Chapter 6
Because Rain
Please Subscribe to read the full chapter
Tittle : Because Rain
Cast : KrisHo, KrisBaek, ChanHo, KaiHo, ChanBaek, WonKyu, EunHae, ChangTae, Kyungsoo, Luhan
Genre : Romance, Angst, Hurt
Disclaimer : Cerita ini punya saya ^^
A/N : Mianhaee Jeongmalll *bow* saya minggu kemarin masih UAS dan laptop disita ayah saya huhuhuhu...:’( Andwae!! Siapa yang udah beli album EXO yang baru? Saya belum :’( tapi saya udah bilang sama ayah saya, tapi beliau memberi syarat kalau saya harus bisa memainkan gitar dengan baik... Huweeee T.T tega nian kau ayahh.. #LupainYangDiAtas oke.. di albumnya kali ini aku lebih suka lagu The first Snow sama it’s my turn to cry... sayangnya mama exo nyanyi-nya cuma dikit doang -_- si Soo Man pilih kasih ah! Oke maaf kalau banyak bacot, maklum udah lama gak nulis..
Warning : Don’t Like Don’t Read! Absurd, crack pair, typo bertebaran, author amatir.
Joonmyeon POV Langit mulai mendung, hawa di Seoul berubah menjadi 15oC. Aku melangkahkan kaki-ku menuju balkon rumah, menyandarkan tubuhku pada pagar berwarna emas. Masih terngiang ucapannya senja kemarin. “Meskipun ada Baekhyun, aku ingin kau selalu bersamamu, aku ingin kau disisiku.” Kupejamkan mataku perlahan, menghirup bau tanah yang tercampur air hujan. Ya, hujan mulai turun perlahan. “Aku yakin kau akan selalu bersamaku Joonmyeon, aku selalu mengkhawatirkanmu karena aku begitu mencintaimu.” Mencintaiku? Ya, aku juga mencintaimu. Ingin sekali aku menjawabnya dengan kata-kata itu, tapi aku tidak bisa menjawabnya. Entahlah, mengapa aku tidak mengucapkan itu dan malah pergi meninggalkannya di bawah derasnya hujan. Kejam? Bukan, Bukan bermaksud seperti itu. Aku hanya... . . . . . . . . . . . . . Mengingat Baekhyun. Ia manusia yang selalu sabar, kekangan ayahnya membuat ia tersiksa. Dan aku, tak ingin menyiksa hatinya. ‘Yifan, sebenarnya kau membuatku tersiksa.’ Mengapa? Mengapa kita harus bertemu? Seandainya waktu dapat ku-ulang aku tidak akan menyuruh pak Lee untuk mengantarkanku ke Han River. Seandainya juga di dunia ini tidak ada cinta. Karena cinta yang membuatku senang dan sedih. Egois? Ya, aku memang seorang manusia biasa yang terlalu egois.
Author POV Joonmyeon merogoh saku celananya, saat ada sebuah panggilan di handphone miliknya. “Yeobosseyo?...Eomma!” . “Ne!! Junmeenn... Bogoshippooo!!” . “Nadoo Eommaa.. waeyo?” . “mannaseo bangaweoyo?” *) apa kabar? . “jal jinaeyo.” *) Baik-Baik saja “Besok, Eomma dan Appa akan pulang. Apakah kau siap untuk menjalani pemeriksaan besok?” . “Ne.” *piipp* Perlu kalian ketahui, Kedua orangtua Joonmyeon sedang berbisnis di Jepang. Maka dari itu Joonmyeon bebas keluar dari kemarin. Joonmyeon menghela nafasnya, kemudian masuk ke dalam kamar. Menyambar jaket parasit berwarna hitam, hadiah dari Chanyeol.
Blaamm Setelah memasuki mobil ia mengetikkan beberapa pesan singkat untuk. To : Chanyeol Bisakah kita bertemu? Aku tunggu di dekat ‘Ship gage jegwajeom’*. Ppali. *)Toko Bakery Ship Langsung saja Joonmyeon mengendarai mobilnya menuju ke Toko Bakery. Saat traffic light menunjukkan warna merah, Joonmyeon berhenti. Memutar lagu yang ia sukai. Air Supply – Making Love Nothing at All Ddrrtt..Dddrrtt.. Ponselnya bergetar, lalu dengan cepat ia membacanya, sebelum traffic light berubah hijau. From : Chanyeol Ne, wait.
“eoseo oseyo.” Sapa seorang pelayan di toko itu dengan membungkuk dan memberikan senyuman khas miliknya. *) Selamat Datang Joonmyeon tersenyum lalu melangkahkan kaki nya menuju ke etalase pendingin yang menyediakan pudding, cupcake, dan berbagai jenis dessert lainnya. “mwol dowa deurilkkayo?” *) Apa yang bisa saya bantu? “Aku ingin cake ini.” Ucap Joonmyeon sambil menunjuk sebuah cake dengan topping white cream. “Baik, tunggu sebentar.” Pelayan itu tersenyum, menampilkan single dimple miliknya. Sambil menunggu, Joonmyeon mencari-cari roti tawar untuk breakfast nya, kebetulan roti tawar dirumah sudah habis, Sambil berjalan ia tak sengaja menabrak seorang laki-laki hingga. Bruk Tidak sampai terpental Joonmyeon membungkukkan badannya, untuk meminta maaf. “joesonghamnida, aku tak sengaja.” Ucap Joonmyeon sambil membungkuk. “Gwenchanayo ahjussi.” Joonmyeon mendongak, ia kenal dengan suara ini. “Joonmyeon hyung?!” “Jong In?”
Chanyeol berjalan kaki dari rumahnya, memang jarak dari rumahnya menuju toko bakery sangat dekat dan tak perlu menaiki mobil atau kendaraan. Chanyeol tersenyum menampilkan sederet giginya yang putih dan rapi. Ya, ia telah sampai di toko yang dimaksud Joonmyeon. “eoseo oseyo, mwol dowa deurilkkayo?” Seorang pelayan di toko itu menyapa dirinya dengan membungkuk dan tersenyum. “Ne, apakah anda melihat namja dengan rambut
Please Subscribe to read the full chapter
Comments