Chapter 1

Incomplete

 

Blue Sapphire High School adalah salah satu sekolah asrama, meliputi Junior -siswa tahun pertama hingga ketiga- dan Senior –siswa tahun keempat hingga keenam- High School yang sangat terkenal di Seoul. Tidak hanya dikenal dengan kepintaran murid-muridnya, tapi juga dikenal dengan berbagai macam ekstrakurikuler nya yang sering menjuarai berbagai macam perlombaan, baik akademis maupun non akademis. Salah satu ekstrakulikuler kebanggaannya adalah Sains Club yang juga dipimpin oleh salah satu murid kebanggaan mereka, Cho Kyuhyun. Sang juara olimpiade Matematika bersuara indah dan memiliki wajah diatas rata – rata. Jika umumnya seorang yang pintar atau bisa dibilang jenius itu berpenampilan culun dengan kacamata ber-frame tebal, kawat gigi serta kemeja yang dikancing hingga kancing teratas, maka hal itu tidak berlaku bagi namja Cho yang satu ini. Ia cukup tampan –kalau tidak bisa dibilang manis- dengan rambut cokelat eboni nya dan obsidian caramelnya. Meskipun sedikit jahil, ia disegani banyak orang karena sikapnya yang santun, dewasa dan selalu berfikiran dingin dalam keadaan apapun.

.

.

.

Setidaknya itu yang berada di anggapan banyak orang.

.

.

Hanya sedikit yang tahu sikap asli presiden Mathematic Club yang berbanding terbalik dengan yang ditunjukannya, sikapnya yang manja, kurang ajar dan kekanakan. Seperti yang sedang terjadi di Asrama sayap kanan kamar nomor 3. Tepatnya kamar yang dihuni oleh 2 makhluk tahun kelima dan 1 makhluk tahun keenam. Park Jungsoo, Lee Hyukjae serta Cho Kyuhyun itu sendiri.

“Yaa Lee Hyukjae!!! Kembalikan charger laptop ku!! Dasar kau makhluk kecil tak berperasaan!!” teriak seorang namja berkulit putih pucat dengan satu tangan sibuk menggelitiki Eunhyuk sementara tangan lainnya sibuk menggapai – gapai charger laptop di tangan namja yang lebih kecil. Keduanya tengah bergumul di salah satu kasur memperebutkan charger laptop sang gamer.

“Andwaaeeee!!! Andwae andwae andwaeee!! Hahaha Kau! Kau sudah bermain selama dua hari terakhir setiap malam dan aku tidak bisa tidur!!” Lee Hyukjae, namja yang lebih kecil juga sibuk menjauhkan tangannya dari jangkauan Kyuhyun. “hahaha.. Dan apa katamu? Haha..Makhluk kecil? Yaa!! Kau seharusnya memanggilku Hyung dasar maknae kurang ajar!!” teriakannya yang menggema diakhiri dengan sebuah tendangan kuat di perut sang maknae, membuatnya terjungkal ke belakang dan jatuh dari kasur dengan posisi tidak elit, kepala terlebih dahulu.

 

***

 

“. . . kasihan Kyuhyunnie kalau begini kan? Jangan ulangi lagi Hyukkie-ya, arachi?” ucap Park Jungsoo tegas seraya memijat perut Kyuhyun menggunakan minyak hangat. Akibat tendangan kuat Eunhyuk tadi, yang dilakukan secara tidak sadar oleh Eunhyuk sebagai upaya perlindungan, namja Cho itu sempat muntah – muntah dan merengek mengeluhkan perutnya sakit. Membuat jiwa keibuan Jungsoo, siswa tertua di kamar itu, tergugah. Tangannya dengan telaten memijat perut Kyuhyun, membalurkan minyak hangat, sementara mulutnya dengan telaten mengomeli Eunhyuk.

Melihat apa yang telah terjadi pada Kyuhyun membuat pelaku kekerasan ini merasa bersalah juga, ia baru saja hendak meminta maaf ketika melihat seringaian puas terukir di wajah namja berumur 16 tahun itu, namja yang lebih muda setahun darinya, tak hanya itu ia juga menjulurkan lidah dan meledeknya. Seketika juga rasa bersalah itu hilang dan ia hanya bisa mengerucutkan bibirnya sebal.

“Tapi Hyuung, khyuhyunnie sudah bermain Starcraft setiap malam selama 2 hari terakhir ini dan aku tidak bisa tidur karenanya. Padahal tugas-tugas sedang menumpuk, aku kan tidak bisa istirahat” namja dancer itu mengerucutkan bibirnya, menggunakan jurus terakhir, aegyonya, untuk meminta dukungan Jungsoo.

