Chapter 1

Baby Face Nuna

-----**------------

 

-Author POV-

Kantor FBI, Washington DC. 10:30 a.m

“sudah beres semua, aku masih tidak percaya kau akan pergi,” ujar william sambil menyelotip kardus terakhir berisi barang barang milik stella.

“sudahlah william, aku akan pergi nanti malam dan kau masih saja meributkannya,” dengan senyuman stella menimpali perkataan sahabatnya barusan.

“aku hanya tidak mengerti, kau lebih memilih kembali ke korea dari pada di promosikan untuk naik pangkat. Kau bisa menjadi kepala agen disini dari pada terus menjadi agen bawahan di sana.”

“william, aku adalah warga negara korea dan sekarang raja ku sendiri yang memanggilku, negara ku membutuhkan aku. Aku harus pergi.” Dengan yakin stella mengucapkannya.

William menyerah, “baiklah. Lebih baik sekarang kau pamitan kepada Mr. Piliph lalu pulang, aku antar kau nanti.”

“oke,” stella terus saja tersenyum menanggapi setiap ucapan william.

***

“jadi kau benar benar akan pergi ya ? wah aku kehilangan salah satu agen terbaik ku,” dengan berat hati namun pasrah Mr. Piliph, Kepala tertinggi agen mata mata FBI melepaskan stella.

“hahaha pasti akan banyak agen agen baik baru yang bermunculan setelah aku pergi.”

“tapi tidak akan ada yang semuda kau, stella hahahaha,” Mr.Piliph tertawa lepas.

“aku tidak muda, aku hanya mempunyai wajah yang sepertinya sudah tidak bisa lagi berubah,” stella menanggapi candaannya.

Pembicaraan antara atasan dan bawahan itu terasa lebih santai di bandingkan saat mereka membicarakan kasus yang sedang mereka hadapi di hari hari kerja.

Stella sebenarnya sudah sangat kerasaan tinggal di amerika, tetapi bagaimanapun juga sebagai warga yang baik dia harus mengikuti apa kata rajanya. Apalagi dulu ayah stella adalah pengawal utama di istana korea.

 

-Stella POV-

Setelah berpamitan dengan semua teman teman, aku pulang ke apartment di bantu william karena barang barang yang aku kemas dari kantor cukup banyak. Kami makan siang di salah satu restaurant cepat saji  karena aku tidak mungkin masak sekarang. Lalu william membantuku mengecek ulang semua barang barangku selama aku mandi dan bersiap siap.

William adalah teman yang baik, dia mengantarku ke bandara juga. Bahkan aku sudah menganggapnya seperti saudaraku sendiri.

“Jagalah kesehatanmu,” william memberikan pelukan terakhirnya. “amerika dan korea selatan berteman baik bukan ? telfon aku jika sesuatu terjadi padamu.”

“ya,” sekuat tenaga aku berusaha menunjukan senyumanku kepadanya, lalu pergi masuk kedalam kabin pesawat.

Ada banyak hal yang aku fikirkan selama mengudara menuju tempat kelahiranku.

Ini baru beberapa jam aku berada di atas pesawat, namun rasanya aku sudah merindukan kamar apartmentku. Ada banyak yang aku ingin ucapkan kepada william, tapi tadi rasanya suaraku tercekat di tenggorokan, aku bahkan tidak melambaikan tangan saat aku masuk gerbang keberangkatankarena aku takut menangis. Mr.Piliph pasti sangat kecewa karena aku sudah menolak penawarannya untuk mempromosikan ku.

Appa, apakah aku memilih jalan yang benar ?
Aku bahagia tinggal di amerika, dengan pekerjaanku yang menjanjikan. Namun perkataan mu selalu terngiang di telingaku : “cintailah raja dan negaramu. Dengan cara itu kau bisa membuktikan kalau kau benar benar mencintai keluargamu.”

Appa, aku merindukanmu..

 

-Jessica POV-

Wajah stella akhirnya terlihat di antara keramaian, syukurlah aku masih mengenalinya, tidak ada yang berubah dari saat aku bertemu dengannya 9 tahun lalu di amerika di acara penyambutan siswa siswi baru SMA kami. Tinggi badannya dan wajah baby face nya, hanya rambut dan gaya berpakaian nya yang berubah.

Stella sepertinya sangat berusaha untuk terlihat lebih dewasa karena mukanya yang memang sangat kekanakan. Poni imutnya sudah tidak ada lagi, rambutnya di ikat ke belakang, kaca mata hitam, dengan blazer dan celana hitamnya di tambah sepatu heels runcing dan lipstik merah mencolok benar benar menyamarkan wajah baby face stella.

Tetapi sebagai sahabat tentu aku masih mengenali dia apa pun yang dikenakannya, “hey ! stella ! stella kim ! over here !” aku melambaikan tangan kepadanya.

“Jessica !” stella menghampiriku dengan senyuman cerahnya.

“badanmu masih tercium seperti aroma atmosfer washington,” candaku.

“hahaha kau bisa saja,” stella menjawabku dengan bahasa korea nya.

“oh ? aksen yang lumayan.” Lalu kami melanjutkan perbincangan dengan bahasa nasional korea selatan. “bagaimana kabar william ?”

***

-Author POV-

Istana Korea Selatan, Seoul, 13:00 p.m

Stella dijemput di bandara oleh salah satu staff keamanan istana korea selatan yang kebetulan adalah teman SMA dan kuliahnya selama di amerika, Jessica Lee atau lebih dikenal sebagai Lee Hyerin di korea.

Dari bandara tanpa istirahat, stella langsung menuju istana untuk bertemu dengan sang raja, Oh Sangkyu yang telah secara langsung memanggil stella untuk menjalankan sebuah misi.

“matamu selalu mengingatkan ku kepada ayahmu, Kim Yoonseo. Dia adalah pria yang sangat berpengaruh untuk kerajaan kore selatan.”
Kata sambutan raja untuk stella membuatnya tersenyum. Ya, stella setuju bahwa ayahnya adalah pria yang hebat.

“Abeoji !” Tiba tiba sebuah suara mengagetkan semua orang di ruang kerja sang raja.

Oh Sehun, pangeran korea selatan memasuki ruangan dengan wajah dinginnya tanpa mempedulikan situasi di dalam ruangan itu yang notabene nya sedang menyambut tamu negara. Perhatian Stella, Jessica, beberapa pengawal dan bodyguard Raja Oh serta Raja Oh sendiri langsung tertuju pada sehun.

Stella tersenyum sangat tipis melihat wajah itu. ‘kau terlihat sangat dewasa sekarang, pangeran kecil, apa kau mengingatku ?’ ucap nya dalam hati

Tanpa merasa canggung sehun berjalan lurus ke depan meja sang raja, “sudah ku bilang aku tidak ingin mobil jemputan. Aku tidak membutuhkan bodyguardmu. Kalau besok kau masih mengirim mereka ke sekolah,” sehun terdiam sebentar memikirkan sebuah ancaman yang tepat untuk ayahnya.

“yang jelas, jangan mengirimkan siapa siapa lagi untuk menjemput atau mengawasiku. Atau kau akan menyesal.” Lanjutnya dengan tegas lalu berbalik badan untuk keluar ruangan.

Sehun dan Stella bertemu pandang sebelum akhirnya sehun melewati badan stella yang sejak awal berdiri disana, stella menunduk untuk memberi hormat kepada pangeran sekaligus menyembunyikan senyumannya yang melebar.

“maafkan aku, pangeran memang kurang bisa mengontrol emosinya semenjak sang ratu meninggal,” raja oh kembali berbicara kepada stella.

