IV - She is gone

ITS START WITH A CHAT!

Kris's POV

Aku sudah mempersiapkan berita terburuk ini sejak telepon dari Crystal tadi siang. Aku menatap kembali ponsel hitamku yang terasa hangat karena baru saja aku menerima sebuah panggilan. Tertera disana 20.15 KST. Berati sudah hampir 9 jam lebih sejak Crystal meneleponku. Air mataku tadinya sudah kering, perlahan luruh lagi. Mataku pedih. Mungkin persediaan air dikantong mataku sudah habis.

Aku mengusap mataku lagi. Menguatkan tanganku yang gemetar meraih jaket hitam pemberian Crystal setahun yang lalu. Aku beranjak dari tepian tempat tidurku. Mengambil kunci mobil. Bergegas turun mengabaikan panggilan Suho, Luhan maupun Manajer Im. Aku tidak peduli lagi sekarang. Beruntung lift dalam kondisi sepi. Saat aku tiba di lobby aku mendapati orang terakhir yang ingin aku lihat, Jessica.

"Wu Yifan, kamu berantakan sekali." katanya menghampiriku yang berhenti ditengah lobby. Dia memelukku dan menepuk-nepuk pundakku. Lalu dia mengeluarkan kacamata hitam, diulurkannya untukku, "Pakailah, untuk menutupi matamu." ujarnya. Aku meraih dan menggunakan kacamata itu sekenanya. kutarik tangan Jessica menuju arah mobilku diparkir. Setelah memastikan Jessica duduk didalam mobilku, aku segera memacunya menuju rumah sakit dimana Crystal dan Lay berada.

Jalanan Seoul, anehnya sangat lancar hari ini. Selesai memarkir mobil aku bergegas menuju IGD dimana Lay terduduk lemas. Hanya dia sendirian disana. Tentu saja pihak perusahaan kami sudah mengurus semuanya. Tak ada media, tak ada siapapun yang tahu tentang kecelekaan ini. Lay mengangkat kepalanya saat heels Jessica beradu dengan lantai rumah sakit. Wajahnya tersenyum tapi menyiratkan luka. Aku menghampirinya, memeluknya.

Dia menangis dipelukanku. Tangisan terparahnya yang kedua setelah aku melihatnya menangis diatas panggung saat kami menang pertama kali tahun lalu. Aku menepuk bahunya. Jessica menatap kami muram.

"Kris, dia mengatakan kaulah cinta pertamanya." ujar Lay lirih. "Dia sempat menyentuh pipiku, sempat berkata mencintaiku, selama 3 jam tadi kami sempat mengikrarkan menjadi sepasang kekasih... kamii...." suara lay melirih dan hilang. Aku menepuknya lebih keras. Memberikan kekuatanku sebisa mungkin.

"Aku tahu. Dia begitu mencintaimu karena dia melepau dulu sekali. Aku terlalu bodoh tidak mengakui bahwa aku juga mencintainya, karena aku takut kehilangannya. Dan tadi dia dengan tulus mengatakan ingin melihat aku bahagia. Dia juga ingin melihatmu bahagia Yixing. Tersenyumlah." ujarku. Jessica berjalan mundur menghindariku. Tanganku sempat menahannya. Kini dia tertahan dibelakangku.

Lay melepaskan bahuku. Dia menatapku. "Kau tau Kris. Dia cinta pertamaku. Yang paling indah." katanya. Aku tersenyum. "Tentu sebuah kehormatan baginya memilikimu Lay." kataku menguatkan.

Selamat jalan Wu Lichen. ujar hatiku lirih.

***

Author's POV (Flashback)

"Jangan berisik WU YI FAN. Aku tau disebelahmu ada Lay. Kumohon diam dan dengarkan." ujar Crystal. Setelah Bisa menenangkan diri dan tidak mengeluarkan suara, Crystal melanjutkan kalimatnya. "Saat ini aku ada di Incehon. Aku baru saja mendarat. tadinya aku memang mau minta dijemput langsung oleh Lay dan memberikan kejutan untukmu. Hari ini hari ulang tahunmu kan, Kris? Maaf aku kemarin merajuk, aku hanay sebal ternyata kau dan Lay mempermainkanku. Tapi aku bahagia pada akhirnya bisa mengenal Lay dari sisi yang lain. Aku berterima kasih padamu.

Tapi Kris soal vision yang sempat kusinggung di chatku dengan Lay, itu sama sekali tidak berhubungan denganmu. Ini justru tentangku dan mungkin ada Lay didalamnya. Ketahulah Kris bahwa aku melihat diriku sendiri yang menggenggam tangan Lay dengan erat, menghapus air matanya sedangkan aku tersenyum menatapnya, saat aku menyadari scene itu dalam visionku aku melihat tanganku berlumur darah. Sedang Lay tidak.

Dalam visionku aku merasakan badanku teramat sakit entah karena apa. yang jelas aku dan Lay dalam sebuah mobil. Aku tidak tahu kapan visionku terjadi. Yang jelas, Lay selamat, syukurlah. Aku tidak sanggup jika melihatnya terluka. Tapi Kris aku tidak melihatnya tersenyum disebelahku. Yang kulhat dia tersenyum denganmu dan dengan Jessica. Inikah pertanda bahwa aku harus metrestui hubunganmu dengan jessica?

Jujur Kris, selama ini aku cemburu. Sejak kecil aku selalu mencintaimu, tapi kau tidak pernah menyadarinya. Semakin aku memahami, aku menyadari bahwa rasa cintaku untukmu ternyata tidak lagi sama. Terutama saat pertama kali tangan Lay menggenggam tanganku waktu itu. Pertama kali aku menginjak Incheon, aku jatuh cinta dengan Lay.

Ketahuilah lagi, bahwa dulu aku tidak suka-suka banget dengan Lay. Aku hanya iseng mengakui padamu bahwa aku menyukainya. Itu semua agar kau cembur. Tapi dasar kau pangeran es, kau tetap bergeming dan malah menjodohkanku dengannya. Tapi aku berterima kasih untuk kali ini. Aku teramat mencintai Lay. Aku ingin setidaknya sehari tersenyum bersamanya. Karenanya kuputuskan hari ini aku ingin menjadi kekasihnya. Izinkan aku memintanya ya Kris.

Kris, kau harus tersenyum. Aku ingin melihatmu bahagia. Saat nanti aku benar-benar pergi, yang entah kapan, tolong berdirilah disamping Lay. Katakan aku ingin melihatnya tersenyum dan bahagia. Katakan bahwa aku beruntung memilikinya. Katakan dia juga harus kuat.

Terakhir, saat aku pergi, jangan habiskan uangmu lagi membeli Gucci untuk siapapun, mengerti? Tolong jangan katakan apapun pada Lay. Thank you Kris.Love you."

(END)

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet