Chapter 3

You are My Spring

mian judulnya author ganti, soalnya kurang cocok sama isinya =_=


Author POV

Jiyoon menatap buku yang sedang dipegangnya. bingung dengan apa yang baru saja dia baca. bagaimana mungkin dia menjadi yeochin seorang IDOL? Jiyoon langsung berpikir kalau mereka benar-benar dating pasti ada berita yang menyebar di interner.

Jiyoon mengambil Iphone-nya dan mulai surfing. dia menulis rumor dating yoon doojoon.

“tch, it’s just rumor between him and—Gayoon?” kepala Jiyoon langsung terasa sakit seperti ada yang memukulnya dengan batu. “what the—“

Jiyoon menutup matanya, mungkin dengan begitu sakit kepalanya bisa cepat hilang. beberapa saat kemudian dia membuka matanya.

“this isn’t easy at all.” gumam Jiyoon seraya mengrenyitkan alisnya. “why suddenly my head feels hurt so much?” dia mengusap kepalanya kasar.

Jiyoon lalu mengambil buku diary-nya lagi dan membuka halaman terakhir.

my God, I think she will tell me that thing, tomorrow. I’m not ready. eventhough I already know that, but hearing that from her make me feel sad and angry. why she have to fell in love with him? she could make any man fall in love with her easily. I love him, and he loves me back. so, why I have to leave him because of her? she’s the one who have to giving up on him, right? it’s almost 2 years I’ve become his girlfriend. I really hate this situation. should I tell him the truth or just keep this thing between me and her. tch, I should find a proper answer if she ask me to leave him. FIGHTING JIYOON-AH!!!

“who is she?” gumam Jiyoon. dia lalu membuka halaman sebelumnya berharap di sana tertulis nama dari she.

10 halaman sudah ia baca. tapi masih tidak menemukan nama dari she. Jiyoon hanya menghela nafas panjang. dia masih belum siap mengetahuinya dan lega akan hal itu.  tapi di sisi lain Jiyoon juga penasaran, mungkin saja she berhubungan dengan alasan kenapa dia bisa amnesia.

TOK!! TOK!!

Author POV end

Doojoon POV

aku hanya terdiam menatap langit-langit kamarku. aku sungguh tak mengerti, kenapa sikapnya berubah padaku. apa mungkin dia sudah tak memiliki perasaan lagi kepadaku? sama seperti dia berusaha menjauhiku dulu.

Flashback (Jiyoon sudah menggunakan bahasa Korea dengan lancar)

“Jiyoon-ah...” panggilku tapi dia hanya terdiam. “Yak! Chagiya~~” aku menghampirinya dan duduk di sampingnya.

“oh, oppa..” dia seperti terkejut dan terlihat salah tingkah saat melihatku. “waeyo?”

“kau kenapa melamun?” tanyaku sambil mengrenyitkan alisku.

“eh, aku melamun?” dia malah balik bertanya seperti merahasiakan sesuatu.

“dari tadi aku hanya melihatmu menatap kosong ke depan, aku memanggilmu saja kau tak menoleh ke arahku, tch...” decakku tak percaya.

“anniya, oppa. hanya saya—“ dia lalu berhenti sesaat. “anniya, aku hanya sedang bosan.” lanjutnya sambil menggelengkan kepalanya.

“apa kau merahasiakan sesuatu?” perlu diingat Jiyoon adalah tipe orang yang tak menyembunyikan perasaannya. dan kali ini aku merasa ada yang aneh dengannya.

“anniya, oppa.” dia melihat jam tangannya. “ah, mian oppa, aku harus menemui Jina unnie sekarang. ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengannya.”

“yak!! kita baru saja bertemu. tidak bisakah kau minta Jina noona untuk datang ke sini dan bicara dengannya di sini?” protesku. ini sudah ke tiga kalinya dia seperti berusaha menjauh dariku.

“This is a girl bussiness, are you a girl?” dia meledekku.

“ah, ne ne... don’t forget to call me, tonight.” aku lalu memeluk dan mencium pipinya.

“arraseo oppa...” dia menatapku lalu mencubit pipiku.

“ppoppo~~” aku berusaha mengeluarkan jurus aegyo-ku, walaupun selalu gagal, hahaha.

“aishh, oppa nappeun~~” lalu dia hanya menciumku sekilas. lalu dia melepaskan pelukanku dan beranjak pergi. “na kalke~~” dia melambai dan tersenyum.

“be careful..”

Flashback end

aku mengambil Iphone-ku dan menatap foto yang selalu aku pakai sebagai wallpaper. itu fotoku dan Jiyoon. dia sedang menatapku dengan mempout bibirnya dan aku terlihat tertawa saat melihatnya. itu sungguh saat-saat yang paling bahagia dalam hidupku.

“Jiyoon-ah...” gumamku.

“hyung...” panggil seseorang dari arah pintu.

“waeyo, Dongwoon-ah?”