Stella hanya mengangguk kembali sembari tersenyum menandakan hormatnya kepada sang raja. Tidak baik rakyat berkata banyak banyak kepada raja, begitulah aturan nya.

“kau sudah melihatnya kan ? pangeran tidak ingin di awasi ataupun dilindungi. Dia selalu saja mengancam jika aku bersikeras mengirim bodyguard.” Stella mendengarkan dengan seksama apa yang sedang dibicarakan oleh raja.

“beruntung sekali korea memiliki mu. Karena kau baru saja tiba di korea setelah 9 tahun tinggal di amerika, pangeran tidak akan mengenalimu. Yah ku harap begitu, karena terkahir kali kalian bertemu saat itu pangeran masih kecil. Nama mu Kim Yooyoung benar bukan ?”

“benar, Raja. nama korea ku adalah Kim Yooyoung.” Sambil mengangguk stella menjawabnya.

“Ne, Kim Yooyoung, kau akan di tugaskan untuk mengawasi pangeran bersama satu orang agen lainnya yang sudah aku tugaskan juga.”

***

“menyamar menjadi seorang siswi SMA pasti tidak sulit bagimu, wajah mu memang masih terlihat sangat muda seperti remaja. Raja Oh memang sangat pintar menempatkan orang.”

Ini malam pertama Stella di korea setelah 9 tahun meninggalkan tempat kelahirannya. Dia tinggal di apartment jesicca, jesicca tentu sangat senang.

“iya, tapi tetap saja rasanya akan canggung. Kembali ke SMA hahaha bahkan terbayang di benak ku saja belum pernah. Aku hanya ingin kembali ke pekerjaanku.”

“hey, ini bagian dari pekerjaanmu juga, bukan ?” jessica menenangkan Stella.

Stella tersenyum mendengar itu lalu memeluknya, “aaaaa, jessica, aku tidak tahu apa jadinya tanpamu.”

“kekeke, berhentilah memanggilku jessica. Kita tidak sedang berada di amerika. Namaku Hyerin.”

“baiklah, hyerin-a hehehe. tapi, pangeran sehun kelihatannya sudah berubah banyak. Apa yang sebenarnya terjadi ?” Stella / Yooyoung menjadi serius saat menanyakan pertanyaan itu.

“satu tahun yang lalu, saat sang ratu menginggal dunia. Kau ingat ?” Jessica / hyerin mulai bercerita.

Yooyoung mengangguk, “ne, aku melihat berita itu di TV. Ratu menginggal karena serangan jantung.”

“sebenarnya, ratu tidak menginggal karena serangan jantung. Hanya orang orang dalam istana yang tau akan hal ini, raja tidak memberi tau rakyat dan hanya mengabarkan bahwa sang ratu meninggal karena serangan jantung karena beliau tidak ingin terjadi keributan publik.”

“lalu ? ratu meninggal karena apa ?”

“di bunuh. Sang ratu meninggal di bunuh oleh Song Woojin, gubernur bank nasional korea selatan di hadapan pangeran Oh, anak nya sendiri. Sejak saat itu kepribadian pangeran menjadi benar benar berubah.”

Yooyoung membelalakan matanya tidak percaya.

“pangeran selalu menyalahkan Raja dan orang orang dalam istana yang tidak cekatan menyelamatkan ratu. Sebenarnya bukan tidak cekatan, hanya saja waktu itu keadaan di istana benar benar sedang kacau.Tetapi bagaimanapun juga, pangeran Oh tetap menjadi pangeran yang baik. Sifatnya sangat berbeda saat dia sedang berkumpul dengan teman teman sekolah atau fans nya, dia sangat ramah bahkan dia terus tersenyum.”

Yooyoung menghela nafas, pangeran kecilnya pasti telah melewati banyak waktu waktu sulit, “Song Woojin.. apa sekarang dia di penjara ?”

Hyerin menggelengkan kepalanya dengan cepat, “anni. Pembunuhan itu sangat bersih, detektif dan para agen rahasia kesulitan untuk menemukan bukti yang bisa menjebloskan dia ke penjara.”

“heh ? mengapa tega sekali Song Woojin melakukan itu kepada sang ratu ?”

“tentu saja karena alasan uang. Raja tidak menandatangani surat perizinan pasar import untuk 80% masuk ke korea selatan. kalau barang barang import menguasai bisnis korea, perusahaan lokal sudah dipastikan akan banyak yang gulung tikar. Song Woojin hanya memikirkan keuntungan bagi dirinya sendiri dan antek antek nya. Mungkin karena sudah geram karena kekeras kepalaan raja yang ingin melindungi rakyat, dia mengancam raja akan membunuh ratu. Dan ternyata ancaman itu bukan hanya sekedar acaman, dia benar benar membunuh sang ratu.”

Yooyoung menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang sedang didengarnya.

“terakhir, Song Woojin mengancam Raja Oh akan membunuh Pangeran Sehun jika Raja tidak juga mau menandatangi surat surat itu. Pengamanan untuk pangeran lalu di tingkatkan, termasuk membujuk pangeran agar homechooling, tetapi seperti yang sudah aku katakan barusan, Pangeran Sehun terlanjur membenci orang orang istana sejak kejadian itu, aku bisa mengerti perasaannya. Dia tidak akan betah berlama lama berada di dalam istana atau bahkan berada di dekat orang yang dia tau bekerja untuk kerajaan korea selatan, termasuk aku. Raja sangat bingung, namun kemudian dengan cemerlang beliau mengatur rencana ini.”

Hyerin menepuk pundak Yooyoung, “bersemangat lah demi kerajaan korea selatan, yooyoung-ah, negara mu sendiri, pangeran kecilmu dan ayahmu. Sekarang tidurlah, kau pasti lelah.”

***

Sekolah masih sangat lengang saat sehun sampai. Dia sangat puas karena hari ini tidak ada lagi bujukan dari ayahnya untuk pergi kesekolah bersama beberapa pengawal. Menaiki subway, benar benar membuatnya bahagia.

“Sehun-ah, sore ini akan ada jam tambahan club dance sekolah. Kau ikut ?” Kai sahabat sekaligus teman sebangkunya langsung menanyakan itu saat dia masuk.

“tentu aku ikut,” dengan mantap sehun menjawabnya.

“aku harap tidak akan ada lagi bodyguard yang membawa mu paksa ke dalam mobil.”

“kuharap juga begitu, karena kalau itu terjadi lagi mungkin aku akan kabur dari rumah.”

“benarkah ? pangeran korea selatan menghilang pasti akan tersebar cepat keseluruh dunia haha memangnya kemana kau akan pergi ?”

“ke rumah mu, kai ! hahahaha,” sehun selalu tidak nyaman dengan topik pembicaraan keluarga kerajaan apalagi tentang statusnya yang sudah pasti akan dia sandang seumur hidup sebagai pangeran korea selatan.

Oleh karena itu, setiap kali teman teman atau gurunya mulai berbicara mengarah  ke kerajaan, sehun selalu saja menjadikannya bahan bercanda.

 

-Sehun POV-

Kelas seketika menjadi sepi saat seonsaengnim masuk, tapi hari ini dia tidak masuk sendiri, ada seorang gadis di belakangnya mengikuti seonsaengnim masuk. Sepertinya dia adalah siswi baru di kelas kami.

“dia cantik,” Kai berbisik di telingaku mengomentari si gadis. Lalu sedetik kemudian kelas ribut kembali dengan bisik bisikan tentang gadis itu.

“mohon perhatian semuanya, hari ini kita kedatangan murid baru dari amerika,” seonsaengnim bersaha menenangkan kelas tapi yang ada malah tambah gaduh saat seonsaengnim menjelaskan bahwa siswi baru itu berasal dari amerika.

“diam semuaaaaa !!” sekarang seonsaengnim mulai mengetuk ngetuk meja.

Kelas kembali tenang. “terimakasih. Silahkan perkenalkan dirimu,” seonsaengnim mempersilahkan gadis itu untuk berbicara.

“annyeonghaseyo yeorobun, Kim Yooyoung imnida. Aku berasal dari korea selatan, hanya beberapa tahun saja menetap di Amerika. Mannaseo bangapseumnida.” Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas dan..
Mata kami bertemu untuk beberapa detik.

 

-Yooyoung (Stella) POV-

“kau bisa duduk di kursi kosong itu,” seonsaengnim menunjuk satu bangku kosong di belakang kelas.

“ne, kamsahamnida.” Aku membungkuk, hahaha lucu sekali berakting seperti ini karena aku yakin seonsaengnim seumuran denganku.

Duduk di belakang tidak terlalu buruk, dari sini aku bisa mengawasi pangeran Sehun dengan mudah.

“hai yooyoung,” teman sebangku ku menyapa.

“hai, siapa nama mu ?” aku berusaha ramah kepada gadis lugu berkaca mata ini.

“Jung Subin imnida,” kami berjabat tangan.

Memperhatikan siswa siswi SMA belajar ternyata lumayan menyenangkan karena dulu suasana SMA ku di washington sangat berbeda dengan suasana SMA di korea. aku tidak pernah memakai seragam SMA, jadi ini adalah kali pertama aku mengenakan seragam SMA walaupun aku sebenarnya sudah lulus kuliah dan bekerja hahaha misi ini menjadi sangat menarik.

Hmm, tapi aku penasaran. Agen lain yang di tempat kan disini untuk melindungi pangeran, siapa dan yang mana orang nya ? akan sangat sulit menemukan agen yang menyamar di antara ratusan murid sekolah ini. Raja pasti menugaskan agen yang sangat profesional.

***

Bel istirahat berbunyi, murid murid berhamburan keluar kelas bahkan setelah seonsaengnim memberi salam dan keluar duluan.

Aku terus memperhatikan pangeran sehun, teman laki laki sebangku pangeran yang berkulit agak gelap sudah keluar kelas tetapi pangeran tetap duduk di bangkunya. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu dengan serius.

“pangeran sehun sangat menarik bukan ?” suara subin di sebelahku memecahkan konsentrasiku yang sedang memperhatikan pangeran.

“ne ?” sahutku gugup.

“kau memperhatikan pangeran sedari tadi. Sangat wajar jika kau menyukainya, dia memang pangeran yang sangat tampan,” subin tersenyum kepadaku, senyum yang tidak bisa ku artikan.

“ah.. anniyo, aku tidak menyukai pangeran. Kau sepertinya salah sangka,” sangkalku.

“benarkah ? kau tidak menyukainya ?” senyumnya kini berubah menjadi senyum bahagia.

“tentu saja,” jawabku mantap.

“okey, aku akan pergi ke kantin sekarang. Apa kau mau ikut ?” ajak subin.

“aku akan menyusulmu nanti.”

subin pergi meninggalkan kelas setelah itu. Dan sehun masih duduk di posisi yang sama, andai aku tau apa yang sedang dia pikirkan.

Perutku sudah sangat lapar, aku baru akan beranjak pergi ke kantin untuk sekalian berbaur dengan murid lain saat tiba tiba sehun menghampiriku.

Astaga, wajah pangeran sehun terlihat sedang tidak beres. Apa dia menyadari bahwa aku adalah agen rahasia yang sedang di tugaskan menyamar oleh raja ? sehun melihatku di istana, walaupun hanya sekilas dan kemarin aku sedang memakai make up, tapi apa mungkin wajah tanpa make up ku masih dikenalinya ?

Dia berjalan lurus menujuku, “apa kita pernah bertemu ?”

 

--*

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet