Summary:

‘Aku sedang sakit parah dan aku akan pergi jauh—‘

“Aku ingin melakukan bucketlistku bersamamu Young-Ji, Please?” Young-Ji terkejut mendapati Jackson yang berdiri di hadapannya dengan raut wajah penuh permohonan. Ini kejadian yang benar-benar sangat aneh di pagi harinya.

“Baiklah” Young-Ji menjawabnya dengan sesingkat-singkatnya, karena ia tidak tahan melihat wajah Jackson yang seperti itu. Menurutnya ketika Jackson seperti itu ia tampak seperti anak kecil dan sangat—Ah  pokoknya tidak penting dan tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata melihat ekspresi wajahnya. “Jadi kapan kita akan memulainya?”

“Bagaimana kalau sekarang?” Jackson mengucapkannya dengan nada yang gembira.

“Sekarang? Tapi hari ini aku ada urusan penting.” Raut wajah Jackson sontak berubah menjadi murung dan kecewa. Young-Ji berpikir dalam benaknya mengapa Jackson selalu bisa mengambil hatinya dengan mudah.

“Bagaimana besok? Aku tidak ada urusan yang penting besok. Jadi kita bisa melakukannya seharian!” Jackson yang mendengar pernyataan Young-ji langsung kembali bersemangat. Ia pun menganggukkan kepalanya tanda ia setuju.

“Setuju! Aku jemput kau besok di rumahmu jam 6.00. Mengerti?”

“Tentu saja. Tapi mengapa kau sangat ingin melakukan semua itu dengan cepat?” Tidak ada yang bisa menandingi rasa keingin tahuan Young-Ji setelah melihat tingkah Jackson yang agak aneh.

“Sebenarnya aku sedang sakit parah dan akan pergi jauh—“ Young-Ji terkejut mendengar pernyataan yang keluar dari mulut seorang Wang Jackson.

Jackson sakit parah?

Dan dia akan pergi jauh?

Itu semua tidak mungkin bukan kalau Jackson akan meninggalkanku dan kami semua?

Young-Ji tertawa tanpa suara, menganggap semua apa yang dikatakan Jackson hanya sebuah lelucuan semata. Namun hal itu berbeda dengan Jackson, ia memandang Young-Ji dengan tatapan serius dan miris kepadanya. Perlahan ia menghentikan tawanya, kini ia menyadari itu bukanlah lelucuan biasa di buat Jackson.

“Baiklah sampai bertemu besok Young-Ji” Jackson beranjak dari tempatnya dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Young-Ji yang masih meratapi punggungnya dengan tatapan kosong.

“Lelucuanmu tidak lucu Jackson”

-Bucket List  1 : Melakukan Bungee Jump di pagi hari-

Jackson menunggu Young-Ji di mobilnya yang terparkir di depan rumah Young-Ji. Sesekali ia melirik jam tangannya dan mendapati bahwa ia masih memiliki waktu lima belas menit lagi untuk menunggu Young-Ji. Sambil menunggu Young-Ji, ia menelpon sahabat karibnya yaitu Mark. Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat selama ia menelpon Mark, sekarang sudah pukul enam pagi. Dan Young-Ji keluar dari rumahnya dengan sebuah senyuman terukir di wajahnya.

“Hai Jackson!” Sapa Young-Ji ketika ia memasuki mobil Jackson. “Hai juga Young-Ji!” Balas Jackson menyapa Young-Ji. Entah mengapa Jackson selalu merasakan jantungnya berdetak dua kali lipat ketika menatap wajah Young-Ji. Terlebih lagi pada saat itu, menurutnya Young-Ji sangat cantik, lebih cantik dari pada rembulan yang menerangi malam hari walaupun ia hanya sedikit menggunakan risasan pada wajahnya.

“Mengapa kau terus menatapku? Nanti kalau terjadi kecelakaan mengemudi bagaimana?” Jackson hanya bisa meneguk salivanya ketika Young-Ji memergoki dirinya yang sedang menatapnya walaupun sedang menyetir mobil.

“Ah itu—tidak usah kau pikirkan. Sekarang aku akan fokus melihat jalanan saja.” Dengan terbata-bata Jackson mengatakan hal itu pada Young-Ji. Sedangkan Young-Ji hanya bisa tertawa melihat tingkah Jackson.

“Sekarang kita akan kemana?”

“Kita akan melakukan Bungee Jump”

“Bungee Jump? Di pagi hari?” Young Ji terkejut dengan list pertama dari bucketlist nya Jackson. Dari sekian keinginannya, mengapa harus terjun dari ketinggian di pagi hari? Itu benar-benar gila. Jackson ia sudah gila di akhir hidupnya!

Setelah sampai di tempat Bungee jump, Jackson segera membukakan pintu Young-Ji dan menarik tangannya dengan sem