Am I Still Alive? [Part 2]

BLIND
Please log in to read the full chapter

Late Spring, 2009.

Hari ini tidak jauh beda dari hari-hari yang selalu kujalani.Hanya saja...aku tidak mengerti kenapa halmeoni selalu melarangku pergi tanpa Youngmin dan Kwangmin.Oh, ayolah..walaupun memang aku ingin selalu bersama mereka, namun aku malu pada teman-temanku.Besok aku janji untuk bertemu teman-teman sekelasku untuk acara kelas dan bahkan si kembar tidak satu kelas denganku! Bagaimana mungkin aku membawa mereka di saat mereka bahkan berada di kelas yang berbeda?! Agh...halmeoni benar-benar....ugh!!

"Kenapa murung seperti itu?"Youngmin duduk di sampingku dan otomatis tangannya mendarat di kepalaku.Aku mengibaskannya dan dia tertawa lucu.

"Youngmin-a! Bisakah kau bilang pada halmeoni bahwa aku tidak bisa membawamu-"

"Tidak bisa!"potongnya sambil meneguk jus jeruk yang dia bawa dari dapur tadi.Aku menghela kesal, mengingat bahwa anak yang satu ini sangat akur dengan yang namanya peraturan.Di saat hatiku mulai gelap, masuklah Kwangmin dengan jus yang sama dengan Youngmin.Dia berhenti di ambang pintu kamar kami, lalu melirik jus yang Youngmin pegang di tangan kanannya.

"Hah..."dia memutar bola matanya kesal.Ia duduk di ranjangnga, laku menaruh kasar jus jeruk itu di lantai.Akhir-akhir ini dia selalu seperti itu, selalu marah ketika melihat Youngmin.

"Ya, Kwangmin-a, besok-"

"Ada janji dengan nuna"potongnya dingin.

"Ah...tapi-"

"pergi saja dengan Youngmin!"potongnya lagi.Aku menghela nafasku lelah.Aku bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyelesaikan apa yang ingin kukatakan.Sudah beberapa minggu ia begitu.Aku bicara tidak mendengarkan bahkan dia benci bernafas di tempat yang sama denganku.

Pada akhirnya...aku pergi dengan Youngmin.Hari itu...bilang saja sangat canggung.Kami main truth or dare dan siapa sangka botol yang diputar temanku mengarah pada Youngmin.Youngmin akhirnya membeberkan bahwa ia pernah menciumku di bibir.Teman-temanku senang, namun pada akhirnya kami kembali canggung.

Di perjalanan pulang tidak ada satupun dari kami yang bicara.Lagipula...setiap kali aku tidak sengaja menatap mata maupun bibirnya, jantungku berdebar dan aku benci perasaan semacam itu.Dadaku sesak dan hatiku sangat sakit walaupun Youngmin tidak pernah sekalipun menyakitiku.

Ah...kira-kira apa yang menyebabkan hatiku menjadi seperti ini?

Late winter 2015.

Hari ini tidak jauh beda dari hari itu.Kami sama sekali tidak bicara di perjalanan pulang.Canggung kembali menyerang hati kami dan kami tidak bisa melawannya.

Aku yakin Youngmin sadar bahwa jawabanku pasti tidak akan berubah.Aku mencintai Kwangmin, apapun yang telah ia perbuat padaku, aku pasti selalu mendukungnya.Sebenarnya aku pun tersiksa oleh perilaku diriku sendiri, aku terlalu membanggakan suamiku dengan gilanya.

Youngmin adalah pria yang baik, aku tahu itu.Namun rasanya aku tidak akan pernah merubah isi hatiku dan aku tidak bisa.Dari dulu aku sangat ingin menikah dengan Kwangmin dan sekarang semua itu terjadi, tentu saja aku tidak akan menyia-nyiakannya.

.

.

.

"ah..."

"Ada apa?"tanya Youngmin yang ada di belakangku karena aku yang menyuruhnya.Dia mungkin terkejut karena aku terdiam di tengah jalan sambil memegang perut dan kepalaku sekaligus.Kepalaku sakit sebelah dan perutku rasanya tidak enak, akhir-akhir ini aku selalu mengalami ini.Apalagi ketika bangun tidur aku akan langsung berlari ke kamar mandi untuk muntah.

Apakah aku keracunan makanan? Atau mungkin terlalu banyak makan?

"Seoyul?"aku bisa mendengar langkah kakinya yang semakin dekat dan aku lun bertindak cepat.Ku rentangkan tanganku agar dia tidak bisa berjalan lebih dekat padaku.

"Aku baik-baik saja, terima kasih sudah mengantarku pulang"ucapku dengan sisa tenaga yang kupunya.Hah...aku merasa tubuhku sangat lemah sekali, tetapi aku tidak mau Youngmin mengkhawatirkanku lagi, aku tidak mau menyusahkannya terus.Maka dari itu aku berlari ke dalam rumah, melempar belanjaanku, kepala dan perutku terasa sangat tidak enak namun aku masih bisa menahan rasa tidak enaknya sampai kamar mandi.

Aku langsung jongkok di depan toilet dan muntah tepat di toiletnya.Tidak ada apapun yang keluar, aku hanya merasa mual dan kepalaku mulai berputar hebat.Oh...aku tidak bisa pingsan sekarang! Aku harus bangun dan...ugh....aku terlempar kembali ke bawah! Aku benar-benar berbaring dan aku tidak bisa apa-apa, aku bahkan tidak bisa membuka mataku.Ototku terlalu lemas untuk melakukan hal semudah itu.Aku hanya bisa mendengar nafasku yang kasar di rumah yang sepi ini sampai akhirnya semuanya hening dan aku pun jatuh tidur.

***

Dulu, ada seorang pangeran yang berparas tampan.Sangat tampan sehingga ia disukai banyak orang.Tidak ada satupun orang yang membencinya karena dia sempurna.Dia baik dan bijaksana, sayang terhadap hewan dan anak-anak, parasnya tampan dan ia juga kaya.Semua wanita mengidamkannya, namun si pangeran tidak pernah tertarik pada mereka.Tidak peduli wajah mereka secantik apapun.

Tapi suatu hari, ia berkelana ke hutan.Ia bertemu dengan seorang wanita yang lebih tua darinya.Wanita itu memakai gaun berwarna putih, rambutnya pirang bergelombang, kulitnya putih seputih salju dan kulitnya terlihat lembut selembut satin.

Pangeran itu telah jatuh cinta padanya.Setiap hari ia pergi ke hutan untuk menatapnya diam-diam, sampai suatu ketika wanita itu menyadari keberadaannya.Pangeran tampan itu tidak punya pilihan lain selain mengenalkan dirinya.Ia menjulurkan tangannya pada wanita itu, berharap dia akan menjabat tangannya.

"Aku William, pangeran Wiliam dan siapa dirimu...?"Wanita itu mengerutkan jidatnya dan mulutnya terbuka lebar.Perlahan ia menjabat tangan sang pangeran dan ia mulai tersenyum.

"White, namaku White dan tentu saja aku tahu siapa dirimu, pangeran!"

Setelah pertemuan singkat itu mereka menjadi sangat dekat dan tak lama mereka menjadi sepasang kekasih.Pangeran tampan itu semakin mencintai kekasihnya itu dan pada suatu hari yang cerah ia pergi untuk melamarnya.

Namum oh...ia melihat wanita itu dengan pria lain, tertawa dan berbincang seperti sepasang kekasih.Si pangeran hancur hatinya apalagi ketika ia tahu bahwa wanita yang ia cintai ternyata sudah memiliki suami.

Tidak ada satupun yang tahu bahwa pangeran tampan itu mempunyai kekurangan pula seperti manusia pada umumnya.Dia egois.Sangat egois.

Pada malam hari yang sepi ia membawa kabur wanita itu dan ia mengajaknya untuk menikah dengannya.Namun sayang si wanita menolak karena ia tidak bisa meninggalkan suaminya, karena suaminya sakit-sakitan.Pada malam hari itu juga si pangeran tampan menusuk wanita itu dengan pedangnya.Setelah darah mulai mengalir deras dari tubuhnya....si pangeran pun menusukkan pedangnya ke perutnya sendiri, berharap ia akan mendapatkan kebahagiaan dengan wanita itu di dunia lain.

"Dan...tamat!"Seoyul menutup buku ceritanya dan membaringkan badannya ke kasurnya.Matanya menatap Youngmin dan aku yang hanya beberapa kaki darinya.

"Bagaimana dengan kalian...?"tanyanya dengan lucu.Aku dan Youngmin saling menatap tidak mengerti.

"Maksudku...kalian lebih memilih dicintai semua orang atau dicintai oleh satu orang saja?"Seoyul memutar bola matanya kesal karena dua laki-laki di depannya ini sangat lambat.Tapi tidak lama Youngmin menggumamkan "mmm" seperti sedang berpikir dan akhirnya semua mata tertuju padanya.

"Jika itu aku...aku akan memilih dicintai oleh satu orang saja, tapi...itu mustahil..."ucap Youngmin dengan senyum canggungnya.Kali ini Seoyul dan aku yang tidak mengerti.

"Kenapa itu mustahil?"setelah Seoyul menanyakan itu tiba-tiba Youngmin melirikki sebelum ia kembali menatap Seoyul dan tersenyum dengan tampang bodohnya.

"Karena...."

"Euhhhhhh"aku menarik nafasku dalam seperti baru saja bangkit dari kematian.Kenapa memori masa lalu menjadi sebuah mimpi di tidurku?

Sial!

Aku geram sekali ketika menyadari bahwa aku masih di dalam pesta bodoh ini.Pesta anniversary perusahaan mertuaku yang tak lama juga akan turun ke tanganku.Aku bisa merasakan keramik yang dingin di pipiku karena kini aku berada di meja bar dan kini di depan mataku ada sekitar 8 gelas bir yang kosong.

Ah...sial....aku pasti sangat mabuk dan tertidur di sini.Kepalaku sangat pusing...aku bahkan tidak bisa duduk dengan benar.Dengan mataku yang masih buram ini aku melihat seorang pria dengan rambut berwarna silver duduk di sampingku untuk memesan minuman.Ketika aku tahu siapa itu, aku benar-benar ingin meludahinya.

Kim Donghyun.

Satu-satunya Pria yang berani berada di dekat dan bahkan menyentuh Seoyul.Aku muak padanya.

"Siapa wanita itu? Kenapa kau meninggalkan Seoyul?"aku menghembuskan nafasku berat, dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk duduk dengan tegak untuk menghadapnya.

Ish! Apa masalah pria ini? Kenapa dia sangat peduli pada Seoyul?

"Dia istriku! Aku yang akan mengurusnya! Mengerti?!"bentakku cukup geram padanya namun si bodoh itu malah mengerutkan jidatnya dan tertawa.Bangsat! Dia pikir ini lucu?! Siapapun tidak boleh menyentuh Shin Seoyul! Tidak boleh!

"Emh...maafkan aku, aku hanya kasihan padanya, dia sangat mencintaimu-"aku tahu.

"Tapi...sayangnya kau tidak mencintainya"pfft!! Aku tertawa terbahak-bahak di wajahnya, membuatnya menjauh karena bau alkohol yang kuat dari mulutku.Cinta atau tidak, itu tidak masalah, Seoyul pun tidak pernah mengatakan apa-apa dan pria ini...mengatakan hal semacam ini di wajahku tanpa alasan yang pasti.

"Oh"dia berucap seperti baru mengingat sesuatu.Lalu dia menyilangkan tangannya dengan angkuh, senyum jeleknya ia pasang kembali dengan bangganya dan aku tahu dia akan mengatakan sesuatu yang tidak berkenan di hatiku.

"Akhir-akhir ini aku sering melihat Seoyul dengan seorang pria"seorang pria selain aku? mustahil! Aku tertawa tidak percaya.Orang ini gila atau aku yang mabuk sehingga aku berhalusinasi? Seoyul dengan pria lain? Aku rasa itu tidak akan pernah terjadi.Orang ini tidak tahu apa yang dia bicarakan.

"Mungkin kata-kata itu benar"ucapnya lalu meneguk segelas alkohol yang baru saja sampai di meja bar.Aku menatapnya tajam, jika aku bisa membunuhnya di sini, akan kubunuh dia sekarang juga.

"Kau tahu...tidak ada yang kekal di dunia ini"bisiknya dengan senyum itu lagi.Senyum yang ingin membuatku meludahinya dan menginjak-injaknya sampai mati.Dia tidak tahu betapa Seoyul mencintaiku, dia tidak akan pernah tahu!

"Jadi kau bilang Seoyul tidak mencintaiku lagi?!"di tengah-tengah amarahku yang membludak ini dia tertawa meledek.Dia lalu berdiri sambil membenarkan jasnya yang mulai berlipat dan dia membisikan sesuatu padaku.

"Aku tidak tahu"

Aku berdiri dengan cepat, aku mencengkeram kerah kemejanya.Pria ini akan kubunuh malam ini karena mengatakan kebohongan padaku! Tahu apa dia tentang Seoyul?! Beraninya dia menuduh Seoyul se

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
_LUCAS
readersku, kayanya aku gak bisa update sampe ulangan akhir semester nanti, maaf yang setulus-tulusnya dari mimin ㅠㅠ

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 12: haduh,,,makin parah aja ya kelakuannya si Kwang-_- dia udh ngebunuh Bora...ya ampun,,,-_-klo ketahuan pihak kepolisian bkalan d hukum berapa tahun tuh?atau malah d eksekusi mati?
keyhobbs
#2
Chapter 12: Dasar gila ya si Kwangmin, waktu seoyul masih sama dia, dia malah kasar sama seoyul, nah sekarang kerasa kan gmana rasanya gak ada seoyul...
keyhobbs
#3
Chapter 8: haduh udh bener-bener kelewatan deh itu si kwang, udh berani bwa2 soyu ke rumah lagi! Dasar!! Dan...youngmin,,, aku tahu klo dia itu baik...hmm, harusnya seoyul tuh sama youngmin aja...haduuh aku bru tahu soal kabar author KKjoule:( semoga dia cepet sembuh...amiin, cepet sembuh ya authornim...
keyhobbs
#4
Chapter 7: kayaknya yang d blang youngmin itu bener deh,harusnya seoyul tuh ninggalin kwangmin,,kwangmin enak banget yah,udh tidur sama 2 cewek tapi dia ninggalin mereka gitu aja,gila! Next chap nya jgn lama2 yah^^
ila_salsabila #5
Chapter 7: kesian seoyul, hati nya dipermainkn. harusnya seoyul meninggalkn kwangmin n melupaknnya. youngmin harus merebut n merampas cinta seoyul dr kwangmin.