Tonight

you're the only one for me

-2PM-

 

Author POV

Nichkhun Buck Horvejkul menjejakkan kakinya dengan santai di bandara international Seoul. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri, mencari sosok yang ia kenal. Ia melihat jam di tangannya. Sudah 10 menit ia menunggu, namun yang ditunggu tak kunjung muncul.

“Nichkhun-ssi??” Seorang pria paruh baya menghampiri Nichkhun sambil menyapanya dengan ramah.

“N-ne…”

“Perkenalkan saya Park Jin Young, manager umum Horvejkul Corp. cabang Seoul.” Ucap pria itu sambil menjabat tangan Nichkhun.

“Appa banyak bercerita tentang paman. Mohon bantuannya.” Nichkhun membungkuk sopan.

Park Jin Young tersenyum ramah sambil berkata, "Aigoo, tak perlu se-formal itu... Mari saya bantu bawakan barang-barang anda."

Nichkhun menarik barang bawaannya menjauhi Jin Young.

"Tidak perlu paman, saya bisa membawanya sendiri. Tidak banyak kok."

"Baiklah... Ayo kita berangkat sekarang. Ibu anda sudah menunggu anda dirumah."

Nichkhun tak bisa menahan senyumannya. Seoul, kota tempat ia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya. Dulu keluarganya tinggal di Seoul bersama-sama sampai pada saat perusahaan Horvejkul mengalami masa kritis, sehingga ayahnya harus bolak-balik Seoul - USA untuk mengurus bisnis. Keluarganya mengalami sedikit perpecahan sampai pada akhirnya kedua orang-tua Nichkhun memutuskan untuk berpisah tempat tinggal demi kebaikan mereka masing-masing.

 

-2PM-

 

“Hyung, tunggu sebentar…” Bisik Junho sambil cepat-cepat mengikat tali sepatunya.

Minjun menoleh kearah dongsaengnya sebentar, lalu melihat ke sekeliling, memastikan tidak ada penjaga yang lewat.

“Cepat, sebentar lagi penjaga-penjaga akan patroli.” Ucap Minjun tak sabaran. Matanya terus beralih dari jam di tangannya ke Junho.

Minjun yang melihat sinar senter langsung menarik Junho untuk bersembunyi di balik pintu gudang.

“Aww…”

 

-2PM-

 

Wooyoung POV

“Makanlah yang banyak,” Ujar Wooyoung sambil menaruh segenggam gabah di dekat anak ayam miliknya.

Sudah 2 hari ini ia memelihara dua ekor anak ayam secara diam-diam. Setiap malam dan pagi, ia menyempatkan diri datang untuk memberi makan. Tuan Lee tidak suka ada hewan apapun di rumahnya, karena itu Wooyoung diam-diam memeliharanya di gudang yang terpisah dari rumah utama.

Dua ekor anak ayam yang ada dihadapannya dipungutnya 2 hari yang lalu di taman. Hari itu hujan deras, dan Wooyoung tidak bisa begitu saja mengabaikan mereka begitu saja.

Wooyoung mengelus kepala anak ayam itu, sebelum kemudian ada seseorang yang menabrak punggungnya, membuatnya tak sengaja menyenggol lilin yang menjadi satu-satunya penerangan di ruangan itu.

“Aww—“

Wooyoung merasakan seseorang menginjak kakinya dan sepasang tangan membekap mulutnya.

Samar-samar, sinar rembulan mulai menerangi ruangan itu. Ketika mata mereka mulai menyesuaikan, mereka saling terkejut melihat siapa yang ada di depan mereka.

“Kau—“

“Hyung—“

“Apa yang kau lak—?“

“Jangan keras-keras Junho-ya!” Minjun berbisik kepada Junho. Tangan kanannya menutup mulut Wooyoung sedangkan tangan kirinya menutup mulut Junho.

Setelah suasana hening untuk beberapa saat, Minjun menarik tangannya.

