FIRST ENCOUNTER 4 HEART

COMA (THE FACT THAT WE ONLY HAVE ONE CHANCE)

I am  trapped in your brown eyes

Junhong mendorong pintu van yang dikemudikan oleh Himchan. “Thank You brother.” Ujarnya ringan sembari menyampirkan tas hitam miliknya. Himchan tersenyum dan mengusap puncak kepala maknaenya. “Tahun ajaran ini pastikan kau berlaku baik. Jangan sampai mengulang banyak mata pelajaran seperti tahun lalu, arraso.” Junhong mengangguk.

“Bye, hyung.” Junhong turun dari mobil dan langsung menaiki skateboardnya, menuju aula utama dimana dia harus mengikuti upacara penerimaan tahun ajaran baru. Brak!! Seseorang tiba-tiba muncul dan membuat Junhong menabraknya.

“Aishhhh!! Kalau jalan bisa tidak…” umpatan dan cacian Junhong yang biasa keluar kini teredam begitu saja. Seseorang yang menabraknya adalah seorang perempuan dan tentu saja sepagi itu menatap seorang perempuan yang secantik itu membuat Junhong terpana dan lupa bernafas. trapped in your brown eyes. Pikir Junhong.

“Ah, Jweseonghamnida. Maafkan aku. Aku terburu-buru. Aku terlambat.” Ujar gadis itu sambil merapihkan buku-buku yang dibawanya.

Junhong melirik buku-buku itu, semua bertuliskan buku kelas 3, tepatnya buku tentang pelajaran Sastra. Junhong menyeringai kecil. Tandanya dia seangkatan denganku kan?

“Kau anak baru disini?” tanya Junhong. Gadis itu menoleh menatap Junhong kemudian memperhatikan seragam Junhong dan papan nama di dada kirinya. Choi Junhong kelas XII. Masih murid kelas 3, tapi dia tidak sopan. Pikir gadis itu. Kemudian mengangguk, “Ne. maaf aku terburu-buru.” Ujarnya.

Saat hendak pergi, dengan tiba-tiba Junhong menarik tangan gadis itu, membuatnya kini meletakkan tubuhnya didalam rengkuhan kedua lengan Junhong yang cukup erat, “Katakan siapa namamu.”

Gadis itu menahan nafasnya dan menelan ludahnya bulat-bulat terutama saat merasakan otot-otot lengan Junhong menekan tubuhnya kuat, “Jihye. Song Jihye.” Junhong tersenyum.

……

 

Tak jauh dari Junhong, Himchan yang masih menerima telepon dari Youngguk menatap maknaenya. “Choi Junhong. Kau selalu mencari masalah dimanapun. Poor girl you should met our youngest.” Batin Himchan.

“Himchan-ah… himchan-ah..” terdengar suara berat Youngguk memanggil-manggil Himchan ditelepon.

Seperti tersadar karena suara berat Youngguk masih memanggilnya, Himchan segera mengembalikan dirinya ke telepon dari Youngguk. “Eh iya Youngguk. Kau saja yang pergi. Toh dia akan lebih banyak berusan denganmu. kau kan leader kami. Ne, hati-hati. Salam untuk Youngnam juga.” Himchan memberikan jawaban atas tawaran Youngguk.

Hari ini shearusnya dia menjemput Youngguk dirumahnya yang kebetulan sedang pulang karena merayakan keberhasilan Youngnam melamar gadis impiannya. Acara keluarga kecil yang diadakan semalam. Kemudian harusnya Himchan akan mengendarai mobil bersama Youngguk menuju kantor agensi mereka, karena mulai hari ini mereka diperkenalkan pada pengacara baru yang akan menangani B.A.P dalam hal kontrak kerja. Tapi seperti kata Youngguk di teleponnya, Youngguk bilang akan datang sendiri ke kantor. Karena Youngnam akan mengantarkannya. Jadilah Himchan sendirian.

Disetirnya pelan mobil van hitam pemberian agensi khusus untuk B.A.P, satu-satunya mobil yang berfungsi untuk mengantarkan mereka kemanapun mereka pergi untuk menghadiri rangkaian jadwal mereka. Sama seperti halnya sebuah apartemen yang cukup mewah di daerah Cheongdam-dong, yang digunakan sebagai asrama mereka.

