Jinyoung membulatkan matanya mendengar pengakuan sang wanita yang duduk disampingnya. Ia tak percaya dengan apa yang di dengarnya. Baru enam kali mereka bertemu dan sang wanita berani mengatakan kalimat itu di depan nya langsung, secara empat mata.

Tapi melihat keadaan wanita itu sekarang, mabuk, Jinyoung merasa itu adalah bualan sesaat dan esok hari setelah dia bangun dari tidurnya Jinyoung yakin Jisoo tak akan mengingat apa yang ia katakan malam ini.

Jinyoung tersenyum mengalihkan pandangannya ke depan. “Kau mabuk Jisoo..” kata nya sambil meminum sojunya lagi dari gelas kaca kecil.

Jisoo menggeleng – gelengkan kepalanya. “Aniya!” katanya dengan cemberut.

Ia menaruh ke dua tangannya di lantai dan memajukan badannya ke arah Jinyoung. “Kenapa kau tak percaya padaku?” kata Jisoo meyakinkan.

Wajah cantiknya kini dihiasi oleh kesedihan. Ia mengkerutkan alisnya. “Aku menyukaimu sejak pertama kali kau debut.. dan..” Jisoo terus saja menceritakan kesedihannya kepada Jinyoung. Tubuhnya semakin lama semakin merunduk, hingga akhirnya lantai menjadi bantal dari kepalanya. Ia tidur di lantai.

Jinyoung hanya diam sambil memandang Jisoo dengan posisinya sekarang.