SKY - We honest

SKY

 

*Flashback

“Oppa, kenapa suka melihat langit?”tanya Hyun Ah.

 

“Karena langit sangat luas dan luar biasa. Hanya dengan melihat langit, perasaan menjadi tenang.” Ucap Kyu Hyun sambil tersenyum.

“Dimana menariknya?”

 

 

“Suatu saat kamu pun akan mengerti. Dan mungkin kamu akan mengerti kenapa aku suka mengajakmu melihat langit bersama-sama. Kalau melihatnya bersamamu, makna langit jadi semakin indah.”ucap Kyu Hyun yang hanya meninggalkan jejak kebingungan di wajah Hyun Ah.

*Flash back end

 

 

 

“Oppa, apa luasnya langit ini menggambarkan luasnya cintamu?”tanya Hyun Ah ragu, teringat dengan ucapan

Minhwan tentang langit seminggu yang lalu.

 

Tapi Hyun Ah langsung tertawa, menertawakan kebodohannya.

 

“Apa aku terlalu percaya diri untuk mengatakan hal itu? Tetapi ijinkan aku menganggap hal itu benar

oppa. Menganggap rasa cinta oppa sebesar langit yang selalu oppa ingin lihat bersamaku. Oppa saranghe..” ucap Hyun Ah. Walaupun rasanya ingin menangis, tapi Hyun Ah sudah berjanji untuk tidak menangis, apalagi sambil melihat langit dimana Kyu Hyun berada.

 

“Mungkin aku harus merelakan kepercayaan Ommoni. Aku sudah lelah.”

--------***--------

 

“Ommoni. Kesekian kalinya aku minta maaf. Kuharap Ommoni tidak mengingat aku sebagai pembunuh Kyu Hyun

Oppa. Ingat aku sebagai anakmu juga ommoni.. Aku akan berhenti mengganggu Ommoni dengan sikapku yang tidak mungkin ommoni maafkan. Aku tidak akan muncul lagi di hadapan ommoni.” Ucap Hyun Ah sambil air mata yang terus mengalir.

 

“Ommoni, sampai kapanpun aku mencintai Ommoni, terlebih Kyu Hyun oppa. Jeongmal gamsahanida karena ommoni pernah menganggapku sebagai anak ommoni sendiri. Jeongmal Gamsa ommoni.”

 

 

Hyun Ah memberanikan diri untuk berdiri di hadapan Shimrin, tidak seperti biasanya yang hanya berdiri di belakangnya. Hyun Ah duduk memberikan hormat pada Shimrin, orang yang sangat dihormatinya.

--------***---------

 

 

Hyun Ah, menutup pelan pintu kamar yang tidak akan di bukanya lagi. Sesaat Hyun Ah memandang Ommoni

dari kaca pintu kamar, terlihat jelas Ommoni sedang menangis sambil memeluk foto yang Hyun Ah ingat benar merupakan Foto nya bersama Kyu Hyun dan Ommoni sendiri. Hyun Ah bersyukur, Ommoni tidak merobek foto itu.

 

 

“Hyun Ah..Aku harus bicara padamu.”Minhwah tiba-tiba muncul di hadapan Hyun Ah.

 

“Ne? Tidak ada yang harus kita bicarakan Minhwan-sshi.”

 

“Tapi aku ingin tahu cerita sebenarnya dari mulutmu.”ucap Minhwan sambil menarik tangah Hyun Ah, membawanya menjauh dari tempat itu.

 

“Minhwan-sshi.. lepaskan aku.” Seru Hyun Ah, tapi Minhwan sama sekali tidak peduli dengannya.

 

“Minhwan-sshi, lepaskan.”Hyun Ah benar-benar sudah mengeluarkan seluruh tenaganya, sampai membuat Minhwan akhitnya melepaskan tangan Hyun Ah, tapi Hyun Ah malah terjatuh.

 

“Aigoo, nomu apheo..” seru Hyun Ah, memegang pinggangnya.

 

“Gwaenchanayo?” ucap Minhwan cemas mengulurkan tangan membantu Hyun Ah berdiri. Hyun Ah tidak bisa

berbuat apa-apa kecuali menerima pertolongan Minhwan yang tadi sudah membuatnya kesal. Namun karena terlalu bersemangat berdiri, tak sengaja kepala Hyun Ah membentur kepala Minhwan. Memberikan jarak yang sangat dekat untuk wajah mereka berdua saling bertatapan. Mata Minhwan melihat kedalaman mata Hyun Ah. Ada sesuatu di

sana yang menarik Minhwan untuk melihatnya lebih lagi. Begitu pula Hyun Ah, merasakan hembusan nafas Minhwan yang dekat dengan wajahnya membuatnya sempat bergidik dan degdegan. Sebelum Minhwan menyadari bahwa Hyun Ah gugup dengan kondisi ini, Hyun Ah langsung melepaskan pegangan Minhwan.

 

 

“Err, mianhamnida Minhwan-sshi.” Ucap Hyun Ah mulai saah tingkah.

 

“O, jangan formal seperti itu padaku. Panggil saja minan.” Ucap Minhwan seraya berusaha bersikap biasa-biasa saja, padahal dia sendiripun sedikit degdegan.

“Ne.”

 

“Hyun Ah, jebal, beritahu aku tentang apa yang terjadi.” Ucap Minhwan penuh harap. 

-----------***------------

 

 

“Jadi karena melindungimu dari perampok itu, Kyu Hyun akhirnya terbunuh.”

 

“Ne, seandainya malam itu aku tidak pulang larut, semua itu pasti tidak akan terjadi.Semua salahku. Tapi

aku tidak ingin Ommoni menganggap aku yang membunuh Kyu Hyun oppa.”ucap Hyun Ah datar. Minhwan dapat melihat bahwa Hyun Ah sangat tertekan menceritakan hal itu. Minhwan tahu Hyun Ah menahan diri untuk menangis.

 

“Selama ini kamu terus berusaha meyakinkan ahjumma bahwa kamu tidak membunuhnya?” 

 

“Ne, sejak pemakaman Kyu Hyun oppa, ommoni sudah menyalahkan aku. Sejak saat itu juga ommoni mulai di

bawa ke tempat itu, dan aku terus mendatanginya untuk minta maaf.”

 

“...” Hyun Ah diam sejenak sambil menatap langit sore.

 

 

“Dan hari ini, adalah hari terakhir. Aku tidak akan lagi menemui ommoni. Aku sudah menyerah. Aku hanya

berharap ommoni bisa kembali sehat. Aku sudah lelah.” Hyun Ah menghela nafas. Menutup  wajahnya sejenak, menahan diri untuk tidak menangis, walaupun air mata sudah menggenang.

 

“Hyun Ah, gwaenchana?” Minhwan menggeser duduknya mendekati Hyun Ah, memberanikan diri untuk memegang

pundaknya. Minhwan begitu terpanggil untuk menghibur yoeja yang terlihat begitu rapuh di sampingnya itu.

 

“Hyun Ah, menangislah. Hatimu akan benar-benar sakit kalau kamu menahannya seperti itu.” Ucap Minhwan menyenderkan kepala Hyun Ah di bahunya.

 

TO Be Continued at next chapter^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nickskullnick
new update, SKY (FF One Shoot)

Comments

You must be logged in to comment
minariFini
#1
Chapter 4: Ahhh romantisssss author-nim^^