Hujan - 3

Menjadi Hujan Bulan Juni
Please Subscribe to read the full chapter

Hana merasa dirinya adalah orang paling kejam sedunia. Dua hari setelah memutuskan hubungan dengan Jongdae, ia pergi menemui Minseok. Rupanya ayahnya sudah memberitahu Minseok mengenai rencana perjodohan mereka sebelum memberitahu Hana. Minseok tidak menolak rencana gila ayahnya itu. Bahkan setelah mendengar bahwa Hana sudah punya kekasih (dan sudah putus) serta sangat mencintai kekasihnya itu, Minseok tetap bersedia menikahi Hana.

 

“Kenapa? Kau tidak tahu aku orang yang seperti apa, dan aku bahkan jelas-jelas sudah mengatakan aku mencintai laki-laki lain, tetapi kenapa kau masih ingin menikah denganku? Apakah kau sangat ingin menjadi penerus ayahku?” tanya Hana setengah curiga, setengah tidak habis pikir.

 

Minseok tertawa mendengar pertanyaan Hana. Ia menjelaskan dirinya sebenarnya putra bungsu pemilik Kim Construction Co., perusahaan konstruksi terbesar ketiga di Korea Selatan. Ia bekerja di Laselle karena ia tidak ingin bergantung pada nama besar keluarganya.

 

“Lalu kenapa kau bersedia menikahiku? Kau tahu aku tidak mencintaimu.”

 

“Sampai sebelum pertemuan ini, aku juga sebenarnya tidak terlalu yakin. Tetapi setelah berbicara denganmu, aku yakin ingin menikah denganmu. Kau jujur mengatakan sedang mencintai laki-laki lain, tetapi kau tetap memilih keluargamu dibanding laki-laki tersebut. Dan di saat bersamaan, kau juga melindungi impian laki-laki itu. Bagiku, itu sudah cukup. Kau tidak akan menelantarkanku atau anak-anakku kelak.” Minseok menatap mata Hana dalam-dalam. “Aku mungkin tidak bisa membahagiakanmu seperti yang dilakukan laki-laki itu, tetapi aku janji akan berusaha membuatmu bahagia dan tidak menyesali keputusanmu menikahiku.”

 

Pernikahan Hana dan Minseok digelar tiga bulan kemudian secara tertutup. Hanya keluarga dan kerabat dekat saja yang diundang. Jongdae juga diundang, tetapi ia tidak datang. Setelah menikah, Hana meninggalkan studinya di Korea University yang tinggal dua semester lagi karena Minseok ditugaskan mengurus kantor cabang Laselle di Amerika Serikat yang baru dibuka. Mereka juga memboyong ayah Hana untuk mendapatkan pengobatan di Amerika Serikat, tetapi apa daya, sebulan setelah dirawat di Amerika Serikat, ayahnya meninggal dunia.

 

Di mata orang lain, Minseok dan Hana adalah pasangan serasi meski berbeda usia tujuh tahun. Hana pun tidak bisa mengatakan ia tidak bahagia menikah dengan Minseok. Meski Hana lebih muda, Minseok sangat menghormati pendapat Hana. Minseok memperlakukannya dengan baik. Meski tidak pandai mengungkapkan perasaannya di hadapan orang lain, jika hanya berdua dengan Hana, Minseok senang sekali memeluk dan mengecup keningnya. Sinar mata Minseok setiap menatapnya selalu lembut dan penuh kasih, membuat Hana sering bertanya-tanya, apakah suaminya benar-benar mencintainya?

 

Tepat di hari ulang tahun pertama pernikahan mereka, putra mereka lahir. Putra mereka, Junseok, mewarisi mata bulat dan pipi tembam Minseok, sedangkan bibirnya mungil dan rambutnya ikal seperti Hana. Jika Minseok dan Hana tergolong orang yang pendiam dan tidak banyak omong apalagi di hadapan orang banyak, tidak demikian dengan Junseok. Sejak bisa berbicara, Junseok senang sekali mengobrol dengan semua orang, meskipun lawan bicaranya tidak mengerti apa yang dibicarakannya.

 

Setelah Junseok berumur lima tahun, mereka bertiga kembali ke SEoul. Minseok kembali ke kantor pusat Laselle. Mereka memasukkan Junseok ke taman kanak-kanak yang dikelola salah satu sepupu Minseok. Hana mengulang kuliahnya di Korea University. Kali ini, ia kuliah di jurusan Ekonomi agar bisa membantu suaminya di Laselle kelak.

 

 Sekembalinya Hana ke Seoul, tak sekalipun ia menghubungi teman-teman lamanya. Ia seolah memutus hubungan sama sekali dengan masa lalunya. Bahkan ia meminta Minseok agar membeli rumah jauh dari daerah rumah orang tuanya, meski ibunya memohon-mohon agar keluarga kecil Hana tinggal di sana. Minseok paham sekali Hana berusaha menghindar dari hal-hal yang mengingatkannya kepada Jongdae.

 

“Tidak perlu sampai seperti itu, Hana. Kau tidak perlu berusaha melupakan laki-laki itu. Lagi pula, karena sekarang kita ada di Korea, sekeras apapun kau berusaha, kau pasti akan tetap mendengar berita tentangnya dan melihat wajahnya di mana-mana. Ia sekarang sudah jadi penyanyi terkenal, kan.” nasihat Minseok suatu malam sambil memeluk Hana dari samping ketika istrinya tiba-tiba mematikan televisi karena ternyata Jongdae-lah yang menjadi bintang tamu acara reality show yang sedang mereka tonton.

 

“Aku tidak akan cemburu kalau pun suatu saat kau bertem

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anmade #1
Chapter 3: oh so sad :'( umm sequel? hehe walaupun sedih tapi aku suka ff ini :)
stephani_bap #2
Chapter 3: wheww author!!!
ceritanya bagus banget!!!
sequel?? heheheheeee~