Half of Me

Half of Me

“Hey, Luhan ! Di sini !” Park Chanyeol melambaikan tangan dari meja nomer tujuh. Ia tersenyum lebar. Memamerkan barisan giginya yang putih dan rapi.

Luhan berjalan menghampiri meja nomer tujuh. Sudah ada tiga orang di sana. Park Chanyeol, Byun Baekhyun dan Kim Jongin. ‘Mantan musuh’ kecilnya sejak taman kanak-kanak. Mereka menjadi sahabat sejak ikut pertandingan sepak bola junior nasional bersama.  “Senang bisa berjumpa kembali kawan.”

“Kau sama sekali tidak berubah, Lu.”

Baekhyun tertawa.“Baby face little deer.”

Luhan memukul Baekhyun. “Brengsek. Hentikan itu.”

Jongin bangkit untuk memesankan Luhan minuman.”Ice americano ?”

”Yes please.”Luhan tersenyum. Jongin masih ingat minuman favoritnya.

“Jadi bagaimana Amerika Lu ?”tanya Chanyeol sambil menyedot ice chocolatenya. Ia menghabiskan nyaris setengah gelas dalam satu sedotan.

“Begitulah. . Tidak ada yang spesial.” Luhan menggeser tempat duduknya, memberikan tempat bagi Jongin. “Terima kasih Jongin.” Ia meminum ice americano-nya.

“Hey, itu Amerika. Bagaimana mungkin tidak ada yang spesial?” protes Baekhyun.

Luhan tertawa. “Ada kabar tentang Sehun ?” tanya Luhan, mengabaikan Baekhyun.

Ketiga laki-laki di depannya terdiam. “Sehun siapa ?”

“Sehun. Oh sehun tentu saja. Memangnya ada berapa sehun di sekolah kita ?”jawab Luhan tidak sabar.

Baekhyun memandang Chanyeol dengan tatapan bingung.

“Jangan bercanda. . . Dia bilang padaku dia akan datang,”Luhan mulai terlihat kesal. “Atau jangan jangan dia bersembunyi di belakang ? Sehun keluarlah. Kau sudah ketahuan.”

“Lu, kau baik-baik saja ?”Jongin memegang lengan Luhan. “Tidak pernah ada yang bernama Oh Sehun di sekolah kita.”

~OOOOO~

 

“Hey, cantik. Kenapa kau tidak memakai rok ?”seru Byun Baekhyun. Ia dan temannya Park Chanyeol menarik-narik tas ransel bergambar gundam milik Luhan. “Bagaimana mungkin dia laki-laki ? Lihatlah matanya ! Lihatlah wajahnya yang kecil. ”

“Harusnya kau memakai tas hello kitty. Kitty luhan. . meow meow. .”tambah Park Chanyeol.

“Aku tidak cantik. Aku anak laki-laki,”gumam Luhan. Suaranya tercekat menahan tangis.

Baekhyun menarik-narik celana Luhan.”Anak perempuan tidak memakai celana. Kau seharusnya memakai rok.”

“Aku tidak cantik,”seru Luhan. Ia berlari meninggalkan Chanyeol dan Baekhyun yang tertawa terbahak-bahak melihatnya menangis.

~OOOOO~

 

 

“Kita tidak bisa bermain. Tim mu masih kurang satu orang,”kata Jongin.

“Tidak apa-apa. Kita mulai saja,”sahut Baekhyun.

“Tidak. Jika kau kalah kau pasti menangis dan beralasan karena jumlah pemain kita tidak seimbang,”tolak Jongin. Ia melihat ke sekitar untuk mencari tambahan pemain. Ia melihat Luhan sedang berjongkok sendirian sambil menggambar di atas pasir. “Luhan, kemarilah !”

“Aku ?” Ia berlari menghampiri Jongin. Matanya bersinar gembira.

“Luhan kau ikut tim Baekhyun.”

Luhan mengangguk senang.”Baiklah.”

“Jongin, kau bercanda ?”protes Baekhyun. “Bagaimana dia bisa masuk timku ?”

“Jangan rewel. Ayo kita mulai main.”

“Tidak mau. Tim kami bisa bermain lebih baik tanpa dia. Luhan tidak bisa bermain bola. Lihatlah tubuhnya yang kecil itu !”seru Chanyeol.

“Tim kami akan main tanpanya. Luhan lebih pantas bermain boneka. Dia hanya akan menyusahkan saja.”

“Terserah kau saja,”kata Jongin mengalah.

“Ayo main.” Gerombolan anak laki-laki itu berlari ke lapangan. Meninggalkan Luhan sendirian. Jongin memandang Luhan dan tersenyum seakan-akan minta maaf sebelum bergabung dengan anak-anak yang lain.

Luhan berjalan kembali ke tempat ia menggambar sebelumnya.

“Aku tidak cantik. Aku tidak cantik,”gumamnya menahan tangis. Ia duduk memeluk lututnya. Tubuh kecilnya berguncang.

“Aku tidak cantik. Aku anak laki-laki.”

Luhan menangis.

~OOOOO~

 

“Hey, aku sehun. Siapa namamu ?”Sehun mengulurkan tangannya. Ia berjongkok di samping anak laki-laki seumurannya yang sedang duduk di tanah di samping ayunan. Anak tersebut duduk memeluk lututnya, menangis dengan keras.

Anak itu menghentikan tangisnya. Ia menatap sehun dengan matanya yang terlihat seperti mata  rusa. “Luhan. Aku luhan,” jawabnya masih sambil terisak. Ia menghapus air matanya dengan tangannya, membuat wajahnya yang putih menjadi kotor oleh air mata dan debu.

Sehun duduk di sampingnya. “Kenapa kau menangis ?”

Luhan menunjuk anak-anak lain yang sedang asyik bermain sepak bola. “Mereka tidak memperbolehkanku ikut bermain,”ia kembali terisak. “Mereka bilang mataku seperti anak perempuan,”tangisnya pecah. “Aku tidak seperti anak perempuan. Ibuku bilang mataku bagus seperti bintang.”

Sehun tertawa. “Mereka benar. Kau cengeng seperti anak perempuan.”

Luhan menangis semakin keras. “Aku tidak cengeng. Kau jahat.”

Sehun menyodorkan sehelai sapu tangan berwarna biru muda bersulamkan namanya. “Karena itu berhentilah menangis. Laki-laki tidak menangis.”

“Eh ?”tangisnya berhenti seketika. Matanya berkedip memandang anak laki-laki di sampingnya. Ia baru pertama kali melihatnya. Apa dia anak dari TK sebelah ? Sehun berbadan tinggi kurus. Matanya tajam namun hangat. Sangat berbeda dengan dirinya yang berbadan kecil kurus dengan mata yang bersinar.

“Mulai sekarang aku akan menjadi temanmu,”kata Sehun.

“Kau mau menjadi temanku ?”Luhan berkata lirih seakan tak percaya. Ia mengusap ingusnya dengan ujung lengan baju.

Sehun mengusap wajah Luhan dengan sapu tangannya.

“Terima kasih. Kau sangat baik sehun.” Luhan menerima sapu tangan dari sehun dan mengusap sendiri air matanya.

Sehun kembali memandang anak-anak yang masih bermain sepak bola. “Lu ?”

“Ya ?”

“Ibumu benar. Matamu bersinar seperti bintang.”

~OOOOO~

 

“Aku tidak mau sekolah,”Luhan menangis.

“Kenapa ?”

“Mereka selalu menggangguku.”

“Siapa mereka ?”tanya Sehun.

“Byun Baekhyun dan Park Chanyeol,”isak Luhan. “Mereka tidak pernah berhenti menggangguku.”

Sehun menghela napas panjang. “Mereka selalu mengganggumu karena kau lemah. Kau harus bisa membela diri.”

“Tapi Park Chanyeol tinggi dan kuat. Baekhyun selalu bersembunyi di belakang Chanyeol. Aku tidak bisa,”Luhan menangis semakin keras.

“Berhentilah menangis. Kau pasti bisa. Kau adalah anak laki-laki yang kuat.”

“Aku bisa ?” Luhan memandang Sehun dengan matanya yang bengkak.

“Tentu saja, kau bisa. Aku selalu ada di sampingmu.”

~OOOOO~

 

“Kitty Lu. . Kupikir kau pindah ke TK khusus anak perempuan !”seru Chanyeol pada kelas olahraga. Chanyeol bertambah tinggi selama liburan. Kini Luhan hanya setinggi pundaknya.

“Little deer lulu. . “ejek Baekhyun. “Sebaiknya kau tinggal di kelas. Anak perempuan tidak bermain sepak bola.”

“Aku bukan anak perempuan. Aku anak laki-laki yang kuat !”gumamnya lirih. Suaranya bergetar.

Sepasang tangan mendorong Baekhyun dan Chanyeol hingga kedua anak tersebut jatuh. Duo chanbaek terlihat sangat terkejut dengan serangan yang tiba-tiba.

“Sehun, ”bibir mungil Luhan menggumamkan sebuah nama. Ia terkejut melihat Chanyeol dan Baekhyun tiba-tiba terduduk di tanah. Luhan menggenggam sapu tangan biru muda yang diberikan Sehun.

Chanyeol mencoba berdiri namun tangan kurus itu kembali mendorongnya. “Luhan anak laki-laki yang kuat !” Dengan cepat diraihnya celana olahraga Baekhyun yang sudah berhasil berdiri dan ditariknya hingga turun. Baekhyun sangat terkejut. Ia menaikkan celananya dan berlari ke kelas. Chanyeol berlari menyusul baekhyun yang menangis.

Luhan tersenyum manis.“Sehun, terima kasih.”

~OOOOO~

 

“Sudahlah. Itu tidak lucu. Berhenti bercanda,”kata Luhan kesal. “Di mana Oh sehun ?”

Ketiga temannya saling berpandangan.

“Guys ? Oh Sehun ? Kalian tidak ingat ?”tanya Luhan. “Sehun mendorong kalian berdua hingga jatuh tiap kali kalian menggangguku di TK dulu.” Ia menunjuk Chanyeol dan Baekhyun.

Baekhyun memandang Chanyeol meminta penjelasan.

“Baekhyun, kau tidak ingat ? Sehun yang menarik celanamu. Ayolah teman-teman ini tidak lucu.”

Baekhyun bergumam pelan, “Tapi Lu. . .mungkin ingatanmu salah.”

Luhan berharap melihat Baekhyun yang berusaha menahan tawa. Tetapi temannya tersebut terlihat kebingungan.

“Jongin ?”

Jongin menggeleng.

“Ada apa dengan kalian ?!”seru Luhan.

“Lu, orang yang mendorong Chanyeol dan Baekhyun tiap kali kau diganggu adalah dirimu sendiri,”ujar Jongin lirih. ”Tidak ada yang bernama Sehun.”

~OOOOO~

 

“Kitty Lu. . Kupikir kau pindah ke TK khusus anak perempuan !”seru Chanyeol pada kelas olahraga. Chanyeol bertambah tinggi selama liburan. Kini Luhan hanya setinggi pundaknya.

“Little deer lulu. . “ejek Baekhyun. “Sebaiknya kau tinggal di kelas. Anak perempuan tidak bermain sepak bola.”

“Aku bukan anak perempuan. Aku anak laki-laki yang kuat !”gumamnya lirih. Suaranya bergetar. Dikumpulkan semua keberaniannya. Kedua tangan mendorong Baekhyun dan Chanyeol hingga kedua anak tersebut jatuh. Duo chanbaek terlihat sangat terkejut dengan serangan yang tiba-tiba. Mereka tidak menyangka Luhan berani melawan.

“Sehun, ”bibir mungil Luhan menggumamkan sebuah nama. Ia terkejut melihat Chanyeol dan Baekhyun tiba-tiba terduduk di tanah.  “Kau benar. Aku bisa. Aku kuat.” Luhan menggenggam sapu tangan biru muda yang diberikan Sehun.

Chanyeol mencoba berdiri namun tangan kurus itu kembali mendorongnya. “Luhan anak laki-laki yang kuat !” Dengan cepat diraihnya celana olahraga Baekhyun yang sudah berhasil berdiri dan ditariknya hingga turun. Baekhyun sangat terkejut. Ia menaikkan celananya dan berlari ke kelas. Chanyeol berlari menyusul baekhyun yang menangis.

Luhan menggenggam sapu tangan biru di tangannya dengan lebih erat. Ia tersenyum manis.

“Terima kasih.”

~OOOOO~

 

Luhan tersentak. Ia segera mengambil sapu tangan biru muda yang ada di sakunya. Warnanya sudah terlihat lusuh. Namun sulaman di salah satu sisinya masih terlihat jelas.

Lu Han.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Meriska_navita
#1
Chapter 1: waw jadi sehun itu semacam kepribafian luhan yg lain apa gmana ya? ceritanya bagus.. aku suka