“Kalian mau kemana?” Wooyoung memberanikan diri bertanya.

Wooyoung diberi tahu kalau tuan Lee memberlakukan jam malam pada semua orang dirumahnya, kecuali untuk beberapa hal khusus tentu saja. Namun, mengingat sekarang sudah jauh melebihi jam malamnya, dan melihat penampilan Minjun dan Junho yang jelas sekali menunjukkan mereka ingin pergi ke suatu tempat, ditambah mereka mengendap-endap, Wooyoung yakin mereka berdua ingin kabur ke suatu tempat.

*trrr—trrr—*

“Siapa disana?” Teriak seorang penjaga yang kebetulan patrol di sekitar gudang. Sepertinya bunyi getaran handphone Minjun menarik perhatiannya.

“Sial.” Umpat Minjun pelan. Dengan cepat Minjun menarik tangan Junho dan Wooyoung untuk kabur lewat pintu belakang.

Wooyoung mengikuti Minjun keluar dari gudang, dan mengendap-endap ke pintu yang ada di pojok halaman belakang. Pintu itu terlihat sangat tua, seperti sudah tidak pernah digunakan lagi.

“Dikunci hyung. Aku kan sudah bilang ta-” Ucap Junho sambil menoleh kesal kearah Minjun yang ada di belakangku.

Ia menyodorkan sebuah kunci yang entah didapat darimana.

“Sudah kubilang aku menyiapkannya dengan baik.”

*Ceklek*

“Cepat lari…” Minjun yang melihat sinar senter mendekat kearah mereka langsung mendorong Wooyoung dan Junho keluar lalu buru-buru menutup pintu tua itu sepelan mungkin.

 

-2PM-

 

Author POV

Setelah dirasa cukup jauh dari kediaman Lee, Minjun, Junho, dan Wooyoung berhenti sejenak.

“Kenapa dia ikut keluar?” Tanya Junho kesal.

“Kita tidak bisa membiarkannya terlihat penjaga, dia sudah melihat kita.” Jelas Minjun.

“Sebenarnya kalian mau kemana?” Tanya Wooyoung.

“Club. Dan Wooyoung, kuharap kau bisa menutup mata dan telingamu untuk malam ini. Kajja.” Ucap Minjun sambil tersenyum misterius kearah kedua dongsaengnya.

‘Mwo??! Club??’ Ucap Wooyoung dalam hati.

 

-2PM-

 

Tadinya Wooyoung pikir Minjun dan Junho pergi club-club malam dimana banyak alkohol dan kegiatan-kegiatan negative lainnya. Tapi ternyata ia salah. Club yang didatangi Junho dan Minjun lebih terlihat seperti sebuah studio besar dan usang yang sudah tidak terpakai. Suara dentuman musik bergema keras memenuhi ruangan 15m × 15m tersebut.

“Yah, kalian lama sekali…” Seorang namja yang sedikit lebih pendek dari Wooyoung menghampiri mereka.

“Nuguya?” Ia mengernyitkan dahinya sambil menunjuk tepat di muka Wooyoung, benar-benar tidak sopan.

“Dongsaeng-ku.” Jawab Minjun singkat.

“Apa ‘dia’ sudah tampil?” Tanya Junho seperti tak sabar.

“Wow, aku baru tahu kau punya dongsaeng lain selain anak bermata sipit ini.” Ejek namja yang diketahui bernama Jay.

“Jay-hyung… Dia sudah tampil apa belum?” Junho kembali bertanya dengan penekanan di setiap katanya.

Jay mengambil secarik kertas dari sakunya sambil melihat jam di tangannya. Sepertinya kertas itu berisi jadwal acara yang sedang berlangsung di gedung tua itu.

“5 menit lagi gilirannya.”

Tanpa berkata apa-apa, Junho segera menerobos kerumunan yang ada di tengah-tengah studio. Meninggalkan Minjun, Wooyoung dan Jay dibelakangnya.

“Jay, tolong jaga Wooyoung sebentar. Aku harus bertemu Kwon dulu.” Ucap Minjun sambil berlari ke bar kecil yang ada di sudut ruangan itu.

Jay merengut, sambil berteriak kesal kearah Minjun. “Yach! Memangnya aku baby sitter untuk dongsaeng-dongsaeng mu!!”

 

-2PM-

 

Wooyoung dan Jay berdiri beberapa meter disebelah Junho. Ternyata pertunjukan yang diadakan di sini adalah pertunjukkan battle-dance. Disebelah Wooyoung, Jay terus berbicara mengenai nama-nama dancer yang menari lincah di panggung. Wooyoung menoleh kesamping, mendapati Junho menatap serius ke arah panggung. Pancaran matanya bersinar dan tajam. Passion. Hanya tu yang bisa Wooyoung simpulkan.

“… Aku merasa kasihan pada bakatnya. Sayang sekali Junho tidak mau bergabung dengan club dance Kirin.”

“Kenapa? Apa dia tidak bisa dance?” Tanya Wooyoung.

“Kau bercanda?? Bukankah kau saudaranya?” Jay menatap Wooyoung seolah ia baru saja menanyakan pertanyaan terbodoh di dunia ini.

“Aku saudara tiri nya…” Kata Wooyoung malu.

“Junho itu sangat hebat, ia menyukai dance lebih dari apa pun. Dancer yang sedang bersama Junho disana dulu adalah partner nya. Mereka berdua sangat hebat, bersama-sama membawa kelompok nya menuju kemenangan dance tingkat internasional di LA.”

Sambil mendengar Jay berbicara, Wooyoung memperhatikan namja yang sedang mengobrol dengan Junho. Terlihat jelas keduanya sangat akrab.

"Lalu apa yang terjadi?" Tanya Wooyoung penasaran.

"Entahlah, kudengar Junho mengalami kecelakaan sewaktu karyawisata sekolah. Sejak saat itu ia berhenti melakukan dance. Sepertinya cederanya cukup parah. Minjun bahkan melarangku menanyakan hal itu pada Junho padahal sudah sejak lama aku ingin sekali merekrutnya."

 

-2PM-


Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
DityaHwang #1
Chapter 5: Langsung comment di chap ini... Maap ya thor...

Kirain junho sm minjun bklan jahat sm wooyoung.. Ternyata nggak...

Bgus thor... Update soon ya thor....
hwootestjang #2
Chapter 5: Khunnie sang prince charming
LenkaChakhi
#3
Chapter 4: I think baby chicken is really important for uyongie .
.huaa betapa aku rindu ff ini .
Tapi pas update malah pendek bgt . Bkin greget .
Update soon onnie .
hwootestjang #4
Chapter 4: Uyongie kamu bela anak ayam ya... Kekekek.. Jadi ingat sama piyoung deh
Uyounggie
#5
Chapter 3: Yonggie tersisih lagi.. tp gpp lahh. Yg penting younggie g mati.. hhahahaa


Thor.. buat yg sedih serampak ya.. lgi pengenn nangis bombai..!! Mumpung hati lagi GALAUUUUU RIa...


Di tunggu updatex.. gpl...

Mantapss ceritax.. lanjutt
LenkaChakhi
#6
Chapter 3: Hemh kasian uyoung . . Jangan bnyak sakitin ada apah onnie kan kasian . . Hiks ;-( .update soon okay ;-)
mannuel_khunyoung
#7
Chapter 3: Pleaseeeee updateee nun,bnyk yg belum seleseeeiii ><
ImaCnn #8
Chapter 3: Apa yg direncanakan Ho ma minjun, apa mereka punya niat jahat ma uyoung..;(
Wahhh seru ni taec ma chan sama sama tertarik sama Ho:D
update soooon Thorr
jhjhjh
#9
baru baca forewordnya langsung subscribe&upvote !
menarik nih !