“Jina noona tadi telpon dan bilang kalau kau ingin bertemu dan bicara dengan Jiyoon noona kau bisa menemuinya di interview Jina noona besok, Jiyoon noona akan menunggu di backstage sendirian.”

“ah, gomawoyo Dongwoon-ah. aku rasa aku tidak akan menemuinya.”

“baiklah, hyung. aku harap kau baik-baik saja.” dia lalu menutup pintu dan pergi meninggalkanku berpikir lagi.

apa perlu aku menemuinya? dia bahkan sudah menganggapku seperti orang asing. tapi aku perlu memastikannya kan? memastikan dia masih memiliki perasaan untukku atau tidak.

“aishh... kehidupan cintaku kenapa serumit ini.” aku hanya menghela nafas.

TOK!! TOK!!

“hyung..”

“masuklah, Gikwang-ah.” ucapku.

“besok setelah interview rencananya aku dan Hyuna akan jalan-jalan, bisakah kau ikut?” tanya Gikwang dan duduk di sampingku.

“dan jadi orang ketiga?” ucapku sedikit kesal.

“anniya, Gayoon ingin ikut, jadi aku pikir aku bisa mengajakmu.” kenapa harus Gayoon? aku memang sering mengerjai Gayoon, tapi bukan berarti aku menyukainya kan?

“ah, baiklah. lagi pula kita tidak ada schedule setelah itu.” lebih baik aku bersenang-senang daripada aku memikirkan hal-hal yang membuatku pusing.

Doojoon POV end

Jiyoon POV

TOK!! TOK!!

CEKLEK

“Jiyoon-ah...” panggil Jina unnie, lalu masuk dan menghampiriku. “can not sleep?” tanyanya.

“just finished read this thing.” jawabku lemas.

“ah, so you managed to read your diary. how is it?” dia lalu menepuk punggungku pelan.

“it’s just—I mean, I can’t remember anything. I just felt dizzy when I read news about rumor between Doojoon and Gayoon.” jawabku sambil mengusap kepalaku.

“ah, I remember, now. before your car accident you told me you will meet Gayoon that day.” aku terkejut mendengar pernyataan Jina unnie.

“really?”

“really, but I don’t know what you two are doing.” Jina unnie terlihat seperti memikirkan sesuatu.

“I guess I knew what it is.” mendengar pernyataan Jina unnie barusan, aku jadi sadar siapa yang dimaksud she di buku diary-ku tadi.

“hah? are you sure?” Jina unnie membulatkan matanya dan terlihat tak percaya.

“well, sort of, and I am still not sure about it.” jawabku seraya menggelengkan kepalaku.

“well, if you need my help, I’ll be there for you.”

“I know it unn, you are the best.” aku lalu memeluknya dan dia membalas pelukanku.

“ah, tomorrow, I have interview, you’ll follow me right?”

“of course, I have nothing to do tomorrow, and I don’t have any friend.” aku mempout bibirku dan menghela nafas.

“ok, then. goodnight~~”

“goodnight unnie, have a nice dream~~”

Next day

aku sedang menunggu Jina unnie di ruang gantinya. membosankan? memang. aku hanya bisa berharap interview Jina unnie cepat selesai. aku lalu meletakan kepalaku di atas meja dan menghela nafas.

“setiap helaan nafasmu akan mengurangi keberuntunganmu hari ini.” ucap suara namja. aku yang terkejut langsung mencari dari mana suara itu berasal.

“oh, you are—“ aku tak mengira dia akan ada di sini. maksudku apa yang dia lalukan disini. “what are you doing here?” tanyaku.

“well, I have interview in this building too.” jawabnya santai dan duduk di sofa dekat pintu.

“I mean why are you here, you should on your interview with the other member?”

“ah, just want to see you.” aku hanya bisa melongo mendengar jawabannya, hanya untuk melihatku.

“how is that supposed to mean?”

“just like what I said, I’m here just want to see you.”

“Yong Junhyung-ssi..” akhirnya aku menyebut namanya. well, aku entah kenapa merasa senang saat mendengar dia berada di sini hanya untuk melihatku. aku tak menunjukannya, ok. aku kan bukan wanita gampangan, tch.

“why? are you happy?”

“woaaahhh, noona~~” tiba-tiba ada yang menyerbu masuk.

“hyung, kenapa kau mendahului kami?” ucap namja yang berwajah baby.

“Yang Yoseob, kau terlalu lamban.” sindir Junhyung dengan smirk yang entah kenapa membuat perutku seperti ada kupu-kupu yang berterbangan.

“aishh... noona, kau jangan sampai termakan gombalan Junhyung hyung.” cletuk Dongwoon dan duduk di sampingku. aku agak kecewa sebenarnya ternyata bukan hanya Junhyung yang datang. apa yang baru saja aku pikirkan? tch.

“only four of you?” tanyaku karena kau hanya melihat Junhyung, Dongwoon, Yoseob dan Hyunseung.

“kalau kau mencari Doojoon hyung bilang saja noona~~” ledek Dongwoon seraya mempoke lenganku.

