu—Wu sonsaengnim ?”

-TBC-

 
 
 
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kannykim
#1
Lanjutannya mana nih? -,-
KimAeri94 #2
Thor ffnya kapan mau dilanjut ??? ini ff bagus bgt. geregetan ama cerita KrisHan selanjutnya. tetep semangat Thor. hwaiting!!!
kannykim
#3
thor ffnya di lanjut donk! pleaseee...
orange_milkshake #4
Chapter 3: Yaaahhh tbc....ayo dilanjutin author-nimm! Suka deh sama ceritanyaa fighting!
exoticbabyly #5
Chapter 3: Lanjuuut!!! This is super cute ^3^
tyfan9490 #6
Chapter 3: Kok tbc di saat yg gak tepat huhu u,u
cepet update ye autornim...
sharaeunhyuk #7
Chapter 3: yaah mlh tbc,, lg seru2nya tuh,,,tp luhan pas d toilet ngeselin bgt, ,kekanakan,,,,lahh emank masih anak2,,,, hehe,,,,updatenya jgn lama2 y author
kannykim
#8
Chapter 3: Makin seru bgt thor ^^
Next asap ya thor, pleaseee gk sabar nih pengen tahu kelanjutanya.
Baru aja ak mau nagih ff cinderella man step brother? Eh.. author udah keburu ngomong gitu.
Pdhl ak udah penasaran bgt ama krishannya thor T_T
Semoga authot cpet dpt inspirasi ya...
Fighting!
vivie_luhan #9
Chapter 3: Wahhh penasaran sama lanjutanta,,hhehe
Lucuuuu