Hang out with.. my hyung!

That's okay, I'm your brother.

‘kau tidak mengerti hyung. Aku ingin mendengar suaramu yang memanjakanku, yang terlalu peduli dan perhatian padaku. Aku ingin melihatmu overprotective lagi. Tapi tak kusangka meminta ijin padamu kali ini begitu mudah. Kau begitu mudah membiarkanku.’

Sehun akan pergi. Ia akan keluar dan melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Universitas yang diimpikan orang banyak menawarinya untuk masuk ke sana.

Ia mau menerima tawaran universitas di Cina tersebut tapi seperti ada beberapa hal yang menahannya.

Tapi mau diapa lagi? Suho sudah membiarkannya. Ayah tentu mendukungnya juga.

Tinggal menunggu jadwal keberangkatannya ke Cina. Tempatnya memulai yang baru.

--

2011

 

“Heii…” Suho tersenyum lebar. Orang di depannya pun sama. Mereka tersenyum lebar layaknya anak kecil yang mendapat permen dua kali lipat.

“Haii hyung! Ada traktiran lagi, huh?!” kata seorang anak laki-laki menanggapi sapaan Suho. Ia menggoyang-goyangkan alisnya menggoda seraya pertanyaan tadi meluncur dari mulutnya. Melihat itu, Suho hanya tersenyum geli dan merangkul anak yang lebih muda darinya itu. Mereka berjalan memasuki ruangan bernuansa putih milik Suho. “Hyung.. jangan beritahu ibu kalau aku membolos lagi, oke?” Suho langsung menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap anak laki-laki di hadapannya. ‘wow.. bolos lagi’.

 

“dasar kau..” Suho menggeleng-gelengkan kepalanya dan memukul kepala anak di depannya dengan pelan. Suho kembali merangkulnya dan membawanya untuk duduk. “hahaha.. disini benar-benar menyenangkan!! Ahh.. aku akan mendapat traktirankan hyung?” lawan bicara Suho kembali menyahut. Ia duduk dan merentangkan tangannya, melewati punggung Suho. “kau terlalu percaya diri Kai, hyung tidak mau membelikan makanan untuk anak pembolos.” Cibirnya ke arah Kai, anak yang disebutnya tadi. Kai, anak laki-laki yang duduk bersama Suho sekarang hanya bisa cemberut, berusaha mendapat belas kasih dari Suho.

 

“tapi perutku lapar hyungg!!” Kai kembali merengek, kebiasaannya kembali muncul jika Suho sedang sibuk atau tidak ingin memberinya makan. Kai menggoyang-goyangkan lengan Suho, memberinya tatapan ingin menangis. “beli makanan diluar Kai. Pergi sana. - Ahh.. akhirnya pekerjaanku selesai!” Suho bersandar sambil menyilangkan tangannya di belakang kepala sebagai bantal. Kakinya ia julurkan ke atas meja, ia benar-benar berusaha mengacuhkan Kai. Kai yang melihat reaksi Suho, langsung melepaskan pengangan tangannya dan melipatnya di depan dada. Ia melihat Suho dengan kesal, aksi merengeknya tidak mempan akhir-akhir ini.

 

“Kai..” “apa?” “kenapa diam?” “memang kenapa?” “kau marah?” “tidak”. Mereka memulai lagi, beberapa menit yang lalu mereka hanya diam dan itu membuat Suho tidak enak. Kai kembali diam dengan posisi yang masih sama. Mata mereka tetap terpaku dengan aquarium di dekat pintu. “baiklah, kita pergi makan dan hyung akan membelikanmu makanan.” Suho membujuk Kai yang masih terlihat kesal. Kai yang berusaha tetap diam, kini melirik Suho pelan. ‘apa hyung mau membelikanku makanan lagi?’ mendengar tawaran Suho tadi, ujung bibirnya sedikit demi sedikit tertarik naik membentuk senyum tipis. Kai akhirnya tersenyum manis dan membuat Suho ikut tersenyum. “horayyy!!” Kai tiba-tiba teriak dan mengangkat tangannya ke udara. “haha, kau senang sekali hm? Berjanjilah untuk bercerita nanti!” mereka beranjak dan mulai berjalan kearah kantin rumah sakit.

 

‘Kai.. apa kau kenal anak bernama Sehun? Dia seceria dirimu. Tapi dia menghilang. Kau bisa membantuku membawanya kembali?’

 

Perut Kai benar-benar lapar sekarang, dua kali lipat dari sebelumnya. “hyung.. ku dengar kau akan menikah? Kenapa tidak bilang?” Kai membuka pembicaraan mereka, Suho yang mendengar pertanyaan Kai langsung mendongak. “aah.. ahh, itu. Hyung masih berencana.. kau tau dari mana?” Suho menatap Kai dengan tatapan menyelidik. “jangan bilang kau bolos dan bekerja sebagai mata-mata. Kau tau itu dari mana Kai?” lanjut Suho. Kai melihatnya dengan cengiran lebar. Suho benar-benar tidak punya ide dari mana Kai mendapatkan informasi semacam itu. Berita pernikahannya baru keluar tidak lama ini, dan masih sedikit yang tahu. Kai, anak yang biasa mengunjunginya ketika ia bolos sekolah hanya sesekali datang ke rumah sakit. Jadi dia tau darimana? Apa ada anggota keluarganya yang lain yang mengenal Kai? “aku mendengarnya sejak minggu lalu hyung, aku mendengarnya di salah satu koridor rumah sakit, saat aku pulang dari sini terakhir kali.” Kai menjawab pertanyaan Suho tadi. Matanya yang sebelumnya menatap Suho berpaling dan menancapkan pandangannya ke makanan pesanannya yang dibawa oleh pegawai kantin.

 

Kai tidak sabar melahap makanannya yang berusaha diatur si pegawai kantin diatas meja. Setelah berterima kasih dan si pegawai pergi, Kai mulai mengambil ancang-ancang mempersiapkan perutnya. Tidak lama kemudian, Kai yang sudah menyuapkan sendok pertamanya ke mulut merasa aneh. Suapan keduanya terhenti di udara. Ia mendongak dan mendapati Suho yang memang menatapnya aneh. Suho menatapnya sambil tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai. Kai tidak bersuara dan membalas tatapan Suho. “ada apa hyung?” ia bertanya sambil perlahan-lahan memasukkan suapan keduanya. “kau.. tidak makan hyung?” Kai kembali bertanya dengan mulut penuh, persaannya tidak enak. Pandangan Suho seakan menusuk kepalanya.

 

“err.. hyung! Kau.. kenapa?” Kai bertanya dan menelan makanannya, tanpa mengunyahnya lebih baik. Suho dari tadi diam mematung dengan tatapan anehnya. Kai merasa ada yang salah, Suho biasanya langsung makan bersamanya. Kai kini menggerakkan tangannya di hadapan Suho, menganggap Suho sedang melamunkan sesuatu dan berharap Suho kembali normal. “kauu..” suara Suho kembali terdengar. Mau tidak mau, Kai yang mendengar suaranya bergidik. “aa.. aa.. ahh, iya ini aku hyung, Kai” Kai tersenyum konyol, dia tahu ada sesuatu. ‘ada apa dengan seringaian di bibir hyung? Dia terlihat menakutkan. Apa sebenarnya ia penculik anak yang menyamar menjadi dokter?’ Kai menggigit bibirnya. Bagaimana kalau pemikiran bodohnya benar? ‘apa dia penjahat yang berusah menculikku?’

 

“hahahah… hahaha..” suara Suho terdengar lagi, kini dia tertawa melihat Kai yang ketakutan. “Kai.. Kai.. Jangan berbohong pada hyung. Lebih baik kau bicara yang jujur. Mengerti?” kai yang semula takut berubah bingung. ‘hyung bicara apa? apa dia benar-benar menghayalkan yang tidak-tidak tadi?’ “kau.. kenapa hyung?” Kai kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama. Suho tetap tertawa dan itu membuat Kai mulai kesal. “hyunggg…” Kai memukul bahu Suho. Suho yang diam tadi terlihat aneh, kini dia tertawa tapi tetap terlihat aneh. ‘ada apa dengan Suho hyung? Mungkin karena masalah pernikahannya ia mulai tidak normal.’ Kai menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

 

“kau berbohongkan? Sejak kapan kau dengar berita itu Kim Kai?” Suho mulai menegakkan punnggungnya dan ikut melahap makanannya bersama Kai. “jangan bilang kau mendengarnya satu minggu yang lalu saat terakhir kali kau ke sini menemui hyung seperti biasa. Berita itu baru keluar dua hari yang lalu Kai. Dan masih sedikit yang tau. Hanya beberapa dokter bedah yang sering bertugas denganku.” Suho melahap makanannya dengan gembira, ia melihat wajah Kai yang kaku dengan mulut yang sedikit terbuka. Kulit wajahnya pucat seperti orang ketahuan mencuri, dan tiba-tiba memerah. Kai merona malu kedapatan berbohong dan bermain-main dengan informasi yang ia dapat.

 

“hmm.. itu.. hyung. Akhh.. bukankah seharusnya kau memang memberitahuku sejak awal? Cih, aku mengaku tidak mendapat informasi itu sejak minggu lalu. Aku baru mendengarnya tadi dalam perjalanan kesini. Ehmm.. ada dua dokter yang berbicara di depanku waktu itu. Itu.. itu mengapa aku berlari kesini. Aku ingin mendengar penjelasanmu!” Kai menggerutu dan melipat tangannya di depan dada. Ia menatap Suho semakin sebal. Suho yang memerhatikan Kai hanya tertawa pelan mendapat jawaban dari Kai yang terbata dan menggerutu sebal mengakui kesalahannya.

 

“hahhaha.. Kai.. kau ini! Oke, hyung akan menjelaskannya dan kau sebaiknya mendengar ‘penjelasan’ hyung dengan baik.” Suho tersenyum dan mengutip kata ‘penjelasan’ yang ia sebutkan tadi dengan jarinya yang ia goyangkan di udara. Kai berlagak seperti majikan besar yang menunggu penjelasan dari bawahannya yang terbukti bersalah. Suho kembali terkekeh. “Kai.. hyung memang akan menikah. Dan itu.. sekitar dua bulan ke depan. Hyung akan menikah dengan seorang dokter dari rumah sakit lain” Suho mulai bercerita. “maksudmu hyung.. kau akan menikah dua bulan yang akan datang?” Suho hanya mengangguk. “dan seorang dokter? Dokter apa?” Kai melanjutkan pertanyaannya. Suho tersenyum dan menjawab lagi. “dia seorang dokter dengan pekerjaan yang sama sepertiku. Dia seorang dokter bedah Kai” mereka kembali berbicara seperti biasanya. Kai masih selalu menyerang Suho dengan pertanyaan bertubi-tubi, dan Suho menjawab semua pertanyaannya sambil tersenyum.

 

“hyung.. kau akan menikah dimana nanti?” Kai kembali bertanya perihal pernikahan Suho yang akan diakan beberapa bulan ke depan. “hmm.. aku belum memikirkan hal itu sebenarnya. Belum ada keputusan. Jepang mungkin?” Suho menjawab pertanyaan Kai lagi, sambil memeriksa beberapa berkas baru di atas mejanya. Mereka kini telah kembali ke ruangan Suho. Suho tidak memerhatikan wajah Kai saat mengeluarkan kalimat itu dari mulutnya. Tepat saat ia mendongak, Kai terlihat cemberut. “kalau kau menikah di Jepang.. berarti aku tidak bisa ikut melihatmu. Apa kau sengaja hyung? Kau tidak mau mengundangku huh?” Suho memerhatikan Kai yang kembali bersikap seperti anak kecil, cemberut dan menggerutu sambil melipat tangannya di depan dada.

 

Pikiran Suho tidak sampai disitu, ia hanya menjawab asal tadi. Senyuman khas Suho kembali terukir di wajahnya, ia menurunkan kacamata yang tadi bertengger di hidungnya. “hyung akan mengundangmu. Tenang saja Kai, masih ada sekitar dua bulan untuk menabung” Suho tidak berhenti tersenyum. Sebenarnya, setelah kalimat terakhirnya tadi ia ingin tertawa, hanya saja ia tahan. Dan kalimat itu membuat Kai membulatkan matanya. Kai pikir Suho akan menjawab lain seperti ‘hyung akan mengadakan acaranya disini’ atau ‘nanti kau ikut dengan hyung ke jepang kalau kau mau’ tapi Suho malah memberitahunya ‘tenang saja Kai, masih ada sekitar dua bulan untuk menabung’. Kai mencibir dan menghentakkan punggungnya ke sandaran kursi. Ia memutar bola matanya setelah mendengar kekehan Suho. ‘hyung benar-benar jahil’ pikirnya.

 

Mereka menghabiskan beberapa jam hanya untuk duduk dan mengobrol, sesekali memesan cemilan dan kembali mengobrol. Mengkritik ini itu dan mengomentari apa saja yang mereka bicarakan, apa saja yang lewat dipikiran mereka saat itu juga. Kai adalah anak yang menyenangkan dan pintar. Hanya kadang dia bolos jika moodnya memburuk atau benar-benar malas untuk tetap duduk di sekolahnya. Dan pergi ke ruangan Suho saat membolos sudah menjadi kebiasaannya sekitar setahun lalu, sejak ia mengalami sebuah peristiwa dan Suho adalah dokter yang disewa orang tuanya. Suho adalah dokter yang mengeluarkan peluru dari betis Kai dan merawat Kai beberapa hari di rumah sakit. Kai berpikir bahwa Suho adalah dokter yang menyenangkan dan memiliki senyuman manis. Dan mereka mulai berkenalan dan mengobrol sampai dekat seperti sekarang.

 

“kau kenal dengan adikku?” Suho bertanya tiba-tiba. Ia masih membaca beberapa catatan medis pasiennya dan Kai bermain game di smartphonenya. Kai yang juga fokus dengan yang dilakukannya tidak mendengar dengan jelas pertanyaan Suho yang tidak disangka-sangka. “apa hyung? Adik.. apa?” Kai menghentikan gamenya, suara tembakan pesawat tempur milik karakter gamenya cukup mengganggu sebenarnya. Ia mengangkat alisnya sebelah, mempertanyakan ucapan Suho tadi. “kau kenal dengan adikku?” Suho kembali mengulang pertanyaan yang dilontarkannya tadi.

 

Kai terlihat berpikir sejenak. ‘adik? Suho hyung punya adik? Apa maksudnya.. itu aku? Tidak.. tidak. Kau terlalu percaya diri Kai. Tapi.. adiknya tidak pernah terlihat.’ Kai menatap berkas di tangan Suho cukup lama, ia berusaha berdebat dengan pikirannya sendiri. Suho yang tidak mendapat respon dari Kai, melirik kearah Kai perlahan. Kai berpikir. Ia terlihat fokus dengan pikirannya. ‘apa mungkin ia kenal dengan adikku?’ Suho menunggu jawaban Kai sejak tadi. “eng.. tidak hyung. Eh, mungkin iya” Kai mulai menjawab dengan tatapan masih di berkas yang dipegang Suho. Suho berkedip dua tiga kali. ‘mungkin iya? Jawaban apa itu? Kai kenal atau tidak?’ Suho mengelengkan kepalanya pelan. Tingkah Kai mulai aneh.

 

‘apa peduliku? Mungkin mereka tidak saling kenal atau.. mungkin saja berteman. Tapi kenapa aku harus tau?’ Suho kembali sibuk dan mulai mencatat sesuatu. “memangnya kau punya adik hyung?” tangan Suho berhenti dari aktivitas menulisnya setelah mendengar jawaban Kai lagi. “Apa maksudmu aku? Atau.. seseorang yang lain? Aku tidak tahu kau punya adik” Kai mengekspresikan dirinya dengan menggelengkan kepalanya, ia masih menatap berkas Suho di hadapannya dengan tatapan bingung dan ingin tahu.

 

Tidak lama setelah itu, Kai mendongak dan pandangan mereka bertemu. “kau.. tidak tau hyung punya adik?” Suho bertanya pada Kai dan memperoleh gelengan dari Kai. “ah! Itu.. hyung belum menceritakannya padamu huh?” Suho tersenyum kearah Kai. Kai mulai yakin Suho serius dengan pertanyaannya tadi, untung Kai tidak membiarkan rasa percaya dirinya menyelimutinya tadi. Dia bisa saja menjawab yang tidak-tidak lagi sambil tersenyum konyol.

 

Suho meletakkan berkasnya dengan rapi sebelum menaruh perhatiannya kepada anak pembolos di hadapannya. Kai juga adiknya, Suho menganggapnya begitu. Tapi yang ia maksud adalah Sehun, adik yang tidak menyukainya. Suho dan Kai memang sudah sering bersama, Kai biasanya mengunjungi Suho ke rumah sakit dan Suho akan membelikannya makan siang atau kadang sarapan, itu jika Kai bolos lebih awal. Mereka sudah sekitar satu tahun bermain bersama dan mengobrol bersama, tapi Kai belum tahu kalau Suho punya adik di dalam keluarganya. Ada yang terlewatkan.

 

Suho belum pernah bercerita apa-apa tentang adiknya kepada Kai. Suho sering memerhatikan Sehun dan memikirkannya. Ia biasanya mengunjungi sekolah Sehun, tapi kebiasaan itu terhenti saat Sehun memasuki sekolah menengah dan pekerjaan Suho semakin banyak. Tapi ia tidak menyadari pikirannya tentang Sehun juga terhenti saat Kai datang. Ia tidak pernah mengangkat topik mengenai adiknya. Suho lengah dan Kai cukup menjadi pengalih perhatian. Mungkin ini menjadi salah satu alasan hubungannya dengan Sehun merenggang. Tapi siapa yang salah?

 

Kai memerhatikan gerakan Suho. Ia menunggu cerita baru yang akan ia ketahui dari Suho. Kai akan semakin mengenal Suho, kakak yang menjadi panutannya. Kakak yang cukup membuat Kai takjub yang mampu mengeluarkan peluru dari tubuhnya. Kakak yang merawatnya dan menjaga sampai pulih. Kakak yang mengubah cita-citanya menjadi seorang dokter kelak.

 

Suho mulai bercerita. Ia menceritakan apa saja tentang Sehun dan Kai mendengarnya dengan baik. Mulai dari kepribadian Sehun sampai hubungannya dengan sang adik. Hubungannya dengan Sehun yang tidak berjalan dengan mulus. Kai sesekali mengkritik, ia mengkritik sikap Sehun yang kekanakan sampai sekarang. Ia baru tahu cerita itu dari Suho dan cerita Suho cukup membuatnya terperangah. ‘andai aku saja yang menjadi adik Suho hyung. Ada apa dengan anak yang bernama Sehun ini?’ Kai berpikir dan sesekali mencibir pelan. Ia tidak ingin ketahuan Suho.

 

Dan hari-hari berikutnya, Kai rutin ke rumah sakit. Para perawat di rumah sakit bisa dibilang lebih mengenal Kai daripada Sehun. Ada yang menyangka Kai adalah adik Suho. Karena Kai berbeda dengan Sehun, yang sebenarnya mereka tidak tahu siapa. Sehun benar-benar jarang mengunjungi kakaknya dibanding Kai jika dilihat dari perilaku adik ke kakaknya. Kai lebih memerhatikan Suho dan lebih menyayanginya.

 

Kai kembali terlihat berjalan di koridor rumah sakit menuju ke ruangan Suho. Kai sesekali menyapa perawat yang dikenalnya dari Suho. Sampai kakinya terhenti ketika seseorang memanggilnya. Kai berbalik. Seorang perawat berjalan cepat kearahnya. “kau mencari dokter Kim? Aku sering melihatmu kesini. Namamu Kai kan?” perawat itu menyahut setelah berhadapan dengan Kai. Kai hanya mengangguk menanggapi perawat di depannya, mengangguk menanggapi semua pertanyaannya. “dokter Kim sedang keluar. Mungkin dua hari kedepan baru kembali masuk” perawat itu tersenyum. Kai mengangguk lagi. Mendapat respon anggukan dari Kai, perawat itu pamit pergi dan mulai berjalan menjauh.

 

“tunggu..” akhirnya suara Kai keluar. Ia berjalan kearah perawat yang belum jauh darinya. “maksdumu dokter Kim? Itu.. maksudmu Suho hyung kan? Dia kemana? Apa dia bertugas keluar kota?” Kai bertanya kepada perawat yang memberinya informasi tadi. Perawat tadi tersenyum lebih lebar mendengar suara Kai dan bukan hanya anggukan kecil. “tidak, dokter kim tidak punya tugas untuk keluar kota. Dokter Kim hanya mengambil cuti dan berangkat bersama keluarganya ke suatu tempat. Yang aku tahu ada sesuatu yang harus mereka urus disana” Kai kembali mengangguk mendapat jawaban dari perawat tadi. ‘jadi hyung keluar?’ Kai pasrah dan melangkah pergi. Ada beberapa kejadian yang ia alami di sekolah dan ingin ia ceritakan pada Suho. Tapi sepertinya ia harus menyimpan cerita itu untuk dirinya sendiri saat ini.

 

Kai kembali ke rumahnya lebih awal. Orang tuanya tahu, ia kadang membolos dan berlabuh di ruangan dokter Kim di rumah sakit. Mereka kadang dihubungi oleh guru Kai atau dokter Kim sendiri, tapi mereka membiarkan hal itu terjadi dan mengalir begitu saja. Lagi pula anaknya dikategorikan pintar, mungkin jenius. Orang-orang di rumah Kai yang melihat Kai pulang cepat sedikit heran. “ada masalah Kai? Tidak biasanya kau pulang siang-siang begini?” ibunya membuka mulut lebih dulu. “hm ehm.. Kau tidak ke tempat dokter Kim hari ini huh?” Kai melempar tubuhnya ke atas sofa dan hanya mendengar ibu dan kakak sepupunya dari arah dapur tanpa menjawab pertanyaan mereka.

 

“noona, apa itu untukku?” Kai langsung menegakkan tubuhnya saat melihat kakak sepupunya mendekat dengan sepiring kue di tangannya. Tidak ada respon untuk Kai. Sepupunya hanya duduk dan menaikkan kakinya di atas meja, kearah Kai yang duduk di seberang tempatnya. “Amber noonaaa…” Kai melihatnya dengan sebal. Kai kesal diperlakukan seperti itu, tapi tentu responnya untuk Suho dan yang lain berbeda. Untuk Suho, Kai akan lebih merengek. Melihat Kai mulai kesal, Amber tertawa. “iya, untukmu” Amber menyodorkan Kai piring yang berisi kue dari tangannya.

 

“sering-seringlah berkunjung kesini noona, kue buatanmu enak” Kai tersenyum dan memuji kue yang dibawa Amber tadi. “tentu saja, aku akan sering berkunjung. Akan lebih sering lagi berkunjung dan membuatkanmu kue.. itu kalau kau mau. Tapi tanggung biaya perjalananku dari Cina ke sini, dan dari sini ke Cina lagi.” Amber tersenyum dan ikut makan bersama Kai. Mulut Kai berhenti mengunyah dan menyempatkan untuk memutar bola matanya. “terserah..” dan Kai mulai makan lagi.

 

“kau masih sering ke rumah sakit noona?” Kai bertanya di tengah-tengah sesi menonton mereka sambil makan kue. Amber menoleh sebentar dan kembali melihat layar TV. “mm.. gege mengubah rumah sakit membosankan itu menjadi lebih menarik. Akhir-akhir ini makan disana lebih menyenangkan daripada sebelumnya” kini giliran Kai yang menoleh mendengar jawaban Amber dan kembali menatap layar TV lagi. “hyung mengubah tataan rumah sakit disana? Seperti apa? Taman bermain?” tidak mendapat jawaban dari Amber, Kai menoleh lagi dan mendapat tatapan mematikan Amber. “kenapa? Tadi kau bilang rumah sakitnya lebih menarik dan makan disana lebih menyenangkan” Kai terkekeh melihat reaksi Amber. “cih, apa di kepalamu hanya taman bermain, huh? Sesekali datang kesana Kim Kai..” “oke, oke..” dan mereka berdua terkekeh pelan dan kembali menonton TV.

 

“bagaimana dokter Kim?” Amber memulai topik baru lagi. “kau menyukainya noona?” Kai balik bertanya dengan santai. “hm, lumayan tapi tidak juga. Sekarang jawab pertanyaanku.” Amber berbalik menghadap Kai. Kai mengangkat alisnya sebelah. “bagaimana apanya? Buat pertanyaanmu lebih jelas noona. Orang bisa salah paham -awwh” Kai meringis dan mengelus kepalanya pelan untuk mengusir rasa sakit dari pukulan Amber. “yang kutanyakan kabarnya bodoh.. kau pulang cepat hari ini. Biasanya sekarang jadwalmu bolos dan pergi ke rumah sakit” Amber menatap Kai yang masih mengelus kepalanya. Kai berbalik dan mencibir kearah Amber. “apa kau kira aku selalu bolos, huh? Aku pergi ke rumah sakit tadi setelah pulang sekolah tapi perawat disana bilang kalau Suho hyung pergi ke suatu tempat dalam beberapa hari. Jadi aku langsung pulang ke rumah. Apa penjelasanku cukup?” Amber mengangguk.

 

“apa yang dia lakukan disana?” Amber kembali bertanya. Kai menoleh lagi dengan pandangan heran. “apa mungkin kau benar-benar menyukainya, huh? Dia keluar dan aku tidak tahu kemana dan apa yang dia lakukan. Perawat tadi bilang Suho hyung keluar bersama keluarganya” Kai kembali menggerutu. Amber melihat Kai heran. “ada apa? apa ada masalah?” Kai kembali menatap Amber, mereka saling menatap heran. “kau mau nomornya noona? Kau bisa menanyakannya sendiri ke Suho hyung. Atau mungkin ku hubungi saja sekarang” Kai berniat mengeluarkan smartphonenya lagi. Amber yang melihat itu menatapnya tak tertarik. “yang benar saja Kim Kai! Aku bertanya ‘ada apa? apa ada masalah?’, itu untukmu bukan untuk dokter Kim. Jadi berhenti mengira aku menyukainya oke?! Kau terlihat menggerutu saat berbicara tadi. Kau marah dokter Kim pergi, huh?”

 

“Okay! Arghh.. aku mungkin tidak sadar bicara sambil menggerutu. Tapi informasi kalau hyung pergi bersama keluarganya membuatku sedikit sebal. Mengingat adiknya begitu menyebalkan!” Kai menggerutu lagi. “adiknya? Dia punya adik?” Amber mulai tertarik dengan pembicaraan mereka. Karena ‘wow, Kai cemburu dokter Kim pergi bersama adiknya. Kai menggerutu seakan pacarnya dekat dengan orang lain’

 

“hm.. aku juga baru tau itu beberapa hari yang lalu. Suho hyung tidak pernah cerita sebelumnya dan dia baru menceritakan tentang adiknya itu. Mendengar ceritanya saja sudah bisa ku bayangkan adiknya itu benar-benar menyebalkan.” Kai berujar panjang lebar. “jadi kau belum pernah bertemu dengannya? Dan hanya mendengarnya dari cerita? Dan langsung menilainya menyebalkan, begitu? Oh I see..” Amber mengangguk-angguk paham. Kai melihatnya lagi dengan aneh. “kenapa memang? Adik Suho hyung memang terdengar menyebalkan.” Kai membela diri. Amber kembali terkekeh pelan. “kurasa ada yang cemburu..” Amber kembali menggoda Kai yang sudah terlihat kesal.

 

“aku bukannya cemburu atau semacamnya noonaa… Suho hyung bilang kalau adiknya itu membencinya dan.. entahlah.. yang jelas Sehun itu bukan adik yang baik untuk Suho hyung. Bukannya Suho hyung itu orang yang baik? Dia juga patut dijadikan contoh. Dan dia itu pantas mendapatkan adik yang lebih baik, setidaknya penurut. Adiknya itu benar-benar tidak bisa melihat Suho hyung. Cih” sahut Kai mempertahankan posisinya. Kai tidak henti-hentinya mencibir Sehun. Ia merasa Suho lebih pantas mendapat adik yang lebih baik. Dirinya mungkin? Entahlah. Berpikir seperti itu, Kai sebenarnya merasa tidak pantas juga. Ia masih selalu membolos. Tapi mendengar cerita dan nasihat dari Suho, Kai mulai berusaha menjadi adik yang lebih baik untuknya.

 

“ahh.. begitu hm? Tapi.. siapa tadi? Tadi kau menyebut nama adiknya kan? Siapa?” Amber bertanya lagi, telinga menangkap nama yang sempat disebut oleh Kai. “namanya Sehun!” Kai menjawab sekenanya. Ia berusaha mengontrol emosinya. “Sehun? Nama adik dokter Kim itu Sehun?” Kai menoleh menatap Amber yang juga menatapnya. “memangnya kenapa?” ucap Kai pelan. Amber terlihat berpikir. Beberapa detik kemudia dia mulai berujar pelan. “sepertinya nama itu tidak asing. Aku seperti pernah mendengar nama itu sebelumnya” Kai melihatnya malas. “noona.. nama Sehun mungkin banyak dan pasaran diluar sana..” Kai kembali menancapkan pandangannya kearah TV.

 

“tapi bagaimana bisa.. memangnya berapa Sehun yang punya kakak seorang dokter?” Amber mulai mengingat beberapa detail Sehun yang pernah ia dengar di suatu tempat. “dokter? Apa mungkin? Kau mendengarnya dimana noona.. mungkin kau mendengarnya di swalayan” Kai kembali mengacuhkan Amber. “tapi aku mendengarnya di Cina beberapa waktu lalu” Amber menyahut lagi. Kini, mata Kai membulat. “ada nama Sehun di Cina?” dan tidak lama setelah itu dia terkekeh dan Amber melihatnya kesal. “sudahlah.. aku mau ke kamar” dan hanya dalam hitungan detik, Kai kembali sendiri sambil masih terkekeh. Sampai ia merasa tidak ingin terkekeh lagi.

 

‘Sehun, aku juga merasa pernah mendengar nama itu sebelumnya..’

 

 

 

---

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
0shanaa
Yuhuuuu!! xD TO, IYB-nya update haha.. kayaknya cuma aku yg senang :P Check it :3

Comments

You must be logged in to comment
Skylarie
#1
Chapter 8: so eumm... kalo masih ada yang nyasar ke sini, asal tau aja ini ff udh stop wkwkk
authornya lupa password dan email akunnya XD
dia nyampein permintaan maaf krna tibatiba ngilang gitu aja><
atik_han #2
Chapter 8: Ditunggu next ch nya kak
ririrein #3
Chapter 8: ditunggu updatenya kaka
figting
keyhobbs
#4
Chapter 5: yahh...jadi mau ditunda nih? tapi jangan lama lama ya, and semoga laptopnya cepet bener lagi hehe
arainy #5
Ahhh sehunnya kenapa ?
keyhobbs
#6
Chapter 1: ahh~~~kesian suho:( Sehun,aku heran kenapa kamu bisa benci pada hyungmu sendiri nak?? I'll wait for the next chapter authornim