“it’s not—I mean—forget it.”

“Jiyoonie, kenapa kau masih menggunakan english, kau kan sudah fasih bahasa Korea?” tanya Hyunseung yang sekarang duduk di samping Junhyung.

“ah, mian. kau merasa lebih nyaman dengan menggunakan english.” jawabku. aku sendiri terkejut ternyata aku bisa menggunakan bahasa Korea dengan lancar.

“tapi kami di sini hanya mengerti english dasar saja.” Yoseob mempout bibirnya. aku hanya bisa terkikik melihat ekspresinya.

“MY GOD!!”

Jiyoon POV end

Author POV

“MY GOD!!” pekik yeoja di depan ruang gantinya saat melihat empat namja sedang berkumpul di sana. “apa yang kalian lakukan di sini?” tanya Jina sambil menatap satu per satu dari mereka. “kalian tak melakukan apa-apa pada Jiyoon kan?”

“anniya, unnie..hehe.” jawab yeoja yang berada di antara dua namja.

“ya! Yang Yoseob, Son Dongwoon jangan duduk terlalu dekat dengan Jiyoon.” Jiyoon hanya tertawa melihat unnie-nya yang sangat protektif.

“gwaenchana unnie, aku tidak keberatan.”

“kau biasanya akan segera pindah saat ada namja yang duduk di sebelahmu, tapi sekarang kenapa kau malah membiarkannya?” Jina menatap Jiyoon serius.

“entahlah unn, aku merasa mereka berdua seperti dongsaengku, hihihi..” jawab Jiyoon sambil terkikik.

“ya! Jiyoonie, kita seumuran bagaimana mungkin aku jadi dongsaengmu?” Yoseob protes dengan perkataan Jiyoon.

“apa kau sudah berkaca Yoseobie~~?” ledek Jiyoon.

“tch...that’s really low, really low..” gerutu Yoseob. Jiyoon hanya menepuk-nepuk punggung Yoseob.

“karena kita tak ada schedule apapun hari ini, bagaimana kalau kita jalan jalan?” usul Dongwoon penuh semangat.

“kajja~~” seru Junhyung, Yoseob dan Hyunseung bersamaan.

“tapi—“ sebelum Jiyoon mengatakan sesuatu Dongwoon sudah menariknya keluar ruangan.

Road X

“unnie, aku lapar~” bisik Jiyoon pada Jina yang berjalan di depannya.

“tch...” decak Jina. “hey, Jiyoon bilang dia lapar..” ucap Jina dengan suara keras.

“yak, unnie..” Jiyoon yang terkejut hanya bisa menundukan kepalanya.

“Jiyoonie kenapa kau tak bilang saja? tch.” ucap Junhyung lalu menarik lengan Jiyoon berjalan mendahului yang lain. yang lain hanya terdiam terpaku melihat apa yang dilakukan Junhyung.

“yak, hyung mau kau bawa kemana Jiyoon noona~” seru Dongwoon dan berlari mengejar Jiyoon dan Junhyung.

 

TBC~~~


hope you enjoy~~ chu~~ ^^

don'f forget to SUBSCRIBE AND COMMENT chu~~ 100x :p

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xxlovemejsyo
#1
oh wow this is really interesting
gyne4x4ever
#2
Chapter 6: Uwaaaaaaaaakkkk I just found this story out aaaaaaa ㅠㅠㅠㅠ
udah lama banget gak baca ffnya jiyoon, kangen parah ㅠㅠㅠㅠ
I love this story!!! please keep writing this story <3
jjpunghi #3
Chapter 6: Why suddenly I feel gloomy aaaaaa Jiyoon-ah :'( its too hurting not for Doojoon but for me huwaaa anyway. this is just a little comment. maybe you can replace namja with lelaki or something like that. so the feeling wont out of the track kkk but dats ur choice. u know u make a nice chapters
jjpunghi #4
Chapter 1: please just stay as JiyoonXDoojoon :D and thats Jihyun not Jiyeon. If im not mistaken
jjpunghi #5
Chapter 1: please just stay as JiyoonXDoojoon :D and thats Jihyun not Jiyeon. If im not mistaken
I-Love-KyuYoon #6
Chapter 4: Lanjut, thor!^O^
I-Love-KyuYoon #7
Chapter 3: Thorrrrrrrr I'm SO HAPPYYYYY
Akhirnya ada JiyoonxJunhyung ><><><><><
Gak bisa jelasin deh pokoknya seneng dan pengen lagi tau kelanjutannya...
anddd, sejak pertama kali baca ff ini, juga ngerasa ada sedikit JiyoonxDongwoon^O^
Chapter selanjutnya ditunggu ya, Thorr... Hwaiting!^^
I-Love-KyuYoon #8
Chapter 2: Make JiyoonxJunhyung pleaseeeee!^O^
I-Love-KyuYoon #9
Ditunggu update-nya ya, Thorrr!!!^O^
DndaJJ #10
author update soon(: