Chapter 3

The Message

Mereka bertemu dengan Minseok di perjalanan menuju gerbang keluar sekolah. “Kalian bertengkar dengan Kyungsoo?”

Baekhyun tidak berniat sedikitpun untuk menjawab, karena beberapa hari ini hubungannya dengan Kyungsoo benar-benar dingin. Sangat dingin. Mereka hanya akan bertegur sapa jika diperlukan dan hanya satu atau paling banyak dua kata. Bahkan dirumah mereka melakukan kegiatan masing-masing tanpa berniat untuk memulai sebuah percakapan yang bisa untuk memperbaiki keadaan. Dan masalah beberapa hari yang lalu mengenai Kyungsoo babak belur dipukuli oleh ayahnya pun sepertinya tidak merubah keadaan.

“Tidak hyung, hanya saja dia sedikit menjauh dari kami.” Jongin yang menjawab ternyata.

“Seburuk itukah?”

Mereka hanya menaikkan alis heran. “Apa maksudmu Hyung?”

“Kalian tidak tahu?”

Mereka semakin berdebar. Terutama Baekhyun mengingat statusnya adalah saudara angkat. Kalau terjadi apa-apa dengan Kyungsoo, ibunya pasti langsung bertanya kepadanya dirinya.

“Kyungsoo ada di klinik kesehatan.”

“Mwo!” Baekhyunlah yang paling keras berseru.

“Kenapa?”

“Aku kurang tahu, tetapi beberapa siswa di klinik mengatakan bahwa ia dehidrasi dan kelelahan parah.”

“Terima kasih atas informasimu hyung” Baekhyun menggenggam kedua tangan Xiumin dan langsung berlari kembali ke gedung sekolah.

“Kenapa dia sampai dehidrasi?” Luhan melanjutkan bertanya.

Xiumin hanya menggeleng. “Sebaiknya kalian melihatnya. Aku duluan. Sampai jumpa!”

~~~

“Apa yang kau lakukan?” Baekhyun meledak begitu ia baru saja masuk klinik kesehatan sekolah dan menemukan Kyungsoo sedang tebaring di ranjang dekat pintu masuk. Sebuah selang infus terpasang di tangan kirinya.

Kyungsoo yang pada awalnya sempat kaget tidak mengacuhkan bentakan Baekhyun. Ia kembali asik dengan ponselnya. Entah apa yang dilakukannya namun sikapnya itu membuat emosi Baekhyun kembali naik.

“Do Kyungsoo, kau mendengarku kan? Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa kau bisa da disinia? Kenapa kau berubah menjadi dingin dan selalu mengacuhkanku? Apa masalahmu?” Baekhyun kembali berujar namun kali ini dengan suara lebih rendah karena baru saja ia di pelototi oleh penjaga klinik.

Kyungsoo masih tidak mengindahkan. Bahkan dia merubah posisinya menjadi membelakangi Baekhyun. Anak laki-laki itu menghembuskan napas kuat. “Oh, ayolah, kau jangan bertingkah kekanak-kanakan begini Kyungsoo. Kau tahu, aku sungguh khawatir kepadamu. Jika terjadi sesuatu yang buruk, apa yang akan aku katakan kepada ibumu?”

“Kau tidak perlu mengatakan apa-apa. Lagian kau bukan keluarga kami.” Ujar Kyungsoo dingin.

“Kyungsoo!” Luhan berujar agak keras saat baru tiba dan mendengar Kyungsoo berkata sangat kejam kepada Baekhyun.

“Aku membencimu Baek. Semenjak kau datang ke dalam kehidupanku, aku kehilangan semuanya. Ibuku, temanku dan juga impianku. Aku membencimu!” Kyungsoo berkata pelan namun terdengar sangat menusuk, ia masih tidak berniat menatap Baekhyun.

“Ya Do Kyungsoo! Sadarkah kau apa baru saja kau ucapkan?” Jongdae mencoba membela Baekhyun.

Kyungsoo akhirnya berbalik, dengan sedikit kesusahan ia mencoba bangkit dan duduk di ranjangnya. “Apa? Kalian membentakku? Silahkan! Bukankah aku memang tidak berguna? Aku hanyalah orang yang menyusahkan kalian. Aku sadar. Bahkan keputusan sepihak yang kalian buat untuk mengeluarkanku dari EXO karena akan merusak penampilan kalian pun akan aku terima dengan terpaksa. Aku tahu, ada yang lebih baik dariku. Dia yang muncul tiba-tiba dan mengambil segalanya dar-” Suara Kyungsoo makin meninggi namun terhenti seketika kala Jongin menyelanya dengan cepat.

“HYUNG! BUKANKAH KAU YANG MENGAMBIL SEGALA HAL BERHARGA DARI BAEKHYUN HYUNG?” Jongin akhirnya meledak. Suara sangat keras dan napasnya memburu. Ia terkendalikan emosi dan tidak sadar apa yang baru saja dikatakannya. Ia baru saja mengatakan rahasia terbesar yang selama ini Baekhyun jaga dengan baik.

“Jongin!” Jongdae dan Luhan serempak menyadarkan Jongin sebelum ia membeberkan lebih banyak lagi.

Kyungsoo terdiam, Baekhyun apalagi. Kyungsoo menatap Baekhyun tajam dan sangat dalam. Bermaksud memberi isyarat agar saudara angkatnya itu buka mulut.

“Apa maksudnya?” Suara Kyungsoo terdengar bergetar. “Apa yang kalian rahasiakan dari ku selama ini? Apa hanya aku orang yang tidak diberi tahu disini?” Kyungsoo berhenti, memberi celah agar ada yang menyahutinya. Namun tidak ada satupun dari mereka yang berani mengungkitnya lagi. “Kenapa kalian diam? Apakah hal itu hanya sebatas kalian yang boleh mengetahui?”

Tetapi tidak ada yang menyahut

Kyungsoo menghela napas. “Baiklah! A-Aku keluar dan persetan dengan tim kalian yang sudah punya penggantiku.” Kyungsoo menyibak selimutnya dan mencabut infus di pergelangan tangannya begitu saja. Lalu dengan langkah sedikit terhuyung ia pergi dari klinik dalam diam.

“Kyung-“ Seseorang menghentikan pergerakan Baekhyun.

“Percuma kau mengejarnya dengan keadaanya yang emosi seperti itu.” Luhan berkomentar.

“Tapi jika terjadi sesuatu dengannya ibunya pasti akan menanyaiku.”

“Aku tahu. Untuk sekarang jangan mengejarnya, hanya ikuti saja dia secara diam-diam dan memastikan ia pulang dengan selamat.” Lanjut Luhan kembali.

Baekhyun hanya bisa menunduk pasrah.

“Dan kau Jongin, lain kali kendalikan emosimu. Kau hampir saja membuat rahasia penting itu bocor. Tetapi, tidak masalah. Dari situ kita bisa tahu bahwa Kyungsoo tidak mendengar percakapan kita keseluruhan.” Luhan menghela napas lega.

~~~

“Kenapa kau menjadi seperti ini?”

Petang itu Chanyeol kembali tiba-tiba muncul di samping Kyungsoo setelah beberapa hari menghilang entah kemana. Kyungsoo yang saat itu tengah berjalan menuju tempat penantian bus ke rumahnya sedikit tersentak. Dengah langkah yang masih belum seimbang karena ia baru saja kabur dari perawatan di klinik sekolah karena ulah gilanya menari tanpa henti sampai ia tumbang, anak laki-laki memilih untuk tidak menjawab.

“Kenapa kau membenci Baekhyun? Kenapa kau marah padanya?”

Chanyeol kembali menginterupsi. Ia melayang-layang di hadapan Kyungsoo mencoba menarik perhatiannya. Namun sepertinya Kyungsoo benar-benar tidak sedang berniat untuk meladeni makhluk gaib itu.

“Hey, bukankah kau berjanji akan membuat Baekhyun bahagia dan mewujudkan impiannya? Sehingga aku bisa pergi dan tidak membuatmu terganggu lagi.”

Kali ini Kyungsoo menghentikan langkahnya. Menatap sosok dihadapannya yang sejatinya hanya udara hampa yang dingin. Ia mengepalkan tangannya dan rahangnya mengeras.

“Kau tahu yeol, kurasa adikmu tidaklah sebaik yang kau kira. Aku berusaha membantu mewujudkan impiannya yang aku tidak tahu itu apa sementara ia mencoba untuk menghancurkan punyaku.”

“Eoh? Benarkah Baekhyun seperti itu?”

Kyungsoo berdecak kesal dan melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan Chanyeol yang masih mengambang di belakangnya.

~~~~

Kyungsoo membuka pintu rumah dengann malas. Tubuhnya benar-benar terasa lemas hari ini. Kepalanya sedikit pening dan sakitnya bertambah ketika ia bertengkar dengan kawan-kawanya tadi. Kyungsoo berpikir  akan perkataan Jongin yang membuat hatinya tersentak. Bahwa justru dia lah yang mengambil hal berharga dari Baekhyun. Apa maksudnya?

Kyungsoo langsung terkapar di tempat tidurnya tanpa sempat mengganti seragamnya terlebih dahulu. Ia hanya meminum segelas air lalu kembali masuk ke kamar. Entah perasaanya atau memang benar, ia merasakan badannya panas dan ia berkeringat dingin.

“Kau demam Kyungsoo. Minumlah obat penurun panas.”  Suara Chanyeol membuat mata Kyungsoo kembali terbuka. Anak laki-laki tinggi itu memandangnya cemas. Bahkan ia mencoba memeriksa suhu tubuh Kyungsoo dengan menempelkan tangan transparannya di dahi Kyungsoo.

“Tch, kau bodoh. Mana mungkin kau bisa merasakannya.” Ujar Kyungsoo pelan.

Chanyeol kemudian buru-buru menarik tangannya menjauh dan menyunggingkan senyum bodoh. “Hehehe kupikir masih berfungsi seperti dulu. Karena dulu sewaktu Baekhyun sakit aku lah yang merawatnya. Dia sangat rewel dan selalu meminta yang aneh-aneh.”  Chanyeol kembali tergelak di akhir ucapannya.

Kyungsoo menghembuskan napas kuat. “Baekhyun- ia adalah orang yang paling beruntung di dunia. Dia punya keluarga yang selalu memperhatikannya di saat ia membutuhkan. Sementara aku, ibuku terlampau senang bekerja sehingga selalu menelantarkanku. Ia tidak pernah di sini saat aku sakit. Ia hanya akan menelepon dan menyuruhku untuk meminum obat dan mengatakan aku akan sembuh besok pagi. Lalu ia menutup teleponnya dan kembali bekerja. Memang esok paginya aku sembuh, tapi aku masih merasakan sakit. Kau tahu, terkadang aku bosan untuk hidup dan-“

“Jangan! Jangan berpikiran yang macam-macam. Hidup gentayangan sepertiku tidaklah menyenangkan. Kau akan kesepian dan tidak  punya teman. Percayalah kepadaku.” Chanyeol memotong dengan cepat.

Hening beberapa saat, ketika kemudian Kyungsoo memecahnya.

“Park Chanyeol, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu?”

Chanyeol mendekat “Eoh? Apa? Kedengarannya sangat serius?”

Kyungsoo pun bangkit dari tidurya. “Apakah aku ada hubungannya dengan kecelakaan yang menimpa keluargamu?”

Lalu saat itu juga raut wajah Chanyeol berubah seketika. Buru-buru ia menjauh dan membelakangi Kyungsoo yang memandangi punggung lebarnya.

“Park Chanyeol!” Kyungsoo kembali menginterupsi. “Kau tahu, aku merasa seperti orang baru dibandingkan dengan Baekhyun. Aku seperti tidak tahu apa-apa mengenai suatu hal yang mereka tahu,. Maksudku, mereka tidak mau memberitahuku. Dan aku berpikir, apakah hal itu berhubungan denganku? Apa se rahasia itu kah, sehingga aku tidak di beri tahu. Chanyeol.”

“Maafkan aku Kyungsoo, aku tidak bisa memberitahumu.”

“Tapi kenapa?”

“Karena itulah pesannya.”

“Pesan apa?”

Chanyeol menggeleng. Lalu ia kembali berbalik menghadap Kyungsoo. “Tidak. Kyungsoo,  sampai dengan sekarang, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih kepadamu karena telah membuat Baekhyun bahagia. Dan memberikan jalan baginya untuk segera mewujudkan impiannya. Terima kasih banyak.”

“Apa yang kau bicarakan?” Kyungsoo mengerutkan keningnya. “Ya! Park Chanyeol!” Ia berseru seiring dengan memudarnya sosok Chanyeol dihadapannya. Ini aneh. Benar-benar aneh. Kyungsoo tidak pernah merasa setakut ini jika ada hantu yang ingin meninggalkannya. Tapi kali ini, Chanyeol membuatnya benar-benar kalut saat sebuah pertanyaan besar belum terdengar jawabannya oleh Kyungsoo.

“Maafkan aku Kyungsoo. Mungkin aku tidak akan menemuimu lagi. Kau akan hidup dengan tenang mulai sekarang.” Sosok Chanyeol semakin memudar.

“Tidak. Chanyeol kumohon beritahu aku. Park Chanyeol.” Kyungsoo semakin gila dengan berusaha memegang tangan Chanyeol. “Tidak.Tidak. Jangan pergi dulu. Park Chanyeol. CHANYEOL!”

“KYUNGSOO!”

Kyungsoo tersentak. Ada Baekhyun di ambang pintu kamar menatap dengan heran ke arahnya. “Kau baru saja berbicara dengan Chanyeol? Kakakku?”

Selesai. Ini benar-benar sudah selesai. Kyungsoo hanya bisa mematung di atas ranjangnya

“Kenapa tidak memberitahuku?” Baekhyun pun bertanya. Namun terdengar seperti menuntut.

“Mwo? Bukankah aku yang seharusnya bertanya demikian. Kenapa kalian tidak memberitahuku rahasia yang selama ini kalian sembunyikan dariku?” Kyungsoo membalikkan kata-kata Baekhyun.

“Dengar Kyungsoo. Aku tidak pernah menggantikan posisimu di EXO. Aku bahkan memutuskan untuk tidak ikut bersama EXO. Aku akan tampil sendiri. Kau paham. Aku tidak mengambil teman-temanmu tapi mereka yang mengajakku. Apa kau tidak ingat? Bukankah kau yang mengajakku pertama kali bertemu Jongin dan lainnya? Kuharap kau tidak melupakan itu.” Baekhyun menatap Kyunngsoo tajam. Ia berdiri tepat di samping ranjang Kyungsoo. “Lalu masalah kau tidak di izinkan ikut menari bersama EXO adalah murni karena kami mengkhawatirkan masalah kaki mu. Bukan karena tarianmu yang membuat gerakannya kacau. Sungguh. Lalu, jika kau memang benar-benar ingin mengikuti kompetisi itu, kau bisa bernyanyi sepertiku. Karena menurutku, suaramu sangat bagus. Jadi bukan berarti impianmu tidak terwujud tahun ini. Dengar sekali lagi Kyungsoo. Aku tidak pernah mencoba untuk menghancurkan impianmu. Karena aku tahu rasanya saat kau gagal meraihnya. Aku pernah merasakannya. Pikirkan sekali lagi tawaran yang aku sarankan tadi Kyungsoo. Aku hanya tidak ingin melihatmu tampak lemah seperti saat kau pulang di pukuli oleh ayahmu. Aku marah melihatnya. Kau-kau benar-benar tampak tak berjiwa.” Baekhyun menuntaskan cilotehannya. Anak laki-laki itu menghamburkan tas nya ke meja belajar lalu kemudian keluar kamar.

“Kau demam Kyungsoo. Aku akan mengambilkan obat.”

~~~

“Hyung harus mengisi formulir ini lalu mengantarkannya ke tempat kompetisi itu untuk mendapatkan nomor audisinya.” Jongin memberikan beberapa lembar kertas kepada Baekhyun di sampingnya.

“Hyung, bagaimana dengan Kyungsoo hyung? Apa dia ingin ikut?” Jongin melanjutkan.

“Aku tidak tahu. Dia masih tidak mau berbicara denganku. Tapi jika kau masih punya formulirnya aku akan kembali membujuknya untuk ikut.”

“Tentu.”

“Jongin-ah, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu.”

Jongin berpaling. “Apa? Kenapa terdengar begitu rahasia.”

Baekhyun menggeleng. “Tidak. Hanya saja apa kau tahu  bahwa Kyungsoo bisa melihat hantu?”

“Eoh? Benarkah? Aku tidak tahu, dan dia tidak pernah memberitahuku. Kenapa memangnya hyung?”

“Tidak.” Baekhyun menggeleng. “ Aku hanya merasa sedikit aneh dengannya.”

Jongin menaikkan sebelah alisnya. “Ada apa?”

~~~

Baekhyun melemparkan tas ransel ke atas ranjangnya di tingkat dua. Lalu ia berjalan keluar dan duduk di sebelah Kyungsoo yang tengah menonton di ruang tengah. Anak laki-laki itu masih demam sehingga ia tidak pergi ke sekolah hari ini. Baekhyun melirik Kyungsoo sekilas yang tidak memperdulikan keberadaannya. Kemudia ia menghembuskan napas singkat dan menyerahkan beberapa lembar kertas ke hadapan Kyungsoo.

“Jongin memberiku ini. Kau harus mengisi data terlebih dahulu sebelum kau mendapatkan nomor audisinya. Aku akan mengantarkannya bersama punyaku besok. Jadi jika kau berubah pikiran, isilah. Aku tidak memaksa kau harus ikut, tapi pikirkan impianmu. Aku hanya tidak menginginkan kau menyesal karena tahun depan belum tentu kau punya kesempatan yang sama seperti sekarang.” Tangan Baekhyun masih menggantung di udara. Formulir itu masih belum berpindah tempat. Lalu karena Baekhyun pikir anak laki-laki di hadapannya masih marah kepadanya, Baekhyun pun memutuskan untuk meletakkannya di atas meja dan kemudian beranjak pergi. Namun saat suara Kyungsoo menggema singkat di telinganya, anak laki-laki itu pun kembali duduk.

“Baekhyun!” Terdengar serak dan lemah namun Kyungsoo yakin Baekhyun pasti mendengarnya. “Tentang Chanyeol, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu.”

Kembali Baekhyun menegakkan telinga. Apa yang dipikirkan Kyungsoo sehingga tiba-tiba ia membicarakan kakaknya yang sudah meninggal? Mereka berdua bahkan tidak saling kenal. Baekhyun menunggu cukup lama sampai akhirnya Kyungsoo membuka mulut.

“Chanyeol- dia, maksudku- aku bisa melihat Chanyeol.”

Tepat. Dugaan Baekhyun selama ini terbukti benar. Sebuah perasaan harap tengah mengambang di hatinya sekarang. Entah kenapa ia senang meskipun ia tahu bahwa ia tidak dapat melihat dan mendengar namun ia pikir Kyungsoo bisa menyampaikannya kepada Chanyeol.

“Dia bilang, dia sangat menyayangimu dan dia ingin kau bahagia serta mewujudkan impianmu yang tertunda itu.”

Baekhyun baru saja membuka mulut berniat untuk bertanya kepada Kyungsoo apakah Chanyeol disini sekarang saat Kyungsoo tiba tiba menyelanya dengan cepat.

“Tapi sayang, dia telah pergi. Untuk selamanya dan tidak akan kembali.” Kyungsoo diam sejenak. Mengamati raut wajah Baekhyun yang menggambarkan bahwa kenapa kau tidak memberi tahuku sejak awal sehingga aku bisa menyampaikan banyak hal kepadanya. “Maafkan aku. Aku hanya tidak ingin orang-orang tahu tentang kemampuanku dan memintaku yang tidak-tidak. Karena bagaiaman pun, kau dan makhluk itu tidaklah lagi sama. Da-“

“Apa lagi yang dikatakan Chanyeol hyung?” Baekhyun memotong dengan cepat.

Kyungsoo kembali memandang Baekhyun yang kini tampak berkaca-kaca. “Kau suka es krim rasa coklat. Dan kau selalu meninta yang aneh-aneh saat kau sakit.” Baekhyun pun runtuh. Air matanya perlahan jatuh. Dan pertahanannya akhirnya roboh. “Dengar, Baek- Aku tidak bermaksud untuk mengungkit kesedihanmu. Aku hanya ingin mengetahui sebuah kebenaran. Ak-aku hanya tidak ingin menjadi orang jahat yang tidak tahu kejahatannya. Itulah kenapa aku memutuskan untuk memberitahumu. Ada yang ingin aku ketahui tentang semua ini. Karena aku pikir, ada yang salah dengan hadirnya kau di keluarga ini. Dan Chanyeol mengatakan bahwa itulah pesannya. Aku tidak mengerti. Pesan apa itu? Apa yang-”

“Itu lah pesannya.”

“Pesan apa?”

“Pesan untuk tidak memberitahumu apa yang terjadi sebenarnya.”

“Kenapa?”

Baekhyun menggeleng. “Itulah pesannya.”

“Baek, kecelakaan itu.  Kecelakaan yang menimpa keluargamu, apakah ada hubungannya denganku? Karena yang aku ingat hanyalah sepeda dan cahaya. Cahaya yang sangat silau menyinariku dan-dan mo-mobil itu-. Tidak. A-apa itu-” Kyungsoo tiba-tiba menegang.

“Kyungsoo!” Baekhyun berseru cepat. Kyungsoo tampak shock disampingnya. Badannya bergetar dan perlahan keringatnya mengalir deras. Napasnya tidak teratur dan matanya bergerak-gerak tidak fokus. “Ak-aku terlambat ikut kom-kompetisi itu dan-dan mobil it-itu-“ Kyungsoo terdiam sejenak lalu ia memandang Baekhyun takut. “Ap-apa mobil itu adalah mobil keluargamu? Apakah keluargamu yang menabrakku?”

Baekhyun membeku di tempat duduknya. Matanya berhenti berkedip dan lidahnya terkunci untuk mengucapkan sesuatu yang bisa menenangkan Kyungsoo.

Kyungsoo semakin kalut. Ia dengan cepat bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar tidur ibunya. Kyungsoo semakin bergetar saat mengetahui kamar ibunya terkunci. Maka dengan sekuat tenaga ia berusaha menendang dan mendorong pintu itu. Entah apa yang hendak di carinya di dalam. Namun yang pasti Kyungsoo benar-benar tampak kacau dan memucat. Tidaklah berlangsung lama pergulatannya dengan pintu itu sampai seketika, anak laki-laki itu merosot kelantai dan memegangi dadanya yang sesak. Lalu beberapa saat kemudian ia pun tak sadarkan diri.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
haninur32 #1
Chapter 4: Sequel nya ditunggu yaa :) ceritanya baguss. Menyentuh.
kyungsoosaid #2
Chapter 4: SEQUEL PLEASEEEEE!

suka banget ma komunikasi chansoo yg ringan, suka banget ma baeksoo yg uhh brother banget! terharu, walaupun ibu kyungsoo kaya cuek tapi sebenarnya dia itu sok tegar,,, drama banget, angst lah. 10 tumbs for author
xiaodeer
#3
Chapter 4: AAAAHHH BAGOEESSS T A T mau sequelnyaa:<
ubayega #4
Chapter 2: Sumpahh ini ff amazing banget, sampe2 pagi2 udah banjir airmata, scene yang pas kyungsoo digebukin ayahnya sama nyonya do yang mabuk bener2 nyentuh hati banget sumppahhh :-( lanjut yaa authorr
kyungsoosaid #5
Chapter 3: author harus lanjut semua ff author! ide ide yg dituangkan bukan ide sembarangan yg umum, bahasa yang tertata, alur yang pas, yang sangat rugi jika ff sebaik ini hanya author yg tahu -simpan sendiri- keep writing thor, :)
kyungsoosaid #6
Chapter 2: ini benar benar mengharukan. jam satu malam, tapi aku masih menangis membaca ff kakak, aku fans kyungsoo dan ini ff terbaik tentangnya. otsondor juga. aku baru buat akun, maaf ini komentar pertamaku. aku harap author melanjutkannya segera :-D <3 :-)