Third Love

My Love, My Life, My Everything

                Ga bosen bilang ‘MAAF’ untuk jutaan typo yang terselip dimana-mana.

                Happy reading!!! ^^

 

------------------------------------

 

                Sunyi benar-benar merajai suasana di antara Wooyoung dan Nichkhun.

                Otak Wooyoung berputar keras untuk menemukan jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan dari Nichkhun yang sebenarnya sangat mudah di jawab.

                “ B-bukan, hyung… Bukan Chansung. “ jawab Wooyoung akhirnya dengan suara yang nyaris tenggelam dalam kesunyian.

                “ Kalau begitu aku? Bayi itu adalah bayiku khan, Woo? “ tanya Nichkhun dengan nada yang sedikit memaksa.

                Nichkhun sudah begitu kehilangan kesabaran dengan diamnya Wooyoung. Mulanya Nichkhun berpikir akan tidak apa jika Wooyoung tidak memberi tau Nichkhun siapa ayah kandung banyinya, karena toh menurut fakta dan bukti yang ada, Nichkhun yakin bayi yang ada di dalam perut Wooyoung itu adalah bayinya. Itulah sebabnya Nichkhun dengan rela hati bertanggung jawab atas Wooyoung dan janinnya.

                Meski hubungan Nichkhun dan Wooyoung masih tergolong canggung, tapi selama menemani dan menjaga Wooyoung melalui masa kehamilannya, Nichkhun perlahan menikmati semuanya. Menikmati betapa repotnya menjadi seorang suami dan calon ayah. Menikmati kebersamaannya dengan Wooyoung. Juga menikmati rasa khawatir yang membelenggunya ketika sesuatu yang buruk terjadi pada Wooyoung.

                Tapi, di tengah keyakinan Nichkhun bahwa dirinya adalah ayah kandung bayi di dalam kandungan Wooyoung, tiba-tiba muncul seorang Hwang Chansung. Pria y dari kompleks sebelah yang akhir-akhir ini memang sedang sangat dekat Wooyoung itu, mengklaim bahwa bayi yang dikandung Wooyoung itu adalah anaknya bersama dengan Wooyoung.

                Jelas Nichkhun kecewa. Tidak marah. Hanya saja Nichkhun merasa ada yang aneh dengan perasaannya.

                Tadi pagi, saat Chansung bertamu ke rumahnya dan mengobrol dengan Wooyoung begitu lama, meski Nichkhun tidak ada di antara mereka, tapi Nichkhun memperhatikan perubahan sikap Wooyoung yang sungguh drastis.

                Cara Wooyoung tertawa kepada Chansung, cara Wooyoung menikmati belaian dan pelukan Chansung, cara Wooyoung merajuk kepada Chansung, juga cara Wooyoung yang dengan ikhlas membiarkan Chansung mencium dan mengelus perutnya, semua begitu membuat hati Nichkhun sakit.

                Wooyoung yang ketika bersama Chansung, adalah Wooyoung-nya yang sama dengan sebelum Wooyoung menyatakan perasaanya pada Nichkhun. Wooyoung yang percaya atau tidak, begitu dirindukan oleh Nichkhun sampai saat ini.

                “ Jawab, Woo!!! Siapa ayah bayi itu yang sesungguhnya? “ membandingkan sikap Wooyoung ketika bersama dengan Chansung dan ketika bersamanya, ternyata memang bukan hal yang baik dilakukan saat ini. Karena entah kenapa, hal itu justru membuat amarah Nichkhun kepada Wooyoung semakin mencuat.

                “ Hyung… Sakit… “ rintih Wooyoung ketika dengan kasar jemari Nichkhun mencengkram kedua lengan kurusnya.

                “ Katakan, Woo!! Chansung atau aku ayah bayi yang sedang kau kandung itu? Katakan!!! “ seperti orang kerasukan, Nichkhun berteriak dan mengguncang keras tubuh lemah Wooyoung.

                “ Katakan padaku!!! Kau tau betapa lelahnya aku dengan semua ini? Kau tau betapa muaknya aku dengan sikapmu padaku sekarang ini? Kau tau itu Jang Wooyoung? “ kali ini Nichkhun mengucapkan kata-katanya dengan nada dan wajah yang memelas. Tapi tetap tanpa mengendurkan sedikitpun cengkramannya di kedua lengan Wooyoung.

                Wooyoung tidak menjawab. Dia hanya bergeming menatap Nichkhun dengan tatapan horor. Kepalanya tiba-tiba terasa sakit karena dipaksa untuk berpikir terlalu keras. Tapi itu tidak lantas membuat Wooyoung berucap sedikitpun. Bagaimana pun caranya, kebenaran ini tetap harus disimpannya rapat-rapat.

               “ Kalau itu anakku, beri tau aku, Woo. Aku akan bertanggung jawab atasmu dan bayi itu. Jangan diam saja seperti ini. Jangan buat aku bingung, Woo. Berhenti menyiksaku. Aku mohon… “ kali ini terlepas sudah cengkraman erat Nichkhun dari kedua sisi lengan Wooyoung.

                “ Aku mohon. Jika itu anakku, biarkan aku bertanggung jawab atasnya. Aku mohon, Woo. “ isakan Nichkhun mulai terdengar di sela-sela ucapannya.

                Nampak jelas, seorang Nichkhun Buck Horvejkul yang biasanya begitu berkharisma, tengah mengalami putus asa. Dengan air mata yang mengucur deras dari kedua mata coklatnya, Nichkhun terus menerus merapalkan maaf dan permohonannya untuk Wooyoung.

                Tanpa diminta, hening kembali memeluk erat keduanya. Hanya isakan tangis Nichkhun saja yang sesekali terdengar dari balik telapak tangan yang menutupi wajah tampannya.

                Sementara di sisi lain, Wooyoung hanya mematung dan membisu. Terus mengubur dirinya dalam-dalam dengan kegiatan berpikirnya.

                Akhirnya, setelah satu tarikan nafas panjang, maka Wooyoung memutuskan memecah keheningan itu. “ Bayi ini bukan anakmu, hyung. Dia benar adalah anakku dengan Chansung. Aku dan Chansung sempat melakukan hubungan badan, beberapa hari setelah kita melakukan itu. Chansunglah orang terakhir yang memasukkan benihnya ke dalam tubuhku. Bukan kau. “

                Ucapan Wooyoung membuat Nichkhun membuka wajahnya dan menatap Wooyoung tidak percaya.

                “ Hanya saja, aku tidak ingin memberi tau Chansung karena aku merasa, aku tidak pantas untuknya, hyung. Aku tidak ingin masa depannya yang begitu cerah hancur begitu saja karena diriku. Itulah sebabnya aku selalu mengelak jika Chansung menanyakan hal itu padaku. Tapi nampaknya, bagaimanapun juga, aku tidak bisa membohongi insting seorang ayah. Sesering apa pun aku mengatakan bahwa bayi ini bukan anaknya, Chansung tetap tidak peduli dan tetap mengatakan bahwa bayi ini adalah bayinya. “ lanjut Wooyoung lagi.

                Di detik berikutnya, Wooyoung meraih dan menggenggam jemari Nichkhun yang masih basah karena air mata.

                “ Maaf karena aku telah membuatmu kebingungan, hyung. Maaf untuk perubahan sikapku padamu selama ini. Ku tidak bermaksud menyiksamu, hyung. Hanya saja, aku terlalu malu dengan apa yang pernah aku lakukan di masa lalu. “ dengan senyum khas malaikatnya, Wooyoung perlahan mengembalikan kesadaran Nichkhun yang sempat pergi meninggalkan raganya.

                “ Juga terima kasih banyak, hyung. Karena kau telah menyadarkan aku satu hal. Bahwa di sini, bukan hanya aku saja yang tersiksa karena harus menyembunyikan identitas bayi ini dari ayahnya. Tapi di sisi lain, ayah bayi ini juga sama tersiksanya denganku karena alasan-alasan yang tadi kau ungkapkan. Terima kasih banyak, hyung. “ kali ini sebuah pelukan dihadiahkan Wooyoung untuk Nichkhun yang masih saja membatu.