Sementara yang satu lagi tengah berbaring di kasur kini mendapat death glare dari ‘umma’ di kamar tersebut.

“Kyuhyunnie, bukankah sudah kubilang hanya bisa bermain saat weekend? Kau melanggar lagi eoh? Apa perlu aku menyita laptopmu?”

“A-a-andwae hyung.. Aku tidak akan melanggar lagi, j-janji!” ujar kyuhyun gelagapan. Kini giliran Eunhyuk yang tersenyum lebar dan menjulurkan lidahnya, meledek Kyuhyun. Sementara namja manis itu hanya bisa memasang wajah masam, dalam hati berjanji untuk tidak akan membiarkan Eunhyuk mati dengan tenang.

 

***

 

Festival olahraga, acara paling besar yang diadakan setiap tahunnya ditangani oleh para anggota Student Council, dan kini mereka tengah sibuk mempersiapkan acara yang rencananya diadakan selama tiga hari dimulai dari esok lusa. Persiapan acara harus diselesaikan hari ini juga, karena besok rencananya gedung utama sekolah berikut lapangan olahraga utama akan disterilisasi dari kegiatan apapun. Hal ini sebenarnya dilakukan agar para anggota Student Council dapat beristirahat sehari dan kemudian dapat ikut berpartisipasi dalam festival olahraga keesokan harinya. Karena alasan itu lah para anggota Student Council kini tengah bekerja keras, termasuk di dalamnya Presiden Mathematic Club, Cho Kyuhyun.

Siswa pandai yang bertindak sebagai coordinator perlengkapan itu tengah sibuk mengontrol persiapan, tak jarang ia juga ikut membantu mengangkut barang – barang yang diperlukan.

“. . . ah iya, itu diletakkan disitu. Jun Ki-ya, kapan sound akan datang?” tanyanya setengah berteriak pada siswa tahun ketiga.

“ah sebentar lagi sampai sunbaenim” balas siswa yang bernama lengkap Lee Jun Ki.

“Arasseo, aku akan mengecek bagian belakang dahulu, kalau sudah sampai kau hubungi aku. Arra?”

“Ne, sunbaenim”

Ia memberikan tanda pada buku catatan kecilnya kemudian melangkah dengan sigap menuju bagian belakang gedung olahraga, tempat berbagai macam peralatan maupun dekorasi disimpan. Langkah-langkah panjangnya terhenti kala seorang siswi, hoobaenya, yang membawa berbagai macam dekorasi bertanya padanya.

“Kyuhyun sunbae, ini perlu aku bawa kemana? Tadi Yuri sunbae yang memintaku tapi aku lupa mau dibawa kemana.” Ucapnya, sedikit kesulitan membawa karena barang dekorasi itu cukup banyak.

“Eoh?” Kyuhyun menoleh sejenak, “Ah, itu kau bawa saja ke lapangan, Yuri juga ada disana.”

“Ah, ne sunbae, gamsahamnida” dengan langkah tertatih siswi itu membawa barang – barang tersebut ke tempat yang ditunjukkan Kyuhyun.

Kyuhyun hendak meneruskan langkahnya ketika akhirnya ia memilih untuk berbalik, dengan sigap ia mengambil barang – barang yang cukup banyak itu dari tangan siswi tadi. Ia menyempatkan diri menoleh ke belakang sejenak.

“Biar kubantu bawa, kau bantu saja di bagian lapangan. Disana kau tidak perlu mengangkut barang – barang berat seperti ini. Kau bantu disana, karena ini –ia menunjuk barang – barang yang dibawanya- adalah pekerjaan seorang pria. Arra?” Kyuhyun tersenyum kecil dan berlalu dari hadapan siswi itu.

Sementara sang siswi terdiam, terpaku ditempatnya. Dari tadi ia bolak-balik membawa barang – barang, hanya Kyuhyun yang bersikap seperti itu, ditambah lagi senyuman kecil dari Kyuhyun. “Ss.. sunbae” lirihnya pelan.

Kyuhyun menaruh barang – barang yang dibawanya di lapangan, ia mengedarkan pandangannya mencari seseorang.

“Ah, Seunghyun-ah!” teriaknya pada salah seorang siswa, yang lagi – lagi adalah hoobaenya.

“ne, hyung?”

