Set Me Free II
BLIND"Aku hanya bergurau, jangan tegang seperti itu"aku menarik nafasku dalam-dalam, berhenti menangis dan menatapnya dengan segala ketidakpercayaanku.Apa yang ia anggap sebagai lelucon itu sungguh keterlaluan.Ya, mungkin appa sering memukulku, ya! Dia bukan ayah terbaik di dunia, tapi dia masih keluargaku...dia...dia satu-satunya keluargaku.Jika appa bemar-benar meninggalkanku, aku tidak tahu apa aku harus terus hidup atau tidak.
"Ayolah...aku tidak ingin terlibat masalah lagi, aku bukan anak berumur 14 tahun lagi"jantungku berdegup kencang begitu ia mengatakan itu dan menatapku seakan ia ingin mencekikku.Aku tahu ia ingin, namun sesuatu menahannya.Aku tidak peduli jika sekarang aku mati, tidak seharusnya saat itu Kwangmin menyelamatkanku, tidak seharusnya.
"KELUAR!"ucapku, suaraku sedikit meninggi dan sedikit serak.
"Kau bergurau-"
"AKU BILANG KELUAR! ATAU KAU MAU AKU MEMANGGIL POLISI?!"butuh keheningan yang lama sebelum Kwangmin memutuskan untuk keluar dan pergi meninggalkan rumah dengan amarah yang luar biasa.Aku memejamkan mataku dan mulai mengatur nafas, walaupun rasanya dengan menggerakan tubuh sedikit saja bisa membunuhku, aku tetap harus mengumpulkan pakaianku dan memakainya perlahan.Setelah selesai, aku mengambil lap basah untuk mengelap darah yang menempel di sofa.Aku beruntung karena sofa baruku berwarna gelap dan berbahan kulit sehingga gampang untuk kubersihkan.
"Seoyul, aku pulang"
Youngmin! Aku segera memasang senyum dan menyembunyikan lapnya di punggungku.
"O-Oh! Kau membeli daging dan wine? Aku bisa membuatkanmu steak sekarang juga!"aku berusaha...dan berusaha untuk tidak panik, namun tubuhku tidak mau mendengarkan.Mereka gemetar hebat, bibirku juga dan aku yakin Youngmin menyadarinya.Dia mengerutkan jidat seakan bertanya "Ada apa?" dan aku menggeleng kepala.Aku hanya takut dia tahu apa yang kusembunyikan.
"Apa yang kau sembunyikan?"akhirnya dia bertanya dan mendekatiku.Dia berusaha untuk mengambilnya dari tanganku, namun aku terus menghindar.Lap yang kugunakan berwarna putih, jika dia melihatnya sedikit saja, dia akan tahu bahwa noda yang terdapat di sana adalah darah.
"Ya! Berhenti bermain-main..."Youngmin tertawa untuk menahan kekesalannya sambil menaruh belanjaannya di lantai.Dia menghampiri lagi, mencoba merebut lap yang kusembunyikan lagi.Namun tiba ia berhenti, ia membulatkan mata, ia memegang daguku dengan tangannya lalu memutar kepalaku ke sebelah kanan.
"Pipimu...bengkak dan lebam, apa yang terjadi?!"ucapnya cukup keras untuk membuatku terperanjat.Aku tetap menengok ke kanan walaupun ia sudah melepaskan daguku dan ia menggunakan kesempatan itu untuk merebut lapnya dari tanganku.
"Youngmin-a!"
"Apa ini darah?!"teriaknya untuk yang kedua kalinya dan aku pun terperanjat untuk yang kedua kalinya.Aku tidak bisa mengelak walaupun aku ingin, karena hatiku terus berteriak untuk memgatakan yang sejujurnya namun mulutku kaku sehingga aku hanya terdiam membisu.
"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?! Apa samchon yang melakukan semua ini padamu?! Tidak bisa dibiarkan! Aku tidak bisa menahannya lagi!"Youngmin membuang lapnya sembarangan dan dia membalikkan badannya dengan keadaan marah.
"Youngmin-a! Ah!"aku berniat untuk mengejarnya, namun seluruh tubuhku terasa sakit, terlebih di bagian bawah, rasanya ada sesuatu yang robek di dalam.Perih sekali...rasanya seperti luka basah yang sengaja kau garuk-garuk.Ya, itulah yang kurasakan di bawah sana.
"Kau tidak apa-apa?!"
"Jangan pergi, appa tidak melakukan apa-apa, terakhir kali aku berjumpa dengannya sekitar satu bulan yang lalu..."tangisku pada Youngmin sambil mendudukan diriku sendiri di sofa.Tanganku dengan sendirinya menyentuh kemaluanki dan aku tidak sadar bahwa Youngmin memerhatikan.
"Seoyul-a...aku tahu kau sedang menahan tangismu tapi daripada menyuruhmu untuk menangis sepuasnya, aku akan menanyakan sesuatu yang sangat penting padamu"ucapnya dengan suara yang sedikit bergoyang.Aku memberanikan diriku untuk menatapnya dan begitu terkejutnya aku....dia menangis, namun wajahnya tidak tampak sedih, namun marah dan dendam.
"Apa Kwangmin...
Comments