Ciiitttt!!! Himchan menginjak remnya kuat-kuat. Hampir saja dia menabrak orang. “Himchan, focus!” bentak hatinya. Dengan gentle dia segera turun dan meminta maaf pada siapaun yang hampir dia tabrak.

……

 

Junhong berdiri dengan tidak sabar, kepalanya menoleh kesana dan kemari. Matanya seperti menyisir ratusan murid disekolahnya. Dia sedang mencari. “Ishh dimana kau Song Jihye.” Gumamnya.

“Perhatian. Mohon didengarkan ini ada perkenalan guru baru untuk mata pelajaran sastra.”

“Aku tak butuh siapapun guru baru itu pasti tak akan betah. Paling lama satu tahun saja dia disini”. Pikir Junhong.

“Silahkan Ms. Song.”

“Cihhh namanya Song pula. Nama apa itu.” Junhong menggumam. Kepalanya masih menoleh dan matanya masih mencari-cari sosok itu.

“Selamat siang. Perkenalkan nama saya Song Jihye. Saya akan mengajar Sastra untuk siswa kelas 3. Saya harap kita bisa bekerja bersama.”

Cihh. Namanya bahkan Song Jihye. Hei tunggu.. Junhong mengangkat kepalanya dan menatap lurus keatas podium, matanya membulat, “Song Jihye?” suaranya tertahan.

“Pagi ini saya bertemu dengan salah satu siswa kelas XII. Dan dia nampak tidak memiliki tata karma, siapapun itu, sepertinya kita akan bersenang-senang tahun ini.” Junhong menutup sebagian wajahnya. “Kau bodoh Junhong.” Bagaimana dia bisa bersikap seperti tadi pagi pada guru barunya.

Junhong kembali menatap sosok Jihye yang kini sepertinya menemukan posisi Junhong berdiri. Senyum Jihye penuh arti dan seperti penuh kemenangan. Bukannya takut, Junhong malah membalas senyum itu dengan seringainya. Ya, Song Jihye, kita akan bersenang-senang.

……

 

I love the way your cheeks going red

“Namaku Song Jieun.” Ujar gadis berambut coklat ikal itu didepan Youngguk. Youngguk tersenyum dan menyalami gadis itu dengan mantap. “Bang Youngguk.”

“Baiklah. Jadi seperti yang sudah saya katakan Ms. Song, anda akan bertanggung jawab mengenai segala kontrak kerja yang berkaitan dengan B.A.P, dan sedikit menjadi manajer mereka dalam urusan kepadatan kerja. Namun tak usah khawatir karena kau punya dua asisten yang kini sudah menjadi manajer lapangan mereka. Jadi, Youngguk, aku harap kau bisa membantu Ms.Song.” ujar Taesong Sajangnim.

Youngguk mengangguk membaca sederetan tulisan yang menjelaskan fungsi dari Song Jieun untuk B.A.P.

“Kalau begitu. Aku tinggal dulu. Kalian mengobrollah yang nyaman.” Kemudian Taesong sajangnim meninggalkan mereka berdua. Hawa dingin menyergap. Keduanya nampak masih kaku dan malu-malu.

“Umm, baiklah Bang Youngguk-ssi. Kita mulai membaca profil kalian dulu ya. Karena aku tak pernah tahu tentang kalian.” Ujar Jieun mencairkan suasana.

“Kau serius? Kau tak pernah mendengar tentang B.A.P? well, meskipun baru 3 tahun kami debut tapi setidaknya kau harus tahu.”

Jieun menunduk tersipu, “Aku dan saudariku baru kembali ke Seoul beberapa minggu yang lalu. Jadi, kami berdua sama-sama tidak mengetahui tentang kalian. Maafkan aku.”

Youngguk tersenyum melihat wajah Jieun yang bersemu, “I love the way your cheeks going red.” “Saudari? Kalian hanya tinggal berdua?” Jieun mengangguk. “Ya, aku dan saudariku tinggal berdua. Sejak kedua orang tua kami meninggal, kami memutuskan untuk meninggalkan Seoul dan belajar di Oxford. Memulai hidup baru.”

Youngguk nampak mengangguk-anggukkan kepalanya. “Sudah lama kedua orang tua kalian meninggal?” Jieun menggeleng, “Baru sekitar 4 tahun yang lalu. Eh, kenapa kau yang bertanya tentangku. Harusnya aku yang bertanya tentangmu.” Ujar Jieun sambil kembali meraih map merah berisi profil B.A.P.