“Bantu Sulli mengangkut barang – barang dari belakang.”

“ah, ne hyung.”

Melihat Seunghyun yang sudah berlari menuju bagian belakang gedung olahraga, ia juga kembali pada tujuan awalnya untuk mengecek perlengkapan yang juga berada di bagian belakang.

Siang telah datang, beberapa panitia memilih untuk beristirahat sejenak dan makan siang yang memang sudah disiapkan panitia lain sebelumnya. Tapi tidak untuk namja Cho satu ini, ia tetap sibuk kesana kemari, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.

“Sunbae, ini kupasang disini?”

“Agak ke samping kiri sedikit. Ah ya disitu, gomawo.”

“Sunbae, ini aku taruh dimana?”

“Oh ya letakkan saja disitu. Nanti Jun Ki yang akan memasangnya, kau sudah bekerja dari tadi kan? Makan dulu saja, Yoona dan yang lainnya sudah menyiapkan, ada di gedung olahraga.”

“Ne sunbae, gamsahamnida.”

“Kyuhyun sunbae, sound sudah datang”

“Ya, aku akan segera kesana. Gomawo.”

“Tunggu Kyuhyun sunbae, bagaimana dengan yang ini? Sudah bagus?”

“Kyuhyun sunbae, bagian depan telah selesai.”

“sunbae, Ryeowook sunbae tadi mencarimu.”

“Sunbae, tadi Yuri dan Changmin sunbaenim juga mencarimu.”

“Sunbae untuk yang ini bagaimana caranya?”

“Ah Kyuhyun sunbae, tadi ada siswa tingkat 2 mencarimu. Dari Mathematic Club, penting katanya”

Begitulah kira – kira Kyuhyun dimata banyak orang, adik kelasnya maupun teman satu tingkatnya. Sosok yang dapat diandalkan, bekerja dengan maksimal dan perhatian.

Tak terasa warna jingga telah menghiasi langit, namja berambut cokelat eboni itu duduk dibawah sebuah pohon, sedikit jauh dari keramaian. Sejak pagi ia sibuk berkeliling, belum sempat istirahat. Daritadi ia bersemangat sekali mempersiapkan acara besar ini, sampai tidak sadar kalau ia lelah juga. Ia memejamkan matanya sejenak dan bersandar pada pohon di belakangnya, menikmati semilir angin musim semi yang menyejukkan. Ia haus dan lapar sebenarnya, tapi terlalu lelah bahkan untuk sekedar berjalan ke gedung olahraga –tempat berbagai makanan untuk panitia disediakan- yang hanya berjarak 50 m dari tempatnya duduk sekarang.

“Ehem”

Sebuah suara menginterupsi waktu istirahatnya, dengan malas ia membuka matanya, mengucek matanya sedikit dan mengerucutkan bibirnya, dalam hati ia berjanji akan menghantui sahabat – sahabatnya jika ternyata memang merekalah yang mengganggu sekarang. Apalagi jika itu adalah Eunhyuk, ia masih punya dendam tak terbalaskan pada namja kecil tersebut.

“Aku mengganggu tidur soremu ya?”

Suara yang begitu ia kenal itu lantas membuatnya membuka matanya lebar – lebar, dengan cepat ia menoleh kesamping dan menemukan seseorang yang sangat dikenalnya. Namja bertubuh tinggi atletis, dengan alis tebal, rambut hitam legam dan paras tampannya berdiri disana. Mahasiswa tahun keenam, mantan presiden Student Council dua periode sebelumnya yang begitu disegani, dikagumi karena wibawa dan kemampuannya dalam olahraga, jenis apapun itu. Choi Siwon.

“S-s-s-s sunbae..”

Melihat Choi Siwon disana, lantas ia berdiri dengan cepat, sedikit terhuyung karena kesadarannya belum kembali semua. Namun dengan sigap tangan Siwon sudah menahannya, mencegahnya agar tidak terjatuh.

“Haha. Hati – hati, tidak perlu se-formal itu padaku.” Siwon tersenyum ramah. Tak sadar hal itu membuat namja yang berusia 2 tahun lebih muda darinya menjadi grogi, semburat merah dapat terlihat dipipi namja manis itu.

“Ah n-ne, sunbaenim.”

Keduanya duduk dibawah pohon, mengawasi segala macam persiapan yang terjadi di lapangan. Segalanya dapat terlihat jelas dari tempat mereka duduk sekarang. Mereka terdiam sejenak sampai akhirnya Choi Siwon memilih untuk berbicara.

“Sudah kukatakan untuk memanggilku Hyung.”

“Eoh?” Kyuhyun terlonjak dan dengan cepat menoleh mengawasi sunbae yang duduk disebelahnya itu.

Siwon masih menatap lurus ke depan, ke arah lapangan olahraga, yang lebih luas dari lapangan bola itu, entah sadar atau tidak Kyuhyun tengah menatapnya dengan intens dari samping.

“Kau sudah kuanggap adikku sendiri, Minho dan Kibum saja sudah memanggilku Hyung sekarang. Kenapa kau masih memanggilku sunbae, eoh?” tanyanya dengan geli, senyuman kecil itu masih tak lepas disana. Namun ia tidak sadar, bahwa namja manis disebelahnya tertunduk kecewa.

Adik ya?

“Eh Kyuhyun-ah”

“Ne, sunbae?” jawaban singkat Kyuhyun itu membuat Siwon menoleh dengan kedua alis yang menyatu. Raut tidak suka tergambar jelas disana.  Satu tangannya menjepit kedua pipi Kyuhyun dengan kuat, membuat mulut namja Cho itu manyun seperti ikan.

“Hyung Kyu, Hyung. Siwooonnn hyuuung.” Ujarnya dengan intonasi seolah mengajari anak bayi berbicara.

“ow ..ow..ow.. wepaas..appoo.. ne, ne shiwon hyuung” ucap Kyuhyun, sedikit kesulitan bicara dengan bentuk mulut seperti itu.

Hal itu lantas membuat Siwon melepaskan tangannya dan tertawa puas, kedua lesung pipitnya nampak disana. Sementara Kyuhyun hanya bisa mengelus pipinya yang berharga itu dengan sayang.

“Sakit ya? Gomen, ne?” Siwon mengucapkannya dengan nada yang sedikit mengejek, jelas sekali terlihat bahwa pemuda itu tidak menyesal dengan apa yang dilakukannya.

“Isssh.. Pabbo!” Kyuhyun mengerucutkan bibirnya sebal, tak sadar bahwa ia sedikit merajuk. Satu sikap yang mati-matian ia jaga agar tidak terlihat oleh orang – orang, terutama namja tampan disebelahnya ini. Bisa – bisa image Cho Kyuhyun yang dewasa hilang seketika.

Tapi Siwon tampaknya tak masalah dengan itu, melihat Kyuhyun merajuk seperti ini malah membuatnya gemas.

“Kyuhyun-ah”

“Hnn?” ia menoleh menatap Siwon masih dengan bibirnya yang mengerucut itu.

Senyuman siwon makin lebar melihatnya, “Ini, jangan hanya memperhatikan acara ini dan orang lain. Perhatikan kesehatanmu juga, jangan terlalu lelah dan jangan sampai drop saat acara nanti berlangsung.” Siwon menyerahkan bungkusan yang berisi bento dan sebotol minuman dingin.

“Eoh?” Kedua mata Kyuhyun melebar mendengarnya, ia membiarkan Siwon menaruh bungkusan itu di pangkuannya.

“Aku pergi dulu, sukses ya acaranya.” Namja tinggi itu mengacak rambut Kyuhyun sedikit, sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Kyuhyun. Meninggalkan Kyuhyun yang seolah masih belum sadar dengan apa yang terjadi.

Ketika ia telah tersadar sepenuhnya, senyuman lebar tampak jelas di wajahnya, disertai semburat merah yang menghiasi kedua pipinya. Ia menengok ke kiri, kekanan, memastikan tidak ada orang yang melihatnya, sebelum akhirnya berdiri dan meloncat – loncat kegirangan. Tangannya memeluk erat bungkusan itu dan membawanya berputar – putar. Ketika ia rasa cukup, ia berhenti dan duduk, membuka bungkusan tersebut dan menemukan sebuah bento. Berbeda dengan yang disiapkan panitia lain yang ada di gedung olahraga, tapi Kyuhyun tak terlalu memperdulikan hal itu, ia mencicipinya dan tak lama kemudian ia tersenyum lebar.

Oishii*!!!

 

***

 

Malam minggu adalah waktunya bermalas – malasan. Sebenarnya tidak ada waktu untuk bermalas – malasan mengingat tugas serta ujian yang menumpuk, tapi bagi siswa cerdas ini hal itu bukanlah masalah berhubung tugas – tugasnya sudah diselesaikan sejak lama. Kyuhyun berbaring di kasurnya dan terus menatap sebuah foto. Foto para anggota Student Council periode sebelumnya dalam salah satu acara liburan mereka. Di foto itu terlihat sang presiden tengah merangkulnya di sisi kanan dan seorang pemuda yang ia kenal bernama Kibum di sisi kiri. Sekretaris Student Council pada saat itu.