                Meski akhirnya tau siapa ayah yang sesungguhnya dari bayi yang dikandung Wooyoung, juga meski akhirnya terbebas dari rasa bersalah yang terus menghantuinya selama ini, tapi bukannya merasa lega, Nichkhun justru malah merasa sakit luar biasa di dalam hatinya.

                “ Jadi ayah bayi ini benar-benar Chansung, Woo? “ tanya Nichkhun dengan suara paraunya.

                Wooyoung hanya mengangguk sambil memejamkan matanya, merasakan pergerakan tangan Nichkhun di punggungnya yang perlahan naik untuk membalas pelukannya.

                “ Jadi orang yang begitu kau cintai, yang diceritakan Taecyeon padaku itu bukan aku? “ tanya Nichkhun lagi seolah masih tidak percaya dengan semua yang diucapkan oleh Wooyoung.

                Kali ini Wooyoung bergeming. Hanya diam dan tidak memberikan jawaban apapun kepada Nichkhun.

                “ Jawab aku, Woo… “ ujar Nichkhun akhirnya setelah mendorong lembut Wooyoung dari dalam pelukannya. Mata Nichkhun yang masih basah dan sedikit merah karena habis menangis, bergerak-gerak mencari jawaban di wajah Wooyoung yang nampak begitu datar dan tenang.

                Wooyoung masih diam. Belum ada tanda-tanda sedikitpun bibirnya akan mengucapkan sesuatu. Sementara di sisi lain, Nichkhun masih terus menatap Wooyoung. Berkonsentrasi untuk menangkap kebohongan yang akan tersirat dari air muka Wooyoung.

                Entah kenapa, tanpa disadari, Nichkhun begitu ingin bisa menangkap kebohongan di kedua mata Wooyoung. Kebohongan saat dia mengatakan kalau Chansunglah orang yang dicintainya, sekaligus ayah biologis dari bayi yang tengah berkembang di rahimnya.

                Hembusan nafas panjang menjadi pengantar Wooyoung untuk berbicara. “ Iya, hyung. Dialah orang yang aku cintai sekarang. Orang yang sangat aku khawatirkan masa depannya. Orang yang membuatku ingin berkorban begitu banyak untuknya. “

                “ Woo… “ panggil Nichkhun putus asa dengan suara yang sangat lirih, ketika tidak ada sebersitpun kebohongan yan terlihat di kedua bola mata Wooyoung.

                “ Tapi kini aku sadar, hyung. Chansung akan lebih bahagia jika dia bisa berkumpul bersama anaknya. Jadi aku memutuskan untuk memberitaunya besok…. “ ucapan terakhir Wooyoung yang diucapkan dengan sebuah senyuman penuh arti, mampu membuat Nichkhun hancur berkeping-keping tanpa sebab yang jelas.

 

------------------------------------------

 

                “ Apa!!!?????!!!! “ seru Chansung sekuat tenaga saat Wooyoung menceritakan tentang kejadian tadi malam antara dirinya dengan Nichkhun kepada Chansung. “ Ada apa dengan otakmu, Woo? Kenapa kau sampai sejauh ini membohongi Khun hyung? “ rengek Chansung akhirnya sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

                “ Aku terpojok, Chan… “ sahut Wooyoung tidak kalah merajuknya pada Chansung.

                “ Kenapa kau tidak katakan saja langsung pada Khun hyung yang sebenarnya? Kenapa kau malah melibatkanku sejauh ini? Aku rasa kau benar-benar gila, Woo… Otakmu terganggu. “ bentak Chansung tiba-tiba kepada Wooyoung.

                Suara tinggi keras dan amarah Chansung, jelas membuat Wooyoung terkejut setengah mati. Chansung begitu tampak menyeramkan saat ini. Wajahnya nampak memerah karena marah. Tatapan matanya pun begitu menakutkan. Membuat Wooyoung benar-benar tidak berani berkutik sedikitpun.

