Part 5

Believe me, please? | WooGyu

Setelah memutuskan banyak hal, Sunggyu akhirnya memilih kembali ke Korea. Lagipula study-nya di Paris hampir selesai. Toh ia juga merindukan orang-orang di sekelilingnya, salah satunya Sungyeol. Sungyeol adalah sepupu Sunggyu juga sahabat karibnya sejak kecil.

 

Selesai merapihkan koper, Sunggyu berniat pamit pada pemilik apartement. Namun tiba-tiba ia terkejut, Jang Nicolas sudah ada di depan pintu apartementnya, “Kau ingin pergi tanpa berpamitan denganku, Hyung?” tanyanya, kesal.

 

“Sejak kapan kau ada disini?”

“Sejak kau sibuk merapihkan isi kopermu.”

 

Sunggyu terkikik geli melihat expresi kesal sahabatnya itu, tentu saja ia akan berpamitan. Dan Dongwoo harus mengantarnya ke bandara. Bagaimana pun Jang Nicolas adalah bagian terpenting dalam hidupnya sejak tiga tahun lalu. Orang pertama yang menerima kehadirannya sebagai Gay, adalah Jang Nicolas.

 

***

 

Mereka akhirnya tiba di bandara. Nicolas bahkan sangat erat memegang koper yang akan Sunggyu bawa. Sunggyu berulang kali mengelah napas, ia jadi tidak benar-benar yakin untuk meninggalkan sahabatnya itu. Bukankah selama ini justru Nicolas lah yang memaksanya untuk kembali ke Korea, kemudian kenapa sekarang sahabatnya itu seolah tak memberinya ijin untuk pulang?

 

“Dino-ya, Sudahlah. Kalau kau rindu padaku, kau bisa kembali ke Korea dan aku akan menunggu kedatanganmu.” Sunggyu berulang kali membujuk pemuda yang mempunyai nama asli Jang Dongwoo itu. Nama Jang Nicolas sebenarnya hanya nama samaran yang Dino gunakan selama tinggal di Paris. Ia perlu merubah nama untuk sebuah perubahan baru dalam hidupnya, sedikitnya itu lah definisi singkat dari nama Jang Nicolas.

 

“Geurae, suatu saat aku juga akan kembali ke Korea. Kau baik-baik disana. Dan..jika kau bertemu kembali dengan Woohyun hadapi saja dia, kau tidak boleh terlihat putus asa di depan dia, kau mengerti, kan?”

 

Bugg..

 

“Ya!!! Kau pikir aku ini anak kecil eoh?” Sunggyu memukul kepala Dongwoo tanpa ragu akibat saran yang Dongwoo berikan untuknya terkesan berlebihan. Meski begitu Dongwoo tak merasa marah pada Sunggyu, kedua pemuda itu akhirnya berpelukan. Dongsoo sudah mulai menitihkan air mata ketika Sunggyu akhirnya meminta koper itu secara paksa dari tangan Dongwoo.

 

“Nicolas, ini bukan sebuah perpisahan. Kumohon kau jangan menangis. Kalau kau merindukanku, pulanglah ke Korea. Dan kita bisa tinggal bersama. Dongwoo-ya, Na kanda..” ucapnya, seraya melambaikan tangan.

“Hyung..kabari aku jika sudah sampai Seoul ya..”

“Ne...”

 

***

 

 

Nam Woohyun, pemuda itu terus menatap sibuk istrinya. Hari ini ia dan Hyena akan bertolak ke Paris atas permintaan Hyena. Sebenarnya ini bukan lah keinginannya, tapi Hyena memaksanya untuk tinggal di Paris selama beberapa waktu. Dalih karena bulan madu yang tak kunjung tercapai karena kesibukan Woohyun, memaksa Hyena  untuk tinggal di Paris selama beberapa minggu, dan jika tidak, bisa di pastikan Woohyun akan di teror oleh ibu kandungnya sendiri.

 

Sambil bersenandung ringan Hyena sibuk memasukan satu persatu benda-benda yang akan mereka butuhkan selama tinggal di Paris. Terlihat sangat antusias seperti mendapat undian jackpot di akhir bulan, senyum manisnya bahkan tak perna pudar sejak pagi tadi. Jika dikatakan beruntung, Woohyun sepertinya memang beruntung memiliki istri cantik dan model top nomer satu Korea yang banyak di idolakan para lelaki, hanya saja Woohyun tidak memiliki perasaan cinta pada Hyena. Baginya, kecantikan Hyena belum apa-apa jika di bandingkan dengan wajah manis Sunggyu. Sunggyu ibarat sebotol soju, baru mencium aromanya saja sudah membuatnya mabok, membayangkan senyumnya saja, hati Woohyun bisa langsung berdesir hebat. Jadi, Sunggyu adalah yang teristimewa dihatinya.

 

Hyena berjalan mendekati Woohyun, lalu berlutut di depan Woohyun, “Woohyun-ah, kaja. Semuanya sudah siap. Aku tidak ingin tertinggal pesawat.” Pintanya, dengan suara lembut, lalu menarik lengan Woohyun. menggandengnya erat, penuh manja, seolah Woohyun adalah binatang peliharannya yang tak boleh lepas begitu saja. Tak ada gairah bagi Woohyun selain menurut, Woohyun pun keluar kamar dan berniat menjalankan mobilnya. Lima menit lagi mereka akan menuju bandara setelah memastikan kondisi rumahnya dalam keadaan aman.

 

Sebelum menuju bandara Woohyun sempat mengirimkan pesan singkat pada kakaknya, Boohyun

 

To:Boohyun Hyung

Hyung, aku dan Hyena sekarang akan bertolak ke Paris. Aku mohon bantuanmu, tolong urus semua pekerjaan kantorku, ya? Gomawo Hyung.

 

Sent.

 

Sepanjang perjalanan menuju bandara, Woohyun tampak focus mengemudikan mobilnya. Hyena juga sibuk dengan angan-angannya, “Yeobo.. sebenarnya aku ingin memberitahumu satu hal setibanya di Paris. Tapi kupikir untuk tiba di Paris masih terlalu lama, dan aku tak sabar ingin segera memberitahukannya padamu.”

 

Woohyun sama sekali tak berminat mendengarkan hal spesial apa yang akan Hyena beritahu padanya, “Katakan saja. Aku akan dengarkan.” Jawabnya ketus. Hyena tak memerdulikan rekasi tak mengenakan dari suaminya itu. ia sibuk merogoh saku mantelnya dan menyodorkan sebuah benda yang benar-benar mengejutkan Woohyun.

 

“Ini adalah alat pengukur tes kehamilan. Dan aku hamil, Woohyun.”

 

Cittttttttt.... blluuuggggg...

 

Pijakan rem yang secara mendadak membuat kepala Hyena terbentur keras, “Awwhhh.. Woohyun! kau hampir membuatku mati!!!” Teriaknya histeris. Apa yang salah jika ia hamil? Toh ia juga sudah menikah. bukankah anak adalah yang paling di harapkan kehadirannya setelah proses pernikahan? Lalu apa salahnya jika ia hamil?

 

Mobil itu hampir saja menabrak pejalan kaki yang sedang lewat di sekitar bandara. Woohyun memejamkan matanya, ia benar-benar terkejut mendengar kabar bahwa Hyena hamil. Ia hampir saja membunuh pejalan kaki.

 

Astaga... apa yang kulakukan? Gumamnya. Sambil mengusap wajahnya yang tampak shock.

 

“Hamil? Hamil katamu?” tanyanya tak percaya, “Apa aku perna melakukannya?” tanyanya lagi. Masih tidak percaya bahwa mungkin saja ia akan menjadi seorang ayah dalam waktu dekat.

 

Hyena berang, ia marah sekarang bahkan sangat marah. Meskipun Hyena tahu Woohyun tidak benar-benar mencintainya. tapi apakah pantas Woohyun menanyakan hal konyol seperti itu? selaam ini ia sudah cukup sabar mendapat perlakuan layaknya bukan seorang istri darinya.

 

“Kalau kau tak perna menyadarinya. Baiklah, lakukan itu setelah sampai di Paris. Lakukan itu padaku. Kau tidak bisa menolaknya, Woohyun. bukankah secara hukum aku sudah sah sebagai istrimu? Jadi tidak ada alasan untuk menghindar dariku. Kau mengerti?”

 

Hyena turun dari mobil dengan berlinang air mata. Meskipun Woohyun melakukannya tanpa sadar dan dibawah kendali alcohol. Tapi apakah ia tak pernah mengingat sedikitpun moment-moment saat hanya ada mereka berdua? beberapa detik kemudian Woohyun menyusul Hyena seraya menyeret koper dengan perasaan tak karuan.

 

Apakah aku terlihat begitu kejam? Gumamnya.

 

 

***

 

 

Seoul, Korea selatan. Adalah tanah kelahirannya. Benar kata orang, meskipun ada banyak negara indah di belahan bumi ini, tetapi tetap saja yang paling indah dan tak terlupakan adalah kampung halamannya sendiri. Untuk pertama kalinya ia kembali menginjakan kaki di Incheon International Airport sejak Woohyun mengajaknya menikah tiga tahun yang lalu.

 

“Aku datang.” Ucapnya lirih. Menyeret koper lalu segera keluar bandara. Untung saja pesawat tidak mengalami keterlambatan waktu, ia yakin Sungyeol sepupunya bisa terus-terus mengomel jika pesawat terlambat datang. Ia sangat tahu tabiat sepupunya yang tak suka menunggu. Sejurus dengan itu ia mengekorkan pandangan matanya, melihat dimana posisi sepupunya berada.

 

Diwaktu bersamaan, Woohyun menyeret koper memasuki area bandara. Hanya berselisih jarak satu meter saja dari Sunggyu. keduanya berpapasan berlawanan arah. Tidak ada yang terjadi juga tidak ada yang mengenali. Semuanya berlalu lalang dengan aktifitasnya masing-masing.

 

“Hyung.. Sunggyu hyung..!!! aku disini..!!!” teriak Sungyeol, keras. Sunggyu tersenyum melihat tingkah lucu sepupunya. Padahal tubuh Sungyeol jauh lebih tinggi dari para penunggu lainnya, tapi tingkah dan kebiasaan sepupunya itu memang tak perna hilang. Sungyeol selalu bertingkah aneh dimanapun itu.

 

Kira-kira sepuluh meter dari tempatnya berdiri, Sunggyu melambaikan tangan pada Sungyeol. Meskipun begitu, Woohyun sempat menoleh kesamping ketika mendengar seseorang memanggil nama ‘Sunggyu’

 

Sunggyu? gumamnya. Hatinya tiba-tiba berdesir hebat. Apakah Sunggyu ada di sekitarnya?

Hyena langsung menarik tangan Woohyun sebelum mencari lebih lanjut dari mana sumber suara itu berasal. Ia yakin tidak salah dengar, seseorang memanggil nama Sunggyu.

 

“Yeobo kaja. Pesawat sudah mau berangkat.” Ajaknya, tak sabaran. Hyena menarik tangan Woohyun, sebelum Woohyun mencari lebih lanjut sumber suara itu.

 

***

 

 

Beberapa jam kemudian Sunggyu dan Sungyeol sampai di sebuah rumah khas pedesaan mirip jaman Jeoson. Sebelum kembali ke apartemennya, Sunggyu meminta Sungyeol mengantarkannya ke kota Jeonju, tempat kelahirannya. Ada banyak kenangan indah yang tak mungkin ia lupakan disana. Masa kecil yang menggembirakan dan hidup damai bersama orang-orang yang ia cintai. Ia merindukan itu sekarang.

 

Sebut saja Hanok, sebuah bangunan tradisional Korea masih berdiri kokoh disana. Sunggyu tersenyum simpul. Bayangan demi bayangan tentang masa kecilnya muncul kembali. Ia seolah beralusinasi, beberapa anak kecil sedang bermian bola di depan halaman rumahnya dengan gelak tawa, juga ia melihat ibunya yang sedang memetik lobak tak jauh dari halaman rumahnya. Masa kecil yang indah.

 

Eomma bogosipeo. Gumamnya. Membayangkan kembali masa kecilnya, membuat ia menitihkan air mata. Semuanya sudah berubah, hanya bangunanya saja yang masih tetap sama seperti dulu.

 

“Yeol-ah, apakah kau masih ingat ketika kita bermian petak kumpet?” Sunggyu mencoba kembali membayangkan masa kecilnya. Sungyeol duduk disamping Sunggyu dengan pandangan menerawang bangunan tua yang masih berdiri kokoh di ujung sana,  “Masih. Dan aku selalu tidak bisa menemukanmu. Sebenarnya kau sembunyi dimana, Hyung?” tanya Sungyeol kesal. Sungyeol mengingat semuanya, ia selalu kesal setiap kali bermain petak kumpet dengan Sunggyu, sebabnya ia pasti gagal menemukan Sunggyu.

 

“Kau lihat semak-semak diujung sana? Disana terdapat gundukan yang nyaman untuk bersembunyi. Dan-..”

 

“Hyung, ponselmu bergetar. Seseorang menelponmu.” Sela Sungyeol. Padahal Sunggyu baru saja akan menceritakan bagaimana ia bisa bersembunyi tanpa Sungyeol ketahui. Sunggyu meraih ponsel itu lalu melihat layar ponselnya sekilas. Tertulis jelas, Boohyun Hyung.

 

Boohyun Hyung. Sebenarnya aku belum siap untuk bertemu denganmu.

 

Sungyeol sadar Sunggyu melamun, “Kau kenapa Hyung? Kenapa kau tak menjawab telponnya?”

 

“Yeol. Ayo kembali ke Seoul. Aku ada janji dengan seseorang.”

 

***

 

Selama tiga tahun Sunggyu tak perna lagi menginjakkan kakinya di gedung elite Nam Corps sejak Woohyun mengajaknya menikah. dan sekarang dengan segenap keberaniannya, ia datang kembali. Ia datang untuk bertemu dengan Boohyun. Ia sangat berharap Tuhan tak lagi mempertumaknnya dengan Woohyun.

 

Dari kejahuan Sunggyu bisa melihat Boohyun datang menghampirinya. Untuk ukuran seorang GM, Boohyun sangat tampan dan mengesankan. Ia membayangkan andai saja orang yang sekarang sedang berdiri di hadapannya adalah Woohyun.

 

Astaga Sunggyu apa yang kau pikirkan. Woohyun sudah menjadi milik orang lain.

 

“Sunggyu-ssi? Kau melihatku?” Boohyun berusaha menyadarkan Sunggyu yang sepertinya sedikit terbengong-bengong melihat kehadirannya, “Kau pasti memikirkan Woohyun, kan?” tanyanya lagi.

Tepat!

Boohyun memang bisa membaca pikiran Sunggyu. Boohyun tahu Sunggyu masih mengharapkan adiknya. Sunggyu mengabaikan pertanyaan Boohyun, ia segera membungkuk pada Boohyun dan memberikan salam sekedar untuk mengalihkan pertanyaan Boohyun, “Hi Hyung. Oraemanhiyeyo.” Sapanya. Dengan seulas senyum manis.

 

“Geurae. Kita bicara dimana? Kalau kau canggung kita bisa bicara di luar. Ku dengar di sekitar sini ada caffe baru. Kau mau kesana?” ajaknya. Boohyun bisa melihat bagaimana Sunggyu tidak merasa nyaman berada di lingkungan Nam Corps. Boohyun mengajak Sunggyu pergi ke sebuah caffe yang tak jauh dari gedung Nam Corps.

 

Selama perjalanan menuju caffe, Boohyun banyak bertanya pada Sunggyu. ia mengaku pada Sunggyu kalau selama ini ia mencarinya, “Omong-omong apakah kau sudah tahu tentang kabar pernikahan Woohyun?” Boohyun tak suka basa-basi, ia memang selalu seperti itu. bertanya secara blak-blakan saja.

 

“Sudah. Rasanya mustahil kalau aku tidak tahu berita pernikahan mereka. kau lupa siapa adikmu? Di penjuru mana pun tahu putra terhormat Nam.” Balas Sunggyu santai. Sedikit mengusik marga keluarganya. Boohyun tahu pasti Sunggyu tertekan dibawa tekanan embel-embel keluarga terhormat Nam.

 

“Ya, kau benar.” Jawab Boohyun, datar.  Sunggyu benar. Rasanya sulit sekali jika ia berada di posisi Sunggyu. mundur secara terhormat demi sebuah ‘Pengorbanan dan Kehormatan sebuah keluarga’ Boohyun baru mengetahui hal itu ketika ibunya mengatakan padanya tiga tahun yang lalu kalau ibunya-lah yang meminta Sunggyu untuk menjahui Woohyun. Dan ia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.

 

“Sunggyu-ssi, bagaimana kalau kita mulai saja kontrak kerjasamanya sekarang. Kau hanya perlu membaca aturan kontrak dan membubuhkan tanda tanganmu disini.” Boohyun menyodorkan sebuah map berwarna biru. Focusnya sekarang adalah bagaiaman menjalin kerjasama yang baik dengan Sunggyu, itu saja.

 

Sunggyu mengambil map itu dan membacanya teliti. Detik berikutnya ia langsung membubuhkan tanda tangannya sebagai tanda dimulainya kontrak kerja bersama Nam Corps.

 

***

 

Woohyun dan Hyena tiba di Paris setelah melakukan perjalan yang sangat melelahkan. Untuk sementara waktu, Woohyun lebih melilih menyewa apartement dari pada di hotel. Setelah membersihkan tubuhnya dengan guyuran air hangat, Woohyun duduk di tepi ranjangnya sambil menyalahkan saluran tv. Ia sama sekali tak berniat memulai percakapan dengan istrinya. Ia sangat lelah sekarang. Tidak ada waktu untuk berdebat lagi dengan Hyena. Ia hanya tidak habis pikir bagaimana Hyena bisa hamil anaknya?

 

Hyena keluar dari balik pentri dengan membawa dua gelas coklat hangat kemudian duduk disamping Woohyun, “Terserah kau saja. Aku hamil anakmu dan seharusnya kau bahagia. Bukankah selama ini ibumu terus bertanya padaku kapan kita akan memberikan cucu pada mereka. Jadi kenapa kau terus murung seperti itu?”

 

Woohyun lagi-lagi mengabaikan Hyena. Bagaimana dengan Sunggyu kekasihkanya? Selama tiga tahun Woohyun belum bisa melupakan Sunggyu karena ia tak membiarkan bayangan Sunggyu pergi dari hatinya.

 

TBC

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
jieunkim
don't be silent readers please!

Comments

You must be logged in to comment
Alvin_19 #1
Chapter 5: Aigoo,, kasihan sama semuanya, kasihan woogyu yg tdak bersatu, tpi disisi lain jg kasihan sama Hyena. dia tegar walau tak dianggap,,, semoga suatu saat kalian bahagia y,,,
zairotul_putri #2
Chapter 5: ayolah, lanjutkan lagi ceritanya!! kami menunggu kelanjutan alur cerita ini
empresschingyu
#3
Chapter 5: ya ampun woohyun. beneran kena jebakannya hyena. kenapa kamu mabuk. huhu. ya Allah padahal itu udah deket, sudah berada ditempat yg sama tapi kenapa ga ketemu. hemmmmm. sunggyu udah balik ke korea, woohyunnya ke paris sama bininya =_=
kay_yayah #4
Chapter 5: Sebagai woogyu shipper yg paling obses,ku doakan moga bayi hyena itu gak sempat hidup lama.... *muahahahahaha ketawa setan*....
Jieun,bisakan kamu bikin apa yg ku doa utk si hyena itu......
*blinks my puppy eyes*
strawberrymilk_
#5
Chapter 5: Yaampuuunnnnnn >___<
kay_yayah #6
Chapter 4: Cliff hanger? I dont like it soooo much.....i dont like hyena too...kasihan sama gyugyu....tp juga bukan kesalahan hyunnie...cik author-nim yang manis,jangan lama2 ya untuk update... (=_=")
phicha #7
Chapter 4: Mwo????? Namoo ama Hyena ? ??? Andwaeeeee!!!! Aaaahhhh, Gyuie gimana????
Astagaaaa!!!
author, jgan lama2 ya updatenya!!!!! Jebaaal###
Storynya bagus neh! Bikin penasaran!!
kwangsang #8
bikin lanjutannya dong ;~~~; , masa cuman 3 chapter ;~~;
bagus weh ini storynya ;~~;
kasian sunggyu ;~~; ... semoga sunggyu balikan dah sama woohyun ;A;
empresschingyu
#9
Chapter 3: balik gyu. cepet balik ke korea dan rebut woohyunmu, sebelum setan jahat merasuki hyena dan berbuat licik terhadap woohyun. kkkyyyaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!
phicha #10
Chapter 3: Next author~^^ Gyuie.balik ke Korea aja dan rebut kembali Namoo!!! Huuuhuuu. Jangan lama2 ya updatenya! Hehehehe