Chorong memutuskan untuk mencari cemilan dijalan. Dia akhirnya menyerah setelah perutnya bernyanyi ke 2 kalinya.

Dia mengganti pakaiannya menjadi lebih santai, celana panjang dan kaos biru yang agak kebesaran. Ia keluar dan mengunci kamarnya, lalu berjalan tanpa memikirkan apapun selain makanan.

* * *

Pilihan Chorong berhenti disebuah kedai diujung jalan itu, DDEOKBOKKI STAN--

Chorong memesan seporsi Ddeokbokki lalu duduk dimeja paling pertama. Ia sedikit tidak sabar, namun tiba-tiba ia menyadari sesuatu...

beberapa orang sedang menatapinya, bahkan ada yang tertawa kecil. Chorong merasa tidak nyaman, apa yang aneh dariku?

Ia pergi ke toilet lalu mencuci mukanya dengan air hangat diwastafel. Ia mentap setiap inch tubuhnya dan wajahnya dicermin. Ia tidak menemukan sedikit pun hall aneh. apa bajuku aneh? ia kembali memperhtikan sekali lagi. Aniya..

Ia memutuskan berhenti mencari tahu, ia berfikir mungkin saja mereka menertawakan hal in, atau secara tidak sengaja memang merekasedang melucu secara bersamaan.

Ia kembali kemejanya, kedai mulai sepi karena ini pukul 9 malam. Orang-orang yang menertawainya tadi pun sudah pulang. Ddeokbokki berasap dimejanya membuatnya melupakan apapun. Ia langsung mengarah ke mejanya yang memancingnya dengan aroma bumbu rahasia si pemilik kedai ini. Chorong melahapnya tanpa lupa senyuman diwajahnya.

Seusai makan,Chorong berdiri sambil tersenyum. Ia menyenggol kotak tissue sehingga ia terpaksa menundukan badannya, padahal ia sangat kenyang dan tak mampu bergerak lagi..Akhirnya Chorong sadar mengapa semua orang menatapinya, sandalnya!

Sandal kamar hotel yang lupa diganti Chorong berlambang logo hotel itu ddengan besarnya sehingga semua porang dapat melihatnya. Seharusnya Chorong juga. Chorong sangat malu!

Ia mempercepat jalannya sambil merundukkan kepalanya. dia sangat malu sampai-sampai tak ingin wajahnya dilihat siapapun apalagi jika saja ia bertemu dengan orang yang mengenalinya.

BRUK.

Sandal hotel Chorong kini mulai berwarna cokelat. Ia melepasnya secepat mungkin, kopi panas itu menyiram sebagian kakinya dan baju orang dihadapannya.

"Ya! tidak bisakah kau menggunakan matamu?! Kenapa semua orang hari ini tidak bisa melihat?!" Oceh sang pria didepan Chorong itu dengan nada emosi.

"Juisonghamnida.." Chorong meminta maaf. ini kejadian kedua hari ini. Dia merasa sangat sial. Dia akui kali ini mutlak kesalahannya yang beralan sambil menunduk.

"Ah, lihat bajuku?! kau harus mengganti rugi!!" katanya jengkel.

"Mian.. Jeongmal Mianhaeyo.."

"Neo... Yeoja yang menubrukku diotel tadi kan?" namja itu sedikit mernunduk lalu mengamati wajah Chorong.

"Ne?" Chorong mendoongkakan kepalanya dan ya. Dia Namja yang dihotel tadi. Takdir apa yang membuatnya harus bertemu dengan orang ini lagi?

"AH! Keurae, neol.." Pria itu berdecak kesal. Chorong hanya diam. Ia terus menatap mata namja itu.

Merasa gerah diperhatikan, namja itu menepuk pundak Chorong.

"Yasudahlah, kakimu juga kena, jadi kau tidak perlu mengganti bajuku" Katanya lalu melangkah pergi.

"Use your eyess when you walking" Katanya tanpa membalikan wajahnya ke arah Chorong. Chorong berdiam diri diantara kerumunan orang-orang disitu. Ia masih terpana, entah kenapa... matanya sekan menarik Chorong kedalamnya.

* * *

Chorong pulang sambil terus memikirkan ‘dia’.

Tak perlu ditanya lagi, ‘dia’ sudah pasti ‘dia’.

Satu minggu lagi ya? Sehun-ah. Nan gidariyeo..

Bogoshippeo.... Jeongmal.

* * *