6/8

[Dramafiction] Z A T E M N A Episode 02

“Tumben sekali kau mengajakku makan-makan?” Tanya Hye Bi pada Sung Yeol.

“Sepertinya memang aku jarang mengajakmu,” Kata Sung Yeol.

“Memang! Kau sering mengurung dirimu. Sekarang kau baru keluar dari sarang kesayanganmu,” Sahut Hye Bi. “Pasti karena ada Hyo Ra Eonni kau jadi suka keluar dari café tercintamu itu.”

“Tidak juga, aku hanya tak mempunyai teman untuk keluar, sejak ada Hyo Ra dia menjadi temanku,” Kata Sung Yeol.

“Karena kau menyukainya, kau seperti itu.”

“Sepertinya,” Sahut Sung Yeol seraya tertawa kecil.

Hye Bi hanya dapat melihat tawa kecil milik Sung Yeol yang menandakan bahwa laki-laki tinggi itu menyukai gadis manis berkulit cokelat itu. Hye Bi memang mengakui Hyo Ra sangat cantik tetapi tetap saja hatinya perih saat itu.

Hyo Ra yang baru saja masuk ke dalam restoran itu langsung mendekati keduanya saat melihat mereka sudah duduk sambil meminum jus.

“Sudah lama menunggu?” Tanya Hyo Ra dengan wajah bersalah.

Sung Yeol dan juga Hye Bi dengan cepat menoleh kearah Hyo Ra lalu tersenyum secara bersamaan. “Tidak!” Mereka berdua menyahut secara bersamaan juga.

Hyo Ra tertawa melihat keduanya. “Kalian lucu,” Katanya.

Hye Bi menggeser posisi duduknya ke kursi sebelah, dan mempersilahkan Hyo Ra untuk duduk di kursi yang berada di depan Sung Yeol.

“Lucu apanya?” Tanya Sung Yeol.

Hyo Ra duduk di kursi yang sudah di sediakan oleh Hye Bi. “Tidak tahu. Hanya lucu saja.” Ia mengedipkan matanya pada Hye Bi yang membalasnya dengan senyuman imutnya.

“Ngomong-ngomong, bagaimana perjalananmu ke tempat paman dan bibimu?” Tanya Lee Sung Yeol.

“Sangat menyenangkan. Aku masih merindukan mereka,” Cerita Hyo Ra.

“Mengapa kau tak menginap disana?” Tanya Hye Bi.

“Jika aku menginap disana, pasti aku akan semakin merindukan mereka. Mungkin aku tak akan mau kembali ke Seoul.”

“Mengapa?” Tanya Sung Yeol penasaran.

“Karena disana, aku betul-betul merasa senang.”

“Jadi? Disini tidak menyenangkan?” Tanya Hye Bi.

“Ah, tidak juga,” Sergah Hyo Ra buru-buru. “Maksudku, disana aku sudah menghabiskan waktu selama 12 tahun disana, aku hanya merasa disana adalah kampung halamanku. Lalu ada acara apa kau mengajak kami berdua makan siang bersama?” Hyo Ra mengalihkan pembicaraan.

“Aku juga penasaran. Biasanya kan dia hanya mengajak Eonni, tumben sekali ia mengajakku,” Celetuk Hye Bi sambil memeletkan lidahnya pada Sung Yeol.

“Aku akan pergi ke Prancis untuk menjemput Ibuku yang akan ke Korea. Aku hanya mengajak kalian untuk dapat melihatku sebelum aku pergi,” Cerita Sung Yeol.

“Memangnya kau mau mati?” Tanya Hye Bi.

“Kita masih bertemu sehabis kau kembali ke Korea, kenapa mesti pakai acara makan siang bersama, sih?” Hyo Ra tertawa kecil.

“Aku hanya ingin makan siang bersama saja, tidak boleh?” Tanya Sung Yeol.

Hyo Ra dan juga Hye Bi menggelengkan kepalanya bersamaan. Mereka berdua tertawa ketika mengetahui hal itu. Sung Yeol hanya diam menatap kedua perempuan yang tanpa sengaja mereka telah membully dirinya.

“Maaf,” Kata Hyo Ra saat melihat mimik wajah Sung Yeol.

“Tidak apa-apa. Asalkan kalian berdua bahagia,” Kata Sung Yeol pasrah.

Hye Bi tertawa geli, “Yah dia ngambek.”

“Jadi, kapan kau pergi ke Prancis?” Tanya Hyo Ra.

“Sore ini.” Sung Yeol melihat jam tangannya. “Sekitar 2 jam lagi.”

“Lalu kau tak bersiap-siap?” Tanya Hyo Ra.

“Jangan khawatir, aku sudah bersiap-siap. Sehabis dari sini aku akan langsung ke Incheon.”

****

 

Jang Hyo Ra baru saja keluar dari kamar mandi dengan mengenakkan kaos putih dan celana pendek, ia menggosokkan handuk kecil ke rambutnya agar kering. Ia berjalan menuju meja riasnya dan mengambil sebuah botol kecil berisi air pelembab, ia menuangkannya sedikit pada telapak tangannya dan diusapkan ke wajahnya.

Ia merasa segar sehabis mandi, didekatinya tempat tidurnya untuk melepas penat hari dengan berbaring di atasnya. Hyo Ra menenggelamkan wajahnya di bantalnya yang berwarna putih polos.

Ponselnya tiba-tiba saja berbunyi. Ia mengambilnya dan menatap layar melihat siapa yang menelpon. Ternyata Lee Sung Yeol. Hyo Ra mengangkat telpon itu lalu kembali berbaring.

“Halo?”

“Hallo Hyo Ra. Kau sedang apa?”

“Sedang berbaring. Ada apa menelpon?”

“Tidak apa-apa. Hanya saja aku merindukanmu.”

“Baru saja tadi siang bertemu.”

“Oh, benarkah? Aku pikir itu sudah berlalu seminggu yang lalu.”

“Jangan mulai melucu Sung Yeol.”

“Baiklah. Tetapi aku benar-benar merindukanmu.”

“Lalu? Kau sudah sampai?”

“Tepatnya sudah.”

“Cepat sekali.”

“Kau menginginkannya bagaimana?”

“Tidak, aku hanya merasa cepat sekali kau sampai di Prancis.”

“Inginkah kau berbicara pada Ibuku? Kau bisa berbahasa Prancis?”

“Kau sedang mengejekku?”

“Tidak, aku serius.”

“Ah, aku tidak bisa berbahasa Prancis.”

“Kalau begitu lain kali saja. Sehabis aku pulang dari sini aku akan mengajarimu, agar suatu saat nanti kau dapat berkomunikasi dengan Ibuku.”

“Tidak usah repot-repot.”

“Hyo Ra?”

“Iya”

Hening seketika.

“Sung Yeol? Kau baik-baik saja? Jika kau capek istirahat saja.”

“Hm, aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin bilang…”

“Bilang apa?”

“Hmm…”

“Sung Yeol?”

“Aku hanya ingin bilang Selamat Malam padamu. Aku akan menelpon lagi jika ada waktu, Dah.”

Telpon terputus. Hyo Ra menatap layar ponselnya bingung. Ia merasa senang, ia sudah merasa Lee Sung Yeol menyukainya, tetapi entah mengapa ia merasa bersalah. Mungkin karena ia tahu Hye Bi menyukai Sung Yeol dan laki-laki itu malah menyukainya yang baru saja ia temui.

“Kau belum tahu aku yang sebenarnya Sung Yeol.” Hyo Ra kembali menatap layar ponselnya yang terpampang wajahnya dengan Hye Bi yang sedang befoto degan aksesoris lucu kemarin. “Aku adalah Gumiho, ya kan Hye Bi?” Ia tersenyum kecut.

“Ia seharusnya menyukai perempuan normal sepertimu, Choi Hye Bi. Bukan perempuan sepertiku, Gumiho. Jadi jangan khawatir, dia tidak akan menyukaiku ketika ia tahu siapa aku.”

****

 

Seorang Pria yang sedang mengendarai dengan laju dimalam hari, ia segera mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

“Ya?”

“X berputar arah kembali ke Seoul!”

“Team C sudah berada di posisi?”

“Mereka sudah hampir mendekati Posisi.”

“Baiklah.”

Percakapan selesai.

Mereka sedang mengejar sekawanan perampok bank yang mengendarai mobil hitam tak jauh di depan mereka.

Para perampok itu mengambil jalur kembali ke Seoul, semua polisi yang sudah menunggu di depan perampok itu masih lurus karena tak mengetahui.

Di sebuah gedung yang sudah tak terpakai di perbatas Seoul seorang gadis berpakaian serba hitam datang membawa sebuah kotak panjang. Ia mengenakan topi dengan rambut yang terikat ekor kuda, masih terlihat basah.

Di depan gedung itu adalah jalanan dimana sudah ada beberapa orang berjaga dan bersembunyi disana, menunggu mobil perampok itu lewat. Diperkirakan mobil itu akan melewati lokasi itu.

Perempuan itu membuka kotaknya, senapan jarak jauh terdapat di dalam situ. Ia merakit moncong senjata agak lebih panjang dan juga bidikannya, dimasukkannya beberapa peluru ke dalamnya. Perempuan itu perlahan berjalan tak jauh di belakang para polisi yang berjaga, dan memasuki gedung tak terpakai itu.

Gadis itu adalah Jang Hyo Ra, ia baru saja mendapatkan perlengkapan senjata dan beberapa alat-alat sadap, alat komunikasi dan beberapa alat yang biasa ia lihat di film mata-mata. Ia diberikan barang-barang itu oleh Pamannya sebagai hadiah kedatangannya. Ia berniat untuk mencobanya malam ini, biasanya ia menembak benda mati yang tak bergerak sekarang ia mencoba mempraktekkannya dengan benda yang bergerak, incarannya mobil perampok itu.

Ia menaiki tangga gedung itu hingga mencapai lantai 3 dan menampakkan dirinya di jendela yang menghadap ke jalanan. Hyo Ra juga ikut menunggu para perampok itu, berbedanya keberadaannya tak di ketahui. Di seberang jalan itu ada sebuah papan iklan besar yang terbuat dari besi keras di belakang situ sudah berjaga sebuah mobil polisi, karena ia mengenakan pakaian serba hitam membuatnya tak dapat terlihat. Beruntung juga kulitnya sedikit kecokelatan, membuatnya tambah gampang bersembunyi.

Suara mobil terdengar mendekat.

“Segera masuk ke dalam mobil!” Seru seseorang kepada anak buahnya.

Semua polisi itu masuk kedalam mobil masing-masing, beberapa dari mereka sudah menyiapkan pistol. Hyo Ra juga sudah mulai membidik ke depan, menunggu mobil itu mendekat. Karena tak banya pepohonan tinggi disana, ia dapat melihat sebuah mobil van melaju dari kejauhan, Hyo Ra sudah siap dengan senapannya.

Mobil semakin mendekat.

“Ini akan menjadi hal yang menarik,” bisiknya pada dirinya sendiri.

Mobil perampok sudah terlihat di depan gedung.

Psyuu! Psyuu! Psyuu!

Senapan itu mengeluarkan beberapa pelurunya, tak lupa Hyo Ra mengenakan peredam pada senapannya sehingga tidak menimbulkan suara yang nyaring.

Van itu pun kehilangan kendali dan menabrak sebuah pohon yang berada di sekitar situ.

Para polisi itu segera turun dari mobil saat melihat Van perampok itu menabrak pohon. Beruntung sekali perampok itu tidak terluka sehingga mereka tertangkap hidup-hidup.

Seseorang polisi melihat ban mobil yang kemps.

“Bagaimana bisa kempes?”

Ia mengeluarkan ponselnya. “Ketua perampok sudah tertangkap. Mobil mereka menabrak pohon, dari yang ku lihat bannya kempes. Kemungkinan ada yang menembak ban itu. Baik!”

Polisi itu menjauhi van dan mendekati papan iklan besi itu, ia meraba permukaan tiangnya, dan menemukan goresan kasar.

“Iya aku menemukannya. Apa?” Polisi itu melayangkan pandagannya pada gedung tua yang berada di seberang jalan. Ia menemukan sesosok hitam berdiri di dekat jendela, lalu hilang karena keberadaannya terlihat.

Hyo Ra yang sudah ketahuan segera berlari menuruni tangga. Tapi sayang sekali beberapa polisi sudah berlari memasuki gedung itu, ia kembali menaiki tangga. Suara kaki polisi itu sudah semakin mendekat.

Para polisi menaiki tingkat tiga dan tak menemukan apa-apa didalam situ.

“Bepencar!”

Mereka berpencar, ada yang kembali turun dan ada yang naik ke tingkat selanjutnya.

Hyo Ra yang berada di sisi luar gedung menarik nafas lega. ia memakai keahlian panjat tebingnya untuk memanjat gedung itu melalu pipa besi yang berada di samping gedung. Saat kakinya sudah mencapai tanah ia segera pergi menghilang di balik semak-semak.

“Ia tak ditemukan.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
evilod
#1
Hahaha, iyaa makasih udaa mau baca nih, msh pemula jd msh polos hehe..