SUMMER- DOES COME TO HER

FOUR SEASONS 's SECRETS

“Nanti saat aku sudah berumur tujuhbelas tahun, aku pasti akan menjemputmu!” seorang anak laki-laki yang umurnya sekitar duabelas tahun itu terus menggengam erat  tangan gadis mungil dihadapannya. Gadis polos yang lebih muda darinya empat tahun itu hanya menatapnya bingung.

“Kau benar-benar akan menjemputku?” kata gadis itu penuh arti walaupun dia sendiri tidak tahu artinya.

“Pasti!” jawab anak laki-laki itu diyakini dengan anggukannya tanpa ragu. “Kau harus menungguku, ne?” katanya memastikan gadis itu.

Gadis itu mengganguk cepat. Dengan polosnya, dia mengangkat jari kelingkingnya, “Yaksok?”, dan disambut ceria anak laki-laki itu.

“Jaga dirimu baik-baik oppa” tambahnya pelan, anak laki-laki itu semakin berat meninggalkannya.

Suara teriakan abeoji anak laki-laki itu memkasa kedua sahabat sekaligus tetangga sejak kecil itu berpisah, anak laki-laki itu berjalan menjauh berusaha menahan tangisnya, sedangkan gadis kecil itu hanya menatap mobil yang membawa sahabatnya itu pergi. Pikirnya, dia pasti akan kembali. Gadis itu menggenggam sebuah gantungan yang lebih mirip dengan liontin berbentuk daun tiga kelopak berwarna hijau dengan erat. Dia terus menatapi mobil itu sampai hilang tak terlihat lagi.

* * *

Musim panas tahun 2000, Seoul.

Eomma, aku pergi dulu, saranghae”  teriak Chorong menarik koper pink kesayangannya yang selalu dibawanya keluar dari Busan setiap menerima tugas penelitian atau study tour dan sejenisnya.

ne, berhati-hatilah!” jawab eomma-nya dari dalam toko, karena sedang dibanjiri pelanggan, dia tidak bisa keluar untuk melihat Chorong naik bis.

Chorong mendengus kesal tapi dia mengerti, dia naik dan langsung menggambil tempat duduk favoritnya, di paling belakang dan disudut alias dekat jendela.

Ah~ kali ini ke Busan,ya? Chorong terus mengumpat kesal karena Lee songsaengnim terus-terusan memberinya tugas ketempat-tempat yang menurutnya membosankan. Chorong mengeluarkan iPodnya, dia menutup telinganya dengan headset panda yang warna dan temanya sama dengan casing iPod dan sweater yang dipakainya. Hitungan detik kemudian, dia menyerahkan diri kealam mimpinya.

Welcome to Busan’s bus terminal. Have a nice day!

Sudah tiga kali dalam sebulan ini, Busan menerima kedatangan Chorong dengan cara yang sama, suara yang sama, kata-kata yang sama, bahkan titik koma yang sama.

Chorong mengembungkan pipinya dengan kesal, lalu segera menarik kopernya menyusuri lorong yang ramai orang-orang berdatangan. Diluar sana, seorang yang sudah tidak asing baginya telah menunggu untuk membawanya ketempat penginapan.

Annyeonghaseyo Chorong -ssi. Selamat datang kembali..” wanita paruh baya yang begitu talkative itu terus-terusan mengajak Chorong bicara, namun hanya ditanggapi dengan senyuman khas nona Chorong, karena dia sudah begitu kesal dengannya. Aku tahu maksudmu baik, tapi tidak bias kah kau berhenti berbicara untuk lima menit saja?!

Setelah perjalanan penuh ocehan dari nona Choi itu, akhirnya Chorong sampai dipenginapan yang sering sekali menampungnya. Akhirnya sampai juga, pergilah nona Choi, aku sungguh tidak tahan!! Dengan tidak sabaran, Chorong mengeluarkan kopernya dan membawa masuk kedalam penginapan tersebut.

“Biar kubantu, Chorong-ssi.” Tawar nona Choi dengan penuh senyuman.

“AH!!!! Ma.. maksudku.. gwenchana nona Choi, aku bisa membawanya sendiri, tidak perlu repot-repot.” Kata Chorong penuh senyum yang dipaksakan. Dia benar-benar sudah tidak mau mendengar kicauan nona Choi itu, dia tahu tidak sopan berkata seperti itu, tapi mau apa lagi..

Dengan terburu-buru, Chorong menarik kopernya dan langsung menuju resepsionis. Menunggu konfirmasi kamar yang telah di bookingnya sejak minggu lalu, Chorong sudah meng-andai-andai-kan dirinya merebahkan diri dikasur.

***

“Hey Chorong-eonni, apa kau sudah sampai di Busan?” suara dahsyat dari sebelah sana sedikit merusak pendengaran Chorong, dia menutup handphonenya sebentar lalu mendengus kearahnya. “Hey, Suzy-ah! Tidak bisakah kau mengecilkan suaramu? Kau merusak telingaku!”Chorong membalas teriakannya.

Untung saja di elevator itu hanya ada dia dan seorang bellboy yang bertugas mengantarkannya kekamarnya serta membawa barang bawaan Chorong.

“Hehe mian eonni-ya aku sedang bersemangat sekali pulang ke Mokpo!” Suzy berbisik namun nada bahagianya tetap terdengar jelas. “Ck, ya aku mengerti. Tidak bisakah kau sedikit merasa menyesal untukku karena dapat tugas ke Busan lagi?” Chorong menatapi angka yang terus berganti dielevator itu.

Ia terus menceritakan bagaimana perjalanannya dimulai, tentang eommanya yang tidak mengantarnya keluar, tentang ia tertidur di bus, tentang orang yang duduk dibelakang kursinya, tentang nona choi dan masih banyak lagi.

"Kau tahu? tadi saat aku tertidur di bus, ahjumma-ahjumma yang ada dibelakangku terus saj amengomel tentang panasnya Seoul, mengapa merek atidak pindah saja dari Seoul? Toh Seoul tidak akan sesak lagi.." Chorong keluar seiring terbukanya pintu elevator, "Tentusaja, mereka juga membicarakan tentang tampannya anak keluarga Xi atau siapapun itu. benar-benar menyebalkan. Tidak ingat usia apa mereka masih membicarakn berondong.. apa jangan-jangan pedofil?.. Si.." BRUAAKKKK

"Yeoboseo? hallo! eonni? " suara Suzy terdengar cemas dari arah handphone Chorong dilantai, karpet berbulu itu menyelamatkannya dari kelecetan handphone. Chorong menatap sinis orang yang menubruknya jatuh. "Dasar buta!!" teriaknya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
crazy4xiu
#1
Chapter 4: Wah ada apaan nih chorong sm namja yg ditabraknya? O.o
crazy4xiu
#2
Chapter 3: update soon author-nim, penasaran sama kelanjutan ceritanya =3
memrscarter #3
Chapter 1: Wah baru nemu ff yg pke bahasa
Klo boleh tolong pasangin Suzy sma Kris ya
Pliss....
LuRong_ship #4
Chapter 2: Update author-nim !!.
Author, pasangin Chorong ama Luhan yah. Please.....
HoneyBF_HanZy #5
Chapter 2: author, plis ini Hunzy aja yahh *puppy eyes*
LuRong_ship #6
Wihh. FF Bahasa Indonesia. Udah lama ga baca yang B. Indo.
Update author-nim !