Youngguk tersenyum melihat Jieun yang salah tingkah. Matanya yang tajam seperti elang menatap Jieun dengan intens. Senyumnya merekah diujung bibirnya. “I really love the way your cheeks going red”

“Baiklah, kita mulai. Namamu Bang Youngguk kau lahir tanggal 31 Maret 1990. Terakhir dari tiga bersaudara. Memiliki saudara kembar bernama Youngnam. Hemmmm… kau kembar?” tanya Jieun, kepalanya terangkat dan matanya tertumbuk pada sepasang mata Youngguk yang mengawasinya. Jieun buru-buru menundukkan pandangannya. Sementara Youngguk tersenyum penuh kemenangan.

“Aku kembar. Kakakku lahir 4 menit lebih awal, namanya Bang Youngnam. Seorang pengusaha restoran. Kakak perempuanku seorang tattoo artist. Kau lahir tanggal berapa?”

“5 Mei 1990.” Tanpa berpikir Jieun menjawab pertanyaan Youngguk. Namun seperti tersadar dia kemudian segera menutup mulutnya. “Youngguk-ssi.” Serunya. Nadanya memperingatkan. Tapi sepertinya Youngguk tak peduli. Youngguk malah tertawa kecil atas tingkah laku Jieun.

“Kita lanjutkan huh?” Youngguk mengangguk.

“Oke profil berikutnya. Member kedua, seorang keyboardist. Namanya Kim… Himchan? Namanya Kim Himchan?” ujar Jieun. Kemudian tangannya sibuk membolak-balik berkas ditangannya dan bergantian dengan matanya yang bergerak mencari-cari di IPadnya. Youngguk mengernyitkan dahinya, tanda tak mengerti.

“Kenapa?”

Jieun menoleh, sadar kalau didepannya masih ada Youngguk. “Apa ini Kim Himchan dari Seoul of Performance Art High School?” tanya Jieun. Meskipun Bingung, Youngguk tetap mengangguk, “Ya, dia sahabatku yang berbeda sekolah. Dulunya kami satu sekolah waktu SMP. Kemudian di SMA kami berpisah, aku memilih Namil. Kenapa?” ulang Youngguk.

Nafas Jieun tertahan, “Oh, tidak. Dia.. dia.. berubah sekali. Aku hampir tak mengenalinya.” Ujar Jieun lirih. Youngguk mengernyitkan lagi dahinya, “Kau mengenal Himchan?” Jieun mengangkat kepalanya, menatap Youngguk kemudian menggeleng. “Tidak… tidak seperti itu.. aku… ah…” Jieun kehilangan kata-katanya.

Youngguk nampak tidak puas, tangannya terlipat didepan dadanya, “Katakan padaku, kau mengenal dia atau tidak?” Jieun meremas IPadnya, kemudian menarik rambutnya kebelakang telinga kirinya. Nampak dia menarik nafasnya, “Aku.. aku teman sekelasnya waktu SMA.” Ujarnya pelan.

Youngguk menatap Jieun dengan ekspresi yang tak terdefinisi, “Lalu?” jieun menoleh kembali, “Lalu?” tanya Jieun balik. Youngguk tersenyum.

“Hubungan kalian apa?” kali ini Youngguk menegaskan.

“Bukan apa-apa. Aku bukan apa-apa.” Youngguk menangkap bayangan air mata yang begitu halus melesat dari ujung mata Jieun. “Kau, baik-baik saja?” Jieun mengangguk.

“Bolehkah aku pulang? Kita bertemu kembali besok. Di acara rapat mingguan.” Ujar Jieun sambil mengangkat selembar kertas berisi jadwal B.A.P.

Youngguk mengangguk, “Aku antar ya.” Tawarnya. Jieun menggeleng. “Tak perlu.” Ujarnya cepat lalu keluar ruangan dengan tergesa-gesa. Begitu mencapai parkir mobil, Jieun cepat-cepat masuk dan duduk dibelakang kemudi. Menangis sepuas yang dia inginkan.

“Aku tak percaya, sejauh aku berlari ternyata takdir membawaku kesini. Jihye tak boleh tahu. Atau dia akan kembali terluka.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Febbya17
#1
Chapter 4: please update soon :)