                 Ini adalah sisi lain dari seorang Hwang Chansung ang selama ini tidak pernah diketahuinya.

                “ Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang kau pikirkan, Jang Wooyoung!! Aku tidak mau kau libatkan lebih jauh lagi! Ini urusanmu dan Khun hyung. Jadi sekarang, ayo ikut aku!!! Kita ke kantor Khun hyung. Akan kubongkar semua rahasiamu di hadapannya. Biar dia tau yang sebenarnya!!! Biar dia tau kalau ayah bayi ini adalah dia!!! Bukan aku!!! “ ucap Chansung seraya menarik kasar pergelangan tangan Wooyoung.

                Wooyoung yang sedari tadi hanya mampu menunduk dan mendengarkan ocehan Chansung, merasa begitu kaget, ketika tubuhnya ditarik oleh Chansung dan ketika mendengar ucapan Chansung yang berniat membongkar semua rahasianya kepada Nichkhun.

                Seketika kepala Wooyoung berdenyut kencang dan tubuhnya bergetar karena takut. Maka, belum juga langkah ke lima ditapakinya, tubuh Jang Wooyoung ambruk menghantam keramik putih yang menjadi tempat dirinya berpijak.

                “ Woo!!! Wooyoung!!! Wooyoung!!! Bangunlah!!!! “ dengan jelas Wooyoung dapat mendengar jeritan panik Chansung yang memanggil-manggil namanya. Tapi sudah tidak ada daya lagi yang tersisa untuknya. Maka dengan pasrah, Wooyoung pun memilih mengistirahatkan tubuh dan otaknya yang lelah, sampai Tuhan mengijinkannya kembali terbangun.

 

------------------------------------------

 

                “ Chan!! “ panggil Nichkhun begitu melihat sosok Chansung mondar-mandir dengan panik di depan ruang IGD  rumah sakit tempat Wooyoung dirawat.

                “ Hyung!! “ sahut Chansung sambil melambaikan tangannya ke arah Nichkhun.

                “ Bagaimana Wooyoung? “ tanya Nichkhun masih dengan nafas yang tersegal-segal. Bagaimana tidak, Nichkhun berlari sekuat tenaga dengan paniknya dari basement, menuju ruang IGD rumah sakit tersebut.

                “ Belum tau, hyung… Taecyeon hyung masih memeriksanya. “

                Meski ada sebuah rumah sakit yang terletak tidak jauh dari kompleks perumahan tempat mereka tinggal, tapi Chansung memilih membawa Wooyoung ke rumah sakit tempat Taecyeon bekerja. Kondisi Wooyoung yang memang spesial, menjadi alasan utama Chansung membawa Wooyoung kepada Taecyeon. Lagipula sejak awal kehamilan sampai sekarang ketika usia kandungan Wooyoung sudah menginjak 3bulan, secara tidak langsung, Taecyeon telah menjadi dokter pribadi Wooyoung yang sekaligus menjadi orang yang paling tau mengenai kondisi kesehatan Wooyoung dan bayinya.

                “ Ada apa dengannya? Bukankah tadi pagi dia baik-baik saja? “ gumam Nichkhun sambl berjalan menuju ke arah kursi tunggu.

                “ Kami…. Kami bertengkar, hyung. Mungkin karena itulah Wooyoung jadi seperti ini. “ ujar Chansung dengan wajah putus asa.

                Ekspresi yang jelas tidak dibuat-buat oleh Chansung. Mata sembab dan tampang kusutnya, sudah menjadi bukti yang kuat atas penyesalan Chansung.

                “ Tadi pagi Wooyoung menelphonku. Dia memintaku untuk menjemputnya karena katanya Wooyoung ingin membicarakan sesuatu yang penting. Maka, sekitar jam 9, aq mampir ke rumahmu. Wooyoung memintaku untuk mengajaknya keluar. Karena katanya hal yang ingin dibicarakannya itu adalah rahasia. Maka aku pun memilih mengajak Wooyoung ke rumahku. Karena jika ke tempat lain, aku takut Wooyoung kelelahan. Tapi kemudian pertengkaran itu terjadi. Dan… Dan lalu… Tiba-tiba Wooyoung pingsan, hyung. “ sambil sekuat tenaga menahan air matanya, Chansung pun menceritakan kronologis kejadian yang sebenarnya kepada Nichkhun.

