Fourth Love

My Love, My Life, My Everything

                Chapter 4 is here!!!

                Ga lupa minta maaf klo nanti ditemukan banyak banget typo di dalam chapter ini.

 

--------------------------------

 

                “ Hyung, setelah keluar dari rumah sakit, aku akan membawa Wooyoung pindah dari rumahmu. Bagaimana pun juga, akulah yang seharusnya bertanggung jawab atas Wooyoung. “

                Itulah permohonan ijin yang Chansung utarakan kepada Nichkhun ketika mereka masih berada di rumah sakit.

                Dan benar saja. Keesokan harinya, sekitar jam 8 pagi, sebelum Nichkhun berangkat ke kantor, Chansung bersama beberapa orang pelayannya datang ke rumah Nichkhun, untuk mengemasi seluruh barang-barang milik Wooyoung.

                Setelah itu, kembali untuk kedua kalinya Wooyoung menghilang dari kehidupan Nichkhun. Tapi kali ini tidak sendiri. Melainkan bersama dengan Chansung. Orang yang benar-benar dicintainya.

                Berita terakhir soal Wooyoung yang didengar Nichkhun melalui Pak Jang, ayah Wooyoung, ketika Nichkhun berkunjung ke rumah lamanya, adalah Wooyoung dan Chansung sekarang memutuskan untuk menetap di Amerika, sampai batas waktu yang belum ditentukan.

                “ Sepertinya Chansung ingin Wooyoung melahirkan di sana. “ imbuh Pak Jang.

                Gurat kebahagian jelas tergambar di wajah Pak Jang. Bagaimana pun juga, Wooyoung, si bungsu, kini bisa hidup bahagia bersama dengan orang yang mencintainya dan mau menerima apapun yang ada pada diri Wooyoung dengan baik. Selain itu, di usianya yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi itu, Pak Jang akan segera merasakan indahnya menjadi seorang kakek. Satu lagi cita-citanya, akan terkabul dalam beberapa bulan ke depan. Menimang seorang cucu.

                “ Tuan muda juga sudah harus segera menyusul Wooyoung-ku. Sudah saatnya tuan muda juga memikirkan soal pendamping hidup. Tidak baik jika terus menerus sendirian. Harus ada orang yang mencintai dan dicintai tuan muda, baru hidup tuan muda akan lebih sempurna. “ gurau Pak Jang kepada Nichkhun.

                Ucapan pria berusia setengah abad lebih itu nampaknya justru membuat Nichkhun menjadi galau.

                Tanpa ada yang menyuruh, entah kenapa, ingatannya justru membawa Nichkhun ke masa-masa dimana Wooyoung masih ada di sampingnya. Baik ketika sebelum maupun sesudah Wooyoung menyatakan perasaannya kepada Nichkhun.

                Dan kembali, rasa sakit yang asing mulai menjelajahi tiap sudut hati Nichkhun.

 

-----------------------------------

 

                “ Khun… Kau ada dimana? Aku dan Minjun hyung sekarang sedang berada di rumahmu. Cepatlah pulang… Kami menunggumu. “ ujar Taecyeon yang tanpa menunggu jawaban apapun dari Nichkhun, langsung menutup sambungan telephonenya.

                “ Dimana dia? “ tanya Minjun sambil mengunyah potongan kentang goreng milik Nichkhun yang baru saja selesai digorengnya sendiri tanpa sepengetahuan sang empunya makanan.

                “ Entahlah. Aku tidak bertanya. “jawab Taecyeon seolah tidak peduli dengan keberadaan Nichkhun.

                “ Oh… “ sahut Minjun singkat seraya beranjak duduk di samping adik laki-lakinya.

                Mereka pun hening sejenak. Menikmati kegiatan nonton tv mereka dengan serius, sambil terus melahap kentang demi kentang yang tersaji di atas sebuah piring besar.

                “ Tuan muda Minjun, ini the ginseng yang tuan muda pesan. “ kehadiran Changming, salah seorang pelayan Nichkhun yang membawakan pesanan the ginseng milik Nichkhun, sontak mengalihkan perhatian kedua kakak beradik tersebut dari depan layar kaca.

                “ Oh… Terima kasih, hyung. “ ujar Minjun seraya menoleh ke arah Changming.

                “ Hyung!!! Kenapa kau hanya memesan untuk dirimu sendiri? “ rengek Taecyeon yang nampak cemburu melihat secangkir the ginseng panas yang tersaji cantik di hadapan Mnjun.

                “ Aku tidak tau kalau kau juga mau. Maaf. “ sahut Minjun enteng sambil kembali menjejali mulutnya dengan beberapa potongan kentang sekaligus.

                “ Jelas aku mau. “ sungut Taecyeon dengan wajah masam. “ Hyung, aku mau satu. “ kali ini dengan wajah yang dimanis-maniskan, Taecyeon merengek kepada Changming yang sedari tadi masih berdiri di samping sofa sambil tersenyum melihat tingkah laku Minjun dan Taecyeon.

                “ Baiklah, tuan muda. Tunggu sebentar. Akan segera saya buatkan. “ ujar Chang ming seraya membungkukkan badannya dengan sopan untuk berpamitan meninggalkan kedua saudara sepupu dari majikannya tersebut.

                Namun, belum juga Changming sempat melangkahkan kakinya, suara Minjun seketika membuat Changming mengurungkan niatnya untuk melangkah.

                “ Hyung… “ panggil Minjun.

                “ Ya, tuan muda? “

                “ Hyung tau kemana Nichkhun pergi sepagi ini di hari liburnya? “ tanya Minjun dengan wajah penasaran.

                Memang hal ini bukanlah hal biasa. Seorang Nichkhun Buck Horvejkul, biasanya masih akan terbungkus selimut di hari dan jam seperti sekarang ini.

                Lelah bekerja selama 5hari penuh, selalu berhasil membuat Nichkhun mendekam di kamarnya sampai kurang lebih jam 12 siang di hari Sabtu dan Minggu. Tapi alangkah anehnya, jika di hari Minggu seperti ini, dan ketika jarum jam masih berada di angka 9 lewat 30menit, seorang Nichkhun Buck Horvejkul sudah pergi meninggalkan istananya, entah kemana.

                “ Oh iya. Aku juga mau menanyakan itu padamu, hyung. Kami sengaja datang pagi-pagi ke sini untuk mengejutkannya. Tapi karena sepagi ini dia sudah pergi, jadi malah kami berdua yang sangat terkejut. “ dengan mulut penuh kentang goreng Taecyeon menimbrung ke tengah pembicaraan Minjun dan Changming.

                “ Kalau tidak salah, tadi pagi tuan muda bilang merindukan rumah lamanya. Karena sudah sangat lama tuan muda tidak berkunjung ke sana. Mungkin, tuan muda mampir ke sana untuk menengok rumah lamanya. Saya sendiri kurang begitu tau. Ini hanya perkiraan saya saja. “ jawab Changming dengan sopan.

                Mendengar jawaban Changming, Taecyeon dan Minjun pun segera menganggukan kepalanya kompak.

                “ Tapi… “ kata lanjutan yang diucapkan Changming, sontak membuat kedua kakak-beradik tersebut kembali memfokuskan perhatiannya kepada pelayan muda yang usianya hanya terpaut beberapa tahun saja dengan mereka tersebut.

                “ Tapi apa, hyung? “ desak Minjun penasaran karena Changming tak kunjung melanjutkan kembali kata-katanya.

                “ Uhm… Maaf sebelumnya. Bukan maksud ingin membicarakan tuan muda di belakangnya atau bergosip. Hanya saja, saya dan pelayan-pelayan yang lain, menangkap adanya perubahan drastis dalam diri tuan muda akhir-akhir ini, yang membuat kami, pelayan-pelayannya, merasa sedikit cemas. “ sejenak Changming berhenti untuk mempelajari ekspresi kedua pemuda yang ada di hadapannya tersebut. “ Tepatnya… Setelah kepergian… Wooyoung. “ nama Wooyoung disebut Changming dengan suara yang lebih pelan dari kata-kata lainnya. Seolah namja itu takut dimarahi jika ada yang mendengarnya menyebutkan nama Wooyoung.

                Hening sejenak.

                Bukan karena tidak tertarik dengan cerita Changming, namun Minjun dan Taecyeon, serempak tengah berusaha memproses rangkaian kata yang diucapkan oleh Changming di dalam otak mereka masing-masing.

                “ Perubahan yang bagaimana misalnya, hyung? “ tanya Taecyeon lebih dahulu memecah keheningan di atara ketiganya.

                “ Tuan muda jadi lebih sering murung. Jadi lebih pendiam. Nafsu makan tuan muda juga tampak berkurang akhir-akhir ini. Tuan muda juga sering melamun dan tidak berkonsentrasi saat ada salah satu dari kami yang mengajaknya berbicara.  Kemudian, di tengah malam, kami juga sering mendapati tuan muda tengah terbangun dan merenung di balkon seorang diri sampai nyaris pagi. Dan paginya, tuan muda akan bangun lebih awal dari pelayan-pelayan yang lain dengan lingkar hitam di kedua matanya. Bahkan selama seminggu terakhir ini, tidak satupun dari kami yang berhasil melihat senyum ramah tuan muda. Seolah tuan muda Nichkhun yang sekarang, bukan tuan muda kami yang biasanya.“ dengan hati-hati, Changming berusaha menyebutkan satu per satu keanehan Nichkhun  tanpa ada penambahan ataupun pengurangan di setiap bagiannya.

                “ Mungkin pekerjaan kantor yang membuatnya begitu, hyung. Bukankah sebentar lagi Nichkhun akan meluncurkan satu lagi anak perusahaan baru di daerah Daegu? “ ujar Taecyeon dengan wajah serius. Nampaknya, topik bahasan ini benar-benar menarik perhatiannya.

                “ Awalnya kami pikir juga begitu. Tapi pemikiran kami berubah setelah Sohee, pelayan yang bertugas membersihkan kamar tuan muda Nichkhun, beberapa kali mendapati foto Wooyoung tergeletak begitu saja di atas tempat tidur tuan muda. Dan foto itu hanya ditemukan jika pagi itu, tuan muda terlambat bangun dan terburu-buru pergi ke kantor. Selebihnya, jika tuan muda bangun tepat waktu atau lebih dulu dari kami, foto itu tidak pernah di temukan. “ penjelasan Changming kali ini, jelas menguatkan pendapatnya dan para pelayan, tentang perubahan sikap Nichkhun yang terjadi setelah kepergian Wooyoung.

                Skak mat bagi Minjun dan Taecyeon. Pendapat dan penjelasan Changming memang sudah tidak bisa disangkal lagi.

                “ Baiklah, hyung. Terima kasih atas informasinya. Kami akan rundingkan dulu masalah ini. “ putus minjun akhirnya. Karena memang tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain merundingkan dulu masalah inii dengan Taecyeon.

                “ Baik tuan muda. Maaf kalau mungkin saya dan pelayan yang lain terkesan ikut campur urusan tuan muda Nichkhun. Tapi hal ini kami lakukan karena kami merasa sangat mengkhawatirkan tuan muda Nichkhun. Bagaimanapun juga bagi kami, tuan muda Nichkhun sudah lebih dari sekedar seorang majikan. “ ujar Changming kepada Minjun dan Taecyeon sebelum pergi.

                “ Ya, hyung. Kami tau. Oleh karena itu kami akan diskusikan berdua dulu soal masalah ini. Hyung juga tidak perlu meminta maaf, karena kami justru berterima kasih, atas informasi yang hyung berikan pada kami. “ jawab Minjun sambil tersenyum menenangkan Changming yang nampak sedikit takut karena telah berbicara terlalu banyak tentang majikannya. “ Malah kami minta, supaya hyung dan yang lain, membantu kami mengawasi nichkhun lebih intens lagi mulai sekarang. Dan jangan sungkan menelephon atau memberi tau kami jika ada sesuatu yang aneh soal nichkhun. Karena seperti yang hyung tau, hidup sebatang kara seperti Nichkhun, pasti sangatlah tidak mudah. “ lanjutnya lagi yang disambut dengan anggukan antusias dari Changming.

`

--------------------------------------------

 

                “ Nichkhun jelas merindukan Wooyoung. “ ujar Minjun pada Taecyeon sepeninggal Changming.

                “ Aku juga merindukan Wooyoung, hyung. Kau kan tau bagaimana Wooyoung. Dia begitu menggemaskan dan mudah dicintai. Bocah itu akan meninggalkan kesan yang mendalam bagi setiap mereka yang pernah mengenal Wooyoung. Tapi… Serindu-rindunya aku pada Wooyoung, aku tidak pernah sampai memandangi fotonya setiap malam seperti nichkhun. “ sahut Taecyeon enteng.

                Dan tanpa disadari, ucapan Taecyeon telah membuat mata Minjun membulat besar.

                “ Taec!!! Mungkinkah Nichkhun jatuh cinta pada Wooyoung? “ ucap Minjun antusias.

                Sedetik kemudian, Taecyeon pun menahan nafasnya, setelah mendengar apa yang dikatakan oleh hyung-nya. Dan tidak perlu waktu lama bagi Taecyeon untuk mengumpulkan semua ingatannya tentang hari-hari kebersamaanya bersama Nichkhun dan Wooyoung.

                “ Benar, hyung!!! Nichkhun jatuh cinta pada Wooyoung!! Selama ini tanpa kita sadari, Nichkhun menyimpan perasaan kepada Wooyoung!! “ pekik Taecyeon yang mengundang ekspresi bingung dari Minjun.

                “ Itulah alasan kenapa Nichkhun meminta Wooyoung tinggal bersamanya. Itulah juga alasan kenapa Nichkhun mau bertanggung jawab tanpa alasan yang jelas atas anak yang dikandung Wooyoung. Itulah juga alasan kenapa Nichkhun tampak sedih ketika Wooyoung dan Chansung akhirnya bisa bersama. “ dengan sekali nafas, Taecyeon mengucapkan alasannya, tentang mengapa dirinya begitu yakin kalau Nichkhun jatuh cinta kepada Wooyoung, kepada sang kakak. “ Aku memang bodoh! Kenapa aku bisa tidak sadar sama sekali selama ini? “ maki Taecyeon kepada dirinya sendiri.

                “ Jadi, alasan Nichkhun banyak berubah adalah benar karena Wooyoung? “ tanya Minjun mencoba meyakinkan Taecyeon kembali.

                “ Iya, hyung! Secara tidak sadar, aku selama ini sudah menjadi saksi bagi kisah cinta Nichkhun dan Wooyoung. Hanya saja, aku terlalu bodoh dan tidak peka, hyung. Aku juga terlalu fokus pada kesehatan Wooyoung dan penasaran tentang identitas ayah si bayi. Sehingga tidak ada waktu bagiku untuk memperhatikan soal perasaan Nichkhun pada Wooyoung. “ jawab Taecyeon dengan sangat yakin.

                “ Tapi semua sudah terlanjur, Taec. Wooyoung dan Chansung sudah hidup bahagia sekarang. Jadi sudah tidak ada lagi kesempatan bagi Nichkhun. “ dengan wajah sedih, Minjun berusaha menyampaikan kepada Taecyeon, betapa dia ikut prihatin atas ketidakberuntungan kisah cinta Nichkhun.

                Meski Taecyeon sempat merasa sama prihatinnya dengan Minjun saat melihat wajah sang kakak, tapi Taecyeon terus berusaha berpikir positif untuk menguatkan saudara sepupunya yang sekarang sedang entah berada dimana itu.

                “ Chansung dan Wooyoung belum resmi menikah, hyung. Aku tidak tau kenapa. Tapi  perasaanku mengatakan kalau Nichkhun masih punya kesempatan. “ ujar Taecyeon dengan penuh semangat  kemudian.

                “ Kau tau darimana kalau Chansung dan Wooyoung belum menikah? “ tanya Minjun penasaran.

                “ Jung Hwa noona. Noona-nya Wooyoung. “ jawab Taecyeon cepat.

                “ Kenapa kau bisa berhubungan dengan kakak perempuan Wooyoung? “ dengan penasaran Minjun terus mengintrogasi Taecyeon.

                Sumpah demi apapun, setelah Minjun melontarkan pertanyaan itu pada Taecyeon, Minjun yakin melihat rona merah di kedua pipi sang dongsaeng.

                “ Kenapa? “ desak Minjun lagi.

                “ Ah… E… I-itu tidak penting. Yang penting adalah, aku yakin ada kejanggalan yang terjadi antara Wooyoung dan Chansung. Karena untuk apa mereka menunda-nunda lagi pernikahan jika mereka memang benar saling mencintai. Apalagi Wooyoung juga sudah mengandung buah cinta mereka. Selain itu, hyung…. Jung Hwa noona juga selalu menghindar ketika aku menanyakan terlalu banyak tentang Wooyoung. Dia juga tidak pernah mau memberi tauku tentang nomer ponsel ataupun alamat Wooyoung dan chansung di amerika sana. Pokoknya sangat aneh, hyung. “

                “ Kau itu yang aneh…. “ celetuk Minjun sontak membuat Taecyeon kelabakan.

                “ Aku serius, hyung… Ayolah. “

                “ Aku juga serius…. “

                “ Ya sudahlah, hyung. Terserah kau saja. Tapi yang pasti aku sangat berharap kalau Nichkhun masih punya sebuah kesempatan. Paling tidak untuk sekedar mengungkapkan perasaannya kepada Wooyoung. “ ujar Taecyeon akhirnya putus asa. Dia memang tidak pernah bisa berhasil menyembunyikan sesuatu dari hyung-nya tersebut.

                “ Aku juga berharap begitu. Tapi lebih baik jangan bertindak gegabah. Kenapa tidak kita cari tau dengan lebih detail lagi tentang mereka bertiga, sebelum mearik kesimpulan yang belum tentu benar. “ akhirnya Minjun mau kembali fokus ke permasalahan yang sebenarnya.

                Tanpa kata, Taecyeon mangangguk menyetujui usulan Minjun. Memang tidak ada salahnya jika mencari tau lebih dalam lagi soal Nichkhun , Wooyoung dan Chansung. Karena toh selama ini, Taecyeon juga selalu merasa bahwa ada sesuatu yang tersembunyi antara Nichkhun dan Wooyoung soal bayi di dalam kandungan Wooyoung tersebut. Hanya saja, Taecyeon tidak pernah tau apa yang disembunyikan itu. Nichkhun dan Wooyoung terlalu rapat menyimpannya.

                “ Sementara ini, lebih baik kita tidak bicara apapun kepada Nichkhun soal masalah ini. Aku tidak ingin bocah itu semakin stress dengan topik bahasan kita hari ini. “ tambah Minjun lagi, yang lagi-lag ditanggapi dengan anggukan serius oleh Taecyeon.

                Lagi-lagi Taecyeon mengangguk dengan patuh.

                “ Dan kau… urusanmu denganku belum selesai. “ imbuh Minjun seraya melirik sinis ke arah Taecyeon yang sekali lagi nampak mulai kebingungan.

 

--------------------------------------------

 

                * Washington DC

 

                “ Woo… Minumlah dulu obatmu. Kau sudah selesai makan, kan? “ seraya menyodorkan segelas air putih dan 4butir kapsul warna-warni, Junho mengganggu kegiatan membaca Wooyoung.

                “ Baiklah… Baiklah… “ gerutu Wooyoung seraya meletakan bukunya dan menerima suguhan Junho dengan muka masam.

                Ini sudah bulan ke-6 Wooyoung mengandung, dan tidak sedikitpun ada pengurangan dalam jumlah obat yang harus dikonsumsinya setiap hari.

                “ Kenapa aku masih saja harus meminum obat sebanyak ini setiap hari? Padahal aku merasa sudah sangat sehat. “ lagi-lagi Junho harus dengan sabar mendengarkan ocehan Wooyoung yang itu-itu saja setiap harinya, ketika waktu untuk minum obat tiba.

                “ Tanyakan pada dokter Ricky, Woo. Aku hanya melakukan apa yang dimintanya. Jadi berhentilah mengomel padaku. Omelilah dia saat nanti dokter itu datang untuk memeriksamu. “ sahut Junho enteng seraya melenggang ke arah pintu masuk apartemen yang tengah asik ber-‘ting-tong-ting-tong’ ria.

                “ Hallo, honey. “ ujar sosok tinggi besar yang muncul dari balik pintu yang dibuka Junho, dengan senyum menggoda.

                Melihat siapa tamu yang datang, Junho, si namja bermata sipit itu hanya tersenyum penuh arti, sebelum kemudian bibirnya dilumat habis oleh namja tinggi besar di hadapannya.

                “ Berhentilah memakan wajahnya di hadapanku, Chan!!! Aku sudah bilang, aku sedang sangat sensitif dengan hal-hal yang berbau romantis belakangan ini!! “ seru Wooyoung, jauh dari balik punggung Junho.

                “ Berhentilah mengomel, Woo! Aku ragu kalau bayimu itu laki-laki. Melihat dari betapa cerewetnya kau belakangan ini, aku yakin bayimu itu perempuan. “ goda Chansung pada sosok namja chubby berperut gendut yang tengah berjalan menuju ke meja makan untuk meletakkan gelas kaca yang dipegangnya sedari tadi.

                “ Jangan menggodanya terus, honey. Aku nyaris gila mendengar dia mengomel terus tanpa henti seharian ini. “ rajuk Junho pada Chansung yang sedang merangkulnya mesra.

                “ Bersabarlah, sayangku. Anggaplah kita sedang berternak pahala. “ bisik Chansung genit di telingan kiri sang kekasih.

                “ Kalian ini!!! Beraninya kalian membicarakanku di depan mukaku? “ omel Wooyoung pada kedua namja yang tengah kasmaran itu.

                Tanpa berniat menjawab, Chansung dan Junho hanya tertawa cekikikan melihat tingkah lucu Wooyoung.

                Meski berisik, tapi bagi Chansung dan Junho, perubahan sikap Wooyoung akhir-akhir ini, malah seperti hiburan bagi mereka.

                Hal ini membuat, seberapa seringpun Wooyoung mengomel pada mereka, tidak pernah ada sedikitpun marah di hati mereka kepada Wooyoung. Sebagai sahabat yang baik, mereka berusaha sangat memaklumi soal perubahan sikap Wooyoung.

                Karena menurut dokter Ricky, dokter spesialis kandungan pribadi Wooyoung, perubahan sikap Wooyoung yang jadi lebih emosional dan sensitif itu disebabkan oleh pengaruh dari bayi di dalam kandungan Wooyoung.

                “ Baiklah, kami minta maaf tuan besar. Kami berjanji tidak akan berani mengulangi kesalahan kami lagi. “ ujar Chansung seraya berjalan mendekati Wooyoung yang masih berdiri di dekat meja makan sambil bertolak pinggang.

                Wooyoung tidak lagi menanggapi ucapan Chansung. Matanya hanya diam memandang lekat sosok namja y yang sudah berada tepat di hadapannya itu sambil bergeming. Bahkan saat Chansung membungkuk untuk mengelus  dan menempelkan bibirnya lembut di atas permukaan kulit perut buncit Wooyoung, Wooyoung pun sama sekali tidak protes.

                “ Hallo, baby. Daddy penasaran, apakah baby-ku ini merindukan daddy-nya? Karena daddy sangat-sangat merindukanmu hari ini. “ bisik Chansung sebelum kembali mengecup perut Wooyoung dengan penuh kasih sayang.

                Seperti mengerti apa yang diucapkan Chansung, beberapa tonjolan muncul bergantian di sekitar perut Wooyoung yang tadi dikecup oleh Chansung.

                “ Dia juga merindukanmu, honey. Lihat!!! Dia pasti sedang kegirangan menyambut kepulanganmu! “ ujar Junho antusias sambil menunjukkan kepada Chansung beberapa tonjolan yang kemudian muncul di perut Wooyoung.

                “ Ah… “ pekik Wooyoung membuat seketika tawa bahagia di wajah Chansung dan Junho berubah menjadi kepanikan.

                “ Kenapa, Woo? “ tanya Junho sambil langsung menyangga tubuh Wooyoung yang sempat terhuyung seiring dengan pekikan yang dibuatnya.

                “ Tidak apa-apa. Hanya saja, ketika bayi ini bergerak, rasanya sangat aneh. Aku belum terbiasa. “ seulas senyum penuh arti disunggingkan Wooyoung kepada Chansung dan Junho yang tampak panik. “ Maaf… “ tambahnya lagi seraya berusaha menegakkan kembali tubuhnya.

                Chansung dan Junho pun kemudian saling pandang sebelum keduanya tersenyum lembut kepada Wooyoung.

                Tidak dapat dipungkiri, semakin lama mereka bersama Wooyoung, semakin besar dan dalam juga rasa sayang mereka pada Wooyoung.

                Wooyoung tidak hanya membuat Chansung dan Junho lebih menghargai hidup dengan ketabahannya dalam menjalani tiap cobaan hidup yang menghadang tiap langkah Wooyoung, tapi karena wooyoung jugalah mereka bisa berakhir sebagai sepasang kekasih, seperti sekarang ini.

 

                FLASHBACK

 

                Hwang Chansung, namja y dari kompleks sebelah rumah Wooyoung itu masih betah saja menjomblo.

                Pada mulanya, Wooyoung mengira bahwa Chansung adalah orang yang pemilih dalam soal urusan cinta. Karena meski banyak dikejar oleh gadis-gadis, Chansung tidak pernah terlihat sekalipun menggandeng dengan serius salah satu dari mereka.

                Sampai suatu ketika, terkuaklah sebuah rahasia besar seorang Hwang Chansung.

                Adalah seorang Lee Junho, namja sipit bekas teman sekolah Chansung dulu, yang sekaligus cinta pertama yang terpendamnyalah, yang menjadi alasan Chansung masih betah menjomblo sampai sekarang.

                Maka, saat itulah Wooyoung baru sadar, kenapa Chansung tampak begitu antusias menceritakan tentang Lee Junho, namja yang diakuinya hanya sebagai teman sekolahnya yang berasal dari Ilsan, saat di hari pertama Wooyoung dan Chansung berkenalan.

                Dan alasan kenapa Chansung tidak pernah sekalipun mencoba menyatakan perasaannya pada Junho adalah karena, saat masih sekolah dulu, Nuneo, begitu Chansung biasa memanggil Junho, tengah menjalin hubungan kasih dengan seorang yeoja yang lebih tua darinya, yang bernama Han Hyo Jo.

                Tapi, rahasia besar itupun terabaikan begitu saja. Karena masalah yang melilit hidup Jang Wooyoung pun begitu berat, sampai tidak sempat sedikitpun dia terpikir untuk mempertemukan kembali kedua orang sahabatnya, yang dulu sempat terpisah itu.

                Informasi tentang Junho yang sudah tidak lagi bersama dengan Han Hyo Jo pun, terlupakan begitu saja. Lagipula, di sisi lain, Chansung pun tidak pernah sekalipun menanyakan atau mencari informasi tentang Junho kepada Wooyoung.

                Namun, nampaknya, takdir memang tak akan pernah jauh meninggalkan si pemiliknya. Karena setelah melalui banyak masa sulit yang panjang bersama dengan Wooyoung, Chansung pun kembali bertemu dengan Junho. Justru di saat dirinya tengah berada jauh di negri orang. Di Amerika. Bersama Wooyoung dan calon anaknya.

                Pertemuan kedua mereka terjadi di sebuah café tempat chansung biasa menghabiskan waktu makan siangnya.

                Secara tidak sengaja berpapasan saat di toilet, adalah awal kembalinya komunikasi di antara mereka berdua kembali terjalin.

                Junho yang saat itu sedang dalam rangka berlibur bersama beberapa teman kantornya dari Korea, yang sama-sama terpilih sebagai karyawan teladan tahun ini oleh perusahaan tempatnya bernaung pun, memilih untuk memisahkan diri dari rombongan saat mengetahui bahwa Wooyoung juga tengah ada di amerika. Dan bahkan tinggal bersama dengan Chansung.

                Kondisi Wooyoung yang saat itu masih begitu memprihatinkan karena usia kandungannya yang masih 3bulan, membuat Junho sangat prihatin. Maka setelah itu, bukannya kembali menikmati liburan bersama teman-temanya, Junho malah lebih sering menghabiskan waktu bersama Chansung dan Wooyoung. Karena Junho lebih senang jika bisa membantu Chansung  merawat Wooyoung.

                Melihat kesempatan yang begitu berharga inilah, seorang Jang Wooyoung tidak hanya berdiam diri lagi. Sudah waktunya dia berusaha sekuat tenaga untuk membalas kebaikan Chansung kepada dirinya selama ini.

                Maka, menyadari waktunya tidaklah banyak, Wooyoung pun segera memberi tau Junho perihal perasaan Chansung kepada Junho.

                Kekagetan jelas tersirat di wajah Junho. Karena seperti yang Wooyoung tau, Junho bkanlah seorang homosual seperti dirinya ataupun Chansung. Junho adalah pria normal dengan segudang mantan pacar yeoja yang cantik-cantik.

                Tapi, tanpa pernah berkecil hati, Wooyoung terus mencoba membuat Junho melihat betapa baiknya Chansung dan luar biasanya namja itu.

                Betapa besarnya pengorbanan yang dilakukan Chansung selama ini untuk Wooyoung. Juga betapa setianya Chansung terhadap cintanya kepada Junho selama ini.

                Meski sesulit yang Wooyoung duga sebelumnya, tapi sepertinya takdir memang ingin mereka berdua bersatu.

                Hari ke-14 yang sekaligus adalah hari dimana Junho harus kembali ke Korea pun tiba.

                Dengan berat hati, Wooyoung mengantar Junho ke bandara bersama dengan Chansung.

                Derai air mata pun mewarnai perpisahan Wooyoung dan Junho. Tapi lain halnya dengan Chansung. Namja itu hanya diam. Benar-benar diam. Sampai ketika detik-detik dimana Junho akan benar-benar berangkat, Chansung tiba-tiba menahan Junho dan mendaratkan bibir y nya tepat di atas bibir tipis Junho.

                Di depan Wooyoung, bahkan di depan begitu banyak orang, Chansung menyatakan perasaan cinta yang telah di pendamnya selama bertahun-tahun belakangan ini kepada Junho.

                Tanpa memaksa Junho untuk membalas perasaannya, Chansung pun dengan ikhlas merelakan kepergian Junho.

                Sebulan pun berlalu setelah kejadian menghebohkan antara Chansung dan Junho di bandara saat itu. Tapi tidak ada sedikitpun perubahan yang terjadi dalam diri Chansung. Chansung masih tetap Chansung yang sama seperti sebelum kembali bertemu dengan Junho.

                Chansung yang sama, yang sekarang bekerja sebagai  manager di sebuah perusahaan obat milik sang paman. Chansung yang sama, yang begitu menyayangi Wooyoung dan bayi yang ada di dalam kandungan Wooyoung. Juga Chansung yang menyimpan perasaannya pada Lee Junho dengan begitu rapi.

                Sampai, di suatu minggu pagi yang cerah, seseorang membunyikan doorbel apartement yang ditinggali oleh Chansung dan Wooyoung dengan begitu tidak sabarnya.

                Karena kondisi Wooyoung yang tidak memungkinkan untuk segera membukakan pintu, maka Wooyoung pun akhirnya memilih membangunkan Chansung. Chansung yang sebenarnya masih sangat mengantuk, akhirnya terbangun dengan kadar emosi di atas ubun-ubun.

                Dalam perjalanan dari kamar menuju pintu utama, Chansung terus menggerutu dan bersungut-sungut. Siap untuk memaki sang tamu yang telah berani mengganggu tidurnya dan memencet doorbel rumahnya dengan begitu anarkis,  habis-habisan.

                Tapi alangkah terkejutnya Chansung ketika dirinya bertatap muka langsung dengan orang yang dari tadi terus menerus dikatainya sebagai pengganggu. Dan keterkejutan Chansung pun bertambah ketika Junho, identitas yang sebenarnya dari sang tamu itu langsung bergerak maju, untuk mengecup bibir y Chansung, tanpa berniat mengucapkan salam pembuka terlebih dahulu.

                Ternyata penatian panjang Chansung terbayar juga. Semua cerita Wooyoung dan pernyataan cinta Chansung saat di bandara sebelum kepulangan Junho ke Korea sebulan yang lalu itu, membuat Junho tidak pernah bisa berhenti memikirkan Chansung sedetik pun ketika sudah kembali berada di Korea.

                Rindu gila-gilaan yang dialami Junho, akhirnya membuat Junho memutuskan untuk keluar dari perusahaannya dan kembali ke Amerika untuk hidup bersama dengan orang yang dicintainya. Hwang Chansung. Juga untuk merawat sahabat karibnya, Jang Wooyoung.

                         

                END OF FLASHBACK

 

--------------------------------------

 

                “ Aku merindukan Wooyoung, Khun. Tidak pernahkah dia menghubungimu? “ ucapan Taecyeon yang begitu tiba-tiba, sontak membekukan acara makan malam yang dilaluinya bersama Minjun dan Nichkhun.

                “ Iya, Khun. Aku juga. Aku juga merindukan Wooyoung. “ setelah sadar dari keterkejutannya, Minjun pun memilih untuk mendukung ucapan sang adik. Minjun tidak menyangka Taecyeon akan mengankat topik soal Wooyoung, justru ketika mereka tengah asyik makan. “ Aku dan Taecyeon sering berusaha menghubungi nomer ponselnya yang lama, tapi tampaknya, Wooyoung sudah tidak lag memakai nomer tersebut. Karena berkali-kali kami telephone, nomer itu selalu saja tidak pernah aktif. Apa dia pernah menghubungimu, Khun? Atau apa kau tau kemana kita harus menghubunginya? Kau dan Wooyoung kan sangat dekat sebelumnya. “

                Mendengar nama Wooyoung disebut-sebut oleh kedua saudaranya, sontak membuat ekspresi Nickhun berubah sedih. Karena meski di antara mereka bertiga, Nichkhun lah yang terlihat paling dekat dengan Wooyoung ketimbang Taecyeon dan Minjun, toh tidak membuat Nichkhun bisa menghubungi atau pernah dihubungi oleh Wooyoung.

                “ Aku tidak tau. “ jawab Nichkhun singkat seraya menjejalkan sepotong daging ham ke dalam mulutnya.

                “ Ayolah, Khun. Berikan kami nomer ponsel Wooyoung yang bisa dihubungi. Kami hanya ingin tau bagaimana kabarnya. Itu saja. “ Taceyeon mulai merajuk.

                “ Mau kalian paksa sampai seperti apapun, aku tetap tidak akan memberikan kalian nomer ponsel Wooyoung yang masih aktif. Karena aku memang tidak pernah tau. Meski dulu kami terlihat sangat dekat, tapi kenyataannya sekarang, kami memang sudah tidak pernah lagi berkomunikasi. “ ujar Nichkhun yang amarahnya tampak tersulut tanpa sebab,

                “ Kenapa kau marah? “ tanya Minjun santai sambil tetap mengamati setiap gerak-gerik Nichkhun.

                “ A-aku tidak marah... Aku hanya kesal pada kalian karena kalian menuduhku tidak mau memberikan nomer telephone Wooyoung yang bisa dihubungi. “ sanggah Nichkhun yang merasa tidak enak hati kepada kedua saudaranya karena telah tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik.

                “ Kau tiba-tiba merasa kesal karena kami menuduhmu tidak mau memberikan nomer kontak Wooyoung, atau karena Wooyoung yang tidak pernah menghubungimu sekalipun? “

                Pertanyaan to the point Minjun, sempat membuat Nichkhun mematung dan berpikir untuk beberapa saat.

                “ Keduanya. “ jawab Nichkhun pada akhirnya.

                “ Baiklah kami minta maaf kalau kami membuatmu kesal. Kami tidak bermaksud melakukan itu. Kami tidak tau kalau sekarang kau berubah menjadi se sensitif ini. “ sindir Minjun pada saudara sepupunya tersebut. “ Dan soal Wooyoung yang tidak pernah menghubungimu, bukankah tadi  kau bilang baru saja bertemu pak Jang, ayah Wooyoung? Lantas, kenapa kau tidak meminta Pak Jang untuk memberi taumu soal nomer ponsel Wooyoung? “ jiwa penyidik Minjun mulai hadir untuk meramaikan suasana.

                “ A-aku… “ cukup lama Nichkhun terdiam. Tidak mampu melanjutkan ucapannya. Akhirnya, setelah menunggu beberapa waktu, sebuah hembusan nafas panjang Nichkhun pun mengakhiri penantian panjang Minjun dan Taecyeon. “ Hubungan kami tidak seperti yang kalian bayangkan. Tidak se-simple itu. Tapi sangat rumit. Aku hanya tidak ingin mengusik kehidupan rumah tangganya bersama Chansung. “

                “ Rumit apanya? “ tanya Taecyeon heran.

               “ Tidak perlu ragu, Khun. Ceritakanlah pada kami. Kau sepertinya perlu tempat untuk berbagi. “ sebagai yang tertua, Minjun dengan dewasa menyarankan Nichkhun untuk membagi masalahnya dengan dirinya dan Taecyeon.

                Bukan hanya semata karena penasaran dengan rahasia dibalik hubungan Nichkhun dan Wooyoung. Tapi juga karena solidaritas antar saudara. Sejak kedua orang tua Nichkhun meninggal dunia, Minjun dan Taecyeon selalu merasa bertanggung jawab untuk membantu dan menjaga Nichkhun dalam kesulitan apapun.

                Mendengar ucapan Minjun, Nichkhun tidak lantas langsung dengan mudah membagi ceritanya. Perlu beberapa menit lagi untuk Minjun dan Taecyeon menunggu Nichkhun untuk membuat keputusan.

                Bahkan sangking lamanya, lokasi curhat merekapun tanpa disadari sampai berpindah. Dari yang semula di meja makan. Sampai sekarang jadi di dalam kamar Nichkhun.

                Setelah kamar tertutup rapat, dan mereka bertiga berada di posisi ternyaman mereka, cerita-demi ceritapun dilantunkan Nichkhun untuk kedua sepupunya.

                Diawali dengan awal perkenalannya dengan Wooyoung, dan hubungan persahabatan yang terjalin setelahnya. Bagaimana Wooyoung menjaga Nichkhun, menyemangati Nichkhun, menemani Nichkhun dan membangkitkan Nichkhun yang sempat begitu terpuruk.

                Kemudian bagaimana Wooyoung menyatakan perasaannya pada Nichkhun dan menghilangnya Wooyoung setelah itu. Sampai waktu dimana Nichkhun berhasil menemukan kembali wooyoung untuk kedua kalinya. Lalu bagaimana akhirnya Wooyoung bisa tinggal bersama Nichkhun di rumah itu. Juga bagaimana perubahan hubungan mereka setelah Wooyoung kembali.

                Dan sampailah Nichkhun pada bagian dimana malam gila itu terjadi. Juga soal kehamilan Wooyoung dan perasaan batinnya yang mengatakan kalau anak yang dikandung Wooyoung itu adalah darah dagingnya.

                Kemudian rangkaian cerita ditutup dengan pengakuan Wooyoung soal Hwang Chansung dan hilangnya Wooyoung lagi dari kehidupan Nichkhun.

                “ Jadi karena kau juga sempat tidur dengannya, maka saat Wooyoung bersikeras merahasiakan identitas sang ayah dari bayinya, kau berinisiatif untuk menjadi yang bertanggung jawab? “ tanya Taecyeon penuh selidik.

                “ Iya. Karena aku merasa akulah satu-satunya orang yang pernah meniduri Jang Wooyoung. Jujur, selama ini aku tidak pernah mengira kalau hubungan Chansung dan Wooyoung itu lebih dari sekedar teman. Lagipula, aku juga merasa, kalau dibalik sikap dinginnya padaku selama ini, Wooyoung masih menyimpan perasaan cinta untukku. Aku tidak pernah menyangka kalau orang yang begitu dikhawatirkan masa depannya oleh Wooyoung, adalah Chansung. Bukan aku. “ kepedihan yang mendalam jelas terukir di wajah tampan Nichkhun.

                “ Sekarang kau tau Wooyoung sudah tidak lagi mencintaimu, Khun. Karena memang dia sudah menemukan  Chansung. Orang yang bukan hanya dicintainya, tapi juga mencintainya. Lalu… Kau bagaimana? “ tanya Minjun kemudian.

                “ Aku bagaimana… Maksudmu? “ Nichkhun tampak kebingunan dengan pertanyaan Minjun.

                “ Sepanjang cerita yang kau ungkapkan tadi, hanya ada Jang Wooyoung yang mencinai Nichkhun. Lalu bagaimana dengan Nichkhun? Apakah Nichkhun juga mencintai Jang Wooyoung? “ dengan lebih jelas, Minjun mengulangi kembali pertanyaannya pada Nichkhun.

                “ Aku… aku tidak tau.” Gumam Nichkhun.

                “ Apa maksudmu dengan tidak tau, Khun? “ tanya Taecyeon dengan tidak sabar.

                “ Ya… Aku tidak tau. Aku mencari. Selama ini aku juga terus menanyakan pada diriku sendiri, apakah aku mencintai Jang Wooyoung, atau tidak. Tapi aku selalu gagal menemukan jawabannya. Aku sayang Wooyoung. Bagiku di sahabatku sekaligus malaikat penyelamatku. Aku yang sekarang adalah karena dirinya. Tanpa Wooyoung mungkin aku bukanlah Nichkhun yang sekarang. Tapi apa dan bagaimana itu cinta, aku sama sekali tidak mengerti. “ dari caranya berbicara, nampaknya benar masalah inilah yang membuat Nichkhun nampak tertekan selama ini.

                “ Pejamkan matamu, Khun. “ titah Minjun.

                Dengan patuh Nichkhun pun melakukan apa yang diminta Minjun.

