Breath (final)

Breath

PLAK!

 

"Beraninya kau kesini lagi!" Ujar seorang wanita tua dengan penuh amarah. Sulli menyentuh pipinya yang telah ditampar oleh wanita tersebut. Pipinya memerah, matanya berkaca-kaca.

 

"Ibu! Kenapa ibu melakukan itu?!" Seorang laki-laki menghampiri Sulli.

"Suho-ah! Bukankah sudah ibu bilang untuk mengakhiri hubungan kalian?! Kenapa kalian masih berhubungan, hah?!"

"Aku mencintainya, bu! Kenapa ibu melarangku untuk berhubungan dengannya?" ujar lelaki yang bernama Suho itu.

"Karena ibu tidak sudi melihat putraku berhubungan dengan gadis miskin seperti dia!"

"Memangnya kenapa? Aku mencintainya dan aku ingin menikahinya! Kenapa harus soal uang?!"

"Karena ibu tahu gadis jalang ini hanya ingin memanfaatkan uangmu!"

"Sulli bukan gadis jalang!"

 

"M-maafkan aku, nyonya.." Sulli memotong pertengkaran mereka, suaranya bergetar. "Tapi tujuanku kesini adalah untuk mengembalikan ini." Ia mengulurkan tangannya, terdapat sebuah cincin di telapak tangannya, diberikannya cincin itu kepada Suho. Suho terkejut, itu adalah cincin pertunangan mereka. "S-sulli.."

Sulli menarik nafas, berusaha keras untuk menahan air matanya, "aku akan menepati janjiku, nyonya.."

Suho menatap Sulli dengan tak percaya, "Sulli-ah.."

sulli membungkuk hormat, "selamat malam.." lalu ia berjalan pergi.

"Sulli-ah!" Suho menatap ibunya, "apa yang ibu katakan padanya?!"

"Ibu hanya mengatakan apa yang harus dikatakan.." sang ibu menjawab dengan dingin. Suho menghela nafas dan mengejar Sulli...

 

 

"Sulli!" Suho meraih tangan Sulli sesampainya di depan pagar. Sulli menatap Suho, "lepaskan aku, Oppa.." ucap Sulli dengan halus, walaupun lebih terkesan lemah.

"Mengapa kau memberikan cincin ini kepadaku? Apa yang dikatakan ibuku padamu?" Tanya Suho. Sulli memalingkan muka, sebutir air mata jatuh ke pipinya.

"Jawab aku, Jagi.." ujar Suho, kali ini lebih lembut. Sulli menatap Suho lalu menarik nafas, ia pun mulai menceritakan apa yang dialaminya..

 

"ada yang ingin dibicarakan, bu?" Tanya Sulli. Ibu Suho meneguk kopinya dan menatap Sulli, "aku punya satu permintaan untukmu, dan aku harap kau memenuhinya.."

"Apa itu, bu?"

Tatapan ibu Suho berubah menjadi dingin, "aku ingin kamu mengakhiri hubunganmu dengan Suho."

Sulli tersentak, "k-kenapa?"

Ibu Suho menghela nafas, "kau tahu, Sulli-ah. Suho terlahir dari keluarga yang beradab. Sedangkan kamu.. sebaliknya. Jadi kurasa kau tidak cocok untuk Suho."

Sulli terpaku, tidak percaya apa yang dikatakan ibu Suho, "i-ibu.."

"Aku tidak mau melihat putraku berhubungan dengan gadis sepertimu. Jangan tersinggung, tapi ini untuk kebaikan kalian berdua juga. Kamu tidak cocok untuk keluarga kami. Suho butuh pendamping yang lebih mengerti tentang bisnis untuk perusahaan kami." Ujar ibu Suho dingin, "berjanjilah kepadaku, jangan pernah datang ke rumahku lagi, menjauhlah dari kami. Dan jika aku melihat wajahmu lagi, maka aku akan membuat hidupmu sengsara, mengerti?" Ancamnya. Lalu ia beranjak pergi, meninggalkan Sulli yang masih terpaku..

 

Suho menghela nafas sekali lagi setelah Sulli menceritakan semuanya. Ia menarik Sulli dan memeluknya, "maafkan aku, Sulli-ah.. ibuku sudah bersikap egois.."

"Tak apa-apa, oppa.. aku mengerti, kok.." ujar Sulli, berusaha untuk tenang. Namun Suho dapat merasakan air mata Sulli menetes di bajunya.

Suho mempererat pelukannya, "menikahlah denganku. Kita akan pergi ke luar negeri dan aku akan mencari kerja di sana. Kita akan bahagia di sana, Sulli-ah.. aku janji.."

Dada Sulli terasa sesak. Ingin rasanya ia menuruti perkataan Suho. Namun ia tahu itu malah memperburuk keadaan. "Jangan, Oppa.." dengan lemah ia melepas pelukan Suho. "Tidak baik untuk melarikan diri seperti itu. Lagipula, ibumu benar. Keadaan kita berbeda, aku tak cocok denganmu.."

Suho menatap Sulli dengan sedih, "J-jagiya.."

Sulli tersenyum, namun Suho dapat melihat kesedihan tersirat dari senyum tersebut. "Terima kasih atas segalanya, Oppa.." ia berbalik lalu hendak berjalan pergi. tetapi Suho menahannya, "tunggu."

Sulli menengok ke arahnya. Suho menaruh sesuatu di telapak tangannya, "simpan ini untukku, kumohon. Ini permintaan terakhirku sebelum kita berpisah.." ujarnya. Sulli menatap benda tersebut, cincin pertunangan yang baru saja ia kembalikan. Betapa sakit hatinya ketika mendengar kata berpisah. Namun ia menutupinya dengan senyum dan mengangguk, "aku akan simpan baik-baik."  Lalu ia berjalan pergi, menghilang dari pandangan Suho.

Suho memandang ke arah Sulli pergi. Tak terasa, sebutir air mata menetes dari matanya.

Kemudian menetes lagi..

Dan lagi..

 

Ia jatuh berlutut, ia menangis. air matanya mengalir dengan deras. Ia menangis tanpa suara, namun begitu pilu. Hatinya sakit, sangat sakit. Gadis yang dicintainya harus meninggalkannya hanya karena keinginan ibunya. Hatinya terasa hancur lebur.

Sementara itu, Sulli berjalan sambil terus menyeka air matanya. Walaupun ia tahu itu sia-sia karena air matanya terus mengalir. Setiap langkah yang ia ambil membuat hatinya semakin hancur. sangat menyakitkan baginya untuk meninggalkan seseorang yang dicintainya dan mencintainya, hanya karena perbedaan derajat. Ingin sekali ia berlari kembali dan memeluk Suho dengan erat. Tapi apa boleh buat, takdir berkata lain. Maka ia hanya bisa terus berjalan..

 

1 tahun kemudian..

 

Suho berdiam di kamarnya, menatap sebuah cincin yang dipegangnya. Ya, itu adalah cincin pertunangannya dengan Sulli..

 

"wah.. malam yang indah, ya.." gumam Sulli yang sedang memandang bintang-bintang di langit. "Iya.." sahut Suho. Mereka sedang duduk di teras rumah Sulli. Menikmati cahaya bulan yang bersinar lembut di malam yang indah.

"Um.. Sulli.." ucap Suho sambil menggenggam tangan Sulli. Sulli menengok, "ne?"

"Ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu." Suho merogoh kantongnya celananya. Lalu ia mengulurkan sebuah kotak kecil berwarna biru.

"Apa itu, oppa?" Tanya Sulli penasaran. Suho membuka kotak itu, dan tampaklah sebuah cincin, berdiri dengan manis di dalam kotak tersebut.

Sulli terkejut melihat cincin itu, "O-oppa.."

"Maukah kau menikah denganku?" Ujar Suho. Sebuah senyum yang lebar tersungging di bibir Sulli, ia tak percaya akan apa yang didengarnya.

"Oh, oppa" Sulki memeluknya, "tentu saja aku mau!" Katanya senang. Suho tertawa kecil dan membalas pelukannya, "aku senang kau menerimanya.." setelah beberapa lama mereka melepas pelukannya. Diraihnya tangan Sulli lalu Suho memasangkan cincin itu di jari manis Sulli. Kemudian Suho mencium keningnya dengan lembut. "Saranghae.."

Sulli tersenyum, "nado saranghae, oppa.."

 

Suho menghela nafas, sudah satu tahun sejak mereka berpisah. Bahkan Suho sudah dijodohkan dengan gadis lain. Tentunya gadis yang berasal dari keluarga kaya. Tetapi Suho tidak bisa melupakan Sulli, sudah beberapa kali ia mencoba untuk menelepon dan memberi pesan pada Sulli, tapi tidak pernah ada jawaban. Ia sangat merindukan Sulli. Bahkan ia ingin setidaknya mendengar nafas Sulli, sekali saja..

"Suho-ah! Ayo berangkat!" Terdengar suara ibunya dari liar. "Ya.." dengan gontai Suho beranjak keluar kamar..

 

Sementara itu..

 

Sulli berjalan dengan sebuah kantong plastik di tangannya. Dirinya selalu menatap ke bawah. Kejadian saat ia dan Suho berpisah terus menghantui pikirannya.

Sudah berkali-kali ia mencoba untuk melupakannya, mencoba untuk jatuh cinta pada orang lain. Namun seberapa keras ia berusaha, tetap saja gagal. Ia tidak bisa melupakan Suho, ia masih mencintainya..

Tiba-tiba air mata Sulli menetes. Sulli segera menyekanya dengan lengan bajunya dan terus melangkah. Sulli menengok, dan ia melihat seseorang. Seseorang yang sangat familiar baginya.

Sulli terpaku, jantungnya seakan berhenti berdetak ketika mengetahui bahwa orang itu adalah Suho. Sedang berjalan bersama ibunya. Sulli menatapnya, tatapannya terlihat seolah berharap, 'apa dia masih mengenaliku?' batinnya.

Suho sedikit terkejut ketika melihat Sulli. Ingin ia menyapanya, namun ia sadar bahwa ia sedang bersama ibunya. Maka ia pun mengurungkan niatnya dan terus berjalan.

Sulli terus memandangnya, kekecewaan tersirat di wajahnya. Suho hanya melihatnya sekilas, tak lebih..

 

"Suho-ah.. besok tunanganmu akan datang ke rumah kita. Kita harus.."

 

Hati Sulli menjadi hancur mendengar itu. 'dia.. sudah bertunangan?'. Dadanya sesak, matanya menjadi panas..

'Suho oppa.. ia sudah melupakanku..' air matanya mulai menetes lagi. Sedih dan marah, itulah yang dirasakan Sulli sekarang. Sedih karena Suho sudah melupakannya. Dan marah karena merasa tidak adil. Suho sudah melupakannya sementara Sulli masih mencintainya..

Sulli mempercepat langkahnya, ia tak ingin seseorang melihatnya menangis..

sementara itu, Suho celingak-celinguk mencari Sulli. Berharap Sulli belum menghilang di tengah kerumunan. Ia pun menemukan Sulli sedang berjalan menuju sebuah gang.

"Ada apa, Suho-ah?" Tanya ibunya, melihat tingkah putranya tersebut sesampainya mereka di depan sebuah restoran. "Ah..itu.. Ibu, aku akan mencari sesuatu dulu. Ibu masuk saja duluan, ya?"

"Hm.. baiklah. Tapi cepat kembali, banyak yang harus dibicarakan tentang bisnis kita."

Suho pun segera berlari mencari Sulli...

 

Sulli berjalan memasuki sebuah gang. Gang itu sangat sepi, hampir tak pernah ia melihat seseorang melewati gang itu selain Minho, kakaknya dan dia sendiri. Ia dan kakaknya memang biasa melewati gang itu untuk memotong jalan ke rumahnya.

"Sulli-ah!" Panggil sebuah suara. Sulli menengok ke belakang. Ia melihat Suho sedang berlari ke arahnya. Sebelum Sulli dapat bertindak, Ia sudah berada di dalam dekapan Suho. 

"Aku sangat merindukanmu, Sulli.." ujar Suho, "sangat merindukanmu.." ia senang dapat melihat Sulli lagi. Semua beban yang telah dia rasakan selama setahun, hilang seketika. Ia memeluk Sulli dengan erat, seakan tak ingin melepasnya.

"Tapi, bukankah Oppa sudah bertunangan? Bukankah Oppa sudah melupakanku?" ucap Sulli, suaranya terdengar hampa, begitu juga matanya. Namun jauh di lubuk hatinya, ia juga senang.

Suho menghela nafas, "bagaimana aku bisa melupakanmu? Aku hanya dijodohkan oleh ibuku. Aku mungkin sudah bertunangan, tapi aku tidak bisa melupakanmu. Aku masih mencintaimu, Sulli.."

Perlahan, Sulli membalas pelukannya, "a-aku juga, Oppa.."

"Menikahlah denganku, Sulli.. ayo kita ke luar negeri dan memulai kehidupan baru.."

"Tapi, tunanganmu-"

"Aku tidak peduli dengan tunanganku ataupun bisnisku. Aku hanya ingin bersamamu, Sulli-ah.. aku janji akan membuatmu bahagia. Kumohon, kembalilah padaku.."

Sulli pun kembali menangis mendengarnya. Ia juga ingin bersama Suho, tetapi ia tahu itu tidak benar. Ia harus menolaknya. "Tidak, oppa.. " ia melepas pelukannya. "Aku tidak ingin harga dirimu jatuh hanya karena aku.." ujarnya sembari menyeka air matanya.

"Tapi, Sulli-ah.."

"Kita mungkin saling mencintai. Tapi takdir berkata lain. Kita tak bisa bersama, oppa.. kita harus berpisah. Walaupun kita tahu itu menyakitkan.."

Setitik air mata bergulir di pipi Suho, "Sulli.."

Sulli tersenyum dan mengulurkan tangannya, menyeka air matanya dengan lembut. "Berbahagialah dengan tunanganmu, oppa. Sayangilah dia. Dan aku janji aku akan bahagia jika oppa memenuhi permintaanku ini.."

Suho menghela nafas, ia tahu ia tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Inilah perpisahan yang sebenarnya..

Dipeluknya Sulli sekali lagi, "aku harap kau mendapat pria yang lebih baik dariku.." Sulli tersenyum, "ne, oppa.. ayo kita berpisah dengan baik, ne?"

Suho melepas pelukannya. Kedua tangannya meraih tengkuk Sulli lalu mencium bibirnya dengan lembut. Sulli terkejut, namunia memejamkan matanya. ia merasa sedih karena ini akan menjadi terakhir kalinya ia merasakan hal ini..

perlahan Suho menarik diri. Ia menatap Sulli, seakan masih tak rela untuk meninggalkannya. Sulli hanya memberinya senyum. Suho membalas senyumnya, lalu berjalan pergi..

Sekali lagi, air mata Suho menetes lagi. Terasa menyakitkan baginya untuk meninggalkan Sulli. Namun ia berjanji ia akan memenuhi permintaan Sulli. Ia akan membuat Sulli bahagia, walaupun secara tak langsung.

Pada saat yang sama, setitik air mata juga bergulir di pipi Sulli. Namun ia tersenyum.

 

terima kasih atas segalanya, Suho oppa..

 

Fin

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ilovezelo24 #1
please write more in the future! update