- 1 - The Game is Begin

Who's Next ?

 

 

Kyungsoo dapat merasakan suhu tubuhnya kembali normal walaupun kesadarannya belum benar- benar pulih, rasa perih masih begitu terasa pada telapak kakinya. Ia membuka matanya sedikit ketika merasakan seseorang mendengkur cukup keras disebelahnya. Posisinya menyender ke dinding, begitu juga kyungsoo yang berjarak sekitar satu meter darinya. Kyungsoo menyadari kalau ia masih berada di ruang panggangan bersama pemuda jangkung yang bahkan namanya sudah tidak ia ingat lagi. Obor- obor yang menempel didinding ruangan sudah tidak menyala dan suhu rungan terasa normal.

Kyungsoo berdiri  hati-hati dan dalam keadaan siaga, khawatir akan ada serangan mendadak atau apapun yang membuatnya tersiksa lagi. Ia harus keluar dari tempat busuk ini. Ia menendang kasar ujung sepatu Chanyeol untuk membangunkannya. Dan berhasil.

“Ummh, Oh ! Aku berhasil ? Hahaha sudah kuduga cara itu akan berhasil. Mr. Redrum lemah dengan hal- hal heroik,” Chanyeol berdiri sambil menatap lurus kedepan dengan ekspresi bahagianya. Dahi Kyungsoo mengernyit . Ia melihat tepat dihadapan mereka terdapat  sebuah pintu yang menghilang kemarin atau semalam, atau entahlah. Tidak ada kepastian jam. “Cepat keluar dari ruangan ini, tunggu apa lagi !” lanjut Chanyeol dengan senyuman anehnya. Kyungsoo hanya menatap datar sambil mengekorinya.


 

Albatross Academy

 

Kyungsoo dan Chanyeol  digiring oleh petugas keamanan yang terlihat lebih normal –dua orang pemuda dengan wajah stoic dan setelan serba hitam menuju kamar mereka, bersiap untuk  mengenakan seragam khusus Albatross Academy . Sebuah kemeja putih dengan setelan jas abu-abu juga celana dengan warna yang sama serta dasi merah hitam bergaris. Di bagian dada kiri terdapat lambang Albatross Academy yang dibawahnya terdapat name tag. Terlihat sama seperti sekolah pada umumnya.

Kyungsoo lagi-lagi mengekori Chanyeol dari belakang sementara si Jangkung mengoceh atau mengganggu tiap siswa yang baru keluar dari kamar mereka. Seperti sebuah kebiasaan. Sampai pada sebuah kamar dimana terdengar keributan dari dalam. Chanyeol berhenti mendadak sehingga membuat Kyungsoo terantuk pada punggungnya. Ia menempelkan jari dibibirnya mengisyaratkan Kyungsoo untuk diam.

“LEPASKAN !! SIALAN ! BIARKAN AKU MATI ! AKU SUDAH TIDAK TAHAN LAGI BERADA DISINI !”

Teriakan putus asa seorang pemuda dan disertai suara tembakan terdengar dari kamar tersebut. Sejurus kemudian dua orang petugas keamanan –yang sama seperti ditemui Kyungsoo kemarin keluar. Berjalan dengan menyeret pemuda berwajah pucat dengan darah segar mengalir deras dari pinggang kirinya. Meninggalkan jejak darah yang panjang ketika petugas itu menyeret lehernya.

Kyungsoo meneguk salivanya kasar. Pemuda itu belum meninggal. Wajahnya menatap nanar kelangit-langit ketika melewati Kyungsoo yang membeku. Ia memiliki wajah yang tenang dengan kulit seputih susu. Bibirnya terus bergerak seperti membaca doa. Ia terlihat ketakutan dan depresi.

“Jangan terlalu lama memandangnya, semangat hidupmu bisa-bisa akan terhisap.” Chanyeol kembali berjalan santai dan bersiul. Tetapi tidak bagi Kyungsoo. Ia memasuki kamar dimana pemuda tadi keluar dan diseret dengan keadaan yang mengenaskan.

Kyungsoo melihat ada seorang pemuda lain yang sama-sama terlihat depresi, ia pasti teman sekamarnya. Rambutnya hitam pekat seperti potongan prajurit. Wajahnya mengeras dan memandang datar lantai yang terlihat begitu dingin. Tangannya gemetar. Ia mengenakan kaus putih dengan jeans hitam dan kaki yang telanjang. Kyungsoo penasaran perihal apa yang terjadi pada pemuda na’as tadi.

“Kenapa ia ditembak ?”

Kyungsoo berujar pelan. Berdiri diambang pintu dengan wajah tanpa ekspresi dan mata besarnya, karena ia tahu orang ini bisa saja sangat berbahaya dalam jarak dekat.

“Enyah kau sialan !!” pemuda itu menggeram dan menatap Kyungsoo seakan itu dapat mencabik tiap daging dalam tubuhnya.

Kyungsoo masih tetap menatapnya datar . Mengangkat bahunya kemudian meninggalkan pemuda aneh tersebut. Sepertinya ia telah tertinggal jauh dari Chanyeol. Sepanjang mata melihat ia hanya berjalan disebuah koridor panjang tanpa ujung. Mungkin chanyeol ada diujung koridor ini, pikirnya.

“Hey !!”

Kyungsoo melihat pemuda jangkung itu walau hanya dari samping, ia sedang bersama pemuda lain yang menurut Kyungsoo begitu cantik dengan smoky-eyesnya. Terlihat kelam namun, mempesona.

“Kyungshort, kau menganggu percakapanku dengan si cantik ini hah, pergilah sana,”

Chanyeol mengabaikan Kyungsoo yang sedang menatapnya tidak suka, dahinya mengernyit dan mata yang menyipit. Pemuda lain itu terlihat tertarik dengan keberadaan Kyungsoo dan gantian ia yang mengabaikan Chanyeol. Mendekati Kyungsoo dan mengistirahatkan lengannya pada bahu Kyungsoo.

“Ya, Baekhyunnie !” Chanyeol memekik seperti gadis sekolahan. Menggelikan, pikir Kyungsoo.

“Jadi kau? Siswa pindahan dari Seoul, Do Kyungsoo? Aku Baekhyun Brown.” Pemuda eyeliner itu tersenyum ramah.

Kyungsoo menatapnya curiga, ia tahu beberapa orang didunia ini memiliki keahlian dalam menyembunyikan karakter asli mereka. Terlebih di asrama sakit jiwa ini. Ia tahu betul apa yang ia hadapi, trust no one, peoples are fake.

“Ya, dan aku butuh Chanyeol untuk menjelaskan siapa Mr. Redrum dan apa yang terjadi dikamar 431 tadi.”

“Oh, itu kamar Kris dan Suho. Mereka...”

Ucapan Chanyeol dipotong oleh Baekhyun yang sudah menarik lengan Kyungsoo paksa.

“Well, lebih baik kita membicarakan itu nanti di kafetaria. Kau tahu, sekarang kita harus mengikuti kelas pertama.” Ia tersenyum saat Kyungsoo terlihat terganggu dengan kontak fisik tersebut. Tanpa aba-aba ia menghempaskan lengan Baekhyun dengan kasar. Memasukkan kedua tangan kedalam saku celananya yang sempit dan berjalan sendiri dalam kebisuan.


 

Kafetaria, Albatross Academy

 

Kyungsoo berada diruangan yang jauh lebih besar dari setiap ruangan yang pernah ia lihat di Albatross Academy. Ada begitu banyak siswa disini dengan warna muka yang beragam. Ratusan atau bahkan ribuan jiwa terlihat berbaris untuk mendapatkan makanan ataupun duduk memakan makan siang/pagi/malam mereka. Lagi-lagi tidak ada kepastian jam. Mereka rata-rata berusia sekitar 15- 20 tahun.

“Kyungsoo! Disini,” Chanyeol melambaikan tangannya. Menyisakan ruang kecil disebelahnya untuk Kyungsoo duduki. Didepannya ada Baekhyun dengan piring datar alumunium yang hanya berisi roti setengah.

Kyungsoo duduk dengan sangat tidak nyaman. Semua pandangan orang-orang disekelilingnya seakan ingin menelannya hidup-hidup. Tidak. Sama sekali tidak membuat Kyungsoo kehilangan kepercayaan dirinya. Ia tentu akan mampu melumpuhkan mereka semua satu persatu dengan mudahnya. Hanya saja ia merasa bahwa aura mereka begitu aneh. Tatapan mereka tak berjiwa. Kosong, tak ada gairah dan putus asa. Kyungsoo menyeringai aneh.

“Kau tidak mengambil makananmu, pendek?” sijangkung berkepala merah menyenggol bahu kyungsoo dengan lengannya. Sedangkan tangannya yang lain sibuk dengan rotinya. Roti itu tawar. Tidak ada rasa apapun. Coklat, stroberi atau moka. Kyungsoo hanya memakan makanan yang manis.

“Siapa Mr. Redrum ? ceritakan apapun tentang Albatross Academy,” ia memandang Chanyeol yang tersedak karena kerakusannya sedangkan Baekhyun menarik garis lurus ditiap sudut bibirnya. Datar dan seperti tidak terlalu menganggapnya serius.

“Cepat atau lambat kau akan mengetahuinya, Kyungsoo,” Baekhyun menjawab santai, mengambil cermin— yang sudah retak— dan memandangi refleksinya darisana. Tersenyum puas setelah itu tertawa.

Geraham Kyungsoo menggeretak. Tangannya mengepal dan alisnya bertautan. Memandang sinis kearah Baekhyun yang masih mengagumi wajah porselennya. Ia menoleh kearah Chanyeol lalu menohok perutnya, membuatnya tersedak untuk yang kedua kalinya. Ia meringis kesakitan.

“! Perbaiki dulu perilakumu sialan ! baru aku akan menjawabnya,” Chanyeol menggeram. Ia mulai malas dengan arogansi Kyungsoo.

Kyungsoo mendecih kemudian meninggalkan tempatnya. Tidak berguna, pikirnya. Ia akan mengetahuinya sendiri. Membunuh para pendosa ini tanpa tersisa. Menciptakan dunia baru dimana ia menjadi puncak tertinggi rantai makanan. Lagi- lagi menyeringai. Berjalan kearah pintu keluar kafetaria itu. Namun, tinggal sedikit lagi ia menyentuh pintu, seseorang memegang belakang lehernya. Menjatuhkannya kelantai dalam keadaan telungkup. Ia adalah salah satu dari pengawas dengan tubuh yang besar.

“Shiiittt !! apalagi yang kulakukan, sialan !!” Kyungsoo memberontak dan berhenti sampai benar- benar lumpuh.

Tak lama kemudian terdengar bunyi berisik yang begitu nyaring— sama seperti ketika baru masuk diruang panggangan. Kyungsoo merasakan cengkeraman dilehernya mengendur sampai benar-benar lepas. Kyungsoo kembali berdiri dan berjalan acuh kedalam keramaian siswa. Mereka berdiri sambil menatap layar LCD besar yang bergerak turun dari langit-langit secara otomatis.

Layar datar super besar itu kemudian menyala, menampakkan video sebuah ruangan kosong dan hanya ada satu meja kantor dengan kursi besarnya. Terdapat plakat bertuliskan “Headmaster Mr. Redrum”diatas meja. Tidak ada suara lagi, hening dan mencekam. Tidak ada yang tahu pengumuman macam apa yang akan diberikan. Semua mata memandang cemas. Khawatir jika hal itu berarti buruk.

Selang beberapa menit, layar itu menunjukkan sebuah labirin abu-abu. Begitu rumit dengan model yang sangat besar. Terlihat hanya ada satu pintu masuk dan satu pintu keluar diujungnya. Tapi, labirin itu begitu besar dan yang paling parah, tiap menit dinding labirin seakan bergerak. Entah memakan waktu berapa lama untuk menyelesaikannya. Para siswa tercekat, terdengar lagi suara familiar bagi mereka. Mr. Redrum yang mereka kenal sebagai kepala sekolah Albatross Academy.

“Kalian mungkin bertanya- tanya alasan kalian berada disini. Mengapa pelajaran yang kalian dapat hanya seputar pertahanan diri. Atau mungkin bertanya kenapa sampai sekarang kalian belum dibebaskan? Dan apa tujuan dari Albatross Academy. Nanti saya akan menjelaskannya seiring dengan diberikannya sebuah permainan menyenangkan untuk kalian mainkan,”

Kyungsoo mendengus, belum lama ia sampai disini tapi sudah ada pengumuman aneh. Ia tahu bahwa ini bukan sesuatu yang baik. Tapi, baik atau buruk ia tidak terlihat peduli. Hal ini tetap tidak membuatnya merubah keputusan untuk membunuh para pendosa yang ada di Albatross Academy. Termasuk para pengawas yang menyiksanya. Ia akan membersihkan dosa mereka dan mengirim mereka ke neraka untuk pembersihan yang murni dan kekal.

“Tidak ada nama khusus dalam permainan ini, tapi seperti yang kalian lihat dilayar. Hanya sebuah labirin yang tidak begitu rumit, bukan? Hahaha Jadi, kami hanya akan meminta kalian menemukan jalan keluar dari labirin tersebut. 60 menit dari sekarang kalian akan menemukan peralatan yang kalian butuhkan telah disediakan dikamar kalian masing-masing, saya harap kalian bergerak dari sekarang karena kita tidak akan tahu apa menit berikutnya kita masih bisa hidup atau tidak,”

Layar itu kemudian berubah menjadi gelap, lalu muncul sebuah jam digital yang otomatis menghitung mundur dari 60 menit. Terlihat raut kebingungan dari para siswa. Mereka bergerak liar kesana kemari. Ada yang menggigit kukunya, duduk sambil memeluk lututnya atau bahkan pingsan. Kyungsoo memandang mereka datar sambil menyilangkan tangannya didada. Berpikir keras.

‘Kenapa mereka hanya diam saja, bukankah redrum bilang persiapan hanya 60 menit, sedangkan waktu dilayar terus bergerak mundur, cih, idiot !’

Kyungsoo berjalan menuju tempat Chanyeol dan Baekhyun, mereka terlihat sama. Putus asa dan kebingungan bahkan lebih menyedihkan. Chanyeol menutupi telinganya dengan tubuh yang gemetar. Baekhyun menangkup wajahnya kasar, matanya bergerak liar dan tubuhnya gemetar.

“Hey ! Apa yang kalian tunggu ! ayo cepat kembali keruangan kita !” Kyungsoo menarik kerah kemeja Chanyeol kebelakang hingga jatuh kelantai. Tak ada respons. Chanyeol masih seperti kehilangan kesadarannya.

Kyungsoo mengumpat melihat keadaan Chanyeol yang menyedihkan, pandangan kosong sambil meringkuk dilantai. Kyungsoo menggeram sambil menaiki pinggang Chanyeol kasar, menarik kerah kemejanya sampai ia dalam posisi duduk. Memaksanya agar menatapnya. Mengencangkan cekikannya pada kerah kemeja Chanyeol sembari mengguncangnya.

“Sadar kau, bajingan !! Kita tidak memiliki banyak waktu !!”

Pandangan Chanyeol mulai terpusat pada manik kelam milik Kyungsoo. Tanpa berkedip sama sekali. Pada akhirnya ia dapat mencerna apa yang Kyungsoo katakan. Menatapnya serius dan mengangguk. Cekikan dilehernya mengendur, Kyungsoo pelan-pelan melepaskannya. Ia menggamit lengan Chanyeol untuk membawanya melewati kerumunan siswa yang kacau balau itu.

[[ Remains 00:39 ]]

Tersisa 39 menit lagi.


 

 

Jam godfather tua telah berdentang dua belas kali. Tiap dentangannya tidak seperti menunjukkan waktu, tapi pengingat bagi ia yang sedang sibuk dengan buruannya. Membentuk pola-pola yang menghubungkan nama tempat hingga  terbentuk peta pada daging dengan kulit yang memucat dikakinya itu. Ia menyeringai. Tinggal sedikit lagi sampai kepada dia yang dicinta. Sedikit pengorbanan sama sekali bukan masalah. Satu atau dua nyawa hanyalah perantara antara dirinya dan sang pujaan.

Jongin memasukkan kembali pisau lipatnya ke dalam saku celananya, meninggalkan mayat-mayat opsir polisi yang penuh dengan sayatan cantik dipunggung mereka. Para tahanan yang melihatnya lewat bergidik ngeri. Mereka tidak bisa menjelaskan apa yang mereka baru saja lihat. Kejadiannya begitu cepat hingga hanya terdengar jeritan pilu jiwa-jiwa yang terpaksa ditarik dari raganya. Rasa takut menjalari tubuh mereka, menyebabkan bulu roma berdiri tegak dan memuncaknya adrenalin. Mereka dapat melihat jelas pemuda Jongin itu. Walau penerangan sangat minim dan pemuda itu memiliki kulit yang gelap. Ia adalah seorang siswa dari Sungji Highschool dengan name-tag “Kim Jongin”.


 

Jongin telah memarkir motor besarnya di dekat sebuah jembatan. Tidak menghiraukan bau tubuhnya yang bercampur bau anyir darah. Ia menyesap kopi panas yang terasa membakar lidahnya. Tidak peduli. Ia sudah bergerak sejauh ini. Sudah terhitung satu bulan sejak Kyungsoo menghilang dan ia semakin kehilangan akalnya. Meninggalkan keluarga, sekolah juga teman- temannya untuk mengejar Kyungsoo. Membunuh para polisi juga teman-temannya dengan meninggalkan teka-teki yang mengarah pada dirinya sendiri.

Tapi malam ini ia sudah lelah menunggu detektif bodoh itu menemukan dirinya. Membiarkan para tahanan menjadi saksi. Ia Kim Jonginlah sang pembunuh berantai. Ia menyeringai sambil membayangkan pertemuannya dengan Kyungsoo nanti. Mungkin ia akan langsung menciumi bibir seksinya dengan rakus atau melucuti bajunya dan merealisasikan fantasinya selama ini bersama Kyungsoo. Jongin tertawa begitu keras.

Seakan tidak menyadari bahwa ia sedang diikuti dan beberapa laser merah mengarah padanya. Pasukan polisi elit dikorea merangsek maju. Berjalan hati- hati mendekati Jongin yang masih menyender santai dengan kopi yang tinggal setengah ditangannya. Ia menyeringai penuh misteri. Ia menjatuhkan kopinya dengan kedua tangan keatas.

“Aku menyerah,”

Tak lama setelah itu Jongin jatuh tak sadarkan diri, ia dilumpuhkan dengan obat bius yang ditembakkan bertubi-tubi kearah lehernya. Begitu nyeri dan sakit. Masih dengan seringaian mengerikan. Ia berdesis lirih.

‘’Tunggu aku, Kyungsoo...hyung,’’

 


 

Flawie’s Note

Uuuuu~ sebelumnya saya mau minta maaf karena telah menelantarkan ff ini selama sebulan lebih hix gamaksud untuk ga ngelanjutin, cumaaaa ada beberapa pertimbangan yg bikin saya ragu T___T

So, Please give a comment/vote/ subscribe  if you like this chapter. Komentar kalian adalah my epritiiing >< Ayo mulai suarakan pendapat kalian mengenai chapter ini untuk perbaikan saya dichapter selanjutnya ! ( ˘ ³˘)❤

 Flawiiieeee loveees yoouu~ 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
flawlessdyo
Yosh ! Who's Next update ~~!! Hope you like it >< And dont forget give a comment/vote/subscribe if you like this chappieee~ /bow

Comments

You must be logged in to comment
Yolaifanisari #1
Chapter 2: Wew gua baca nya rada takut gimana gitu garh. Soalnya jarang baca ff kaya gini. Jongin kayanya cinta banget sama kyungsoo sampe mau nyusul kyungsoo gitu hiks:( ttg labirin gua bayanginnya labirin yg kaya di mv overdose wkwkwkwk okay maafkan otak dangkal ini. Quotesnya nyesss bgt, trust no one, peoples are fake. Okay saatnya chap 3!
Yolaifanisari #2
Chapter 1: Wohooooo bertemu lagi wkwkwkwk ah syial kenapa bikin speechless. Kyungsoo nya lebih parah dr feel me well maybe. Karakter kai yg gemesin di depan kyungsoo bikin meleleh. Pls ini chansoo mulu:( kasihan duh kyungsoo di akhir nya TAT pemilihan kata sederhana. Ga ribet. Dan kaya nya ini ff lebih serius dibandingin feel me. Bacanya ampe keringetan gua. Well well well mari lanjut!
blublue #3
Chapter 3: FINALLY!! You have no idea how happy iam!!! Dulu pernah baca(tanpa log in) terus lupa judul+summary+tag, tiap k aff, nyari tapi gak ketemu2
dan akhirnya KETEMU!!! Aww.. Baby kyung kamu kyutee
pas ketahuan jongin, bayangin ekspresi kyung kek anak kecil ketahuan nyuri permen aaaaaaaa... Imuuuutttttttt
oh ya, jongin ikutan game?
kyungkyunglhw #4
Chapter 3: ceritanya keren..apalagi si kyung,,uuhh..WOW..
kapan d lnjut?
keyhobbs
#5
Chapter 3: gore!I love it...well kapan mau di lanjut lagi?penasaran sama permainan labirin itu,and apa yang kamu bilang soal trypophobia itu memang mengerikan,,,,
veetaminbee #6
Chapter 3: ff nya bagus :3
ditunggu lanjutannya ya
veetaminbee #7
Chapter 2: wow jongin rela" nya ngelakuin kejahatan /?
veetaminbee #8
Chapter 1: mengerikan tapi bagussss
mau lanjut baca
dobaeusoo #9
Chapter 2: i swear this fanfiction deserves more views, subcribes, and upvotes!!!! i love this story sooo much author-nim ^^ even though you made kyungsoo as a bad person, but this story matches his personality well~kkk jk
i love kyungsoo's satanic side anyways <33 luv luv
dobaeusoo #10
Chapter 1: ANJIR INI BAGUS BANGET MOONDYO!!! bikin ff lagi doonnggg~ dyeobo