Part 3
Believe me, please? | WooGyu“Jika kau tak dapat lagi berbuat apa-apa untuk menghilangkan sakit hatimu, mungkin satu-satunya jalan adalah dengan menikmatinya saja hingga ia pergi...”
Kalimat itu sederhana saja untukku akan tetapi ketika aku membacanya berulang kali maka, rasa sakit yang aku dapat. Benar, walaupun sakit aku hanya perlu menikmatinya saja hingga ia pergi.
Sekarang ia sudah pergi, lalu langkah apa yang harus kuperbuat? Menangisinya? Membencinya? Atau mungkin menyalahkan takdir? Aku yang sudah membuat keputusan palsu yang tak pernah untuk kuakui, aku yang tak mengindahkan ajakannya yang mungkin saja itu tulus, dan aku yang selalu tak ingin membuatnya kotor dengan terus bersamaku, semua itu aku lakukan demi satu kehormatan. Ya benar! Demi satu kehormatan agung yang di miliki oleh keluarga Nam lalu aku harus berkorban untuk sebuah kata ‘Cinta’.....
“Cinta memang tak bisa memberimu rasa kenyang, juga tak bisa menggantikan rasa laparmu tapi, kebersamaan bersama orang terkasih bisa menggantikan segalanya. Semua yang ada di dunia ini akan menjadi indah jika berdiri disamping orang yang kau cintai lalu sama-sama berpegangan erat. Bersama berjanji untuk hari esok yang bahagia...”
Dan aku tak perna menyadari kalimat itu. Kim Sunggyu yang malang....
***
Minggu pertama di bulan Januari adalah genap enam bulan usia pernikahan Nam Woohyun anak ternama tuan terhormat Nam dengan wanita cantik Kang Hyena juga anak berpengaruh di negerinya. Dari luar keluarga kecil itu tampak manis saja seperti tak terperna terjadi apa-apa. Sebuah keluarga kecil yang harmonis, sempurna dan membuat banyak pasangan muda merasa iri dengan penikahan serba elite ala penguasa-penguasa dunia itu.
Remote telvisi itu entah sudah berapa kali ia putar-putar di atas meja bulat yang terbuat dari kayu jati itu. Woohyun tampak memikirkan sesuatu hingga ia tak menyadari kehadiran Hyena di sampingnya.
“Yeobo, kau tak makan? Hari ini aku sudah memasak masakan kesukaanmu.” wanita cantik itu selalu tampak sumringah di hadapan suaminya. Ia tak pernah menampakan raut kekesalan atau raut penyesalan di wajah manisnya juga ia tak pernah menyesali pernikahannya itu. Segala perlakukan yang Woohyun berikan padanya itu ia menganggapnya adalah suatu hal yang wajar.
“Benarkah? Baiklah aku akan makan, tapi tidak sekarang. Masih banyak pekerjaan kantor yang belum aku selesaikan.”
Lagi-lagi Hyena hanya membalas jawaban Woohyun dengan senyuman. Ini sudah tak asing lagi untuk Hyena. Hampir setiap hari Woohyun selalu saja seperti tak menganggapnya sebagai seorang ‘istri’
Kring
Kring
Kring
Hyena beranjak meninggalkan Woohyun setelah mendengar dering telepon yang tak jauh dari jangkauannya. Ia menempelkan gagang telpon itu.
“Yoboseyo?”
Suara lembut Kang Hyena tampaknya selalu di rindukan oleh ibu mertuanya. Rupannya Nyonya terhormat Nam yang membuat telponnya berdering.
“Hyena, aigo! Ini eomma. Bagaimana kabarmu? Kapan kau akan berkunjung ke rumah kami?”
“Eomma, aku baik-baik saja. Woohyun juga. Ahh..aku sangat menyesal eomma, kami belum bisa mengunjungi eomma dan appa. Akhir-akhir ini Woohyun sangat sibuk.”
“Gwaenchana. Tapi, kapan kau akan memberikan kami cucu? Kau tahu Hyena? Eomma sangat ingin menimang cucu. Kau tak mengikuti program menunda kehamilan, kan?” tanya sang ibu.
Sejenak Hyena terdiam. Pertanyaan ibu mertuanya itu sangat wajar. Seorang ibu yang anaknya sudah menikah pasti akan segera bertanya ‘Kapan kau akan memberikan kami cucu?’ atau mungkin ‘Apa kau sudah hamil?’ tiba-tiba saja pertanyaan itu seperti terdengar sangat menakutkan bagi Hyena bahkan sepuluh kali lebih menakutkan dari film-film zombie yang pernah ia tonton.
“A..a. kami akan memberikan cucu untuk eomma secepatnya. Eomma berdo’a saja.”
Terbata-bata jawaban yang Hyena berikan. Sejujurnya ia tak yakin akan memberikan cucu untuk mereka apalagi selama enam bulan pernikahannya Woohyun suaminya belum pernah sekalipun menyentuhnya.
Hyena pergi ke kamarnya dengan menitihkan air mata. Setelah menutup telpon dari ibu mertuanya Hyena merasa bersalah pada mereka yang benar-benar menginginkan hadirnya malaikat kecil yang menggemaskan di dalam keluarga mereka. Hyena tak mungkin mengatakan pada mereka kalau Woohyun belum pernah menyentuhnya sama sekali. Itu memalukan batin Hyena. Rasanya konyol ketika gadis sepertinya yang meniliki paras cantik, idaman semua lelaki, namun Woohyun justru tak tertarik untuk menyentuhnya. Sebagai wanita Hyena benar-benar merasa tak di hargai. Hyena mencoba memutar otak bagaimana caranya agar Woohyun mau menyentuhnya. Meski dengan cara yang licik sekalipun. Sebenarnya itu bukan cara licik kalau saja Woohyun sudah menyen tuhnya sejak dari awal. Hyena tak pernah mengetahuinya kalau Woohyun suaminya adalah seorang Gay.
***
Paris dengan segala keindahaanya, itulah mengapa Sunggyu memutuskan untuk pergi kesana tiga tahun yang lalu. Mengembangkan bakatnya menjadi seorang designer muda yang berbakat. Entah ini pilihan bakatnya atau memang ia sengaja melarikan diri dari tawaran Woohyun yang mengajaknya untuk menikah.
Memutar lagu favoritenya di temani secangkir americcano, disanalah Kim Sunggyu. menatap langit malam di kota paris yang begitu indah. Ia menatap benda langit berkerlap-kerlip di atas sana sekaligus menyembunyikan rasa sakit hatinya.
Kalau saja ia tak menolak ajakan itu, apakah sekarang ia akan hidup bahagia bersama pangerannya? Kalau saja ia tak memikirkan harga diri dan segala hal yang menyangkut kehormatan, apakah kehadirannya juga akan di terima di kalangan tuan dan nyonya terhormat Nam? Ya! Sunggyu hanya mampu berandai-andai.
Cklek
Suara pintu kamarnya yang terbuka membuatnya menoleh. Jang Nicolase, adalah warga keturunan Amerika-Korea yang juga menetap di apartement yang sama dengan Sunggyu. keduanya menjadi sahabat tepat tiga tahun yang lalu. Mungkin karena datang dari negeri asal yang sama yang membuat keduanya mudah untuk bergaul dan bersahabat.
“Kau sedang apa Hyung?” sapa nicolase, usia Nicolase satu tahun lebih muda dari Sunggyu. jadi tak ada alasan untuk tidak memanggil Sunggyu dengan sebutan ‘Hyung’
“Aku sedang menghitung bintang. Jika cuaca cerah kenapa bintang setiap hari selalu muncul dengan jumlah yang sama? Aku tak mengerti.” Jawaban Sunggyu terkesan santai namun penuh tanda tanya.
Jang Nicolase tentunya tidak bodoh, ia juga mengetahui kasus percintaan Hyung-nya itu juga tentang kabar pernikahaan Woohyun. Ya! Jang Nicolase tahu kalau Sunggyu adalah seorang Gay. Ia juga menjadi orang pertama yang mengetahui kalau Sunggyu adalah seorang Gay. Meski belum pernah bertemu dengan Woohyun tapi Nicolase tahu tentang Woohyun karena Sunggyu juga menjadikan nicolase partner berbagi rasanya.
“Aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu Hyung. Dan kau tak perlu berbohong di depanku. Kau masih tak merelakan Woohyun menikah dengan seorang gadis? Terlebih lagi, ia menikah dengan orang lain karena penolakan darimu?”
“Nicolase! Kumohon jangan pernah katakan apapun lagi tentang Woohyun! dia sudah bersama pilihan yang tepat sekarang. Lalu kenapa aku harus terus memikirkannya? Toh bukan kah ini juga sudah menjadi keputuu?”
Sunggyu balik menatap Nicolase. Nicolase tahu Sunggyu masih sedang membohonginya. Nicolase tahu Sunggyu tengah bergulat dengan hatinya.
“Kalau kau sudah tahu, lalu apa masalahnya? Kau tak bisa menyembunyikan gurat kegusaranmu di depanku, Hyung. Kau bingung kan harus memilih tetap disini atau pulang kembali Korea?”
“Aku hanya tidak bisa memilih sekarang. Tetap disini atau memberikan hasil designku pada Boohyun yang artinya aku harus kembali ke Korea. Tidak kah itu menjadi pilihan yang sulit?”
Dilema Sunggyu tak bisa meyakinkan dirinya sendiri. Ia membenci dirinya sendiri kenapa terlahir sebagai seorang Gay? Kenapa ia terlahir menjadi orang yang lemah? Kali ini hanya nicolase yang mungkin bisa membantunya. Tiga tahun yang lalu Sunggyu datang ke paris dengan dua tujuan, menghapus jejak Woohyun dan meraih cita-citanya sebagai seorang designer. Dan selama itu pula ia berusaha mati-matian menghapus memori tentang Woohyun. Disisi lain, ia merasa puas dengan hasil kerjanya selama ini. Salah satu design-nya di lirik oleh perusahaan ternama Korea dan mengharuskannya untuk kembali pulang ke tempat semula. Sunggyu hanya tak bisa memilih kenapa harus Nam Boohyun yang mengajaknya kerjasama?
*A/N : sorry postingnya lama. saya busy. please leave your comment after read this pasrt ok!
Comments