Ia menghela nafasnya panjang, teringat kejadian beberapa hari yang lalu saat persiapan Festival Olahraga. Sebenarnya bukan sekali dua kali Siwon bersikap seperti itu, dulu sebelum ia menjadi presiden dan bahkan setelah ia menjabat sebagai presiden Student Council juga ia begitu perhatian dengan para anggota Student Council yang lain. Kyuhyun masih ingat jelas pertama kalinya ia jatuh cinta pada namja kharismatik tersebut.

 

Kala itu Kyuhyun baru memasuki Blue Sapphire High School, namun karena kecerdasannya ia langsung ditempatkan di tahun kedua. Meskipun beberapa kali peristiwa seperti ini pernah terjadi –contohnya saja siswa bernama Kibum yang seharusnya seumuran Ryeowook namun ia berada di tahun yang sama dengan Siwon dan Jungsoo- namun tetap saja banyak orang yang tak begitu menyukainya. Membencinya karena alasan yang bukan salahnya. Hello? Apakah salahnya jika ia cerdas? Jenius? Berada di atas rata – rata tanpa harus berusaha mati – matian?  

Akan tetapi orang – orang itu tidak mengerti dan hanya bisa membenci Kyuhyun yang masih polos kala itu. Kyuhyun yang masih bocah, manja dan kekanakan. Akhirnya Kyuhyun belajar agar teman – teman di sekolahnya mau menerimanya, karena selama 5 tahun kedepan ia akan menghabiskan waktu bersama mereka. Mau tidak mau ia harus belajar beradaptasi. Dengan semangat itulah ia berusaha sebisa mungkin untuk dapat membantu orang – orang disekitarnya, mengerjakan segala sesuatu dengan maksimal, bertanggung jawab. Dan ketika ia mendapat kesempatan dengan menjadi anggota Student Council, ia memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Akhirnya usaha yang ia lakukan berhasil, perlahan namun pasti siswa yang lain mulai bersikap baik dan menerimanya.

Tak lama setelah ia bergabung dengan Student Council, tibalah hari penyelenggaran Festival Olahraga. Acara tahunan terbesar yang tidak hanya berisikan berbagai macam olahraga di hari pertama, tetapi juga Open House selama dua hari berikutnya dan ditutup dengan pesta khusus Siswa dan guru di malam terakhir. Kyuhyun bekerja keras kala itu, selain karena motivasinya untuk diterima oleh teman – teman dan kakak tingkatnya, tetapi juga karena ia memang tipikal orang yang bertanggung jawab. Sibuk kesana kemari membantu orang – orang yang membutuhkan, mulai dari mengawasi acara, mengangkut barang, membuat hiasan, sampai bersih – bersih ia lakukan. Tak sadar bahwa ia benar – benar menguras tenaga yang ia punya selama 3 hari itu serta melewatkan makan siangnya setiap hari karena terlalu sibuk.

Sampai akhirnya, di malam terakhir acara itu tubuhnya sudah tak bisa diajak kompromi lagi. Ia kehilangan kesadaran setelah sebelumnya darah segar mengalir dari hidungnya.

Yang ia ingat setelah itu hanyalah ia terbangun di ruangan serba putih yang ternyata ruang kesehatan dengan seorang sunbae yang menatapnya cemas. Yang akhirnya ia kenal bernama Siwon, Choi Siwon. Kyuhyun tak akan pernah lupa ketika malam itu, Siwon memilih untuk menemaninya –padahal banyak perawat yang bertugas jaga malam itu- daripada bergabung dengan panitia dan siswa yang lain dalam pesta besar di malam terakhir Festival Olahraga.

 

Kyuhyun tersenyum kecil dengan semburat merah menghiasi kedua pipinya. Genap 3 tahun sudah ia jatuh cinta pada kakak tingkatnya tersebut. Ia sudah mati – matian berusaha mendekati kakak tingkatnya itu, mulai dari berpenampilan modis, menjadi siswa unggulan termasuk mengikuti dan menjuarai Olimpiade Matematika. Tapi bahkan setelah itu semua, setelah semua orang menerimanya dan bahkan tak sedikit yang jatuh cinta padanya, sikap namja Choi itu tak berubah sedikitpun. Ia malah pernah menjodohkannya dengan salah satu sahabat dekatnya, Donghae. Akhirnya Kyuhyun sadar, bahwa namja tampan itu hanya menganggapnya sebagai adik. Tak lebih.

Helaan nafas kembali terdengar dari mulut sang gamer. Terkadang, Siwon bisa bersikap sangat manis dan perhatian padanya. Membuat harapannya melambung tinggi, membawanya terbang hingga ke-langit ketujuh dan kemudian menghempaskannya ke tanah begitu Kyuhyun tahu, tak hanya ia yang diperlakukan dengan baik seperti itu. Kibum maupun Minho mendapat perlakuan yang hampir sama. Ketika Siwon membawakannya bento, ia juga membawakan Kibum maupun Minho. Ketika Siwon berjanji untuk menonton dirinya menyanyi di konser dari Music Club, ia juga berjanji untuk menonton Minho dan Kibum berakting di acara Theater Club. Tapi meskipun ia merasa sakit, ia tak pernah bisa berhenti untuk mencintai namja Choi itu.

“Aaargghhh” Kyuhyun mengacak rambutnya, merasa frustasi.

“Katakan saja padanya kalau kau mencintainya, Kyuhyun –ah” sosok Eunhyuk tampak tengah bersandar di pintu kamar mereka.

“mwo? MWO?” Kyuhyun terduduk seketika. “Tidak tidak tidak.. itu tidak mungkin terjadi tidak tidak..” Ia menggelengkan kepalanya dengan heboh. Bahkan membayangkannya saja sudah membuatnya ketakutan setengah mati. Bagaimana kalau Siwon justru membencinya setelah itu? Sudah jelas – jelas ia menganggap Kyuhyun hanya sebagai adik.

“Dasar pengecut” ejek Eunhyuk.

“Issh diam kau, aku masih punya dendam tak terbalaskan kau tahu? Jaga bicaramu kalau masih ingin hidup tenang” ucapnya galak.

“Pengecut pengecut..” lidahnya terjulur dan mengejeknya.

“Issh diam diam diam! Aku bukan pengeecuut” Kyuhyun menghentakkan kakinya, merajuk.

“P-E-N-G-E-C-U-T” namja bernama lengkap Lee Hyukjae itu kembali mengejeknya. Seketika itu juga sebuah bantal mendarat telak di wajahnya. Ia baru saja akan membentak dan memarahi maknae kurang ajar itu kalau tak dilihatnya obsidian caramel Kyuhyun yang kini mulai berkaca – kaca. Bocah itu memeluk boneka Pikachu besar kesayangannya. Ya, sedikit yang tahu bahwa the great Cho Kyuhyun ternyata penggila Pikachu. Sungguh, wajah Kyuhyun saat itu benar – benar seperti anak kucing anak anjing yang dibuang.

“Hey hey.. Oke oke aku minta maaf, hanya bercanda. Tak perlu dianggap serius seperti itu.” Eunhyuk berjalan mendekati Kyuhyun dan duduk di kasur sang gamer.

“Aku harus bagaimanaa??” Kyuhyun merajuk dan kemudian membenamkan wajahnya di boneka tersayangnya.

Mendengar Kyuhyun yang lagi – lagi merajuk, Eunhyuk hanya bisa memutar matanya malas. Sepertinya sifat manja sang maknae tengah kumat.

“Katakan saja padanya Kyu. . .”

Kata – kata Eunhyuk terputus oleh gelengan kepala dan suara Kyuhyun yang setengah berteriak.

“Tidaak! Tidak tidak tidak. Tidak bisa tidak tidak”

Merasa sebal, namja dancer itu memukul kepala Kyuhyun dengan gulungan kertas, membuat Kyuhyun mengangkat wajahnya dan menatapnya dengan puppy eyes.

“Appo..” rintihnya pelan.

“Sigh. Makanya dengarkan aku dulu. Kau sudah mencintainya selama 3 tahun. Demi Tuhan, 3 tahun! Kau sudah melakukan apa saja untuknya, dari Kyuhyun yang manja menjadi Kyuhyun yang dewasa. Dari Kyuhyun yang bukan siapa – siapa menjadi Kyuhyun yang menjuarai olimpiade matematika, menjadi presiden Sains Club, hanya untuk membuktikan padanya bahwa kau sama luar biasanya dengan dia.” Eunhyuk berhenti sejenak, membiarkan kata – katanya meresap ke dalam hati Kyuhyun.

Ketika dilihatnya tak ada bantahan dari Kyuhyun, ia melanjutkan.

“Kau tahu, Festival Olahraga sebagai acara terbesar sengaja diadakan di akhir tahun ajaran. Mungkin 3 minggu lagi kita akan segera menempuh ujian akhir. Yang juga berarti dalam 2 minggu ini Siwon sunbae dan sunbaenim tahun keenam mengikuti ujian kelulusan. Setelah ujian kelulusan itu, entah kau bisa bertemu lagi dengannya atau tidak. Apa kau rela usahamu selama 3 tahun ini berakhir sia – sia, hnn? Aku yakin Siwon sunbae dapat melihat betapa luar biasanya kau. Tapi yang lebih penting dari itu semua, kau memiliki hati yang baik Kyu. Begitu perhatian, peka dengan orang – orang di sekitarmu, dan kau menyayanginya dengan tulus. 3 tahun ini sudah menjadi buktinya. Aku yakin Siwon sunbae dapat melihatnya, betapa berharganya dirimu betapa tak pantasnya orang sepertimu untuk disia-siakan.” Ia mengakhiri kata – katanya dengan sebuah pelukan hangat pada orang yang sudah dianggapnya sahabat dan juga dongsaengnya sendiri.

“Sekarang tidurlah, urusan itu pikirkan saja besok pagi. Kau belum mendapat istirahat yang cukup setelah festival olahraga beberapa hari yang lalu” Eunhyuk melepas pelukannya, dan membantu Kyuhyun berbaring, menyelimutinya dengan selimut baby blue kesayangan Kyuhyun. Tangannya mengelus surai cokelat eboni Kyuhyun dengan sayang.

“Aku istirahat yang cukup kok. Sok tahu” ucapnya dengan kurang ajar. Namun tak ayal ia menguap juga, merasa mengantuk dengan usapan lembut di rambutnya.

“Pfft, kata siapa? Kalau kau istirahat yang cukup, manjamu tidak akan kumat seperti ini pabbo.” Eunhyuk mencubit hidung Kyuhyun gemas. “Sudah, tidurlah. Selamat malam, babyKyu”

Kyuhyun mengernyit tidak suka dengan panggilan yang diberikan Eunhyuk, namun memutuskan untuk tidak membahasnya lebih jauh selain karena ia sudah mengantuk, ia juga tidak ingin Eunhyuk marah dan malah menghentikan kegiatannya mengelus rambut Kyuhyun.

“G’nite . . hyung” ucapnya lirih sebelum akhirnya ia terlelap.

Melihat Kyuhyun yang sudah tertidur, Eunhyuk perlahan mendaratkan ciuman sayang di kening maknae tersebut. Sebelum akhirnya pergi ke kasurnya sendiri dan bersiap untuk tidur.

Sejak pertama kali maknae itu menjadi teman sekamarnya 3 tahun yang lalu, Kyuhyun telah mempunyai tempat tersendiri di hatinya. Meskipun mereka sering sekali bertengkar, hampir tak pernah akur, tapi Kyuhyun sudah seperti adik lelaki yang tak pernah dimilikinya saja, mengingat ia anak bungsu di keluarganya. Selain itu, Kyuhyun juga disamping sifat usilnya sebenarnya anak yang manis dan perhatian. Oleh karena itu, setiap kali Kyuhyun ada masalah atau jika sifat manjanya sedang kambuh, Eunhyuk dengan senang hati memanjakan maknae itu. Meskipun tak jarang pula ia justru menggodanya yang membuat timbulnya perang dunia ketiga setelahnya.

Setelah berbaring dan memejamkan matanya, sebelum tertidur, Eunhyuk menyempatkan diri untuk mendoakan maknae tersayangnya. Agar ia dan Siwon dapat bersatu. Karena sungguh, ia tak sanggup jika harus melihat Kyuhyun terluka.

 

***

 

Sudah dua minggu lamanya namja berkulit putih pucat itu memikirkan perkataan sahabatnya. Ia menghela nafas panjang dan memantapkan hatinya untuk menyatakan perasaannya selama 3 tahun ini pada mantan presiden Student Council itu. Tapi tidak sekarang mungkin, mengingat mulai minggu depan ujian akhir untuknya akan segera dilaksanakan. Ia mungkin memang pintar, jenius, tapi bukan berarti ia dapat menghadapi ujian tanpa persiapan apapun.

Sudah seminggu lebih Kyuhyun dan seluruh siswa Blue Sapphire High School bertempur menghadapi Ujian Akhir. Hingga tiba pada hari terakhir, akhirnya seluruh siswa dapat bernafas lega, tak terkecuali namja jenius yang satu ini. Merapihkan alat – alat tulis dan mengambil tasnya, ia melangkah santai keluar kelas.

Ia duduk menunggu di salah satu taman dekat ruang Student Council dengan gugup. Pasalnya ia mengirim pesan pada Siwon beberapa hari yang lalu untuk menemuinya disini, ada hal yang ingin ia sampaikan. Berkali-kali diliriknya jam tangan yang saat itu sudah menunjukkan pukul 16.05, lebih 5 menit dari waktu yang dijanjikan, dan belum ada tanda – tanda kehidupan dari kakak tingkatnya tersebut. Berbagai pikiran buruk berkecamuk di benaknya? Bagaimana kalau Siwon tidak datang? Bagaimana kalau nanti ternyata Siwon menolaknya? Bagaimana kalau. . .

Pikirannya terhenti tatkala sepasang tangan besar menutup matanya dari belakang.

“Tebak ini siapa?” pemilik tangan itu bersuara.

Kyuhyun tersenyum simpul, jelas – jelas ia sangat mengenal suara yang satu ini.

“Gorilla” jawabnya dengan cengiran lebar.

“Yaah!” tepukan pelan mendarat di rambut cokelat eboninya. Sang pelaku kemudian berjalan ke hadapan Kyuhyun dengan wajah cemberut.

“Kenapa muka setampan ini kau samakan dengan gorilla?” bibirnya mengerucut lucu, sementara Kyuhyun hanya tertawa melihatnya. Mendengar suara tawa Kyuhyun yang begitu lepas, mau tak mau ia tersenyum juga.

“Apa yang ingin kau bicarakan, eoh?”

“Ah.. i-i-itu s-s-sunbae” Kyuhyun menundukkan wajahnya yang kini sudah memerah seperti kepiting rebus.

“A-a.. aku..” Ia membungkukkan badannya 90 derajat, sebelum akhirnya berkata dengan suara lantang.

.

.

.

.

.

“Aku .. Mencintaimu..”

 

 


 

a/n: Annyeong readers! Ini seharusnya One shot, chapter selanjutnya sebenarnya tinggal finishing aja. Mohon bantuannya ya, mau tahu pendapat readers kayak gimana. Kira - kira oneshot tipe begini kepanjangan ga ya? Bosen ga ya? Apa ada yang perlu diperbaiki? 

Maaf juga kalau ternyata ngebosenin. Maklum, masih belajar. Akhir kata, selamat menikmati :)

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
FiWonKyu #1
Chapter 3: kukira wonkyu nikah trus punya anak dan berakhirlah ceritanya jadi pasaran tapi enggaaakk...malah bagguuss
FiWonKyu #2
Chapter 2: woooo....akhirnya ktemu mrekaaa
FiWonKyu #3
Chapter 1: lucunya uri kyukyuuuuuu
ddaraz #4
Chapter 3: jadi mereka udah mngenal dari kecil..
bhkan setelah dewasa dan smpt harus berpisah cinta mereka masih terus berkembang,, wah jodoh bgd lah..
ddaraz #5
Chapter 2: setelah sekian lama berpisah akhirnya siwon dan kyu kembali bertemu..
ayolah kalian bersatu
ddaraz #6
Chapter 1: wah kyu mengungkapkan cinta nya tuh..
tapi bakalan ditrima ga ya??
NandangWKyuRy99 #7
Chapter 3: Akh,, suka bgt >< dan ini lebih nyesek dr film itu xD *Plak nangis masa pas Kyu njelasin kelebihan2 Kibum :3 errr,, Siwon pabbo masa Kyu aja berani loh :3 *plak
Nah siwon masih inget soal mainan pemberiannya itu? :3 hum HaeHyuk gimana ya? :3 hahaha
MySuperWon #8
Oh My.... ini FF kereenn !!
Aku kira ini bakal Sad End, waktu part Kyu menyatakan cinta dan Siwon dikira beneran pacaran ama Kibum !! ehh, ternyata itu cuma bohongan...LoL
Dan juga ternyata WonKyu pernah bertemu waktu kecil !! bener2 kalo jodoh emang gak bakal di ambil orang....XD
babyloveshere
#9
Chapter 3: Waaaaaaaaaaaah <3 <3 <3