Prolog

Destiny

 

Dengan kedua tangan di dalam saku celana, headset bertengger manis di kepala, ia melangkahkan kakinya santai seirama dengan lagu Only Hope by Secondhand Serenade yang diputar oleh Ipod di saku celananya. Ia berjalan perlahan menikmati pemandangan kampus tercintanya di musim gugur seperti ini, membiarkan hembusan angin –yang terlalu dingin bagi sebagian besar orang- memainkan rambut cokelat eboninya. Ia baru saja selesai dari kegiatannya di kampus hari itu dan memilih untuk berjalan pulang menuju apartemennya. Jalan menuju gerbang timur kampusnya memang cenderung sepi di akhir minggu seperti ini, membuatnya bisa lebih menikmati suasana musim gugur. Salahkan dirinya yang begitu melankolis, dengan suasana musim gugur seperti ini dan lagu – lagu melankolis yang tak henti diputar di Ipodnya membuatnya merasakan perasaan aneh namun menyenangkan. Satu kata. Galau. Oke, lagi – lagi salahkan sifat melankolisnya.

Pikirannya melayang tak tentu arah, sampai indera pendengarannya menangkap sebait lirik yang begitu ia sukai dari lagu Only Hope yang tengah diputar.

 

Sometimes I feel like I was mistaken

You must be an angel

Sit down and teach me what life was all about

 

Seulas senyum tipis terukir di wajahnya. Pikirannya melayang pada satu sosok yang berada jauh disana. Satu sosok yang begitu luar biasa. Teman satu SMA nya dahulu. Satu sosok yang seperti bintang. Begitu cemerlang, begitu indah, tapi begitu jauh dan tidak akan pernah bisa ia raih. Tapi tak apa, perasaan sukanya ini tidak menuntutnya untuk memiliki sosok itu. Meskipun ya, ia akui, tak hanya sekali ia membayangkan bagaimana rasanya untuk menjadi orang yang spesial bagi sosok itu. Ia percaya pada takdir, bahwa jika orang itu memang ditakdirkan untuknya, maka mereka akan bersatu. Meskipun kecil sekali kemungkinan itu terjadi. Oke. Lebih dari kecil. Mustahil malah. Butuh seluruh keajaiban yang ada di dunia untuk mewujudkan hal itu.

Bicara soal takdir, ia kembali memikirkan siapakah orang yang akan menjadi takdirnya nanti. Di usia yang hampir 18 tahun ini, ia belum pernah sekali pun menjalin hubungan lebih dari sekadar teman. Ah, pernah sih sewaktu masih 11 tahun dulu, tapi hey apa yang anak kecil tahu soal cinta? Terkadang ia heran dengan dirinya. Ia tidak merasa memiliki wajah dibawah standar, dengan mata tajam dan cokelat terangnya serta rambut cokelat eboninya, ia tidak jelek. Orang tuanya bahkan mengatakan ia tampak tampan sekali, dan neneknya mengatakan ia tampak manis. Oh tapi kalau dipikir – pikir, orang tua memang selalu memuji anaknya. Sudah pasti pendapat itu bersifat subjektif. Tapi sungguh, terkadang ia ingin memiliki seseorang ‘normal’ yang menyukainya, hanya untuk membuktikan pada dunia bahwa ia tak sejelek itu. Sejak dulu yang menyukainya tak pernah manusia normal, mulai dari stalker, nerd, tukang gombal yang meskipun kalau dipikir – pikir begitu tulus menyayanginya, tapi tetap saja ia merasa kuping dan matanya panas serta gatal – gatal jika mendengar atau membaca kata -  kata gombalnya. Oke, mungkin ia alergi dengan hal – hal yang manis seperti itu. Membayangkan kembali kata – kata itu saja sudah membuatnya mual. Yucks.

Terkadang ia berpikir, mungkinkah salah satu orang yang tengah ditemuinya saat ini adalah takdirnya? Mengedarkan pandangan sekeliling hanya untuk menemukan beberapa orang tengah berjalan kaki sama sepertinya membuatnya tersenyum kecil. Bukankah itu lucu? Takdir. Tak pernah tahu bahwa mungkin saja kau berpapasan dengan takdirmu dan kau tak menyadarinya. Dan sungguh, ia tak sabar untuk segera bertemu takdirnya. Seseorang yang memang ditakdirkan untuk dirinya. Seseorang yang akan menerimanya apa adanya. Ia juga ingin merasakan bagaimana senangnya menunggu pesan dari seseorang. Memiliki seseorang yang akan mengucapkan selamat malam untuknya. Memiliki seseorang yang bisa ia ajak berbagi cerita. Memiliki seseorang yang bisa membuatnya galau siang dan malam. Yucks. Ia terdengar seperti seorang masochist yang menyedihkan.

Lagi – lagi pikirannya terhenti saat sebait lirik yang begitu ia sukai kembali diputar. Kali ini dari lagu berjudul Seize the Day  yang dibawakan oleh Avenged Sevenfold.

I found you here, now please just stay for a while

I can move on with you around

I hand you my mortal life but will it be forever?

 

I’d do anything for a smile, holding you till our time is gone

We both know, the day will come

But I don’t want to leave you..

 

Dan lagi – lagi ia tersenyum kecil. Akan sangat manis jika ia bisa mengatakan hal itu pada orang yang ia cintai, dan mencintainya.

Hembusan angin yang lebih kencang serta langit yang mulai gelap membuatnya melangkah lebih cepat. Ia harus sampai di apartemen secepatnya. Membenarkan letak headsetnya, merapatkan mantel cokelat tuanya, ia melangkah lebih cepat. Tak memberikan sedikit pun perhatiannya pada orang – orang yang tengah sibuk melakukan urusannya masing – masing di sore itu. Termasuk salah seorang yang tengah berjalan berlawanan arahnya dengan kedua mata tertuju ke depan, dengan intensitas langkah kaki yang sama cepatnya dengan ia.

Ia tak pernah tahu, bahwa kala itu.. Ia sudah bertemu dengan orang yang menjadi takdirnya. Yang ditakdirkan untuk menjadi bagian terpenting dari kehidupan kecilnya.

Ketika benang merah sudah terjalin. Keduanya sudah ditakdirkan untuk bersama. Hanya menunggu waktu hingga momen yang tepat mempertemukan mereka. Menyatukan keduanya. Sementara ini, biarkan semuanya masih menjadi misteri. Biarkan ia bermain dengan pertanyaan – pertanyaan tak terjawab. Hingga waktu, mempertemukan mereka. Dan menjawab semuanya.

 

THE END


 


 

a/n: Hello readers! Ketemu lagi dengan saya.. ^^

ditulis dalam waktu satu jam disaat saya harus sibuk mengerjakan tugas dan menghafal bahan untuk kuis besok. Ah engga ding, hari ini mengingat sekarang udah jam 2 pagi. 2 AM !! Udah kayak boyband aja.

Sekilas mengenai fic ini, terinspirasi waktu jalan di kampus tadi sore buat pulang  ke kosan, jalanan yang sepi banget dan daun - daun yang kececeran di jalan bikin jiwa saya tergugah untuk nulis ini. Yah sebagian isinya curhat juga sih wkwkwk. Duh ketauan ini berdasarkan pengalaman pribadi .. :P

anw.. THe end tuh! Hahaha, jujur masih bingung mau dilanjutin atau engga, mengingat fic ini sudah menggambarkan seluruh inspirasi yang ada di otak saya. Kepikiran untuk bikin fic ber chapter sih, tapi jujur aja plot bahkan belum ada sama sekali. Cuma bakalan bagus kalo bisa dilanjutin jadi chapter. Tapi yah untuk sementara the end disini dulu lah ya. Karena entah kapan bisa nulis lagi mengingat jadwal yang begitu amaat sangat sibuk sekali. 

Tapi tapi readers, boleh kah saya curhat sedikit? Kepingin banget bikin cerita historical.. aaaaaa.. kayak drama saeguk gitu.. Aduh dari kemaren ide udah ngalir tiap kali ke wc, tapi ga pernah punya waktu buat nulis abis itu jadi ilang lagi.. Tapi tapi gila pengen banget nulis historical fiction... dengan intrik dan konspirasi khas nya drama - drama saeguk.. Ayo ayo, monggo yang punya ide dramanya seperti apa bisa hubungi saya di Message ya, biar ga ada orang yang tau ceritanya selain kita -winks-

ah.. maaf untuk sesi curhat yang panjang begini... 

Akhir kata, annyeeong~~~

 

Yang terjadi di Behind the Scene ~~

 Kyuhyun : *noel noel author* udah tuh ceritanya gitu doang? Itu siapa tuh yang disitu? Siwon Hyung apa gua?

Author : *Stress ngeliatin tugas setumpuk* YAAMPUN TUGAS TAMBAHAN GUA BELOM BEREES.. LAPORAN MANA LAPORAN MANA... 

Kyuhyun : Anjir gua dikacangin!

Siwon : Udah jelas itu lu Kyu, deskripsinya aja rambut cokelat eboni, ya siapa lagi lah kalo bukan elu. Mana melow banget lagi karakternya

Kyuhyun : WTF! Jantan macem gua gini dibikin melow? Sial  banget tuh author bocah.

Author : *ngelempar spidol ke jidat kyu* Heh! Siapa lu ngatain gua bocah? plis deh ga usah ikut - ikutan temen - temen gua! Lu temen gua ge bukan.

Kyuhyun : Emang bukan, gua kan bias lu, anggota suju paling ganteng sedunia

Author : *Sweat drop*  Heh, Siwon disebelah lu tuh, ganyadar diri amat ngomong gitu

Siwon : biarkan author nim.. biarkan kyuhyun bahagia dengan khayalannya..

Kyuhyun : by the way anyway busway. Won hyung, lu tau ga sih kalo fic ini isinya curhatan tu bocah kecil?

Siwon : *muka lebay* sumpah looo demi apaaa??

Kyuhyun : Suer deh!! Udah 18 taun, kerjaannya ngegalaaaau mulu.. 

Siwon : Kebanyakan nonton drama korea sih dia.

Author : ANJIR LO PADA GA USAH BERISIK NGEGOSIPIN GUAAAA.. GUA MASIH ADA KUIS HISTOLOGI BUAT BESOOK.. PERGI LO SEMUA PERGIIII.. *Ngelempar sepatu*

 

Hal - hal yang terjadi selanjutnya disensor demi kebaikan reader sekalian ... Karena berkaitan dengan tindak kekerasan dan hal - hal yang tidak pantas untuk dibaca anak dibawah umur..

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
meeKayla #1
Chapter 1: hmmm ngak ingt prnh bc ini ff nya
FiWonKyu #2
Chapter 2: Nah lo, ada kibum jg. Kayaknya ini bkal ada haebum xD
kyaaa...akhirnya nemu ff wonkyu lg
FiWonKyu #3
Chapter 1: Next baca ne
seoulbarbe #4
Chapter 2: waaaaah....
aku penasaran bngt lanjutanya niih...
KYU323DE2W #5
Chapter 2: Hah,....akhirnyaa,...
Kibum hyung ??????
Kyu,..

Cpet dilanjut ya,..jangan lama'',..penasaran bneran dech,....ok
LienaQyu #6
Chapter 2: apa ff ini tidak dilanjutkan?? aq tertarik sama ff yg satu ini. cerita dan penulisan bahasanya aku suka. d tggu aja deh, siapa tau aothornya da mood untuk meneruskan. hehehe
MySuperWon #7
Ada Kibum ama hae ??! tapi semoga ini jadi WonKyu !! Takdir Kyu harus Siwon.*maksa. LoL
ervina #8
just wonkyu....takdir babykyu adalah siwon.....forever
Maynidit
#9
Chapter 2: Ditunggu klanjutannya....:)