Chapter 1

Destiny

Suara bolpoin yang beradu dengan meja terdengar jelas dari salah satu sudut perpustakaan yang –seharusnya- hening siang itu. Tampak dua orang namja di salah satu meja di sudut dekat kaca jendela, yang satu memakai kacamata, kulit putih pucat, rambut cokelat terang dan tengah membaca buku. Raut wajah kesal tampak jelas diwajahnya. Sementara yang satu lagi, yang terlihat tampan dengan rambut hitam pendeknya, dan tatapan matanya yang tajam, tengah mengetuk-ngetukkan bolpoinnya dengan raut wajah bosan, menimbulkan bunyi berulang yang terdengar menyebalkan. Bukankah perpustakaan seharusnya tenang?

Aissh.. Tak bisakah kau diam sebentar? Bisakah kau lihat seseorang sedang berusaha untuk belajar disini?” Kyuhyun, namja berkacamata yang tengah membaca buku, melirik kesal kearah namja disampingnya.

“Tapi aku bosan, hyung.” namja yang satu lagi mengerucutkan bibirnya lucu.

“Lalu? Apa urusannya denganku? Pergilah dan ganggu orang lain, aku sedang sibuk disini. Dan berhenti menimbulkan suara menyebalkan itu, please. Lihatlah, ahjumma penjaga perpustakaan ini sudah siap menerkammu” Kyuhyun memutar matanya malas dan kembali memfokuskan dirinya pada buku dihadapannya. Sementara Minho, nama namja berparas tampan satunya, menoleh kebelakang dan mendapati wanita paruh baya penjaga perpustakaan tengah menatapnya galak. Ia hanya bisa mengangguk kecil dan nyengir kuda sebagai bentuk permintaan maaf.

Hyung.. Kyuhyun Hyung..” Minho menarik – narik lengan baju Kyuhyun, meminta perhatian namja yang lebih tua satu tahun darinya.

“Hmm..” Jawab Kyuhyun sekenanya.

“kau tahu? Sepupuku akan kemari dalam waktu dekat.” Ucap Minho, perasaan senang tergambar jelas dalam nada suaranya. Mau tak mau, Kyuhyun merasa sedikit heran juga. Diliriknya hoobae yang tengah menyandarkan kepalanya pada meja.

“Kami sangat dekat hyung. Dia juga orangnya baiiiiiikk sekali. Wah, kau harus tahu betapa populernya dia. Tampan, gentleman, baik hati, rajin menabung, kaya raya lagi, kau mau kujodohkan dengannya?” Lanjut Minho dengan mata berbinar – binar.

Mendengar hal itu, satu jitakan keras Kyuhyun berikan pada kepala Minho. Membuat namja itu merenggut kesakitan.

“Asal sekali bicaramu. Sudah – sudah, kau tidur saja daripada menggangguku terus”  Kyuhyun menggelengkan kepalanya. Kemudian kembali membaca, tak menghiraukan rengekan – rengekan yang keluar dari mulut Minho yang kebosanan

***

Melangkahkan kakinya dengan ragu – ragu, kepalanya tak berhenti melihat kiri kanan, dan matanya sesekali akan melirik pada kertas dan buku kecil yang dibawanya. Ia baru beberapa hari tiba di negeri asing ini. Dan bodohnya, ia yang belum mahir bahasa asing justru memilih untuk berjalan – jalan sendirian daripada menunggu temannya pulang dari bekerja. Alhasil disinilah ia sekarang, di tengah – tengah kesibukan kota Tokyo di siang hari, kehilangan arah, dan tanpa teman. Belum lagi ponselnya yang kehabisan baterai beberapa waktu yang lalu. Ia mendesah pelan sebelum akhirnya memilih untuk beristirahat sejenak di kursi di salah satu taman.

“Ah sial, kenapa aku bodoh sekali. Apa yang harus kulakukan sekarang?” bibirnya mengerucut kesal. Ia hanya bisa menatap orang – orang yang sibuk berlalu lalang di jalanan tak jauh dari taman itu, otaknya sibuk memikirkan bagaimana caranya ia bisa sampai dengan selamat di apartemen milik rekannya.

“Ya Tuhan, aku mohon tunjukkan jalanmu padaku. Aku mohon, setelah ini aku janji aku akan lebih menyayangi ikan – ikan peliharaanku yang aku tinggal di Seoul. Aku akan pulang secepatnya dan kembali merawat mereka sepenuh hati. Ya Tuhan, oleh karena itu izinkan aku pulang, aku mohon.” Ia berucap lirih. Sungguh, ia benar – benar putus asa. Apa yang bisa ia lakukan? Jangankan mencari jalan sendiri, menghampiri polisi pun ia tak bisa, mengingat betapa sangat terbatasnya bahasa Jepang yang ia kuasai.

Seorang namja duduk disampingnya, mengeluarkan sekotak takoyaki dan memakannya dengan lahap, membuat kedua pipinya tampak menggembung menggemaskan. Ia terlihat sangat menikmati takoyaki itu, membuat Donghae –nama namja berambut cokelat yang sedang tersesat- menatapnya dengan intens. Sungguh, tak cukup hanya tersesat, tapi kini ia juga kelaparan. Merasa tak berguna menatap orang yang tengah memakan takoyaki itu, membuat Donghae kembali mengalihkan perhatiannya pada anak – anak kecil yang bermain tak jauh dari tempatnnya duduk. Namun tak lama setelah ia mengalihkan pandangannya, ponsel namja disampingnya berbunyi, membuatnya kembali mengalihkan perhatian pada namja tersebut.

Moshi-moshi.í” Ucap namja berambut cokelat eboni dan berkulit putih pucat itu dengan bahasa jepang yang sangat fasih.

“Ah, Yoboseyo hyung.” Ucap namja itu tak lama kemudian. Mendengar bahasa ibu yang digunakan namja itu dengan sangat fasihnya membuat perhatian Donghae tercurah seutuhnya pada makhluk manis –coret- tampan di sampingnya. Oh.. ia rasa ia memiliki setitik harapan.

Donghae masih mendengarkan dengan seksama percakapan orang disampingnya dengan seseorang yang ia ajak bicara di telepon. Dan ia berani bertaruh 100 % bahwa orang disampingnya ini adalah orang yang juga lahir di Korea, atau paling tidak cukup lama tinggal disana. Ia terlalu larut dalam pikirannya hingga tak menyadari namja disebelahnya sudah siap untuk pergi. Namja itu berdiri dan melangkahkan kakinya ringan, menuju tujuannya semula, meninggalkan Donghae yang kini gelagapan karena satu – satunya harapan yang ia miliki kini beranjak pergi.

Setengah berlari Donghae mengikuti namja yang menjadi satu – satunya harapan untuknya. Sudah cukup lama ia mengikuti namja itu, tapi ia masih ragu untuk memanggilnya. Namja di hadapannya mulai berjalan cepat dan kemudian berlari kecil, berbelok ke sebuah jalan kecil yang sepi. Donghae mengikutinya, mempercepat larinya, ia berusaha mengejar pemuda itu.

“Permisi . .” Donghae menepuk pundak namja itu.

Kejadian selanjutnya terjadi begitu cepat, sepersekian detik setelah Donghae menepuk pundak namja itu, ia berbalik dan melayangkan tas kecil yang ia pegang ke wajah Donghae, sukses membuat namja berambut cokelat itu terhuyung ke belakang. Tapi serangannya tak berhenti disitu, ia lantas menendang lutut Donghae cukup keras, dan siap melayangkan tinjunya yang berhasil di tahan Donghae setelah ia berhasil menguasai diri. Sungguh, Donghae beruntung ia pernah belajar Judo sebelumnya. Namun seolah tak mau menyerah, namja itu masih berusaha menyerang Donghae dengan tendangan – tendangannya, yang lagi – lagi ditangkis oleh Donghae. Ketika pemuda itu lengah, dengan gerakan sigap Donghae menangkap dan menahan kedua tangan pemuda itu dengan gerakan mengunci dibalik kedua punggungnya.

“Lepaskan” desis namja berkulit putih pucat itu, tak sadar kini ia bicara dengan bahasa Korea.

“Tidak.. atau kau tak akan berhenti memukul dan menendangku.” Jawab Donghae, sedikit terengah – engah karena kejadian barusan.

Mendengar Donghae yang juga menjawabnya dengan bahasa Korea membuatnya tersadar kalau orang dibelakangnya ini bukanlah orang Jepang.  

“Apa maumu?” tanyanya lagi, suaranya sedikit bergetar. Tapi Donghae tak tahu mengapa, ia tak bisa melihat ekspresi  namja di hadapannya ini.

“Aku hanya ingin bertanya jalan. Sungguh” Donghae menjawab pertanyaannya, kemudian melepaskan pegangannya pada lengan namja itu.

Namja dengan rambut cokelat eboni itu berbalik menghadap Donghae dan sedikit mengambil jarak antara keduanya. Ia menatap Donghae dari atas sampai bawah, menilai apakah namja di hadapannya ini benar – benar bukan orang jahat. Sementara Donghae, ditatap seperti itu malah membuatnya salah tingkah, ia hanya bisa nyengir kuda dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Joesonghamnida..namja itu membungkuk hormat pada Donghae, meminta maaf atas perlakuan kasarnya tadi.

“Ah.. tidak apa – apa. Oh iya, perkenalkan, Donghae imnida­..” Donghae mengulurkan tangannya, yang disambut oleh namja dihadapannya.

“Kyuhyun imnida. Jadi, Donghae-ssi, katamu kau ingin bertanya jalan?” tanya namja  yang ternyata bernama Kyuhyun.

“Ah, iya! Umm, aku ingin bertanya jalan sebenarnya, kau tahu apartemen ini?” Donghae menyerahkan kertas kecil berisi alamat yang bertuliskan dalam hangul. “Umm, bagaimana caranya aku kembali kesana ya?” Donghae lagi – lagi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia merasa bodoh sebenarnya.

“Oh, itu ..” Kyuhyun belum sempat menyelesaikan perkataannya ketika hujan deras tiba – tiba turun membasahi kota Tokyo.

Keduanya berlari cepat, dengan Kyuhyun di depan dan Donghae membuntuti di belakangnya. Donghae ingin mengomel sebenarnya, ia tak mengerti kenapa Kyuhyun terus berlari dan bukannya berhenti untuk berlindung dari hujan, tapi ia tak mau bersikap kurang ajar pada namja  yang menjadi satu – satunya harapan untuk kembali itu.

Pertanyaannya segera terjawab ketika mereka keluar dari jalan kecil dan sampai di depan sebuah apartemen. Namja berkulit putih pucat itu hanya menoleh sekilas kebelakang, sekedar memastikan bahwa Donghae masih mengikutinya sebelum ia masuk ke dalam gedung apartemen. Donghae mengikuti namja  itu dalam diam, tak berkomentar apapun ketika mereka naik lift menuju lantai 3 dan berhenti di depan sebuah pintu dengan angka 0302 cukup besar menghiasi bagian depannya.

“Masuklah” ujar Kyuhyun singkat setelah membuka pintu tersebut.

Donghae hanya bisa menurut ketika namja   yang bahkan belum dikenalnya itu menyuruhnya untuk duduk di sofa di ruang tengah, sementara ia mengambil handuk untuk mereka berdua. Ia mendesah pelan, kalau saja ia menurut dengan perkataan rekannya untuk tidak berkeliaran sembarangan sebelum ia pulang, tentu ia tak akan terjebak masalah seperti ini. Ia menoleh kearah jendela besar di ruangan itu, tampak hujan besar seolah tak akan berhenti membasahi kota Tokyo dalam waktu dekat.

“Ini” sebuah tangan putih pucat memberikan handuk putih pada Donghae, yang disambutnya dengan senyuman kecil dan ucapan terimakasih. Keduanya duduk disana, terdiam dan hanya mengeringkan tubuh mereka, sampai akhirnya Donghae memilih untuk berbicara.

“Um.. dari tadi kita belum berkenalan bukan? Aku Donghae, Lee Donghae.” Ia mengulurkan tangannya dan tersenyum ketika namja dihadapannya menyambut uluran tangannya.

“Cho Kyuhyun” jawab Kyuhyun, tersenyum manis pada Donghae. Dan detik itu, Donghae berani bersumpah kalau ia sudah jatuh hati pada pandangan pertama.

***

Minho menatap ke arah jendela dengan sebal, hujan tak henti – hentinya turun dengan deras. Hari sudah menjelang malam, matahari sudah sepenuhnya terbenam sejak beberapa waktu yang lalu, seharusnya sahabatnya sudah sampai di rumah sejak tadi dan sudah menghubunginya, memberitahukan tugas yang harus ia kerjakan malam ini. Tapi sampai detik ini, tak ada satupun pesan singkat masuk ke ponselnya, telfonnya pun masih tak diangkat. Dan tak bisa dipungkiri, bahwa ia cemas dengan sahabatnya itu. Ia menarik nafas dalam – dalam, pikiran – pikiran buruk melintas di benaknya. Bagaimana jika kejadian itu terulang? Bagaimana jika Kyuhyun dalam bahaya? Ia menggelengkan kepalanya keras, berusaha menghilangkan pikiran – pikiran negatif tersebut. Lagi, dicobanya menghubungi Kyuhyun, yang lagi – lagi berujung dengan jawaban dari mesin operator. Merasa kesal, dilemparkan ponselnya itu ke sofa. Andaikan tidak hujan, sudah ia datangi rumah sahabatnya itu, tapi hujan deras mengguyur diluar sana membuatnya enggan.

Larut dalam pikirannya membuatnya terkejut ketika suara bel terdengar dari pintu apartemennya. Meskipun heran dengan tamu yang datang di tengah hujan seperti ini, segera dibukanya pintu tersebut, dan betapa terkejutnya ia ketika sepasang tangan kekar memeluknya erat.

“Woa Minho!! Kau sudah besar!” sapa tamu itu dengan riang.

“Aigoo Siwon-hyung!! Lepaskan, aku bisa mati kehabisan nafas” Minho sedikit mendorong orang yang dipanggilnya dengan sebutan hyung itu.

“Maaf” Siwon, namja yang baru saja datang, hanya tersenyum kecil dan mengacak sedikit rambut Minho, “Bolehkah aku masuk? Dingin sekali, kurasa bajuku basah” lanjutnya masih dengan senyuman dan kedua lesung pipit yang menghiasi pipinya.

“ah iya! Masuklah, aku kira kau akan datang seminggu lagi, bukankah begitu?” Minho membaantu membawa masuk barang – barang milik kakak sepupunya tersebut.

“Jadwalnya dipercepat, ada yang harus segera diurus disini, dan aku ingin mencari orang itu.” Jawab Siwon.

***

Donghae beranjak menuju dapur, menyusul Kyuhyun yang kini sedang membuatkan cokelat hangat untuk keduanya.

“Sudah kau hubungi rekanmu itu?” Kyuhyun bertanya padanya, masih dengan tangan yang sibuk mengambil ini itu untuk membuat cokelat hangat.

“Iya, dia sedang dalam perjalanan kemari, katanya mungkin 15 menit lagi sampai” jawab Donghae, “boleh aku duduk disini?” tanyanya lagi, mengarah pada kursi makan disana.

“Hmm, silahkan” Kyuhyun menjawab seadanya dan menyerahkan satu gelas cokelat hangat itu untuk Donghae. “Ini, mungkin bisa menghangatkan tubuhmu” lanjutnya.

“Terimakasih” Donghae tersenyum lebar dan meminum cokelat hangat itu. Keduanya terdiam, larut dalam pikiran masing – masing, sampai akhirnya Donghae memilih untuk buka suara.

Dan keduanya terlibat percakapan singkat, mengapa mereka ada di jepang saat itu. Tentang kehidupan mereka di Korea, dan masih banyak lagi. Ketika suara bel pintu menghentikan percakapan mereka di malam hari itu, keduanya sudah bukan lagi sepasang orang yang tak saling mengenal, kini mereka sudah menjadi teman.  

“Sepertinya itu rekanku, aku pulang dulu. Terimakasih banyak Kyuhyun-ssi, senang bisa mengenalmu” Donghae membungkuk sopan yang dibalas Kyuhun dengan senyuman manis.

“Ne, senang bisa mengenalmu juga. Hati – hati dijalan” Kyuhyun membukakan pintu untuk Donghae, dan betapa terkejutnya ia ketika sosok yang begitu ia kenal berdiri di balik pintu itu.

“Kibum-hyung?”  

 


a/n: ini.. apa? hahaha.. maaf ya readers, tadinya mau update kalo udah sampe 3000-an words nya.. tapi akhirnya diputuskan untuk disini dulu. AKhir - akhir ini lagi suka HaeKyu, makanya dimasukin.. entah kenapa pair itu unyu juga :')

semoga menghibur..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
meeKayla #1
Chapter 1: hmmm ngak ingt prnh bc ini ff nya
FiWonKyu #2
Chapter 2: Nah lo, ada kibum jg. Kayaknya ini bkal ada haebum xD
kyaaa...akhirnya nemu ff wonkyu lg
FiWonKyu #3
Chapter 1: Next baca ne
seoulbarbe #4
Chapter 2: waaaaah....
aku penasaran bngt lanjutanya niih...
KYU323DE2W #5
Chapter 2: Hah,....akhirnyaa,...
Kibum hyung ??????
Kyu,..

Cpet dilanjut ya,..jangan lama'',..penasaran bneran dech,....ok
LienaQyu #6
Chapter 2: apa ff ini tidak dilanjutkan?? aq tertarik sama ff yg satu ini. cerita dan penulisan bahasanya aku suka. d tggu aja deh, siapa tau aothornya da mood untuk meneruskan. hehehe
MySuperWon #7
Ada Kibum ama hae ??! tapi semoga ini jadi WonKyu !! Takdir Kyu harus Siwon.*maksa. LoL
ervina #8
just wonkyu....takdir babykyu adalah siwon.....forever
Maynidit
#9
Chapter 2: Ditunggu klanjutannya....:)