Timeless (CH 2)

Timeless
Please Subscribe to read the full chapter

Timeless

By RUOLAN

twitter acc: @lolanggs

            Sehun masih melakukan pemerikasaan secara mendalam, dokter berusaha memastikan jika Sehun sudah sembuh secara optimal. Kesembuhan Sehun merupakan suatu anugrah tuhan yang bahkan tak bisa dijelaskan secara medis dan ilmu kedokteran. Sebelumnya Dokter menyatakan bahwa Sehun sudah tak memiliki harapan untuk hidup lagi dan menyarankan agar Sehun disuntik mati. Namun Nyonya Oh tak setuju dengan kenyataan yang ada dan bersikeras mempertahankan kehidupan Sehun bagaimana pun keadaan nya. Ketabahan Nyonya Oh kini terbalaskan dengan kesembuhan Sehun secara mendadak, Nyonya Oh hampir meneteskan airmata nya saat melihat Sehun yang sudah selesai diperiksa. Nyonya Oh segera menemui dokter dan menanyakan keadaan Sehun. “Sebaiknya Ibu ikut saya dulu.” Ucap sang Dokter kepada Nyonya Oh.

“Anak Ibu sudah pulih kembali, anggota tubuhnya sudah dapat dijalankan seperti biasa, dia hanya memerlukan beberapa latihan fisik untuk memacu ototnya yang sempat tak berfungsi selama beberapa bulan ini.” Jelas sang Dokter dan Nyonya Oh menyimak penjelasan beliau dengan seksama. “Tapi, seperti nya anak Ibu kehilangan ingatannya.” Ucap sang Dokter dan membuat hati Nyonya Oh kembali sakit untuk kesekian kalinya.

            Luhan yang sudah berada didalam tubuh Sehun, secara perlahan melakukan adaptasi dengan tubuh Sehun. Walaupun ia tak bisa bergerak banyak, setidaknya ia masih mampu menggerakan jari tangannya. Luhan melihat keberadaan Chen yang masih setia menunggu dirinya di pojok ruangan. Luhan menatap Chen, Chen memberikan isyarat untuk diam. Sesaat setelah Chen memberi ia isyarat, Nyonya Park datang bersama perawat yang membawakan makanan hangat untuk Sehun. Nyonya Oh membantu anaknya untuk duduk dan menyandarkan tubuh Sehun.

“Sayang, biar Ibu suapkan.” Ucap Nyonya Oh bersuara selembut mungkin yang ia bisa. Luhan menatap Nyonya Oh dan mulai melancarkan akting nya.

“Kau siapa?” Tanya Luhan berusaha agar Nyonya Oh tak curiga dengan keadaannya.

“Huem, Sehun. Aku Ibu mu.” Ucap Nyonya Oh seraya mengenggam erat tangan Sehun. “Ibu berjanji akan selalu berada disisimu hingga ingatan mu kembali.” Ucap Nyonya Oh sekali lagi dan kembali mengelus lembut rambut anak kesayangan nya itu. “Maafkan Ibu yang sudah mencampakkan mu selama ini.” Ucap Nyonya Oh memeluk Sehun dan menangis dipundak anaknya tersebut. Luhan kaget melihat reaksi Nyonya Oh yang tak terkira. Luhan kembali Chen, Chen berkata “Jangan lakukan apapun tetap seperti orang bodoh.” Perintah Chen dan Luhan menuruti semua perintah yang Chen berikan.

            Pagi kembali menyambut Amber, dengan malasnya Amber membukakan mata nya yang masih terasa berat. Ia segera bangun dan mencuci wajah, setidaknya pagi ini ia masih memiliki tugas untuk mengantarkan susu ke para pelanggan.  Setelah mencuci wajahnya, Amber segera mengambil jaket dan membawa sepeda butut nya mengelilingi komplek di daerah rumahnya. Dengan senyum tipis Amber mengambil beberapa botol minuman yang harus ia antarkan. Ia segera meletakkan botol-botol tersebut pada keranjang sepeda dan mengayuh sepeda butut nya menuju rumah para pelanngan. Satu demi satu botol susu ia antarkan, salah satunya adalah rumah besar yang dimiliki oleh pengusaha sukses di daerah ini. Anaknya yang bernama Sehun dikabarkan sangat menyukai hal-hal yang berbau manis seperti susu, bubble tea, serta cokelat sebagai cemilan. Amber tak pernah melihat rupa anak semata wayang keluarga Oh tersebut, ia hanya mendengar cerita para tetangga yang mengatakan jika Sehun berwajah rupawan dan berumur 2 tahun lebih muda ketimbang dirinya. Jujur saja Amber tak terlalu tertarik dengan pria tajir dan manja seperti Sehun sebab ia percaya laki-laki seperti Sehun tak mampu hidup mandiri. Amber kembali mengayuhkan sepeda nya menuju rumah pelanggan berikutnya.

            Beberapa hari setelah kesembuhan Sehun, Luhan pun diajak pulang oleh keluarga Sehun. Luhan masih berpura-pura tak mengingat semua kejadian yang diitimpa oleh Sehun. Bahkan dihari kepulangannya sang ayah kembali tak bisa menemani dirinya keluar dari rumah sakit. Luhan kembali berpikir betapa makang nya nasib Sehun yang seakan diasingkan oleh keluarga nya sendiri. Hanya ada Nyonya Oh yang menemani Sehun semenjak sadar, tak ada sanak keluarga lain ataupun teman dekat yang ingin menjenguk Sehun. Hal ini membuat Luhan bingung dan menanyakan hal ini kepada Chen.

“Dia tidak memiliki teman, selama hidupnya dia hanya berada dirumah.” Ucap Chen menjelaskan dan kembali membuat Luhan tersentak kaget. Dalam perjalanan pulang Luhan melihat sekeliling, sungguh beruntung nasib Luhan, rumah Sehun ternyata satu komplek dengan rumah Amber. Luhan bersyukur, setidaknya ia bisa segera menemui Amber. Mata Luhan tertuju pada satu orang, Luhan kembali memicingkan mata Sehun. Amber melintas di samping mobil yang sedang ia kendarai, Luhan kaget ia segera berteriak dan memanggil nama Amber. Nyonya Oh kaget dengan sikap aneh anaknya, setau Nyonya Oh, Sehun tak memiliki teman seorang pun dan kini dia meneriaki nama seorang gadis. Nyonya Oh segera melihat kebelakang dan nampak seorang gadis berambut pendek sedang mengendarai sepedanya.

“Bukankah dia gadis pengantar susu itu?” Bisik Nyonya Oh pelan seraya melihat Sehun yang tampak sangat merindukan sosok gadis tersebut.

“Amber....” Ucap Luhan dengan nada yang sangat rendah.

            25 hari sebelum kepergian Luhan ke surga, Luhan sudah mulai beradaptasi dengan kediaman Sehun. Luhan juga sempat mengajak ayah Sehun untuk berinteraksi, hal ini membuat sang Ayah terkejut. Tak pernah sekalipun Sehun menyapa sang Ayah dengan senyum yang sumringah seperti itu. Tuan Oh membalas sapaan anaknya dengan kaku, Luhan yang melihat betapa kaku nya hubungan ayah dan anak ini berusaha memberikan pelukan kepada Ayah Sehun dan mengucapkan terima kasih karena telah menjadi Ayah yang hebat. Tuan Oh semakin tersentak kaget dengan ucapan Sehun, Tuan Oh tak percaya jika kecelakaan itu mampu mengubah sikap dingin anaknya menjadi pria lembut nan hangat seperti sekarang. Tuan Oh

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
aisafitry6 #1
Chapter 3: Gua baru baca.. gula gua naik kayanya.. ya ampun manis bangettt ㅠㅠ emesh
Krisber_89 #2
Chapter 4: Duh gila, diabetes gw baca endingnye kebanyakan gula nih thor, manis amat.
junieliu27 #3
Chapter 4: Aww. .sehun kok jd serem xD
RiskaAzmi31 #4
Chapter 4: romantics nya sehun sama amber^^
ajol_fxonee
#5
Chapter 4: amber beruntung bisa dicintai sama dua pria tampan hehe sehun n luhan wooaahh...
sehun udah gak sabaran amat sih... kirain kegereja mo nikah ooppsss... ternyata... abis ngelamar sehun udah punya niatan buat bermesraan ama amber toh..
aisshhh... kurang detail adegannya ahahahahahaha.... hunber making love ayeee
dewipur
#6
Chapter 4: kasian Luhan,,
Amber sama Sehun sama" ganas,,
okeyberliu #7
Chapter 4: Luhan... oh luhaaann....
kasian dirimu nak.
uh... sehun diem2 ganas. tapi gx seganas jambakan amber pasti. wahaha.....
ftmhratna #8
Chapter 4: Harus ada... kenapa ga ditulis adegannya/?
adelliaar #9
Chapter 4: sehun ganas bener ~_~ aaaaa~ keren.. *-*