                “ Tenanglah, Chan. Sambil menunggu Taecyeon keluar, lebih baik kita berdoa supaya tidak ada hal buruk yang terjadi pada Wooyoung dan bayinya. “ ujar Nichkhun seraya menepuk pundak Chansung untuk mencoba menenangkan Chansung.

                Detik-detik berikutnya, mereka memilih untuk menunggu kemunculan Taecyeon dengan tenang sambil mengistirahatkan bokong mereka di deretan kursi yang tersedia di lorong depan ruang IGD.

                15 berlalu sebelum akhirnya Taecyeon muncul dari balik pintu kaca ruang IGD dengan wajah penuh peluh.

                “ Hyung!!! Hyung!!! Bagaimana keadaan Wooyoung dan bayinya sekarang, hyung?? “ ujar Chansung panik begitu melihat kemunculan Taecyeon.

                Nichkhun yang duduk di sebelahnya pun sontak bangkit berdiri dan buru-buru menghampiri Taecyeon.               

                “ Dia hanya kelelahan dan stress. Aku rasa sesuatu telah membuatnya berpikir terlalu keras. Saat pertama datang tadi, tekanan darahnya sempat sangat rendah. Tapi beruntung semua sudah kembali normal. Wooyoung juga sudah sadar sekarang. Bayinya pun tidak mengalami gangguan apa-apa. Hanya saja lebih baik jika dia menginap dulu di sini barang satu hari. Biar aku bisa memantaunya lebih lanjut. “ ujar Taecyeon memberi keterangan kepada Nichkhun dan Chansung.

                “ Boleh aku masuk sekarang, hyung? Aku ingin bertemu Wooyoung sekarang. “ dengan nada memohon, Chansung meminta ijin kepda Taecyeon.

                “ Masuklah. Tapi jangan membuat Wooyoung terlalu banyak bicara. Kondisinya masih lemah. “ pesan Taecyeon kepada Chansung yang sdah bersiap lari menerobos ke dalam ruang IGD.

                Maka setelah beberapa anggukan mantab, Chansung pun membuka lebar pintu ruang IGD dan menjejalkan dirinya masuk ke ruangan tersebut. Meninggalkan hanya Nichkhun dan Taecyeon.

                “ Kenapa bocah itu tampak begitu panik? Ada hubungan apa antara dirinya dan Wooyoung? “ tanya Taecyeon kebingungan.

                Ini bukan pertama kalinya Taecyeon bertemu dengan Chansung. Berkali-kali Taecyeon bertemu dengan Chansung saat sama-sama sedang bertamu ke rumah Nichkhun. Hanya saja, bedanya Taecyeon menamui Nichkhun, sementara Chansung menamui Wooyoung.

                Taecyeon juga sempat mengobrol banyak dengan Chansung di beberapa pertemuan mereka. Dan Taecyeon rasa, Chansung adalah anak yang sangat baik dan sopan.

                Chansung juga sangat perhatian kepada Wooyoung. Sesudah maupun sebelum Wooyoung diketahui sedang mengandung. Bahkan kebaikan Chansung kepada Wooyoung, sempat menimbulkan tanda tanya di benak Taecyeon. Dan kecurigaan Taecyeon terhadap hubungan Chansung dan Wooyoung yang terlihat lebih dari sekedar teman itu, sempat diutarakan Taecyeon kepada Nichkhun.

                “ Dia… Dia… Benar adalah ayah kandung dari bayi di dalam perut Wooyoung, Taec. “ jawab Nichkhun lirih.

                “ Benarkah? Serius? “ sambil membelakan matanya, Taecyeon menuntut kepastian dari ucapan Nichkhun.

                “ Kemarin malam, Wooyoung mengatakan semuanya kepadaku. Dan Wooyoung berkata hari ini dia akan mengatakan kepada Chansung yang sebenarnya. Jadi… Mestinya itulah penyebab kenapa Wooyoung harus berakhir di sini. “

                “ Wah… Luar Biasa. “ bisik Taecyeon kepada dirinya sendiri. “ Berarti kecurigaanku selama ini benar, Khun.  Semua terbukti. “ lanjutnya lagi.

                “ Tapi, kau juga luar biasa hebat. Akhirnya kau bisa juga membuat Wooyoung mengakui siapa ayah biologis dari bayi yang dikandungnya itu. “ ucap Taecyeon lagi setelah beberapa detik berselang. “ Terus terang, Khun, aku sangat iri kepada Hwang Chansung itu. Dicintai dengan begitu dalam oleh seseorang, pasti akan sangat sempurna rasanya hidupku. “ sambil menerawang, Taecyeon kembali melanjutkan kata-katanya.

                Sementara di hadapannya, Nichkhun yang sedari tadi mendengarkan tiap kata yang keluar dari mulut Taecyeon dengan seksama, tiba-tiba merasakan perih luar biasa di dalam hatinya saat mengingat bagaimana Wooyoung mengutarakan isi hatinya soal Chansung kepadanya semalam.

                “ Kali ini nampaknya dia telah mendapatkan seseorang yang mampu dengan tulus membalas perasaannya. “ gumam Nichkhun sangat pelan.

                Namun, suasana saat itu yang tergolong sepi, membuat Taecyeon mampu mendengar dengan jelas tiap kata yang diucapkan oleh Nichkhun.

                “ Maksudmu apa, Khun? “ tanya Taecyeon bingung.

                “ Melihat kepanikan Chansung barusan, jelas menunjukkan perasaan Chansung yang sesungguhnya. Dia juga pasti sangatlah mencintai Wooyoung. “

                Anggukan setuju segera diberika Taecyeon kepada saudara sepupunya tersebut.

 

-----------------------------------------

 

                “ Jang Wooyoung!!! “ seruan tertahan Chansung sempat sedikit mengagetkan Wooyoung yang tengah terbaring lemah dengan jarum infus yang menancap dalam di bagian samping pergelangan tangan sebelah kirinya.

                Senyuman getir menjadi sambutan yang diberikan Wooyoung untuk Chansung yang bertampang sangat kusut tersebut.

                “ Maafkan aku, Woo!! “ segera setelah berhasil mendekap tubuh ringkih Wooyoung, tangisan bersalah Chansung tumpah di sisi sebelah kanan pundak Wooyoung. “ Maafkan aku. “

                Melihat sahabatnya begitu histeris, dengan susah payah, Wooyoung mengangkat tangannya yang terbebas dari infus untuk mengusap lembut punggung Chansung yang bergetar karena menangis.

                Satu lagi sisi baru dari seorang Hwang Chansung yang baru diketahui oleh Wooyoung.

                “ Maafkan aku, Woo. “ ucapan Chansung kali ini terdengar lebih jelas, karena tangis namja y itu nampak sudah mulai mereda.

                Lagi-lagi hanya senyum lembut Wooyoung yang nampak rapuh lah yang menyambut Chansung ketika dia menarik diri dari dalam dekapan Wooyoung.

                “ Harusnya aku yang minta maaf, Chan. “ suara Wooyoung yang parau dan terkadang hilang, semakin membuat namja chubby itu terlihat sangat lemah. “ Harusnya aku tidak melibatkanmu dalam masalahku sampai sejauh ini. Maafkan aku, Chan. “ dengan susuah payah, akhirnya Wooyoung mampu menyelesaikan rangkaian kata-katanya.

                Setetes air mata kembali lolos dari mata Chansung yang sudah sangat merah. Melihat sosok Wooyoung yang menjadi seperti ini karena tindakan yang dilakukannya tanpa otak, benar-benar membuat Chansung merasa bersalah.

                “ Maafkan aku, Woo. Aku harusnya lebih bisa mengatur emosiku. Karena akulah kau jadi seperti ini. “ bagaikan sebuah mantra, Chansung terus-terusan  merapalkan kalimat yang bertujuan untuk menyalahkan dirinya sendiri.

                “ Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, Chan. Apa yang kau lakukan tidaklah salah. Akulah yang keterlaluan kepadamu. “ sambil tetap tersenyum Wooyoung mencoba menghibur Chansung yang nampak begitu kacau.

                “ Woo… “ tiba-tiba Chansung meraih sebelah tangan Wooyoung dan menggenggamnya dengan kedua tangannya. “ Aku akan membantumu. Mulai sekarang, aku akan menjadi ayah bagi bayimu. Sekaligus menjadi orang yang akan menjagamu terus-menerus. “ ucap Chansung dengan ekspresi wajah yang teramat serius.

                Hal itu sontak membuat Wooyoung terperangah. Pikiran Wooyoung mendadak kosong mendengar apa yang diucapkan Chansung barusan. Sedikitpun Wooyoung tidak bisa memahami apa makna kalimat yang telah diucapkan Chansung kepadanya barusan.

                Namun belum sempat Woyoung sadar dari kaget part satunya, Chansung yang tiba-tiba mendaratkan kecupan lembut di puncak kepala Wooyoung, kembali membuat Wooyoung mengalami kaget part dua.

                Spektakulernya, belum juga part satu dan part dua berakhir, suara berat Taecyeon yang tiba-tiba muncul dari balik punggung Chansung membuat Wooyoung kembali kaget part tiga.

                Dan kaget part empat, yang sekaligus adalah puncak dari rangkaian keterkejutan Wooyoung, adalah tertangkapnya sosok Nichkhun yang sedang berdiri di samping Taecyeon, oleh kedua mata milik Jang Wooyoung. Namja yang masih merupakan keturunan Thailand itu, tengah menyaksikan adegan cium mesra antara Wooyoung dan Chansung dengan tatapan mata yang sangat sulit diartikan.

                “ Ooppsss… Maaf jika aku mengganggu acara lovey dovey kalian. Tapi aku hanya ingin memberitahukan kepada kalian, kalau kamar untuk Wooyoung sudah bisa ditempati. Jadi akan lebih baik jika kita melakukan pindahan sekarang juga. Agar Wooyoung bisa merasa lebih nyaman. “ ujar Taecyeon sambil cengar-cengir genit.

                “ Baiklah, hyung… “ jawab Chansung singkat, seraya bergerak sedikit mundur untuk memberi ruang bagi para perawat untuk memindahkan Wooyoung ke ranjang dorong yang akan mengantarnya menuju ke tempat peristirahatan yang selanjutnya.

                “ Oh iya, Chansung!! “ panggil Taecyeon lagi saat Chansung hendak bergerak mengikuti rombongan Wooyoung dan perawat-perawatnya.

                “ Ya, hyung? “

                “ Selamat. Sebentar lagi kau akan menjadi ayah… “ ujar Taeceon dengan senyum yang mengembang lebar.

                “ Oh… terima kasih banyak, hyung. “ tidak perlu bertanya dari mana Taecyeon tau soal Chansung dan Wooyoung. Karena Nichkhun pastilah sumber informasinya.

                “ Satu lagi… Selamat karena kau telah menjadi orang yang paling beruntung di dunia. Wooyoung benar-benar tulus dan serius dengan cintanya kepadamu. “ seraya mengacungkan jempolnya untuk Chansung, entah kenapa, Taecyeon merasa ikut  sangat bahagia atas kisah cinta Chansung dan Wooyoung.

                “ Ya, hyung. Terima kasih banyak… “ setelah membungkuk sopan kepada Taecyeon, Chansung segera berlari kecil untuk menghampiri rombongan Wooyoung yang tengah berdiri di depan lift pasien, menunggu pintu lift tersebut terbuka untuk mereka.

                Maka tinggallah Nichkhun seorang diri. Namja bertampang tampan itu hanya berdiri mematung di depan pintu ruang IGD yang telah kembali tertutup sepeninggal Wooyoung dan yang lainnya. Berharap dengan terus diam, akan mampu mambuat sesak yang sedari tadi mengikat dadanya, bisa hilang perlahan-lahan.

 

-----------------------------------------

 

                TO BE CONTINUE…

 

Hallo lagi!!! ^^

Chapter 3 bener-bener berhasil di-update dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Mumpung saudara-saudara aku lagi bertamasya keliling kota, jadi dengan sekuat tenaga, hati dan pikiran, aku berusaha menyelesaikan chapter 3 ini.

Mungkin agak lebih pendek.

Tapi lumayanlah daripada ga update sama sekali…

 

Oiya!! Ga lupa mo bilang makasih buat reader semua…

Ga nyangka lho… 8voter dan 33 subscribers!!!

Aku seneng banget dh kalo ff aku bisa bikin kalian juga seneng. ^^

Juga buat komen-komennya!!! Makasih yha…

Maaf klo lagi2 blom sempet bales satu2… Tapi saran n kritik kalian pst sll adi pertimbangan aq buat bikin chapter selanjutnya kog… Makanya, jangan lupa komen terus yah di tiap chapter…

Pokonya kasih aku saran dan kritik yang sebanyak-banyaknya… ^^

Ok dh sekian sajah…

Sampe ketemu lagi di chapter berikutnya!!!

Byebyebyebye!!!!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
oryzae12 #1
Chapter 4: Auhh. Tidak ada lanjutannya...
suyoungie #2
Chapter 4: Please update....huhu....
Mrs_jang89yes #3
Chapter 4: Update soon authornim.. :D
Like it
ELFlisa #4
Chapter 4: best la cerita ni!!!..update soon..thanks for the story..
ReLif_53 #5
Chapter 4: Wooww.. Ceritanya dramatis banget authornim.. Aku kasian sekaligus kesel ma nickhun.. Gak peka banget ma perasaan sendiri.. Ckckck.. Kan kasian woo, dia pasti kesiksa banget.. Lanjut authornim..
mannuel_khunyoung
#6
Chapter 4: Sory thor lngsung koment di chap4 hehe

Ceritanya kereena kyak drama gitu

tpi sedikit kecewa,atau bahkan sangaaaaaat,setelah tau ternyata chansung sama junho,aku pikir chan bakalan ma wooyoung :'( dan nanti bakalan rebutan saama nichkhun

thor buat masalahnya semakin rumit?mungkin buat pertengkaran antara chan ma junho krena trnyata diam2 chan ska sma wo setelah anak itu lahir hihihihi :D

fighting thor?jgn lpa klo setuju dgn ide akuuu kasih tau aku thor wkwk
teru_neko
#7
Chapter 4: susul Woo! susul Woo!!
kasian Woo..walaupun Chan udah bersikap kayak daddy-nya si bayi..tetepa aja cintanya kan buat Junho T^T
sebenarnya sedikit berharap ada taeckay jg di sini..tp ya karena mereka bersaudara, kan g mungkin lovey dovey..jd ya cukup pembawa komedi aja hahaha
thanks for the fast update ^^
jangwooyoung0730
#8
Chapter 4: update soon :-)

thanks authornim :-)
antares_alph
#9
Chapter 4: Wee, update-nya ekspress banget nih, keren~~ XD
Aaaa Kinara, mau tanya dong. Dari kemarin aku penasaran banget, Chansung kerjanya apa e?
Aku terus bertanya-tanya.. hehe
Akhirnya Khun menyadari perasaannya juga. Semoga segera ada tindakan ya, dan Woo juga semoga nggak terus2an egois, kabur terus dari Khun dengan alasan pengen Khun bahagia (padahal cuma takut buat tahu perasaan Khun aja kan? XP) Hahaha..
Semangat! Kalau kamu takut typo, kamu bisa minta tolong temenmu buat jadi proof-reader, jadi soal typo ama kata-kata yanga neh bisa dibenerin juga~ C: