Chapter 4

You are My Spring

Author POV

Jiyoon dan Junhyung tiba di depan sebuah cafe. Jiyoon menatap Junhyung tak percaya.

“kenapa kau menyeretku?” tanya Jiyoon dan melihat tangan Junhyung masih menggengam pergelangan tangan Jiyoon. “bisakah kau lepaskan?”

“ah, mian..”

“gwaenchana..” Jiyoon lalu mengusap-usap pergelangan tangannya.

“kajja.” ajak Junhyung untuk masuk ke cafe.

“bukankah sebaiknya kita menunggu yang lain?” tanya Jiyoon sambil berbalik melihat ke belakang mencari Jina, Hyunseung, Yoseob dan Dongwoon.

disisi lain

Jina menarik lengan Dongwon supaya berhenti mengejar Junhyung dan Jiyoon.

“wae noona?” tanya Dongwoon bingung.

“biarkan mereka berdua duluan, kita berjalan biasa saja.” jawab Jina santai.

“kau yakin membiarkan Jiyoon bersama Junhyung?” Hyunseung terlihat tak percaya.

“kau percaya pada Junhyung hyung tak akan melakukan apa-apa pada Jiyoon?” Yoseob seperti mencoba mendramatisir keadaan.

“yak! Yoseob-ah kau tak percaya pada hyung-mu sendiri?” tanya Jina sambil membulatkan matanya tak percaya.

“anni, kau tau kan kalau Junhyung hyung menyukai Jiyoonie.” sanggah Yoseob.

“aku tahu itu, tapi Jiyoon yang sekarang berbeda dengan yang dulu.”

“apa maksudmu, noona?” tanya Hyunseung penasaran.

“ah, aku baru ingat kalau aku belum memberitahu kalian kalau Jiyoon amnesia.”

“MWO?!” seru ketiga namja itu bersamaan.

“alasan kenapa Jiyoon tiba-tiba menghilang waktu itu karena dia sekarat dan koma selama satu bulan di Seoul Hospital. dia mengalami kecelakaan yang sangat parah.” Jina lalu menghela nafas panjang, dia masih gemetar mengingat keadaan Jiyoon saat itu.

“kenapa kau tak memberitahu kami, noon?” tanya Yoseob lirih.

“karena kalian sedang sibuk promosi lagu comeback kalian, aku tak ingin memecah konsentrasi kalian.”

“apa Doojoon hyung tau?” tanya Dongwoon penasaran.

“anniya, hanya kalian bertiga dan 4Minute yang tahu. Jiyoon sebenarnya memintaku untuk tak memberitahu Doojoon, karena Jiyoon ingin memastikan sesuatu.”

“sesuatu?” cletuk Yeosob.

“Jiyoon seperti merasa membenci Gayoon, tapi dia tak tahu alasan kenapa dia membenci Gayoon.”

ketiga namja itu hanya saling pandang seperti mengetahui sesuatu, tapi mereka hanya diam dan mengalihkan pembicaraan.

“kajja, noona. kita susul mereka berdua.” usul Yoseob. “aku jadi merasa lapar~~”

mereka lalu berjalan dalam sepi. tak ada yang mengeluarkan suara.

kembali ke Junhyung & Jiyoon

“kajja kita masuk lebih dulu, mereka pasti sampai sebentar lagi.” ucap Junhyung dan menarik tangan Jiyoon lagi.

“kau hobi sekali menarik orang...” gumam Jiyoon lirih.

“mwo?” Junhyung lalu melepas genggamannya.

“anniya, kajja.” ucap Jiyoon lalu mengikuti Junhyung masuk ke cafe.

tiba-tiba Junhyung berhenti dan Jiyoon menabrak punggungnya karena dia terus saja menoleh ke belakang.

“ah...kenapa kau berhenti?” tanya Jiyoon tapi tak ada jawaban dari Junhyung. Jiyoon lalu melihat ke arah pandangan Junhyung.

mata Jiyoon melebar karena dia melihat Gikwang, Hyuna, Gayoon dan Doojoon. mereka berempat terlihat santai dan tertawa. Jiyoon memegang dadanya.

“tak ada rasa apapun.” gumam Jiyoon lirih.

“kajja, kita cari tempat lain.” ajak Junhyung tiba-tiba.

Author POV end

Junhyung POV

aku tak menyangka akan melihat hal seperti ini. apa Jiyoon akan baik-baik saja? aku melihat Jiyoon yang sedang memegangi dadanya. mungkin dia merasa sakit hati. aku bisa melihat dia bergumam tapi aku tak bisa mendengarnya karena di cafe itu lumayan ramai.

“kajja, kita cari tempat lain.” ajakku.

“tak perlu, nanti yang lain tak bisa menemukan kita.” ekspresinya terlihat biasa, tapi aku yakin dia sakit hati melihat hal ini. “oh, bukankah itu Hyuna?” serunya. “kajja, kita sapa mereka.” dia lalu menarik lenganku. kau pasti bercanda Jiyoonie.

dan akhirnya di sinilah kami berdiri di depan meja mereka berempat. Gikwang dan Hyuna terkejut tapi terlihat sangat senang, sedangkan Gayoon dan Doojoon seperti sedang melihat hal yang paling mengerikan.

“oh, Jiyoonie~~” seru Gikwang.

“ah, unnie yaaa...” Hyuna berdiri lalu memeluk Jiyoon. “sedang apa kau di sini?”

“ah, hanya jalan-jalan, tapi aku lapar jadi Junhyung oppa mengajaku kemari.” jawab Jiyoon riang. kenapa dia bersikap biasa saja.

“ayo, gabung dengan kita saja.” usul Gikwang.

“anniya, kita akan cari tempat lain—“ aku lalu melihat ke arah meja yang kosong. “Jiyoonie, kajja kita duduk di sana.” aku lalu menarik lengannya lagi.

“oh, ne... annyeong~~”

“mereka terlihat dekat.” aku mendengar Hyuna berbisik pada Gikwang.

dan kami pun duduk di meja dekat jendela sedikit jauh dari mereka berempat. aku harap Jiyoon baik-baik saja. aku sangat terkejut karena Jiyoon sudah memegang buku menu dan terlihat serius memilih makanan. tak tampak ekspresi sedih ataupun kesal.

“yak, Jiyoonie apa kau baik-baik saja?” tanyaku khawatir.

“angwaenchana.” betul kan tebakanku dia pasti sedih. “karena aku sudah sangat lapar, jadi aku benar-benar tidak baik-baik saja.”

“mwo?! tch...” ternyata aku salah. dia benar-benar aneh. “tidakkah kau merasa sedih atau kesal saat melihat Doojoon dengan Gayoon barusan? mereka terlihat mesra.”

“kenapa aku harus merasa kesal?” tanyanya polos. ekspresinya biasa saja.

“kalian kan dulu—“

“yes, we used to be.” potongnya. “but not now. kajja, kita pesan ini saja ya, aku sudah tak tahan~~”

“tch..” tanpa sadar aku mencubit pipinya gemas.

“yak!!” protes Jiyoon sambil mempoutkan pipinya. “aku tau aku lucu~~” dia mengeluarkan jurus aegyo-nya yang selalu saja berhasil membuatku tertawa.

“tch, full of yourself, eh?” decakku, sambil mengeluarkan smirk memaritikanku, tak ada yeoja yang sanggup menghadapinya, hahaha.

“aigoo~~” keluhnya.

Junhyung POV end

Doojoon POV

aku memandang Jiyoon yang ada di depanku sekarang. tapi kenapa dia bersama Junhyung? apa mereka—andwae. Gikwang dan Hyuna terlihat senang melihat mereka berdua. tapi Jiyoon sama sekali tak melihat ke arahkku. aku yakin dia sudah tak ingin melihatku. dia tak ingin lagi mengigat apapun tentangmu kata-kata Jina noona waktu itu langsung terlintas dipikiranku.

untung saja Jiyoon dan Junhyung memilih untuk duduk agak jauh dari mejaku. aku sedikit lega.

“mereka terlihat dekat.” bisik Hyuna pada Gikwang yang duduk di sebelahnya.

“emm...aku rasa mereka kembali seperti dulu.” ucap Gikwang yang kembali menyantap makan siangnya.

“kembali seperti dulu?” ucapku tak percaya.

“oh—“ Gikwang seperti telah mengungkapkan rahasia. “aku bicara apa barusan?” dia berusaha menutupi-nutupinya.

“yak! Lee Gikwang, apa yang baru saja kau katakan? mereka kembali seperti dulu?”

“anniya, hyung. mereka kan teman dekat dulu, jadi aku pikir mereka berteman lagi.” aku tau dia menyembunyikan sesuatu tapi aku tak akan menanyakannya di sini. ada Gayoon dan Hyuna.

“tch..”

“oppa gwaenchana?” tanya Gayoon lirih tapi aku masih bisa mendengarnya.

“gwaenchana.”

aku lalu mengalihkan pandanganku ke arah meja Jiyoon dan Junhyung. MWO?! Junhyung mencubit pipi Jiyoon dan Jiyoon tak marah sama sekali, bahkan dia melakukan aegyo. Jiyoonie, apa kau sengaja melakukan hal itu? untuk melihat aku cemburu?

aku lalu menghela nafas panjang, untuk menahan emosiku. selera makanku jadi hilang. aku menatap kosong ke arah piring makananku yang masih banyak.

“hyung, kau tak menghabiskan makananmu?” tanya Gikwang menatapku khawatir.

“aku sudah tidak lapar.”

beberapa saat kemudian

“oh kalian ada di sini juga?” seru suara yang sangat aku kenal.

“Yoseob-ah...tch.” gerutuku.

“hyung, seharusnya kau senang melihatku.” Yoseob langsung mempout bibirnya. tch, kau sama sekali tidak lucu Yoseob-ssi.

“hyung, kau melihat Jiyoon noona dan Junhyung hyung, tidak?” tanya Dongwoon pada Gikwang.

“ah, mereka di sana.” tunjuk Gikwang ke arah belakangnya.

“oh, kajja noona kita ke sana.” Dongwoon lalu menarik tangan Jina noona untuk bergabung dengan Jiyoon dan Junhyung. “bye, hyung.”

“bye-yeom.” ucap Jina noona.

“oke hyung, kami ke sana dulu ya.” Yoseob juga mengekor Dongwoon. Hyunseung hanya melambai dan mengikutinya.

aku memandang jauh ke jalanan yang sibuk. dan tanpa sadar aku lagi-lagi menghela nafas panjang. seharusnya aku tadi langsung menarik tangan Jiyoon dan pergi dari sini. tapi sekarang dia duduk bersama Junhyung, Jina, Hyunseung, Yoseob, dan Dongwoon. aku berusaha tak melihat ke arah mereka, mereka terlihat sangat gembira. Jiyoon selalu tersenyum memperlihatkan giginya.

“oppa, gwaenchana?” aku terkejut saat Gayoon memegang pundakku.

“oh—“

“apa kita harus pergi dari sini?” tanya Gayoon dengan ekspresi khawatir.

“anniya, kau lanjutkan saja makanmu.” jawabku. aku berusaha tersenyum.

“gwaenchana oppa, sepertinya kau sudah tidak nyaman.” aku mengangguk. “kalau begitu kita pergi?”

“kajja.” ucapku pelan.

“Hyuna-ya, Gikwang-ah kita pergi dulu ya.” Gayoon berdiri dan pamit pada orang yang ada di depan kami.

“oh, already?” tanya Hyuna. “tapi kau belum menghabiskan makananmu unnie, Doojoon oppa juga.”

“aku sudah tidak lapar.” jawabku.

“kajja oppa..” Gayoon menepuk pundaku.

“ne, bye-yeom.” aku lalu berjalan di belakang Gayoon. sekali lagi aku menoleh ke arah meja Jiyoon. aku yakin tadi dia melihat ke arahku, tapi saat aku melihatnya dia langsung mengalihkan pandangan. ya, Jeon Jiyoon apa maumu sebenarnya?

Doojoon POV end

Jiyoon POV

“kajja kita masuk lebih dulu, mereka pasti sampai sebentar lagi.” ucap Junhyung oppa dan menarik tanganku lagi.

“kau hobi sekali menarik orang...” gumamku lirih.

“mwo?” Junhyung lalu melepas genggamannya.

“anniya, kajja.” ucapku lalu mengikuti Junhyung oppa masuk ke cafe.

tiba-tiba Junhyung oppa berhenti dan tentu saja aku langsung menabrak punggungnya,well yeah, salahku juga karena aku selalu menoleh ke belakang mencari yang lain.

“ah...kenapa kau berhenti?” tanyaku tapi tak ada jawaban dari Junhyung oppa. aku lalu melihat ke arah pandangan Junhyung oppa.

mataku langsung melebar karena apa yang aku lihat adalah Gikwang, Hyuna, Gayoon dan Doojoon oppa. mereka berempat terlihat santai dan tertawa. tanpa sadar aku memegang dadaku.

“tak ada rasa apapun.” gumamku lirih.

“kajja, kita cari tempat lain.” ajak Junhyung oppa tiba-tiba.

“tak perlu, nanti yang lain tak bisa menemukan kita.” untuk apa mencari tempat lain, kau tahu perutku sudah meronta-ronta minta makan. “oh, bukankah itu Hyuna?” serunku. “kajja, kita sapa mereka.” sekarang aku yang menarik lengannya, hahaha. bagaimana rasanya oppa? sakit kan? tch.

dan akhirnya di sinilah kami berdiri di depan meja mereka berempat. Gikwang dan Hyuna terkejut tapi terlihat sangat senang, sedangkan Gayoon dan Doojoon oppa seperti melihat hantu yang paling mengerikan tiba-tiba berdiri di depan mereka. pucat pasi.

“oh, Jiyoonie~~” seru Gikwang.

“ah, unnie yaaa...” Hyuna berdiri lalu memelukku. “sedang apa kau di sini?”

“ah, hanya jalan-jalan, tapi aku lapar jadi Junhyung oppa mengajaku kemari.” jawabku riang. oke, aku harus segera menyudahi percakapan ini. perutku sudah tak kuat. eurggghhh.

“ayo, gabung dengan kita saja.” usul Gikwang, aku akan mengucapkan iya, tapi Junhyung oppa lebih cepat. tch.

“anniya, kita akan cari tempat lain—“ ucapnya sambil melihat sekeliling. “Jiyoonie, kajja kita duduk di sana.” well, lagi-lagi dia menarik lenganku. tch, oppa tahu tidak sih kalau tanganku sakit kau tarik-tarik terus.

“oh, ne... annyeong~~” seruku.

dan kami pun duduk di meja dekat jendela sedikit jauh dari mereka berempat. aku langsung memanggil pelayan untuk melihat menu makanan. well, sejak pagi tidak makan apapu pasti akan membuatmu seperti aku sekarang. ya, seperti orang tak pernah makan. hahaha.

“yak, Jiyoonie apa kau baik-baik saja?” tanya Junhyung oppa yang terlihat khawatir.

“angwaenchana.” aku terlalu lapar oppa, tak bisakah kau melihatnya. “karena aku sudah sangat lapar, jadi aku benar-benar tidak baik-baik saja.”

“mwo?! tch...” dia terlihat terkejut saat mendengar perkataanku. “tidakkah kau merasa sedih atau kesal saat melihat Doojoon dengan Gayoon barusan? mereka terlihat mesra.”

“kenapa aku harus merasa kesal?” tanyaku polos.

“kalian kan dulu—“

“yes, we used to be.” potongku. “but not now. kajja, kita pesan ini saja ya, aku sudah tak tahan~~”

“tch..” dia mencubit pipiku. yak, Yong Junhyung apa yang baru saja kau lakukan, eh?

“yak!!” protesku sambil mempout pipiku. “aku tau aku lucu~~” aku langsung mengeluarkan jurus aegyo yang selalu saja berhasil membuat orang lain tertawa.

“tch, full of yourself, eh?” decaknya, sambil mengeluarkan smirk yang lagi-lagi membuat perutku seperti berisi kupu-kupu dan sejenak melupakan rasa laparnya. tch.

“aigoo~~” keluhku, supaya dia tak menyadari apa yang aku rasakan.

beberapa saat kemudian. (Jiyoon dan Junhyung sedang makan)

“say aaaa~~” ucap Junhyung oppa yang bersiap menyuapiku chickenball. (seperti meatball tapi karena ayam ya author tulis chickenball XD)

“yak oppa, shireo...aku bukan anak umur 5 tahun. tch.”

“ayolah, bukannya kau sangat suka chickenball.” Junhyung memandangku dengan senyuman. well, aku belum pernah melihat dia tersenyum, maksudku, di TV aku hanya melihatnya sebatas smirk bukan senyuman.

“well, I have my own..” aku lalu menjulurkan lidahku.

“tch..” decaknya frustasi.

“kalian sangat mesra~” seru Dongwoon yang langsung duduk di kursi sebelah kiriku.

“Jiyoon-ah, Junhyung tak melakukan hal yang aneh-aneh padamu kan?” tanya Jina unnie lalu duduk di kursi sebelah kananku.

“noona, kau kira aku namja yang tidak ada tatakrama?” protes Junhyung oppa sambil menggelengkan kepalanya.

“bukan itu, hyung. mungkin yang Jina noona maksud itu kau tak bisa menahan keinginanmu.” ledek Yoseob kemudian duduk di samping kanan Junhyung oppa dan Hyungseung di sebelah kirinya.

Jiyoon POV end

 

 

 

TBC~~~


ah, author lagi agak sibuk jadi mungkin agak lama updatenya. mianhaeyooonngg~~ /bow/

hope you guys enjoy this chapter /make heart sign/?

don't forget SUBSCRIBE AND COMMENT chu~~~ 100x :p

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xxlovemejsyo
#1
oh wow this is really interesting
gyne4x4ever
#2
Chapter 6: Uwaaaaaaaaakkkk I just found this story out aaaaaaa ㅠㅠㅠㅠ
udah lama banget gak baca ffnya jiyoon, kangen parah ㅠㅠㅠㅠ
I love this story!!! please keep writing this story <3
jjpunghi #3
Chapter 6: Why suddenly I feel gloomy aaaaaa Jiyoon-ah :'( its too hurting not for Doojoon but for me huwaaa anyway. this is just a little comment. maybe you can replace namja with lelaki or something like that. so the feeling wont out of the track kkk but dats ur choice. u know u make a nice chapters
jjpunghi #4
Chapter 1: please just stay as JiyoonXDoojoon :D and thats Jihyun not Jiyeon. If im not mistaken
jjpunghi #5
Chapter 1: please just stay as JiyoonXDoojoon :D and thats Jihyun not Jiyeon. If im not mistaken
I-Love-KyuYoon #6
Chapter 4: Lanjut, thor!^O^
I-Love-KyuYoon #7
Chapter 3: Thorrrrrrrr I'm SO HAPPYYYYY
Akhirnya ada JiyoonxJunhyung ><><><><><
Gak bisa jelasin deh pokoknya seneng dan pengen lagi tau kelanjutannya...
anddd, sejak pertama kali baca ff ini, juga ngerasa ada sedikit JiyoonxDongwoon^O^
Chapter selanjutnya ditunggu ya, Thorr... Hwaiting!^^
I-Love-KyuYoon #8
Chapter 2: Make JiyoonxJunhyung pleaseeeee!^O^
I-Love-KyuYoon #9
Ditunggu update-nya ya, Thorrr!!!^O^
DndaJJ #10
author update soon(: