SKY - We know

SKY

 

Hal yang sama pada Minhwan, pagi ini dia harus bangun pagi. Dan pergi menemui bibinya, memulai menghiburnya hari ini. Di tengah konsentrasinya menyetir, Minhwan teringat dengan perempuan yang ditemuinya kemarin. Senyum simpul menghiasi wajahnya.

 

 

“Choi Hyun Ah, bagaimana dia sekarang? Apakah masih menatap langit?” tanya Minhwan pada dirinya sendiri,

Walaupun satu minggu terlewati sejak pertemuan itu, Minhwan masih mengingatnya, mengingat mata Hyun Ah saat menatap langit, melihat di mata itu penuh tanya, juga penuh harapan. “Apa yang sebenarnya melanda yoeja itu?”

 

 

Mungkin pertanyaan Minhwan akan terjawab. Setelah menanyakan kamar bibinya pada perawat, sebuah kejutan di

hadapkan padanya. Sebuah pemandangan di balik pintu yang membuatnya penasaran. Sangat penasaran.

 

 

Samar-samar terdengar suara dari balik pintu yang sedikit terbuka. Bukan maksud untuk mencuri dengar, tetapi suara-suara itu mengundang tanya begitu saja.

 

 

“Ommoni, bukan aku yang melakukannya. Aku ada di sana, aku berusaha untuk menghalanginya. Tapi Kyu Hyun

oppa, bersikeras menolongku. Aku sangat sedih kehilangan oppa. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku benar-benar merasa bersalah telah menjadi penyebab perginya Kyu Hyun oppa. Tapi bukan aku yang membunuhnya. Jangan membuat dirimu tersiksa dengan hal itu, Ommoni.”

 

 

Deg, apakah itu benar? Pertanyaan besar dalam kepala Minhwan. Minhwan harus menerima kenyataan bahwa dia tidak tahu apa-apa di balik kematian Kyu Hyun. Dan apa yang barusan didengarnya, membuatnya mengerti kenapa bibinya sakit seperti sekarang.

 

 

“Ommoni, mianhe, jeongmal mianhe. Aku tidak ingin ommoni anggap aku pembunuh oppa, aku mencintainya. Aku

juga sangat hormat pada ommoni, sangat menyayangi ommoni, aku menganggap ommoni sebagai ommaku sendiri. Jebal, ommoni, jebal, maafkan aku.”

 

 

Suara perempuan yang didengar Minhwan terdengar gemetar menahan tangis, tapi bibinya yang duduk menghadap jendela sama sekali tidak menghiraukan perkataan perempuan itu, bibinya seperti tidak mendengar apa-apa. 

 

Keadaan yang terlihat di depan matanya, membuatnya harus bertindak. Pelan namun pasti, Minhwan membuka pintu kamar itu.

 

 

“Hyun Ah..”ucap Minhwan yang langsung membuat Hyun Ah membalik badannya dan menatapnya tak percaya.

 

“Minhwan-sshi? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya bingung. 

 

“Mianhe, mian kalau aku sudah mencuri dengar ucapan mu. Orang yang kamu panggil ommoni itu adalah ahjumma ku. Dan Choi Kyu Hyun yang kamu bicarakan adalah sepupuku juga.”

 

 

Ucapan Minhwan membuat Hyun Ah benar-benar terkejut. Satu orang yang baru saja dia temui ternyata merupakan bagian dari Kyu Hyun. Namja yang pergi meninggalkannya. Hyun Ah merasa harus meninggalkan tempat itu sekarang.

 

 

“Ommoni, aku akan datang lagi, besok, dan seterusnya sampai ommoni memaafkan aku. Aku pergi dulu ommoni.”

Ucap Hyun Ah dan kemudian meninggalkan tempat itu, langkahnya terhenti saat Minhwan menghalangi nya.

 

“Mianhe Minhwan-sshi. Aku permisi dulu.” Ucapnya berjalan melewati sisi Minhwan namun Minhwan menahan tangan Hyun Ah.

 

“Chamkkanmanyo, Hyun Ah. Kamu harus bicara padaku. Apa yang sebenarnya terjadi?”

 

“Mianhe, aku harus pergi. Tidak ada yang bisa kubicarakan denganmu Minhwan-sshi.”Ucap Hyun Ah sambil menepis pegangan tangan Minhwan. Minhwan menatap sosok Hyun Ah yang menghilang dari balik pintu.

 

“Sesuatu harus di jelaskan padaku.”gumamnya.

 

“Ahjumma?” ucap Minhwan pelan. Namun bibinya diam saja.

 

“Ahjumma, aku Minhwan. Keponakan kesayangan ahjumma. Masih ingatkah?” tanya Minhwan sambil menggenggam

tangan bibinya. Rasa haru menghampiri Minhwan, melihat keadaan bibinya yang sudah sangat berbeda dari yang dulu, kini terlihat begitu lemah. Tak lama setelah Minhwan bicara, bibinya menoleh, menatap orang yang menggenggam

tangannya. Seketika air mata mengalir dari kedua matanya.

 

 

“Ahjumma? Wae? Gwaechanayo?” tanya Minhwan panik. Tapi kepanikan itu langsung berhenti kala bibinya mengelus kepala Minhwan.

 

“Minhwanii, Kyu Hyun dimana?”tanyanya bingung.

“Ahjumma..”

 

“Kyu Hyun dimana?? Aku ingin melihatnya.”tanya bibinya lagi sambil menangis.

 

“Ahjumma, Kyu Hyun sudah di surga. 

 

“Andwe..maldo andwe..kemarin Kyu Hyun baru saja makan bersamaku. Kyu Hyun-aa, Kyu Hyun-aa...” bibinya mulai menangis meraung raung dan berteriak memanggil nama Kyu Hyun. Minhwan langsung memanggil suster untuk mengatasi bibinya.

 

“Minhwan? Hyun Ah mana?? Dia harus bertanggung jawab, dia yang membunuh Kyu Hyun. Andwee, Kyu Hyun tidak

mati.. Anieyo, Kyu Hyun-aa.”

 

Jeritan bibinya masih terdengar di kejauhan, Minhwan terduduk lesu di ruang tunggu.

 

Dia harus menemui Hyun Ah. Harus ada penjelasan supaya masalah dapat diselesaikan.

--------***--------

 

 

“Oppa? Kenapa tidak pernah cerita padaku tentang sepupumu?”ucap Hyun Ah sambil menatap langit. Tak pernah

bosan untuk menatapnya.

 

“Ternyata banyak yang tidak aku ketahui tentang oppa.”

“....”

 

“Memang aku yang menyebabkan oppa meninggal, tapi bukan aku yang membunuh oppa. Kenapa ommoni tidak percaya padaku. Kenapa Ommoni tidak bisa memaafkan aku?”

 

 

Hyun Ah memandang bisu langit di atasnya, mengangkat tangannya berharap menyentuh langit, namun tak akan bisa tersentuh.

 

 

TO Be Continued at next chapter^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nickskullnick
new update, SKY (FF One Shoot)

Comments

You must be logged in to comment
minariFini
#1
Chapter 4: Ahhh romantisssss author-nim^^