“Oh ayolah, aku tahu kau menyukai ini.”Kata Changkyung tersenyum menggoda.

“Sudah ku bilang aku tak tertarik.”

“Kau laki – laki Hanbin, seberapapun kau menolak, aku yakin suatu hari nanti kau akan menemuiku dan mengatakan permintaan mu untuk pergi.” Hanbin menghebuskan nafasnya lelah, merasa berdebat mengenai masalah ini dengan Changkyung tak akan ada hentinya. Changkyung yang melihat sahabatnya terdiam tak merespon tersenyum puas, merasa dia menang atas Hanbin.

“Aigoo~ apa yang sedang kalian bicarakan? Hm?” Sebuah tangan berada di atas kepala mereka berdua. Tanpa harus menoleh pun kedua laki – laki itu sudah bisa menebak siapa yang sedang berdiri di belakang mereka. Changkyung tak suka jika seseorang menyentuh rambutnya. Dengan sedikit kasar ia membuang tangan itu dari kepalanya.

“Ah Nunna, jangan lakukan itu!”

Full make-up, tubuh yang langsing dan tinggi Hanni selalu terlihat cantik di mata laki – laki.

“Yah kau kasar sekali. Hanbin kenapa kau masih berteman dengan nya huh? Jangan jadi laki – laki kasar oke? Kau harus mendengarkan dengan baik nasehatku.” Hanni tersenyum ke arah Hanbin lalu mengalihkan pandangannya ke arah Changkyung dan menyipitkan matanya.

“Apa?” kata Hanni menantang Changkyung. Lalu berjalan pergi menuju pintu.

Hanni hanya berbeda 3 tahun dengan adiknya Hanbin. Itu berarti bahwa Changkyung juga sama. Selama Hanbin hidup, ia selalu melihat kakaknya dan Changkyung mempunyai hubungan seperti kucing dan tikus. Dan walaupun begitu Hanbin tak ingat awal dari mereka bersikap seperti itu dengan satu sama lain.

Suatu hari Changkyung pernah berkata pada Hanbin bahwa ia tak menyukai sikap kakak perempuan satu satunya itu karena ia selalu pergi berpesta.

Tapi semakin tumbuh besar, Hanbin yakin bahwa kalimat itu tak seharusnya keluar dari mulut Changkyung, karena dia sendiri juga suka berpesta. Tanyakan pada nya apa minuman favoritnya, dan ia akan menjawab ‘Wine’ adalah minuman favoritnya.

Hanbin hanya tak ingin ambil pusing tentang itu. Dan hubungan seperti kucing-tikus itu masih berlanjut sampai sekarang, dengan sebuah misteri kenapa dari awal itu bisa terjadi. Tapi akhir – akhir ini Hanbin berfikir bahwa Changkyung hanya khawatir kepada kakak perempuannya. Itu karena Hanbin juga laki – laki , ia tahu bagaimana jika spesies sejenis dengannya mempunyai tanda – tanda menyukai lawan jenis mereka. Ia tahu persis. Apalagi Changkyung dan kakak perempuannya adalah orang terdekatnya.

Untuk sekalian kalinya Hanbin menolak ajakan Chankyung untuk pergi ‘berpesta’. Dia hanya tak ingin pergi. Tak ada alasan lain. Changkyung akan menggoda Hanbin bahwa disana dia kan berkenalan dengan banyak wanita, dan Changkyung yakin bahwa satu atau dua wanita akan menyukai Hanbin. Bicara tentang menghabiskan waktu dengan wanta itu seperti mengobrol, atau minum wine , dan hal lainnya yang Hanbin tau kemana arah pembicaraan temannya itu.

Diusia mereka sekarang, sangat dimaklumi bahwa ego dan nafsu sedang berada di puncaknya, Hanbin tentu saja sebagai laki – laki muda normal Korea, sangat tertarik dengan itu semua. Tapi ia berkata 'tidak‘ untuk dirinya.

Dari pada Changkyung yang sudah berkali – kali datang ke pesta itu, ia merasa bahwa jika ia menginjakan kaki di tempat itu, sekali ia tergoda ia akan lebih sering berpesta dari pada Changkyung dan kakak perempu