                “ Siapa orang yang paling kau cintai? “ tanya Minjun.

                Tidak ada jawaban apa-apa dari Nichkhun. Namja tampan itu hanya membisu sampai saat dimana Minjun meminta Nichkhun membuka matanya.

                “ Sosok siapa yang muncul pertama kali setelah aku bertanya padamu, Khun? “ tanya Minjun lagi.

                “ Wooyoung. “ gumam Nichkhun nyaris tanpa suara.

                “ Ya… Wooyoung. Sebenarnya sangat mudah bagi seseorang untuk memastikan isi hatinya. Sosok yang muncul pertama kali setelah pertanyaan dilontarkan, berarti adalah orang yang paling kita pikirkan, dan kita anggap paling sesuai dengan pertanyaan tersebut. “ ujar Minjun dengan bangga menjelaskan teori baru yang ditemukannya. “ Dan Wooyoung, adalah jawaban yang kau rasa paling sesuai dengan pertanyaanku tadi. “

                “ Jadi itulah alasan kenapa kau begitu khawatir saat Wooyoung pertama kali menghilang. Kenapa kau begitu tidak ingin kehilangan Woyoung lagi. Kenapa kau begitu marah saat sikapnya berubah dingin padamu. Kenapa kau melampiaskan amarahmu dengan menidurinya. Kenapa kau begitu kecewa saat tau Chansung lah ayah yang sebenarnya dari bayi yang dikandung Wooyoung. Kenapa kau sampai begitu banyak berubah akhir-akhir ini. Dan kenapa kau jadi begitu sensitif saat mendengar nama Wooyoung, Khun. “ dengan penuh minat Taecyeon menjabarkan satu per satu sikap Nchkhun yang dirasa aneh olehnya selama ini.

                “ jadi… sebenarnya selama ini aku jatuh cinta pada Wooyoung? “ bisik Nichkhun kepada dirinya sendiri.

                “ Iya… Dan kau patah hati sebelum sempat menyadari perasaanmu sendiri, Khun. “ sahut Minjun seraya menepuk pundak Nichkhun prihatin.

                “ Aku sudah tidak punya kesempatan lagi… “ kali ini sebuah kristal bening lolos dari sudut mata kanan Nichkhun, berusaha menyampaikan bagaimana kondisi hatinya yang hancur saat ini, kepada kedua sepupunya.

                Melihat Nichkhun yang tampak begiu rapuh, Minjun pun segera memeluk tubuh saudaranya dengan penuh kasih sayang. Berharap pelukannya dapat sedikit mengangkat beban yang menghimpit Nichkhun.

                “ Tuhan pasti punya rencana indah dibalik semua ini, Khun. Mungkin Tuhan sudah menyiapkan lebih dari sekedar Wooyoung untukmu di depan sana. “ sambil menepuk punggung Nichkhun, Taecyeon pun coba menyalurkan dukungannya untuk Nichkhun.

 

                TO BE CONTINUE…

---------------------------------------

 

Akhirnya chapter berikutnya update juga…

Seneng banget dh sama sambutan dari pada reader yang terhormat.

10voter dan 47 subscriber.

Angka yang ‘wow’ bgt untuk seorang author amatiran kayak aku.

Terima kasih bgt yah buat semuanya.

Semoga chapter ini bisa bikin reader terpuaskan.

Dan jangan lupa juga untuk terus kasih masukan, saran dan kritiknya yah.

Dengan senang hati, aku terima loh.

Okelahkalaubegitu…

Aku pamit dulu yah.

Sampai jumpa di chapter berikutnya. ^^

Byebyebye!!!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
oryzae12 #1
Chapter 4: Auhh. Tidak ada lanjutannya...
suyoungie #2
Chapter 4: Please update....huhu....
Mrs_jang89yes #3
Chapter 4: Update soon authornim.. :D
Like it
ELFlisa #4
Chapter 4: best la cerita ni!!!..update soon..thanks for the story..
ReLif_53 #5
Chapter 4: Wooww.. Ceritanya dramatis banget authornim.. Aku kasian sekaligus kesel ma nickhun.. Gak peka banget ma perasaan sendiri.. Ckckck.. Kan kasian woo, dia pasti kesiksa banget.. Lanjut authornim..
mannuel_khunyoung
#6
Chapter 4: Sory thor lngsung koment di chap4 hehe

Ceritanya kereena kyak drama gitu

tpi sedikit kecewa,atau bahkan sangaaaaaat,setelah tau ternyata chansung sama junho,aku pikir chan bakalan ma wooyoung :'( dan nanti bakalan rebutan saama nichkhun

thor buat masalahnya semakin rumit?mungkin buat pertengkaran antara chan ma junho krena trnyata diam2 chan ska sma wo setelah anak itu lahir hihihihi :D

fighting thor?jgn lpa klo setuju dgn ide akuuu kasih tau aku thor wkwk
teru_neko
#7
Chapter 4: susul Woo! susul Woo!!
kasian Woo..walaupun Chan udah bersikap kayak daddy-nya si bayi..tetepa aja cintanya kan buat Junho T^T
sebenarnya sedikit berharap ada taeckay jg di sini..tp ya karena mereka bersaudara, kan g mungkin lovey dovey..jd ya cukup pembawa komedi aja hahaha
thanks for the fast update ^^
jangwooyoung0730
#8
Chapter 4: update soon :-)

thanks authornim :-)
antares_alph
#9
Chapter 4: Wee, update-nya ekspress banget nih, keren~~ XD
Aaaa Kinara, mau tanya dong. Dari kemarin aku penasaran banget, Chansung kerjanya apa e?
Aku terus bertanya-tanya.. hehe
Akhirnya Khun menyadari perasaannya juga. Semoga segera ada tindakan ya, dan Woo juga semoga nggak terus2an egois, kabur terus dari Khun dengan alasan pengen Khun bahagia (padahal cuma takut buat tahu perasaan Khun aja kan? XP) Hahaha..
Semangat! Kalau kamu takut typo, kamu bisa minta tolong temenmu buat jadi proof-reader, jadi soal typo ama kata-kata yanga neh bisa dibenerin juga~ C: