"AAAHHH!" Seorang gadis berteriak menunjukkan perasaannya yang sedang tidak baik.

"Tutup mulutmu, lalat bisa masuk" Krystal melempar kaus kaki yang baru dibukanya kearah mulut Suzy, kedua gadis itu saling menatap tajam.

"Berheni menggangguku" Suzy melentangkan tangan dan kakinya diranjang, Krystal mengabaikannya dan tetap melemparinya dengan kaus kakinya.

"INI BAU!" Suzy membalasnya dengan melempar baju olahraganya yang penuh keringat, dan BINGO! Tepa diwajah lugu Krystal. Kejadian itu berujung dengan 'Perang benda kotor'..

Kedua gadis yang hampir seperti anak kembar yang selalu mengahbiskan semua waktu mereka bersama dan diwarnai dengan perkelahian 'kecil' semacam tadi sudah berlangsung sekitar 8tahun. Rumah mereka yang berada dipojok jalan dan bersebelahan itu membuat mereka lebih sering berdua, apalagi mereka bisa saling menginap maupun bermain dipinggir sungai HangKang bersama.

Suzy sering sekali menginap dirumah Krystal. Suzy bahkan menganggap rumah Krystal adalah rumahnya sendiri. Ia lebih nyaman berada dirumah Krystal daripada dirumahnya yang sangat dia benci. Dirumah Krystal lah, dia menemukan sebagian kecil kebahagiaannya, dan merasakan kasih sayang keluarga, walaupun tidak 100% asli..

"Besok musim panas dimulai! Aku malas sekali harus pergi berkeliaran ke desa-desa terpencil itu!" Krystal menggulung rambutnya dan menjepitnya agar tampak rapi. "Yah itu untukmu, aku dapat bagian ke Mokpo, terkadang guru kacang keledai itu tidak buruk juga" Suzy menelan bulat-bulat bakso sebesar gengaman anak bayi dengan tatapan lurus kearah tv yang menyala.

"Cih, itu kedelai bodoh, keledai tidak bisa membuat kacang" Krystal memutarkan kursi riasnya dan meraih remot tv yang ada disampingnya, dan mengganti sinetron yang sedang ditonton Suzy dengan tanpa merasa bersalah.

"Ah! Apa yang kau lakukan?!" Suzy langsung melompat dari posisi tidurnya kearah Krystal. "FTV bodoh. Untuk apa ditonton?" Krystal mengangkat bahunya cuek, sedangkan Suzy berusaha mencuri remot tv itu. "Hey! Berhentilah! Ini tvku!" Krystal berdiri dan berlari kesudut ruangan.

"Memangnya aku peduli?" Suzy mengejarnya. "Ka...!" Krystal baru saja ingin membalas tapi mengingat yang terjadi disekolah, dia langsung diam. Dia tidak mau menyakiti hati Suzy yang sudah bolong lumayan dalam itu. Walaupun Krystal terlihat cuek, dia benar-benar memperhatikan Suzy. Dia menyayangi Suzy sepenuh hati. Mereka yang sama-sama anak tunggal saling melengkapi walaupun mereka tidak memiliki hubungan darah apa-apa..