The Last Rose

The Last Rose [ Bahasa ]

 

 “apa yang kau lihat?”

 

Gelap

 

Semuanya Gelap

 

“gelap.”

 

Chanyeol mengedipkan matanya.

 

Namun gelap. Semuanya gelap.

 

“benarkah, channie?”

 

Chanyeol diam. Matanya menatap lurus. Walaupun tidak terlihat apapun.

 

“channie?”

 

Tidak. Jangan. Suara itu terdengar lagi.

 

“Channie?”

 

 

 

 

“ya?”

 

 

Chanyeol menjawab.

 

 

“kau tidak melihat apapun?”

 

 

 

Pertanyaan macam apa ini.

 

 

 

“Tidak.”

 

Ruangan terasa sepi. Ya sepi.

 

 

Tunggu…

 

 

 

 

Kris?

 

 

 

Dimana ‘mataku’?

 

 

*************************

 

 

“kau ingin sesuatu, channie?”

 

Tidak. Aku tidak mau.

 

“tidak.”

“baik. Appa akan kembali dalam beberapa menit. Jangan pergi kemanapun.”

“ya.”

 

Dimana kris?

Pertanyaan ini berputar di dalam pikirannya. Apa yang terjadi. Ini hari ketiga ia tidak bersama kris.

 

 

Chanyeol merindukannya.

 

 

Kau berjanji menjadi mataku, bukan?

 

 

Chanyeol menutup wajahnya. Menahan airmatanya. Ia percaya Kris tidak membohonginya, tapi kenapa?

 

“channie? Ada apa??”

Chanyeol membuka wajahnya, “tidak ada. Appa? Maukah kau mengantarku?”

“kemana?” Suho menyeka airmata Chanyeol.

“ke taman.” Chanyeol meraih lengan Suho dan menggenggamnya.

 

Suho menuntun Chanyeol. Mendudukkannya di kursi roda.

 

“appa?”

“ya, channie?”

“ambilkan aku mawar nanti, oke?”

Suho terbelalak, “bagaimana kau tau disana ada mawar, channie?”

 

 

 

 

“karena mataku memberitaunya.”

 

 

 

 

“apa yang kau maksud, channie?”

“tidak.”

 

Suho mendorong kursi roda itu. Mendekati semak.

“appa?”

“ya?”

“aku bisa mendengar gemericik air, sebesar apa airmancur itu?”

“sangat besar, channie.” Suho meraih tangan Chanyeol, “ini mawarmu.”

 

Chanyeol mencium mawar itu, “apa rambutku sewangi ini?”

Suho tertawa, “ya.”

 

 

Chanyeol tersenyum. ‘warnanya merah, semerah bibirmu. Wanginya harum, seharum rambutmu. Rupanya cantik, secantik dirimu.’

 

Kata-kata itu terdengar lagi. Seperti bisikan lullaby malaikat yang menari di sisi bahunya. Ia seperti dapat melihat, bagaimana bentuk mawar itu. Suara itu, seperti terucap lagi tepat di hadapannya.

 

 

Chanyeol meneteskan airmatanya.

 

 

“channie?!” Suho menyekanya, “apa yang terjadi?”

 

 

 

 

 

 

 

 

“dimana mataku?”

 

 

 

“apa yang terjadi, channie?”

 

 

 

“k… kri..ss.” Chanyeol mengatakannya dengan bisikan kecil. Seolah memanggil.

 

 

 

 

“channie? Ada apa?” Suho mengguncang bahu Chanyeol.

 

 

 

 

“appa…”

 

 

“ya, channie?”

 

 

 

“ini bukan perpisahan kan?”

 

 

*******************

 

 

“donor mata untuk pasien kamar 570? Belum ada konfirmasi. Tapi tidak ada permintaan donor juga. Atas nama siapa?”

 

Chanyeol mendengar percakapan Suho dengan suster itu.

 

 

Tapi tunggu….

 

 

…..donor mata?

 

 

 

“atas nama…. Wu Yi Fan.”

 

 

Siapa Wu Yi Fan?

 

 

 

“…atau Kris Wu.”

 

 

“apa? Tapi tidak ada konfirmasi sebelum ini. Siapa Kris Wu?” Suara Suho terdengar semakin tinggi.

 

 

“dia pasien kamar nomor 575.”

 

 

Pasien?

 

 

 

 

 

 

“tidak.”

 

“channie?”

 

“ini semua bohong! Berapa banyak kris telah membayarmu, hah? Kris.. Kris bukan salah satu pasien disini, bukan?”

 

 

 

 

Mereka diam.

 

 

 

“JAWAB  AKU!”

 

 

 

Mereka tetap diam.

Chanyeol tidak bisa mendengar suara napas mereka.

Dia menangis terlalu kuat.

 

 

 

 

Suho memeluknya.

 

 

 

 

Namun itu tidak menolong apa apa.

 

 

******************

 

 

Kamar 575.

 

Chanyeol mendengar suara elektrokardiograf yang semakin hari kian melemah. Chanyeol telah menghabiskan harinya disini…...

 

 

 

..............bersama Kris.

 

 

 

“aku tidak bisa melihatmu. Apa ini arti kau akan menjadi mataku? Licik.”

 

Kris koma.

 

“seberapa kau yakin kau akan mati? Bodoh.”

 

Dan mungkin hanya bertahan 3 hari.

 

 

 

Chanyeol tidak berhenti bergeming.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tunggu…

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Suara flat line??

 

 

 

 

 

 

 

“Kris??”

 

 

 

 

 

Semua orang berhamburan memasuki ruangan. Apa yang terjadi?

 

 

 

“ayo kembali ke kamarmu.”

 

 

Apa yang terjadi?

 

 

“apa yang terjadi?”

 

 

 

Diam? Kenapa kau diam?

 

 

 

 

apa yang terjadi dengan kris??

 

 

 

 

“donor mata akan dilakukan minggu depan. Besok cek darah. Kau siap, channie?”

 

 

 

 

 

Minggu depan?

 

 

 

 

“siapa pendonornya?”

 

 

 

 

 

 

“channie, kau tau siapa bukan?”

 

 

 

 

Tidak mungkin. Kris?

 

 

 

 

“tidak mungkin.”

 

 

 

“ada apa channie?”

 

 

 

“ada apa dengan kris?? Dimana??”

 

Suho menghela napas, “dia meninggal, 2 hari lalu. Maafkan aku, channie”

 

 

 

“tidak.”

 

 

Jangan, ini bohong.

 

 

“BOHONG.”

 

 

Chanyeol menangis. Memukul barang di sekitarnya.

 

 

Tapi ini tidak membantu apa apa.

 

Suho memeluknya, Chanyeol menangis dipelukan Suho.

 

Ini tidak membantu apa apa.

 

 

*********************

 

 

“apa yang kau lihat?”

 

 

 

 

Aku bisa melihat.

 

 

 

“channie? Kau dengar? Apa yang kau lihat?”

Chanyeol mengadah, melihat Suho, “aku melihat appa.”

 

Suho tersenyum.

 

Suho bahagia.

 

 

Tapi tidak untuk Chanyeol.

 

 

 

Suho berterimakasih, pada dokter itu.

 

 

Mata ini…

 

Kris….

 

Chanyeol melamun. Apa yang harus ia lakukan?

 

 

 

 

 

 

 

 

‘Jika itu terjadi, aku akan menjadi matamu’

 

 

 

 

 

 

Chanyeol menutup wajahnya dengan tangannya, menahan tangisannya.

“Kris bodoh.” Batin Chanyeol.

 

 

Tok tok tok.

 

 

 

 

Seseorang mengetok pintu, siapa?

 

 

“masuk?”

 

 

 

Pintu itu terbuka, “kamar 570? Chanyeol?”

 

 

 

“ya?”

 

 

 

Orang itu tersenyum, “aku Luhan.”

 

 

 

Lalu?

 

 

 

“aku ingin menyampaikan ini.” Ia menutup pintu, “kau mengenal Kris, bukan? Dia memberikan ini padaku sebelum dia koma dan menyuruhku memberikannya untukmu saat kau sudah selesai operasi kornea mata.”

 

 

“apa itu?” jawab Chanyeol sarkas.

 

 

 

“surat. Kau bisa membacanya, kan?”

 

 

 

Luhan menjulurkan tangannya, memberikan surat itu pada Chanyeol.

 

Untuk Chanyeol.

 

Bagaimana? Sudah melihat dunia? Sudah melihat taman? Aku yakin sudah. Aku bahagia mengenalmu. Kau memberikan aku kenangan kecil sebelum kematian. Hari hari yang indah. Maaf aku tidak pernah mengatakan hal ini sebelumnya. Aku hanya tidak ingin.

 

Satu hal yang aku ingin katakana padamu. Chanyeol, Aku mencintaimu. Maafkan aku, aku tau ini menjijikan tapi…. Aku tidak dapat membohongi diriku sendiri. Aku ingin melihat kau tersenyum. Aku akan melihat kau tersenyum darisini, dari atas sini. Aku tidak meminta terimakasih atau apapun. Aku hanya ingin kau melihat dunia, dengan matamu. Karena aku adalah matamu. Aku ingin melihat kau bahagia, jangan menangis. Oke?

Aku mencintaimu Canlie. Terimakasih, karena dirimu, aku merasa umurku bertambah lebih panjang. Kau adalah mawar terakhirku.

 

Aku mencintaimu.

 

 

Kris.

 

 

 

Chanyeol menahan napasnya.  Airmata bercucuran dipipinya. Ini tidak mungkin.

 

 

 

“luhan,”

 

 

“ya?”

 

 

“terimakasih.” Chanyeol tersenyum.

 

Luhan tersenyum, “sama-sama.”

 

 

*************************

 

 

“apa alasan kau berharap?”

 

“dirimu.”

 

“mengapa alas an itu membuatmu berharap?”

 

“karena aku ingin bersama dirimu.”

 

“apa alas an kau berhenti berharap?”

 

“saat aku tidak lagi bersama dirimu.”

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hasna_ #1
Chapter 2: gak sengaja nemu ff ini barusan, walaupun tapi sukses bikin saya putus asa entah kenapa setelah baca ._.
aduh itu please yeah kris chanyeol nya..
sequel dong..
daebak buat authornya.. :)
xiaodeer
#2
Chapter 2: bagus bagus beneran huhuhuT_T sayangnya plot linenya agak sedikit cepat huhuhu //banyak komennya /digeplak
thanks for writing~~:3
aiista #3
Chapter 2: huuueeee sediih u.u
aku baca ini tanpa denger lagu apa"
tapi udh nangis bagini u.u
daebak lah author-nim!
buat sequelnya dong ;D
amusuk
#4
ugh, hiks, hiks, ma-manis banget, gara tenggelam dalam fluff dan light angst sebelum ini, jadi deh hampir nangis baca ini (perhatian, di sebelahku ada adek2 kecil, plis, ini orang jg tau jaim)
Bagus bgt, thor ceritanya Q.Q
Love this purely not just because it's an exo ff!
kuropurple
#5
Chapter 2: Duh akhirnya ketemu lagi ff yg pake bahasa di affs.
Btw, ceritanya keren. Bgt. Keinspirasi dari 'because I'm a girl' ya?
Cuma lebih enak kalau straight sih hehe.
Overall, udh keren lah. Ga ngecewain. Bikin sekuel coba =))